Spiritual Leadership

Kumpulan bahan untuk mengembangkan kepemimpinan dalam gereja dan pelayanan Kristen.

Kepemimpinan: Kekuatan dari Hidup yang Kreatif

Judul buku : Kepemimpinan: Kekuatan dari Hidup yang Kreatif
Judul asli : Leadership The Power of a Creative Life
Penulis : Rick Joyner
Penerjemah : Benli Gunawan
Penyunting : Yahya Kristiyanto
Penerbit : Nafiri Gabriel, Jakarta, 2005
Ukuran buku : 15 cm x 23 cm
Tebal : 232 halaman

Kepemimpinan dan kreativitas adalah dua bahan utama yang bisa menimbulkan kekuatan paling dahsyat di bumi. Kekuatan itu bisa dimanfaatkan untuk kebaikan maupun kejahatan. Demikianlah kutipan bagian pendahuluan yang ditulis oleh penulis buku ini. Jika yang baik tidak memimpin dan berinisiatif, maka yang jahat akan melakukannya (halaman 93). Oleh sebab itu, kita sebagai anak-anak Tuhan perlu mempersiapkan diri dan menyediakan diri menjadi pemimpin. Read more about Kepemimpinan: Kekuatan dari Hidup yang Kreatif

Menakar Keabsahan Diri Sebagai Pemimpin Rohani (II)

Catatan: Dalam e-Leadership 118, telah dipaparkan hal pertama untuk mengukur kepemimpinan rohani sejati, yaitu membangun kepemimpinan di atas kehendak Allah. Dalam edisi 119, kita akan melihat 2 hal lainnya, yaitu meneguhkan kepemimpinan dengan motivasi agung sebagai pemimpin rohani dan membuktikan kepemimpinan dengan memperjuangkan hal besar yang inklusif, yang akan diakhiri dengan suatu refleksi.

2. Meneguhkan Kepemimpinan dengan Motivasi Agung sebagai Pemimpin Rohani

Dalam upaya menegaskan bahwa saya dan Anda ada dalam kehendak Allah yang sesungguhnya, kita harus meneguhkan sikap kita sebagai pemimpin rohani. Pemimpin rohani adalah dia yang menyadari bahwa Tuhan Allah, demi kemurahan-Nya telah memanggilnya kepada keselamatan. Pemimpin rohani yang terpanggil oleh Tuhan Allah akan selalu berupaya untuk mendahulukan kehendak Allah. Mendahulukan kehendak Allah haruslah nyata dalam hati, pikiran, sikap, kata, serta tindakan, dengan memerhatikan kebenaran berikut ini. Read more about Menakar Keabsahan Diri Sebagai Pemimpin Rohani (II)

Ubahlah Dunia (Matius 4:18-22)

Steve Jobs adalah seorang jenius yang sangat kreatif dari perusahaan Apple Computer. Dia menantang John Sculley, pimpinan perusahaan Pepsi-Cola dengan sebuah pertanyaan, "John, apakah Anda ingin menghabiskan sisa hidup Anda dengan menjual air manis, atau Anda ingin sebuah kesempatan untuk mengubah dunia?" Jobs tahu bahwa seorang pemimpin sekelas Sculley, akan sanggup mengangkat perusahaannya ke level yang sangat tinggi. Tantangan itu diajukan pada tahun 1983. Sculley pun menerima tantangan tersebut. Kemudian, mereka bekerja sama dengan membuat iklan yang sangat menarik. Dan, tidak beberapa lama, perusahaan Apple Computer pun bisa berkompetisi dalam percaturan dunia elektronik. Itu tidak akan terjadi kalau Sculley tidak menerima tantangan yang diajukan oleh Jobs. Read more about Ubahlah Dunia (Matius 4:18-22)

Menakar Keabsahan Diri Sebagai Pemimpin Rohani

"... kamu yang rohani, harus memimpin orang ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut...." (Galatia 6:1b)

Pengantar

Seorang pemimpin yang sejati, tahu siapa dirinya, mengapa ia ada, di mana ia berada, ke mana ia akan pergi, dan apa yang akan dicapainya. Kebenaran ini menegaskan bahwa sejatinya, seorang pemimpin harus tahu apa yang menyebabkan ia ada dan berada, serta mengapa ia ada sebagai pemimpin. Hal ini menjelaskan tentang beberapa pertanyaan penting, antara lain: pertama, apa landasan bagi legitimasi kepemimpinannya, yang memberikan otoritas serta keyakinan kepadanya untuk menjadi pemimpin. Landasan legitimasi yang memberi otoritas ini sekaligus memberikan indikator tentang landasan, dinamika, dan arah kepemimpinan dari organisasi yang dipimpinnya. Kedua, apa motivasi yang mendorongnya untuk berada pada tempat di mana ia berada sekarang sebagai pemimpin. Pertanyaan ini mempertanyakan tentang nilai anutan yang memberikan dorongan kepada pemimpin untuk mewujudkan keberadaannya. Ketiga, apa visi dan misi kepemimpinannya yang memberikan arah dan tugas yang akan dikerjakan untuk menggapai idealisme kepemimpinannya. Meneguhkan kebenaran kepemimpinan ini, seorang pemimpin sejati harus memastikan faktor-faktor prima yang merupakan dinamika bagi keberadaannya sebagai pemimpin. Menjawab untaian aspek yang membawa seseorang menjadi pemimpin seperti ini, La Rochefoucauld mengatakan: "Kejayaan orang-orang besar harus selalu diukur dari cara yang mereka gunakan untuk mencapai kejayaan tersebut." Read more about Menakar Keabsahan Diri Sebagai Pemimpin Rohani

Apakah berakhir dengan baik itu?

Apa artinya berakhir dengan baik? Seorang pelari menyelesaikan pertandingannya, seorang wiraniaga melakukan penjualan, dan orang percaya berbisik saat itu hampir meninggal, "Aku tidak punya penyesalan; aku siap untuk bertemu dengan Allah." Semua itu adalah contoh yang bagus mengenai berakhir dengan baik.

Salah satu contoh terbaik dari penutupan yang sehat adalah Rasul Paulus dan pelayanannya di Efesus. Penutupan itu mengakhiri tiga tahun karya proyek, dan meliputi perubahan lokasi serta perubahan lingkungan. Bagaimana Paulus menutup pelayanannya di kota itu memberikan pelajaran yang berarti bagi kita mengenai akhir yang baik, dan juga definisi dari apa artinya berakhir dengan baik [1]." Read more about Apakah berakhir dengan baik itu?

Kepemimpinan yang Berani

Judul buku : Kepemimpinan yang Berani
Judul asli buku : Courageous Leadership
Penulis : Bill Hybels
Penerjemah : Anne Natanael, S.E.
Editor : Dr. Lyndon Saputra
Penerbit : Gospel Press, Batam 2004
Ukuran buku : 16 x 24 cm
Tebal : 305 halaman
Sumber : Pub. e-Buku 80/2011

Apakah Anda percaya bahwa gereja merupakan harapan dunia yang sedang membutuhkan pemimpin-pemimpin berkualitas? Jika ya, maka Anda sependapat dengan Bill Hybles, yang menggemakan bahwa masa depan gereja terletak di tangan para pemimpinnya. Hybles percaya bahwa semua orang bisa menjadi pemimpin yang memaksimalkan fungsi gereja untuk dunia. Pemimpin seperti apakah yang dia maksud? Read more about Kepemimpinan yang Berani

Sikap Praktis Pemimpin Kristen (II)

Catatan Redaksi: "Seorang pemimpin Kristen dituntut tidak hanya bisa memandang positif setiap kesulitan yang ada, menghindari ketegangan, mengontrol amarah, namun setiap pemimpin juga diharapkan memiliki kesabaran, mengasihi tiap-tiap orang yang dipimpin, mengusahakan persahabatan, dan dapat meneladani Yesus Kristus."

D. Memelihara Kesabaran.

Anda tentu ingat buah-buah Roh yang terdapat dalam Galatia 5:22-23. Salah satu buah Roh Kudus yang sangat menentukan dalam hidup seorang pemimpin ialah "kesabaran". Tuhan menuntut kepada kita kesabaran (2 Petrus 1:5-17 -- Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri. Kepada penguasaan diri ketekunan dan kepada ketekunan kesalehan. Dan kesalehan kasih akan mewujudkan kasih persaudaraan dan kasih akan semua orang). Rentetan sifat-sifat yang diminta oleh Tuhan di sini, hanya mungkin dapat terjadi atas dasar kesabaran yang dimungkinkan oleh penguasaan diri. Di antara semua sifat-sifat baik sebagai hasil karya Roh Kudus dalam kehidupan manusia, kesabaran merupakan buah sulung. Itulah sebabnya kesabaran adalah ratu segala kebajikan. Read more about Sikap Praktis Pemimpin Kristen (II)

Sikap Praktis Pemimpin Kristen (I)

Salah satu kalimat yang menarik perhatian saya tentang kepemimpinan ialah bahwa "setiap pemimpin akan menghadapi banyak kesulitan". Pernyataan ini memancing bermacam-macam reaksi untuk menentukan sikap dalam mengelola satu pekerjaan. Kesulitan selalu menyajikan alternatif baru bagi tiap pemimpin, yakni "maju" atau "mundur". Maju tidaknya seorang pemimpin, tergantung bagaimana ia memandang situasi itu, agar dari kesulitan yang datang menghasilkan perkara-perkara yang baru. Read more about Sikap Praktis Pemimpin Kristen (I)

Pages

Komentar