Memimpin Gereja ke Arah yang Sehat
Ketika kita bisa mengatakan bahwa sebagian besar orang yang ada di gereja sudah lahir baru dan semuanya memiliki komitmen terhadap gereja, gambaran Perjanjian Baru tentang gereja sebagai suatu tubuh dan sebagai sebuah keluarga dapat menjadi suatu realitas yang hidup dan vital.
Dalam kebaikan-Nya, Allah memanggil kita untuk menjalani kehidupan Kristen kita bersama. Dengan menjadi bagian dari sebuah gereja, saya bisa bertumbuh sebagai seorang Kristen oleh karena karya Allah melalui saudara-saudari seiman. Saya pikir, hal itu wajar. Menurut saya, hal itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang tidak biasa. Allah ingin berkarya dalam hidup kita oleh Roh-Nya melalui sesama orang percaya. Dalam dunia, setiap hubungan membutuhkan komitmen, apalagi di dalam gereja.
Dalam hukum ketiga (Keluaran 20:7, Ulangan 5:11), Allah memperingatkan umat-Nya untuk tidak menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Dengan ini, Dia tidak hanya bermaksud agar kita menghindari kata-kata yang kasar. Lebih dari itu, Dia berkata, "Jangan menyebut nama-Ku dengan sembarangan, jangan menyebut diri sebagai pengikut-Ku jika kanu tidak hidup menurut jalan-Ku." Melakukan semuanya itu, lebih buruk daripada berkata-kata dengan kasar, berarti menyebut nama Allah dengan sembarangan.
Perintah tersebut juga berlaku bagi kita sebagai gereja. Banyak gereja hari ini salah karena mereka melihat keuntungan bagi kepentingan diri sebagai pertumbuhan rohani. Kita melihat kegembiraan sebagai ibadah yang sejati. Kita lebih mementingkan penerimaan dunia daripada hidup sedemikian rupa sehingga dunia mungkin tidak menerima kita (baca 2 Timotius 3:12). Tidak peduli keadaan statistik mereka, terlalu banyak gereja hari ini yang sepertinya tidak lagi memperhatikan tanda-tanda alkitabiah yang seharusnya menandai sebuah gereja yang hidup dan bertumbuh.
Kesehatan gereja harus menjadi perhatian semua orang Kristen karena hal itu melibatkan kehidupan rohani setiap orang Kristen dan anggota dari sebuah gereja, khususnya mereka yang dipanggil menjadi pemimpin di gereja. Gereja-gereja kita harus memperlihatkan Injil Allah yang mulia kepada ciptaan-Nya dalam suatu keragaman yang menakjubkan melalui kepribadian yang berbeda-beda, yang telah diberikan-Nya kepada gereja dan melalui cara-cara yang diizinkan-Nya untuk relasi bersama dan untuk menunjukkan kemuliaan-Nya. Untuk itulah, kita dipanggil, kita dipanggil untuk menyatakan Allah dan sifat-Nya dalam cara yang mulia kepada ciptaan-Nya (Efesus 3:10). Kita harus memberi Dia kemuliaan dalam kehidupan kita bersama.
Petunjuk untuk Memimpin
Saya berpikir untuk menulis sebuah buku bagi para pendeta dengan judul "How to Get Fired ... and Fast!" (Bagaimana Cara untuk Dipecat ... dan dengan Cepat!). Saya dapat meringkas ide dasar dari buku yang belum ditulis ini dalam satu kalimat panjang: Seorang pendeta dapat masuk ke sebuah rapat anggota gereja dan meragukan keselamatan dari beberapa anggota gereja tersebut, menolak untuk membaptiskan anak-anak, mendukung prioritas jemaat yang menyanyi daripada pertunjukan musik ketika ibadah, meminta untuk menyingkirkan panji Kristen dan bendera nasional dan menghentikan semua jenis "altar call", mengganti para anggota komite (bahkan komite pencalonan) dengan tua-tua, mengabaikan perayaan-perayaan sekuler dari Hari Ibu, Hari Ayah, Hari Buruh, Halloween, Hari Veteran, Tahun Baru, Hari ulang tahun Marhin Luther Jr., Hari Valentine, Hari Pahlawan, wisuda SMU setempat, dan Hari Kemerdekaan, mulai mempraktikkan disiplin gereja, menyingkirkan kaum wanita dari jabatan tua-tua di dalam gereja, dan berpendapat bahwa secara teologis, kebaktian Minggu seharusnya diselenggarakan satu kali saja .... Pendeta seperti itu kelihatannya tidak dapat bertahan sampai rapat anggota berikutnya.
Meskipun saya dapat menulis buku seperti itu, saya pikir hal pertama yang perlu saya lakukan adalah mengambil suatu pendekatan yang lebih konstruktif. Saya takut sebagian orang yang membaca buku ini langsung pergi ke gereja mereka, tidak sabar membuat perubahan yang radikal. Akan tetapi, dengan sedikit hikmat, kesabaran, doa, pengajaran yang hati-hati, dan kasih kita mungkin terkejut seberapa jauh kita dapat mengubah gereja kita. Kisah tentang kura-kura yang gigih dan kelinci yang tergesa-gesa menjadi sebuah perumpamaan bagi para pendeta.
Berikut ini adalah empat sifat yang harus Anda usahakan sebagai seorang pendeta, untuk menolong melaksanakan perubahan yang Anda rasa perlu dalam gereja Anda.
-
Junjunglah Kebenaran
-
Junjunglah Kepercayaan
-
Bersikaplah Positif
-
Bersikaplah Khusus
Mintalah Allah menjaga Anda untuk tetap setia pada firman-Nya yang tertulis. Jangan pernah meremehkan kuasa pengajaran kebenaran. Berdoalah agar Anda mempunyai integritas dalam diri dan pemikiran Anda sendiri. Berdoalah agar Anda jujur dalam segala hal, dalam menanggapi pertanyaan, dan lebih aktif lagi berusaha agar orang-orang dapat mengenal Anda.
Bersandarlah pada Allah daripada pada talenta dan kemampuan diri sendiri. Luangkanlah waktu untuk berdoa secara pribadi, dengan orang-orang lain, dan dengan jemaat. Bersabarlah. Ingatlah perkataan Paulus kepada Timotius dalam 2 Timotius 4:2, "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."
Serahkanlah ambisi Anda kepada Tuhan. Bersedialah untuk memercayai Dia dengan segenap hidup Anda; bersedialah untuk berdoa agar Allah menyertai Anda di tempat pelayanan Anda sekarang ini dan sepanjang hidup Anda. Umur panjang diberikan Allah untuk membesarkan anak-anak menuju kedewasaan; umur panjang seperti itu juga telah menandai banyak pelayanan yang berbuah. Pendeta Puritan, William Gouge, sering mengatakan bahwa ambisi tertingginya adalah bisa melayani di Blackfriars (gerejanya) sampai ke surga. Gouge adalah pendeta dari gereja yang sama sejak Juni 1608 hingga saat kematiannya pada tanggal 12 Desember 1653. Ia adalah pendeta dari gereja yang sama selama 46 tahun. Berdoalah agar Allah meningkatkan iman Anda dan menolong Anda untuk melihat bahwa perhatian-Nya bagi gereja-Nya jauh lebih besar daripada perhatian Anda.
Berdoalah agar Anda jangan hanya dilihat sebagai seorang pengkritik. Siapkanlah sebuah agenda yang positif. Perjelas visi Allah bagi gereja-Nya dan rencana-rencana tertentu Anda berdasarkan tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Berdoalah agar Allah menolong Anda untuk membangun hubungan pribadi yang solid. Berdoalah khususnya agar Allah menolong Anda untuk mengembangkan lebih banyak pemimpin di gereja (2 Timotius 2:2). Berdoalah agar Allah menjadikan Anda sebagai teladan pribadi dan seorang pendukung utama bagi penginjilan dan misi. Berdoalah agar Allah meningkatkan semangat Anda dan gereja Anda bagi kemuliaan-Nya.
Kontektualisasikan perhatian Allah bagi gereja-Nya. Pakailah sumber-sumber yang baik dari sejarah gereja Anda sendiri. Belajarlah dari anggota-anggota yang lebih tua tentang sejarah gereja Anda. Jadilah seorang dendrologis (ahli pohon-pohonan) gereja. Di Lincoln Cathedral, seorang pemandu wisata pernah memberi tahu saya bahwa seorang dendrologis dapat mengambil sampel inti dari 46 kaki balok pohon ek yang telah menopang atap katedral selama berabad-abad dan menghitung kapan pohon tersebut ditanam dan kapan ditebang. Salah satu contoh yang ditunjukkannya kepada kami telah berusia lebih dari 150 tahun ketika ditebang, banyak yang ditanam pada tahun 900-an dan ditebang di tahun 1100-an.
Jadilah pelajar utama dari sejarah gereja Anda. Dengan berbuat demikian, Anda menunjukkan penghargaan, dan akan banyak belajar.
Kiranya Anda menjadi agen pemulihan dari hal terbaik pada masa lalu dalam gereja Anda dan agen untuk memimpin gereja Anda ke dalam hal-hal besar yang disediakan Allah bagi gereja-Nya pada masa depan ketika gereja Anda menyatakan sifat Allah kepada ciptaan-Nya. Beban untuk menyatakan ini adalah tanggung jawab dan hak istimewa kita yang luar biasa. Kiranya Allah menjadikan gereja Anda sebuah gereja yang sehat, dan kiranya Dia mencurahkan Roh-Nya ke atas gereja Anda dan juga gereja-gereja lain di sekitarnya dan sampai ke seluruh dunia, bagi kemuliaan-Nya. Dan, kiranya Allah memberkati Anda dalam usaha Anda ini.
Diambil dan disunting dari:
Judul buku terjemahan | : | 9 Tanda Gereja yang Sehat |
Judul asli buku | : | 9 Marks of a Healthy Church |
Judul bab | : | Petunjuk-Petunjuk untuk Memimpin Gereja ke Arah yang Sehat |
Penerjemah | : | Ichwei G. Indra |
Penulis | : | Mark Dever |
Penerbit | : | Momentum, Surabaya 2010 |
Halaman | : | 309 -- 314 |