indolead

Situs Indolead

Abraham Pemimpin Perubahan

Kisah tentang orang Yahudi berawal dari Abraham, kepala suku sederhana yang percaya pada satu Allah. Abraham meninggalkan Ur-Kasdim dan menjadi "bapa sejumlah besar bangsa" (Kejadian 17:5). Abraham menanamkan bibit-bibit yang kemudian membantu menghancurkan penyembahan berhala, menanamkan bibit tiga agama monoteis yang utama (Yudaisme, Kristen, dan Islam), dan mengubah dunia selamanya dengan konsep-konsep tentang monoteisme, keadilan, dan rasa belas kasihan yang ia wariskan. Paling tidak setengah

Editorial

Ada dua macam kriteria orang yang dapat disebut pemimpin. Yang pertama adalah orang-orang yang mampu memprediksi perubahan-perubahan pada masa yang akan datang, dan yang kedua adalah orang-orang yang mengubah prediksi tentang masa yang akan datang. Abraham adalah contoh pemimpin yang mampu melihat perubahan yang terjadi dengan cepat dan dapat menyesuaikan dirinya dengan cepat pula. Tipe seperti ini dapat disebut sebagai "pemimpin perubahan" atau "pemimpin transformasional" yang dengan cepat dapat

Ujian Iman

Ketika masih kanak-kanak, saya tidak suka dengan kisah Abraham yang pergi ke Gunung Moria untuk mengurbankan putranya, Ishak. Mengapa Allah menyuruh Abraham melakukan hal itu? Saya juga anak tunggal dalam keluarga, dan saya tidak ingin hal semacam itu terjadi pada saya! Orang tua saya berkata bahwa saat itu Allah sedang menguji iman Abraham. Dan, ia berhasil melewati ujian itu. Bahkan, ketika pisau sudah tergenggam di tangannya, Abraham masih memercayai Allah (Kejadian 22:8-10). Ia telah belajar

Jelajah Situs STT Ekklesia

STT Ekklesia: Mempersiapkan Hamba Tuhan Sebagai Pemimpin yang Berkemampuan dan Berkepribadian Dunia masa kini ditandai dengan kelangkaan pemimpin yang berkualitas. Kita diperhadapkan kepada problem-problem yang berat. Dari segi sosial, kita dilanda oleh tragedi pengangguran yang berkepanjangan karena krisis global. Dari segi moral, kita disergap oleh berbagai kekuatan yang berusaha merongrong stabilitas perkawinan dan kehidupan keluarga oleh tantangan-tantangan peranan dan tata susila. Dari segi

Abraham Seorang Pemimpin?

Alkitab tidak banyak memuat contoh kepemimpinan yang nyata. Teladan-teladan yang diberikan oleh Musa dan Yesus tidak mudah ditiru oleh orang-orang biasa seperti kita. Saat menelusuri tempat lain dalam Alkitab, acapkali kita menemukan contoh-contoh yang tidak patut diteladani. Coba Anda luangkan beberapa menit membaca kitab Hakim-Hakim dengan saksama. Mungkin, tidak disangka-sangka sumber perenungan tentang kepemimpinan ditemukan dari Abraham yang menjadi panutan dalam tiga agama besar dunia. Ellen

Editorial

Shalom, Alkitab memberikan banyak pelajaran mengenai kepemimpinan melalui tokoh-tokoh nenek moyang bangsa Israel, mulai dari Abraham, Ishak, Yakub, hingga keturunannya. Tokoh-tokoh tersebut telah dipilih Tuhan untuk menyatakan rencana-Nya bagi dunia ini dan semuanya diperlengkapi Allah untuk mengemban tugas tersebut. Namun, bukan berarti mereka bebas dari segala godaan kedagingan dan keinginan diri sendiri. Banyak pergumulan yang harus mereka hadapi dalam memilih antara taat kepada Allah atau kepada

Menjadi Pemimpin Berkarakter Ilahi

Judul Buku: Menjadi Pemimpin Berkarakter Ilahi Penulis : Daniel Alexander Penerbit : PBR ANDI Yogyakarta Ukuran : 12 x 19 cm Tebal : 92 halaman Krisis kepemimpinan bukan hanya terjadi pada pemimpin sekuler saja. Gereja saat ini merasakan dampak krisis kepemimpinan Kristen. Banyak motivasi ternyata melenceng dan sering membiaskan fokus pemimpin. Buku "Menjadi Pemimpin Berkarakter Ilahi" yang ditulis oleh Daniel Alexander menyoroti kepemimpinan yang dapat memberi dampak dan peduli terhadap

Panggilan Seorang Pemimpin (Hakim-Hakim 6)

Dalam salah satu pesan singkatnya mengenai para pemimpin dan pengikut, Dr. A. W. Tozer mengatakan:

"Ketika Allah menyebut kita domba, Ia menyuruh kita menjadi pengikut; dan ketika Petrus memanggil beberapa orang menjadi gembala, dia menunjukkan bahwa di antara mereka selain ada pengikut harus ada yang menjadi pemimpin. Pada umumnya, manusia memang membutuhkan kepemimpinan.

Editorial

24/06/2010 Penting bagi pemimpin masa kini untuk memiliki kepemimpinan yang visioner. Namun, visi saja tidak cukup untuk membentuk seseorang menjadi pemimpin yang berbobot. Banyak aspek lain masih perlu dimiliki sebelum mereka bisa mencapai keberhasilan akhir. Pada artikel sebelumnya, kita telah membahas Gideon sebagai seorang pemimpin yang visinya jelas; ia menetapkan prioritas utama kepemimpinannya berdasarkan visi tersebut. Edisi e-Leadership kali ini masih menyuguhkan pokok bahasan yang sama

Pages

Komentar