s_normal

Ulang Tahun Ke-3 e-Leadership

Tanggal 1 Januari 2009 yang lalu tepat menandai 3 tahun pelayanan publikasi e-Leadership. Selama 3 tahun tersebut, tentunya ada banyak hal -- dalam hubungannya dengan publikasi e-Leadership -- yang dapat dibagi. Karena itu, izinkan kami membagikan segala pencapaian, perkembangan, dan apresiasi bagi publikasi e-Leadership selama 3 tahun ini. Ya, sekadar sebagai sebuah apresiasi untuk pelayanan e-Leadership selama ini. Edisi E-Leadership Mengucap syukur karena sepanjang 3 tahun pelayanannya, e-Leadership

Stamina Fisik, Emosi, Moral, dan Pelatihan yang Pemimpin Perlukan

Apakah Anda Memiliki Stamina Fisik yang Diperlukan Untuk Menjadi Pemimpin Gereja? Jika Anda menginginkan sebuah kepemimpinan gereja yang efektif, Anda akan membayarnya dengan fisik Anda. Beberapa jam saja melakukan suatu pekerjaan akan memeras fisik Anda. Anda akan perlu belajar menilai kekuatan fisik Anda secara realistis dan batasan dasar jumlah serta intensitas tugas yang Anda ingin kerjakan. Hanya sedikit orang yang mampu memberdayakan fisik semaunya. Biasanya, kita cenderung terlalu berlebihan

Mengidentifikasi Nilai-Nilai Inti

Mengindentifikasikan nilai-nilai inti yang mendefinisikan organisasi Anda adalah salah satu fungsi terpenting dari kepemimpinan. Sukses gagalnya proses ini benar-benar dapat membuat organisasi berhasil atau gagal. Umpamanya, coba lihat Disney. Organisasi ini telah mengidentifikasikan empat nilai untuk taman-taman tematiknya, yaitu keselamatan, kesopanan, hiburan (entah Mickey Mouse atau pemeriksa karcis), dan efisiensi. Bukan hanya mereka telah mengidentifikasikan nilai-nilai mereka, melainkan juga

Pentingnya Keteladanan

Krisis keteladanan. Barangkali itulah kata paling tepat untuk menggambarkan situasi di dunia kepemimpinan di tanah air kita saat ini, khususnya dalam dunia politik. Dengan mata jelas, kita melihat bagaimana para elit politik kita bertengkar. Tidak berlebihan jika ada tokoh politik yang dengan sangat berani menjuluki sebuah lembaga tinggi negara sebagai "taman kanak-kanak". Sungguh memprihatinkan! Keteladanan merupakan hal yang sangat penting dalam memimpin orang lain. Jika Anda sebagai pemimpin sering

Sang Eksekutif yang Sempurna

Natal adalah saat yang tepat dalam setahun untuk meninjau gaya manajemen Yesus dari Nasaret. Apa yang Yesus capai adalah yang terbaik. Ia merekrut dan memotivasi dua belas orang-orang awam menjadi orang-orang yang luar biasa. Ia membentuk kepribadian mereka yang beragam, dengan hasrat, ambisi, dan pemikiran yang berbeda, menjadi sebuah kesatuan yang luar biasa. Ia mengorganisir kekristenan yang telah tumbuh memiliki 1,5 milyar pengikut dan cabang di seluruh dunia dan 223 negara. Yesus tidak secara

Teladan Baik

Seorang pemimpin Kristen harus memberikan teladan baik bagi orang-orang yang dipimpinnya. Perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya. "Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita" (Tit. 2:7-8). Ada tiga cara menjadi teladan yang baik. 1. Hidup Sederhana Cara pertama

Nehemia, Seorang Pemimpin Teladan

Salah satu contoh paling menonjol dalam Alkitab mengenai kepemimpinan yang berpengaruh dan berwibawa, kita lihat dalam kehidupan Nehemia. Kadang-kadang caranya kelihatan agak keras, tetapi ia dipakai Allah untuk mengadakan pembaharuan yang menakjubkan dalam kehidupan bangsanya dalam waktu yang sangat singkat. Suatu analisa mengenai kepribadian dan metodenya mengungkapkan bahwa cara yang dipakainya dapat berhasil hanya karena mutu wataknya sendiri. Wataknya Kesan pertama yang kita peroleh saat membaca

Winston Churchill

Di usia tuanya, Winston Churchill menyampaikan pidato di sekolah dasar di mana ia bersekolah ketika masih kecil. Sang kepala sekolah mengatakan kepada anak-anak, "Ini adalah saat yang bersejarah. Winston Churchill adalah pembicara bahasa Inggris paling hebat. Tuliskanlah segala yang diucapkannya. Ia akan menyampaikan pidato yang tak terlupakan." Ketika Churchill berpidato, ia memandang dengan kacamata yang dilorotkannya dan berkata, "Jangan, jangan, jangan pernah menyerah!" Lalu, ia duduk kembali.

Kuasa Kesabaran

Sulit dibayangkan, William Wilberforce, pria lumpuh bertubuh kecil dengan senyum lembut, dapat memutar balik dunia -- namun bukan dengan kekuatannya. Dengan kecerdasan alami dan kefasihan berbicara, ia memesona banyak orang di sekolah dan Parlemen pada akhir abad 18-an. Namun, apa pun yang dilakukannya tidak memiliki tujuan. Lalu ia membaca "The Rise and Progress of Religion in The Soul" karya Philip Doddridge. Ia pun segera menyadari hampanya kemakmuran dan kebenaran Kristen. Dari luar, ia nampak

Kesabaran

Salah satu karakter yang harus dimiliki seorang pemimpin Kristen adalah kesabaran yang disertai iman. Untuk menjaga bagian dalam rumah tetap bersih, harus ada atap yang menahan debu, hujan, dan hembusan angin yang kencang masuk ke dalam rumah (Kel. 26:7; 35:11). Sama halnya dengan rumah, para pemimpin, dengan iman, melindungi mereka yang ada di bawah kepemimpinannya dari badai dosa. Untuk melakukannya, mereka harus masuk dalam berbagai penderitaan, seperti induk ayam yang akan melawan burung pemangsa

Pages

Komentar