Suksesi Kepemimpinan
Sejarah mencatat bahwa acap kali seorang pemimpin yang hebat gagal menutup masa kepemimpinannya dengan baik karena gagal melakukan suksesi. Hal ini bisa terjadi karena ia tidak mempersiapkan penerusnya dengan baik atau malah lupa bahwa suatu hari kepemimpinannya pasti akan berakhir. Akibatnya, setelah ia pensiun atau meninggal, karyanya seakan-akan menguap begitu saja karena penerusnya tidak mampu meneruskan.
Musa memastikan kepemimpinannya tidak berakhir demikian. Menjelang akhir hidupnya, ia mengumpulkan seluruh orang Israel dan menyerahkan tugas kepemimpinannya kepada Yosua di hadapan mereka. Hal ini membuat legitimasi kepemimpinan Yosua jelas. Selain itu, Musa memberi nasihat kepemimpinan kepada Yosua, yaitu untuk tetap beriman kepada Tuhan yang selama ini juga telah membimbing Musa.
Yosua adalah seseorang yang selama ini telah menjadi abdi Musa (Keluaran 24:13). Melalui tugas itu, ia belajar segala hal yang perlu diketahui oleh seorang pemimpin Israel. Sehingga ketika Musa mengangkatnya menjadi pemimpin Israel, ia sudah siap.
Jika saat ini kita sedang menjadi pemimpin, baik itu di gereja, organisasi, tempat kerja, masyarakat, atau apa pun, kita harus ingat bahwa suatu hari kepemimpinan ini harus diserahkan kepada generasi penerus. Karena itu, adalah penting untuk mempersiapkan mereka; baik melalui pelatihan dan kesempatan maupun nasihat-nasihat. Supaya ketika saatnya tiba, mereka siap. Selain itu, kita perlu memastikan bahwa ketika suksesi itu terjadi, legitimasi (keabsahan) penerus kita jelas, supaya kelak ia tidak perlu menghadapi masalah di seputar hal itu.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama publikasi | : | e-RH |
Penulis | : | ALS |
Alamat | : | http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2009/07/08/ |