Cara Mengatasi Kekecewaan dalam Pelayanan
Pernahkah Anda memerhatikan betapa pelupanya orang-orang? Mereka dengan cepat melupakan semua hal yang orang lain telah lakukan untuk membantu mereka pada masa lalu, dan mereka akhirnya mengeluh kemudian hari.
Anak-anak lupa apa yang telah dilakukan orang tua mereka bagi mereka. Pasangan tidak saling menghargai karena merasa sudah terlalu biasa. Atasan beralih pada karyawan lain.
Itulah sifat manusia.
Banyak pendeta mengalami ini secara langsung. Meskipun bertahun-tahun melayani dengan setia, jemaat mereka hanya mengingat kegagalan. Para pendeta ini bekerja sangat keras, tetapi sepertinya tidak ada yang memerhatikan.
Mungkin inilah situasi Anda saat ini. Anda tidak sendiri. Musa juga mengalami kekecewaan seperti ini.
Hanya tiga hari setelah Musa memimpin umat Allah menyeberangi Laut Merah -- salah satu mukjizat terbesar dalam sejarah -- Alkitab berkata, "Bangsa itu bersungut-sungut kepada Musa dan berkata, 'Apa yang akan kita minum?'" (Keluaran 15:24, AYT). Israel dengan cepat melupakan apa yang telah dilakukan Musa bagi mereka.
Pada tanda pertama masalah, orang Israel mengeluh. Moto mereka selama berada di padang pasir adalah: "Jika ada masalah, bersungut-sungutlah kepada Musa." Satu menit Musa adalah pahlawan, berikutnya dia bukan siapa-siapa.
Kita bisa belajar banyak dari bagaimana Musa menangani keluhan mereka.
Pertama, kita bisa belajar dari apa yang tidak dilakukan Musa.
Musa tidak menyumpahi para pengkritiknya.
Dia tidak menyerang kembali atau membalas dendam. Anda tidak akan menyalahkan Musa jika dia marah kepada orang Israel dan berkata, "Kalian bisa melupakannya! Aku membawamu menyeberangi Laut Merah. Aku membawamu menuju kebebasan. Kamu keluar dari Mesir. Jika itu caramu memperlakukanku, lupakan saja! Semoga berhasil menemukan jalanmu kembali ke Mesir. Aku akan pergi ke Tanah Perjanjian." Namun, Anda tidak dapat menemukan dia mengatakan hal itu di mana pun di dalam Alkitab.
Kita perlu melawan dorongan untuk menyerang balik ketika orang mengecewakan kita. Alih-alih membalas, kita harus menyerahkan kekesalan kita di tangan Allah.
Musa tidak mengingat-ingat kritik itu.
Mengingat-ingat kritik itu membentuk kebiasaan -- dan itu bisa membunuh pelayanan Anda. Saya telah bertemu banyak orang yang telah mengingat-ingat kekecewaan begitu sering sehingga meredam segala sesuatu yang datang kepada mereka. Segera, mereka percaya semua orang sengaja untuk menyebabkan masalah.
Musa tidak memelihara kritik itu.
Dia tidak menganggapnya sebagai serangan pribadi. Alkitab mengingatkan kita dalam Efesus 4:26-27: "Marahlah dan jangan berbuat dosa. Jangan biarkan matahari terbenam dalam kemarahanmu. Jangan memberi kesempatan kepada setan" (AYT). Tidak apa-apa untuk marah. Kemarahan adalah respons yang sah terhadap luka. Akan tetapi, Alkitab mengatakan bahwa ketika kita mempertahankan amarah, itu menjadi dosa.
Kedua, kita dapat belajar dari bagaimana Musa secara proaktif menghadapi kekecewaan.
Hilangkan Hal itu.
Musa bisa saja berteriak kepada orang-orang, tetapi sebaliknya, Alkitab mengatakan dia "berseru kepada TUHAN" (Keluaran 15:25 AYT).
Ketika Anda dikecewakan oleh orang-orang di gereja Anda, Anda tergoda untuk melampiaskannya kepada mereka -- tetapi jangan lakukan itu. Sebaliknya, Anda perlu membicarakannya dengan Tuhan.
Biarkan Allah membalikkannya.
Allah adalah ahli membalikkan luka. Kekecewaan sesungguhnya adalah sesuatu yang boleh terjadi seizin Dia. Roma 8:28 mengatakan, "Kita tahu bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama untuk kebaikan, bagi mereka yang mengasihi Allah, yaitu mereka yang dipanggil sesuai dengan rencana Allah" (AYT). Tidak ada yang terjadi dalam kehidupan seorang anak Allah tanpa izin Bapa Surgawi.
Allah mengizinkan penundaan, kesulitan, dan kekecewaan untuk tujuan-Nya yang lebih besar. Allah tidak terkejut ketika jemaat Anda melupakan semua yang telah Anda lakukan sebelumnya. Sebagian besar dari mereka juga telah melupakan apa yang telah Dia lakukan untuk mereka.
Kabar baiknya adalah, Allah memberikan solusi bagi Musa dan orang Israel yang kehausan. Dalam Keluaran 15:25, kita belajar bahwa Allah menunjukkan kepada Musa sepotong kayu yang menjadi jawaban atas masalah mereka, karena "ketika Musa melemparkannya ke air, air itu menjadi manis." (AYT). Banyak dari kita terjebak dalam kekecewaan sehingga kita tidak melihat solusi yang ada tepat di depan kita. Syukurlah, Allah selalu setia meski kita pelupa.
Dengan pertolongan Allah, kekecewaan kita bisa menjadi kesempatan untuk mengenal dan memercayai-Nya secara lebih mendalam. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Biblical Leadership |
Alamat situs | : | https://biblicalleadership.com/blogs/how-to-deal-with-disappointment-in-ministry/ |
Judul asli artikel | : | How to deal with Disappointment in Ministry |
Penulis artikel | : | Dr. Rick Warren |