Pentingnya Diri Sendiri yang Tak Terduga dalam Pelayanan Kepemimpinan

Menurut laporan Business Insider, LeBron James menghabiskan sekitar $1,5 juta setiap tahun untuk merawat tubuhnya -- investasi yang terbayar dengan karier superstar.

Bagaimana jika pendeta bersedia melakukan banyak usaha untuk merawat jiwa mereka?

Dalam pelayanan pastoral saya (dan dalam studi doktoral saya baru-baru ini), Bowen Family Systems Theory (BFST) telah membantu saya memahami betapa pentingnya berinvestasi dalam diri sendiri untuk pelayanan kepemimpinan.

Sifat Relasional Kepemimpinan

Kemampuan seorang pemimpin untuk memasuki hubungan dengan cara yang tidak cemas adalah titik awal untuk kesehatan dalam organisasi yang lebih besar.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Siapa pun yang pernah mencoba memimpin sebuah pelayanan tahu bahwa tidak ada perbaikan yang cepat atau solusi yang mudah. Memimpin orang itu sulit. Sebagian besar tantangannya muncul dari interkoneksi hubungan yang terlibat -- hubungan di antara Allah, jemaat, dan para pemimpinnya. Menavigasi hubungan ini sering kali merupakan faktor penentu dalam kepemimpinan yang baik. Negosiasikan mereka dengan baik, maka pelayanan cenderung berkembang. Bimbing mereka dengan buruk, maka mereka bisa gagal.

Pada intinya, BFST memberikan wawasan tentang ketegangan relasional yang dialami setiap pemimpin. Ketegangan ini, yang oleh BFST sebut sebagai "kecemasan", terjadi pada semua kelompok dan cenderung membawa orang ke salah satu dari dua arah yang tidak sehat: dalam menghadapi konflik, mereka akan melebur secara emosional dengan orang lain dalam upaya untuk bergaul, atau menarik diri dan meninggalkan mereka. Pendekatan mana pun akan mengarah pada efek riak dalam hubungan-hubungan lain dalam kelompok. Konflik dan kecemasan akan menghasilkan lebih banyak konflik dan kecemasan.

Mengapa Diri Sendiri Itu Penting?

Karena posisi yang mereka tempati, pengelolaan seorang pemimpin atas kecemasan semacam itu memiliki efek yang sangat besar pada organisasi yang lebih besar. Riak mereka lebih besar dan lebih berpengaruh pada organisasi daripada riak yang lain. Dan, semakin mereka kurang mampu mengatasi kecemasan ini, semakin hal tersebut dirasakan oleh orang-orang di sekitar mereka.

Menyadari dinamika ini, Murray Bowen, bapak BFST, menyarankan bahwa kepemimpinan sejati membutuhkan "pemimpin dengan keberanian untuk mendefinisikan diri sendiri." Dia menyarankan bahwa para pemimpin, daripada berfokus pada orang lain untuk menghilangkan kecemasan relasional, mulailah dengan terlebih dahulu menangani kecemasan di dalam diri mereka sendiri. Kemampuan seorang pemimpin untuk memasuki hubungan dengan cara yang tidak cemas adalah titik awal untuk kesehatan dalam organisasi yang lebih besar.

Pemimpin yang tidak cemas didasarkan pada siapa mereka dan dapat tetap tenang, terlibat, dan bahkan menantang terlepas dari kemungkinan adanya oposisi. Sama seperti kecemasan yang menimbulkan kecemasan, para pemimpin yang sehat dapat membangkitkan dinamika yang sehat hanya dengan kehadiran mereka.

Kembangkan Kesadaran Akan Diri Anda Sendiri (persepsi Anda tentang kumpulan karakteristik yang mendefinisikan Anda - Red.)

Kepemimpinan yang tidak cemas tidak terbentuk dengan mudah. Namun, dengan mengupayakan kesehatan emosional dan rohani, para pemimpin pelayanan dapat menumbuhkan rasa diri sendiri yang sehat. Dalam 2 Timotius 2:5, Paulus menyamakan panggilan pastoral anak didiknya dengan seorang atlet. Atlet yang tidak berlatih dengan baik atau tidak makan dengan baik juga tidak akan bermain dengan baik -- dan para pemimpin pelayanan yang tidak meluangkan waktu dan usaha untuk menjadi sehat secara emosional dan diberi makan secara rohani juga tidak akan berhasil.

Pemimpin yang sehat akan memusatkan perhatian mereka pada perubahan diri mereka sendiri, yang dapat mereka kendalikan, daripada orang-orang di sekitar mereka, yang tidak dapat mereka kendalikan. Mereka akan mengembangkan visi dan tujuan yang jelas untuk diri mereka sendiri; ini pada gilirannya akan mengalir ke seluruh pelayanan, memberikan kejelasan, tujuan, dan keutuhan yang serupa untuk organisasi yang lebih besar. Dan, saat mereka melakukannya, komunitas di mana pelayanan tersebut terlibat juga akan bergerak menuju kondisi yang sehat.

Para pemimpin seperti itu akan menjelaskan di mana mereka berakhir dan yang lain memulai, sembari berusaha memahami bagaimana berbagai anggota tubuh bekerja sama dalam tujuan mereka bersama. Orang lain dapat memiliki pemikiran dan perasaan tentang suatu isu atau topik, tetapi pemimpin yang tidak cemas tidak akan terancam.

Gambar: pentingnya diri sendiri dalam pelayanan

Dalam mendelegasikan tugas, pemimpin yang sehat akan mengajukan pertanyaan yang mendefinisikan diri sendiri seperti: apa hal inti yang hanya saya yang bisa melakukannya? dan mengapa saya tidak melakukan hal-hal itu saja? Saat mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, mereka akan bekerja melalui proses mengklarifikasi diri mereka sendiri dan membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama.

Dalam semua upaya untuk memperjelas rasa diri sendiri dan arahan seorang pemimpin, konselor tepercaya, olahraga teratur, dan rutinitas doa dan pembacaan Alkitab yang disiplin adalah praktik dasarnya. Dengan melakukan itu, mereka mempersiapkan diri untuk kerja keras menggembalakan umat Allah.

Manfaat Kepemimpinan yang Sehat

Karena sifat pelayanan yang relasional, kemampuan para pemimpin untuk mendengar kecemasan orang lain tanpa kehilangan rasa diri sendiri mereka sangatlah penting. Seperti Rumpelstiltskin yang memintal jerami menjadi emas, Allah mengambil elemen biasa dari kehidupan para pemimpin ini -- kehadiran dan karakter diri mereka sendiri -- dan menggunakannya untuk membangun hal-hal yang bernilai abadi dalam komunitas di sekitar mereka.

Kepemimpinan Kristen yang mengintegrasikan prinsip-prinsip BFST mengakui bahwa umat Allah tidak hanya membutuhkan pemimpin untuk memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan, tetapi juga untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana menjadi (umat Allah yang sejati). Kebajikan seperti kekudusan, kerendahan hati, kesabaran, dan kasih adalah pekerjaan Roh Kudus. Akan tetapi, hal-hal tersebut biasanya ditemukan dalam komunitas di mana para pemimpin mencontohkan karakteristik yang sama ini dengan cara terlibat dan tidak cemas.

Dalam momen budaya kita yang sangat cemas, mari kita berdoa agar lebih banyak pemimpin yang akan berjalan dalam kebijaksanaan ini. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
Alamat situs : https://thegospelcoalition.org/article/surprising-importance-self-ministry-leadership/
Judul asli artikel : The Surprising Importance of Self in Ministry Leadership
Penulis artikel : Simon Stokes
Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 

Komentar