Apa yang Dilakukan oleh Para Pemimpin
(Kenneth O. Gangel)
Tugas-tugas yang dilaksanakan seorang pemimpin meliputi bidang
aktivitas utama, yaitu: mengadakan hubungan, mengorganisasi,
mencapai hasil, melihat masa depan, dan kuat bertahan.
-
Para Pemimpin Mengadakan Hubungan
-
Para Pemimpin Mengorganisasi
-
Rincian tugas
-
judul,
-
peryataan tentang fungsi-fungsi utama,
-
uraian tentang bagaimana seseorang yang cocok dalam organisasi,
-
pernyataan mengenai kualifikasi untuk jabatan itu, dan
-
daftar kewajiban yang ditugaskan.
-
Struktur organisasi
-
Para Pemimpin Berprestasi
-
Para Pemimpin Berpikir
-
Para Pemimpin Mengembangkan Visi
-
Para Pemimpin Bertahan
-
Para Pemimpin Membuat Terjadinya Hal-Hal Baik
Pemimpin tidak bisa menghindari kemunculannya di depan umum. Namun
kita juga mengakui adanya pemimpin bayangan yang dimiliki sekelompok
besar orang. Meskipun tidak pernah bertemu dengan pemimpin bayangan
tersebut, mereka mengakui kepemimpinannya. Tetapi, baik pemimpin
yang nyata tampil maupun pemimpin bayangan, mereka akan mencapai
tujuan-tujuan dan menyelesaikan tugas-tugasnya melalui hubungan-
hubungan.
Setiap pemimpin, khususnya pemimpin Kristen, memiliki tanggung jawab
yang jelas untuk melindungi berbagai hubungan, yang merupakan pusat
dalam organisasi melalui semangat kasih, kepedulian, dan kerendahan
hati (Filipi 2:1). Berkaitan dengan masalah bagaimana pemimpin
menjalin hubungan, memang banyak gaya kepemimpinan yang ditawarkan.
Tapi sekali lagi sebagai pemimpin Kristen kita bisa belajar dari
Kisah Para Rasul, di mana model kelompok mendominasi setiap hal,
terutama dalam pengambilan keputusan. Jadi, adalah hal yang
alkitabiah jika para pemimpin Kristen bisa mendesentralisasikan
program-programnya dengan terencana dan sengaja menekan tingkat
kekuasaannya.
Kitab Perjanjian Baru sangat jelas menerangkan tentang karunia untuk
memimpin (administrasi), seperti yang dijelaskan oleh Paulus dalam
1 Korintus 12:27-28. Kurangnya minat untuk mengorganisasi yang
merupakan inti dari perilaku kepemimpinan, adalah sikap yang
sembrono, karena tanpa mengorganisasi, orang pasti hanya akan
tersandung pada langkah-langkah selanjutnya.
Dalam mengorganisasi, ada dua elemen penting yang perlu diperhatikan
oleh seorang pemimpin.
Rincian tugas yang jelas akan membantu pemimpin untuk memahami
apa saja yang harus dikerjakannya. Dengan demikian pemimpin
bisa melakukan kontrol terhadap pekerjaannya. Robert H. Welch
menjelaskan bahwa rincian tugas seharusnya terdiri dari lima
elemen, yaitu:
Struktur organisasi yang tepat memberikan dua bagian informasi
yaitu garis kewenangan dan jarak kontrol. Tanpa kedua hal
tersebut seorang pemimpin tidak akan berfungsi dengan baik.
Khususnya dalam hal membuat jaringan hubungan dan membentuk
satu tim kepemimpinan.
Pertama-tama, tugas seorang pemimpin adalah untuk memenuhi tujuan
organisasi. Untuk melakukan hal tersebut, seorang pemimpin harus
bisa mengubah tujuan menjadi tugas-tugas dan sasaran yang spesifik.
Selain itu, pemimpin juga harus bisa memastikan bahwa setiap orang
yang dipimpin tahu dan mengerti dengan tujuan yang ingin dicapai.
Seorang pemimpin harus bisa menetapkan sasaran yang jelas, dapat
menciptakan skenario untuk menghasilkan kemenangan/keberhasilan-
keberhasilan, bisa memberikan harapan bagi pendukung, menarik
perhatian orang, dan meletakkan dasar yang membangkitkan semangat
bahwa hal yang baik pada masa depan sedang menjelang.
Tapi perlu disadari bahwa tidak semua tujuan dan prestasi bisa
dicapai. Ada kalanya pemimpin mendapati dirinya gagal dalam mencapai
tujuan tertentu.
Salah satu peran pemimpin adalah sebagai pengambil keputusan.
Pemimpin yang baik mengembangkan keterampilan observasi,
mengumpulkan fakta, melakukan refleksi, bernalar, dan membuat
penilaian agar sampai pada suatu solusi yang mengakibatkan kemajuan
organisasi tempat mereka melayani. Meskipun tidak semua pengambilan
keputusan membutuhkan proses pemecahan masalah secara penuh, tapi
banyak pemimpin yang memperhitungkan proses itu. Ketika keputusan
diambil menurut prosedur tersebut, maka keputusan-keputusan
berikutnya akan menjadi mudah dan bertambah baik. Jika kita kembali
pada Kisah Para Rasul di atas maka akan jauh lebih baik jika
partisipasi dan keterlibatan anggota diperhatikan melalui proses
ini.
Pemimpin dituntut untuk memiliki pemikiran yang kritis. Selain itu
ia juga dituntut mampu membayangkan dan menggali alternatif-
alternatif baik cara, metode, maupun berbagai pengembangan ke arah
yang lebih baik.
Berkaitan dengan pengambilan keputusan setidaknya ada empat hal yang
selama ini sering mengakibatkan pengambilan keputusan menjadi tidak
efektif. Pertama, kurangnya tujuan yang jelas. Kedua, posisi atau
kekuasaan yang tidak aman. Seorang pemimpin yang tidak yakin bahwa
dia memiliki kewenangan untuk membuat keputusan, akan menghasilkan
keragu-raguan sehingga keputusan yang diambil tidak jelas pula.
Ketiga, masalah kurangnya informasi. Semakin besar dampak yang akan
ditimbulkan oleh sebuah keputusan, semakin lengkap pula informasi
yang dibutuhkan. Yang keempat, ketakutan, baik ketakutan terhadap
perubahan maupun terhadap konsekuensi yang harus ditanggung.
Visi seharusnya menjadi fokus bagi kepemimpinan. Tapi, masih terlalu
banyak pemimpin yang tidak terfokus, yang hanya melakukan tugas-
tugas mereka hari demi hari sebagai suatu cara mempertahankan diri
daripada mengangkat mereka untuk membersihkan berbagai hal. George
Barna pernah menuliskan, "Agar visi menjadi efektif ... visi harus
dibuat cukup sederhana untuk diingat, dan cukup spesifik untuk
memberi arah."
Seorang pemimpin harus bisa mendelegasikan tugas-tugas mereka agar
memiliki kebebasan waktu untuk memikirkan masa depan dan
mengembangkan visi.
Bagi para pemimpin Kristen, kemampuan untuk bertahan itu penting
sekali. Pemimpin-pemimpin efektif tetap berada dalam sebuah
pelayanan sepanjang tugas-tugasnya dapat terselesaikan. Agar mampu
merencanakan, membuat keputusan-keputusan, dan memperluas visi masa
depan suatu pelayanan, diperlukan suatu kemampuan untuk mawas diri
dalam skenario untuk jangka waktu yang lama. Jika para pengikut
menganggap kedatangan seorang pemimpin hanya sebagai pengganti
sementara, hanya untuk jangka waktu pendek, atau bahkan hanya
sebagai pengejar karir, yang mempertimbangkan jabatan yang ada hanya
sementara, maka mereka akan menunda ketertarikan mereka untuk
mengikuti pemimpin itu, dan akhirnya menjauhkan diri dari
keterlibatan dalam kepemimpinan kelompok.
Dalam kondisi yang benar dan jenis kepemimpinan yang benar,
kegagalan bisa juga menghasilkan kesuksesan. Untuk bisa bertahan,
maka kegagalan harus bisa dipandang sebagai sarana di mana orang
bisa mengembangkan kedewasaan, kredibilitas, dan berhak untuk
disebut sebagai pemimpin.
Apa yang dilakukan oleh para pemimpin? Mereka melakukan dengan tepat
panggilan Tuhan, dan mereka sadar bahwa panggilan untuk memimpin itu
perlu melalui latihan-latihan, bimbingan, dan contoh-contoh
kehidupan yang saleh.
Ken Callahan memasukkan kalimat yang menakjubkan dalam sebuah
artikel tentang kepemimpinan. "Semua manajer asyik dengan berbagai
kebijaksanaan, atasan asyik dengan kekuasaan, orang yang berjiwa
karismatik asyik dengan peristiwa-peristiwa pernyataan masa depan,
pemimpin-pemimpin asyik dengan membantu tim menuju pemenuhan dari
pencarian hidup yang mendasar."
Sumber diringkas dari:
Judul Buku | : | Leadership on Leadership |
Judul Artikel | : | Apa yang Dilakukan oleh Para Pemimpin |
Penulis | : | Kenneth O. Gangel |
Penerbit | : | Gandum Mas, Yogyakarta, 2002 |
Halaman | : | 34-54 |