s_salam

Editorial

24/06/2010 Penting bagi pemimpin masa kini untuk memiliki kepemimpinan yang visioner. Namun, visi saja tidak cukup untuk membentuk seseorang menjadi pemimpin yang berbobot. Banyak aspek lain masih perlu dimiliki sebelum mereka bisa mencapai keberhasilan akhir. Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas Gideon sebagai seorang pemimpin yang visinya jelas; ia menetapkan prioritas utama kepemimpinannya berdasarkan visi tersebut. Edisi e-Leadership kali ini masih menyuguhkan pokok bahasan yang sama

Editorial

Setiap pemimpin memiliki visi yang hendak dia capai dan wujudkan. Untuk mewujudkan visi tersebut, perlu penetapan langkah-langkah strategis yang tidak hanya menjangkau rencana jangka pendek, namun juga jangka panjang. Oleh karena itu, pemimpin harus bekerja dengan giat untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkannya, berapa pun harga yang harus dibayar. Jika terjadi kegagalan, seorang pemimpin yang visioner akan memandang kegagalan tersebut sebagai risiko yang harus dilewati untuk mencapai keberhasilan.

Editorial

Artikel e-Leadership edisi kali ini merupakan kelanjutan artikel sebelumnya. Jika pada edisi yang lalu kita membahas peranan dan fungsi Yohanes sebagai penerima misi Allah mengungkapkan misinya sebagai seorang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus Kristus, maka pada edisi kali ini kita akan membahas lebih lanjut lagi mengenai isi, pendengar, dan efek kesaksian tersebut. Integritas merupakan faktor terpenting yang menjembatani dan menghubungkan suatu pesan dengan pribadi orang yang menyampaikannya.

Editorial

Shalom, Kunci utama dari efektivitas suatu kepemimpinan bergantung pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan kepemimpinan yang luas. Pemimpin itu harus mampu melaksanakan dan mengendalikan kepemimpinannya hingga mengilhami orang-orang lain. Namun, itu saja bukanlah jaminan bahwa kepemimpinan itu dapat berjalan baik dan akan sesuai dengan yang diharapkan. Setiap pemimpin harus memiliki peran tertentu, yang sesuai untuk dirinya dan untuk orang-orang yang dipimpinnya. Redaksi telah menyiapkan sebuah

Editorial

Dalam artikel sebelumnya, kita telah menyimak beberapa hal mengenai dasar pemanggilan Musa -- seorang yang dipakai Tuhan sebagai pemimpin besar yang membebaskan bangsanya. Edisi kali ini masih bertema sama. Namun, redaksi menyoroti satu aspek khusus mengenai strategi kepemimpinan yang menuntun pada praktik kepemimpinan rohani. Pembahasan aspek khusus ini akan mengantarkan kita pada pengertian yang lebih lanjut mengenai praktik ini, sebagaimana yang diterapkan oleh Musa. Ia sudah menanggung tugas-tugas

Editorial

Musa adalah salah seorang pemimpin besar dalam Perjanjian Lama. Sepak terjangnya dalam dunia kepemimpinan diperolehnya dari setiap pengalaman hidup yang menuntutnya untuk selalu belajar. Pengalaman hidup Musa menjadi alat Tuhan untuk membentuk dan menyatakan rencana-Nya kepada Musa, bahwa Ia bermaksud menjadikan Musa seorang pemimpin besar yang mengantarkan bangsa Israel keluar dari tanah perbudakan. Allah memilih Musa menjadi pemimpin bukan hanya karena kecakapannya; Allah juga bermaksud memperlengkapi

Editorial

Shalom, Pada edisi e-Leadership 67, kita telah menyimak pelajaran mengenai integritas dan sikap Nehemia sebagai pemimpin visioner. Kini, kita akan menyimak teladannya sebagai pembuat keputusan yang jelas, sosok yang bertanggung jawab, dan administrator atau pengurus yang baik. Semoga melalui edisi e-Leadership bulan Maret ini, Pembaca dapat mengambil banyak pelajaran dari karakter Nehemia sebagai salah satu pemimpin terkemuka dalam sejarah Perjanjian Lama. Dalam rangka menyambut Paskah, redaksi telah

Editorial

Shalom, Kami memakai bulan Maret ini untuk menyajikan pelajaran-pelajaran dari kepemimpinan Nehemia. Selama bulan Maret ini, kami sudah menyiapkan sebuah artikel menarik yang mengulas karakter kepemimpinan Nehemia secara lengkap. Mengingat ukuran artikel yang cukup panjang, kami membaginya menjadi dua bagian. Bagian pertama dapat dibaca pada edisi kali ini, sedangkan bagian kedua dipublikasikan pada edisi berikutnya, 2 pekan mendatang. Pada bagian pertama ini, kita akan mempelajari integritas dan

Editorial

Shalom, Anda ingin mengetahui bagaimana mengukur kebesaran seorang pemimpin? Langkah yang tepat ialah membaca artikel yang kami siapkan dalam edisi ini. Sekali lagi, kita akan mempelajari aspek-aspek kepemimpinan Raja Daud, khususnya pada saat ia harus "lengser keprabon". Bagaimana ia menyikapi akhir masa kepemimpinannya diuraikan dengan sangat baik dalam artikel yang didasarkan pada keterangan 1 Raja-Raja 1:28-47. Selamat menyimak. Semoga menjadi berkat. Pimpinan Redaksi e-Leadership, Dian Pradana

Editorial

Shalom, Israel mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Daud. Ia diakui sebagai raja besar yang sukses membawa Israel mencapai masa keemasannya. Nah, apa rahasia kepemimpinannya? Artikel yang sudah kami siapkan di bawah ini akan menjawabnya. Dengan menggunakan model kepemimpinan Saul sebagai pembanding, artikel ini dengan jelas mengungkapkan bahwa rahasia sukses kepemimpinan Daud adalah kemampuannya memberdayakan orang lain. Ia tidak merasa khawatir orang lain akan menjadi lebih besar dari dirinya

Pages

Komentar