Kepemimpinan Menurut Standar Alkitab
Dalam (Efesus 2:10 ) dikatakan “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan yang baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita hidup di dalamnya Tuhan mempunyai rencana yang haus dilaksanakan oleh Umat-Nya di muka bumi." Tuhan itu sendiri yang mempersiapkan tugas dan memilih orang yang harus melakukannya. Orang inilah yang disebut sebagai pemimpin rohani. Dalam (Matius 23:10), dikatakan "Janganlah kamu disebut pemimpin karena hanya satu pemimpinmu, yaitu Mesias". Semua orang yang menduduki pemimpin rohani dalam dunia pelayanan haruslah menyadari bahwa di atasnya masih ada pemimpin agung, yaitu Mesias.
Di bawah ini, ada beberapa fungsi pemimpin rohani sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Alkitab:
1. Pemimpin sebagai gembala.
Yesus berkata dalam Yohanes 10:14-15, "Akulah gembala yang baik". Sebagai gembala yang baik, hal-hal berikut harus dilakukan kepada semua dombanya.
a. Mengenal nama-nama mereka.
b. Mengetahui kondisi kehidupan mereka.
c. Mengasihi mereka.
2. Pemimpin sebagai pelayan.
Dalam Yohanes 13: 15-16 dikatakan oleh Tuhan Yesus sebab Akulah yang member teladan kepada kamu supaya kamu juga berbuat seperti yang telah kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Ataupun seorang utusan daripada Dia yang mengutusnya. Sebagai pemimpin Kristen kita harus menyadari bahwa semakin memiliki kedudukan yang tinggi haruslah semakin melayani (Matius 23:11).
3. Pemimpin sebagai manajer.
Tuhan Yesus adalah seorang manajer agung yang telah merencanakan dan mengatur gerejanya melalui murid-murdNya yang Ia telah didik dan latih. Dampak dari pendelegasian tugas tersebut masih dapat dirasakan sampai saat ini dalam (1Petrus 5:3) ditegaskan sebagai berikut “ Janganlah kamu berbuat seolah - olah kamu mau memerintah atas mereka yang di percayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu”. Sebagai pemimpin Kristen, kita harus mampu mengatur semua aktivitas dengan memberikan tugas dan tanggung jawab kepada anggota kita dan selanjutnya mendelegasikan wewenang tersebut kepada penerusnya.
4. Pemimpin sebagai guru.
Murid-murid Tuhan Yesus dan orang- orang Yahudi saat itu memanggilnya Rabi (Rabbuni) yang artinya guru. Ia mengajar dimana-mana tentang kerajaan Allah dan kebenarannya. Dalam Yohanes 3:1-2, Tuhan Yesus dipanggil sebagai guru oleh Nikodemus yang berstatus sebagai guru/pengajar orang Israel (Yohanes 3:10). Artinya bahwa Tuhan Yesus adalah Maha Guru. Disebutkan bahwa Tuhan Yesus mengajar dengan kuasa dan hikmat Allah Yudho,B. (2006:7-10).
5. Pemimpin harus mempunyai visi.
Pemimpin harus memiliki gambaran yang jelas dalam jiwanya mengenai masa depan yang dikehendaki yang ditanamkan oleh Allah kepada hamba pilihannya, dan didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang Allah, diri sendiri dan situasi yang sementara terjadi. Visi haruslah jelas,menjanjikan keadaan yang lebih baik dari sekarang, berpusat pada masa depan yang sesuai dengan kehendak Allah, menunjukkan pandangan yang realistis, memimpikan yang paling mungkin terjadi dan dibangun atas dasar kenyataan. Harefa,A (2003:16-25).
6. Pemimpin memiliki tanggung jawab.
Seorang pemimpin harus bertanggung jawab dalam banyak bidang. Salomo menyebutkan lima hal yang merupakan tanggung jawab seorang pemimpin.
a. Menegur atau mengoreksi (Amsal 28:23), siapa menegur orang akan kemudian lebih disayang daripada orang yang menjilat.
b. Bertindak tegas (Amsal 24:11-12).
c. Mendengarkan kritik (Amsal 15:8) siapa mengindahkan teguran adalah bijak
d. Bersikap adil (Amsal 11;1) neraca serong adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi ia berkenan atas batu timbangan yang tepat. Eims.(1981:12-21).
7. Pemimpin harus mempertahankan Integritasnya.
Integritas mahal sekali dan sulit diperoleh Integritas adalah reputasi kredibilitas, moralitas tinggi, kejujuran dan karakter Kristus Integritas sangat penting kalau ingin sukses. Kita harus transparan dan terbuka dihadapan Allah dan manusia. Perhatikan kesaksian Yesus ( Lukas 5:52 ). Mereka yang dipimpin harus tahu bahwa yang memimpin mereka dapat diandalkan dapat dipercaya kalau kita kehilangan integritas maka kita kehilangan kapasitas untuk berfungsi dengan baik. Untuk mempertahankan integritas kita harus mengikuti rasul Yohanes kepada jemaat – jemaat Asia kecil dan selalu berjalan dalam terang Hammond J. (2002:51-52).
8. Pemimpin harus mengenal Tuhan.
Rasul Petrus dalam Petrus 1:3-11 mengatakan bahwa mengenal Yesus adalah suatu dasar keberhasilan. Setiap pemimpin dalam Alkitab yang berhasil telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Pemimpin yang sukses tidak hanya menceritakan dan berdasarkan kesaksian orang lain.
9. Pemimpin harus memiliki ketekunan.
Semua pemimpin sejati harus memiliki sikap ketekunan, roh kepemimpinan tidak pernah menyerah sampai mencapai tujuannya. Ini adalah roh yang tidak pernah menyerah.
Ketekunan adalah produk iman yang dibangkitkan oleh suatu tujuan. Ketekunan adalah:
a. Kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi segala hal.
b. Kemampuan untuk menghadapi kekalahan berulang kali tanpa menyerah.
c. Kesanggupan untuk terus mendesak laju dalam menghadapi kesulitan karena mengetahui bahwa kemenangan adalah milik Anda.
d. Berusaha keras untuk mengatasi segala rintangan dan melakukan apa yang perlu untuk mencapai sasaran Anda.
Para pemimpin bertekun karena mereka mempunyai suatu pemahaman yang kuat pada tujuan mereka mengetahui kearah yang mereka tuju. Dan, yakin mereka akan tiba di sana. Monroe.M (2002 :57-58).
10. Pemimpin harus memiliki kualitas dan karakteristik.
Untuk mengembangkan roh kepemimpinan, Anda harus banyak memadukan kualitas dan karakteristik dalam kehidupan Anda. Ini adalah sikap yang perlu untuk kepemimpinan yang efektif dan berfungsi sebagai tindakan penyempurnaan kepemimpinan anda sementara Anda terus maju dalam memaksimalkan potensi kepemimpinan Anda yang sejati. Semua pemimpin sejati mempunyai sikap berikut:
a. Visi – kapasitas untuk melihat melampaui tujuan
b. Hikmat –kapasitas untuk menyerapkan pengetahuan secara efektif.
c. Pengambilan keputusan – kemampuan untuk mempelajari konsekuensi dan mengambil keputusan yang sehat tanpa rasa takut, suatu kesedihan untuk gagal daripada menghindari tanggung jawab.
d. Sikap positif – kemampuan untuk melihat orang dan situasi dengan cara yang positif.
e. Keberanian – kemampuan untuk tidak dikendalikan atau dilumpuhkan oleh ketakutan manajemen efektif dari ketidakpastian.
f. Energi tinggi – kekuatan dan stamina untuk bekerja keras dan tidak kehabisan tenaga
g. Kehangatan pribadi – suatu perilaku dan sikap yang menarik orang.
h. Kerendahan hati – berhubungan dengan diri sendiri menerima diri sendiri.
i. Kemarahan yang benar – kapasitas untuk menolak dan bersikap menentang ketidakadilan dan penganiayaan.
j. Integritas – konsistensi dalam perkataan dan tindakan seseorang kelayakan untuk dipercaya karakter yang benar.
k. Gambar diri yang baik – merasa senang pada diri sendiri, orang dan kehidupan.
l. Persahabatan – kapasitas untuk menyambut baik dan menerima orang lain tanpa perselisihan.
m. Daya mental – kemampuan untuk terus belajar, sementara pekerjaan meluas.
n. Otoritas – pengaruh yang sangat positif atas orang lain.
o. Ketidakadaan masalah pribadi – kehidupan pribadi, keluarga dan bisnis keluarga.
p. Kekuatan inspirasi- kemampuan untuk mengomunikasikan hasrat seseorang kepada orang lain.
q. Rasa Humor- kemampuan untuk menertawakan diri sendiri dan kehidupan serta tidak terlalu serius menanggapinya.
r. Keuletan- kemampuan untuk bangkit kembali saat masalah timbul.
s. Riwayat prestasi- pengalaman dan sukses dalam situasi sebelumnya
(Monroe,M,2002 :275-276 )
11. Pemimpin harus menciptakan budaya kepemimpinan yang tepat
Sikap membentuk penampilan, demikianlah juga dengan lingkungan yang diciptakan oleh seorang pemimpin. Apa yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin untuk membangun kondisi yang positif , kondisi yang memberikan hal terbaik bagi orang- orang. Ada beberapa cara dalam lingkungan budaya dan kefektifan yaitu Prinsip pertama, tidak meremehkan pengaruh dari budaya lingkungan, iklim yang diciptakan oleh kepemimpinan yaitu setiap hal dilakukan dengan keefektifan dan sukses bagi para pengikutnya, orang yang sama melakukan pekerjaan yang sama bisa berjalan baik pada iklim pemimpin yang satu dan cara total. Gagal dalam iklim pemimpin yang lain. Prinsip kedua, Kepemimpinan harus memberi perhatian untuk mengolah budaya ini adalah tanggung jawab para pemimpin untuk mengerti nilai-nilai dan budaya kerja sama, serta untuk membantu perkembangan suasana dimana para pengikut bisa bertumbuh seperti petani yang rajin bekerja keras membanting tulang di ladangnya dari matahari terbit sampai terbenam, maka sudah satu dari beberapa tanggung jawab mendasar untuk para pemimpin yang tidak boleh dilakukan adalah menciptakan kondisi yang tepat bagi para pekerja. Prinsip ketiga, Hanya kepemimpinan yang dapat mengubah budaya, banyak orang dalam suatu organisasi mungkin ingin mengubah cara kita dalam melakukan berbagai
Diambil dari:
Nama situs: Gpdi Gloria Pamona
Alamat situs: http://renungan-harioan-kita.blogspot.co.id/2011/10/kepemimpinan-menurut...
Judul asli artikel: Kepemimpinan Menurut Standar Alkitab
Penulis artikel: Pdt. Ronny Steven Onibala d
Tanggal akses: 9 Januari 2018