Bagaimana Melatih Pemimpin Gereja

Bagian A1
BAGAIMANA MELATIH PEMIMPIN GEREJA

Oleh Ralph Mahoney

Bab 1
Melatih Para Pemimpin

Pendahuluan

Ada TIGA PENGHALANG YANG BESAR untuk memberitakan Injil. Ketiga halangan ini menghalang-halangi penginjilan pada mereka yang belum pernah mendengar berita baik tentang apa yang telah dilakukan Kristus untuk menyelamatkan dan memberkati semua bangsa. Penghalang tersebut adalah :

  • PEKERJAAN YANG TERPUSAT PADA SATU ORANG (KLERIKALISME)
  • KURANGNYA PENGGUNAAN KUASA ROH KUDUS (PNEOMATOLOGI DEFISIENSI)
  • PEMBANGUNAN GEDUNG GEREJA

Dalam bagian ini, Bagaimana Melatih Para Pemimpin Sidang, anda dapat mempelajari bagaimana menanggulangi KLERIKALISME. Dan yang lain akan dibicarakan secara berurutan. Apabila anda tidak memilih aliran "Klerikalisme; ini, tetapi memilih tepat seperti apa yang dikatakan Alkitab, berarti anda membantu Yesus mendirikan gerejaNya dengan efektif.

2.500.000 orang Israel mengikuti Musa keluar dari Mesir menuju ke padang pasir. Kekurangan yang menyedihkan ada pada kepemimpinan Musa digambarkan sebagai aliran KLERIKALISME.

"Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.

"Ketika mertua Musa melihat yang dilakukannya .... berkatalah Ia : "Apakah ini ... Mengapa engkau seorang diri saja yang duduk menghakimi tanpa ada orang lain yang membantu .....?"

"Kata Musa kepada mertuanya itu : "Sebab bangsa ini datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah; Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah."

"Tetapi mertua Musa menjawabnya : "Tidak baik seperti apa yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau, baik bangsa yang bersama engkau ini ... : Sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.

"Jadi sekarang dengarlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau: Wakililah bangsa itu di hadapan Allah dan kau hadapkanlah perkara-perkara mereka kepada Allah.

"Kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan, dan beritahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani dan pekerjaan yang harus dilakukan.

"Disamping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengajaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang.

"Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan turut menanggungnya". (Kel. 18:13-22)

Aliran Klerikalisme ini mencoba untuk melakukan pekerjaan yang dibebankan Tuhan pada anda dan anda menyelesaikannya sendirian, tanpa bantuan seorangpun. Tanpa saran atau bantuan seorangpun (Tanpa saran atau pertolongan orang lain). Aliran ini menempatkan diri anda sendiri merasa DI ATAS orang lain bukan (yang seharusnya) sebagai hamba dari semua. "Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu" (Mat 20:27; 23:11). Mereka yang terjerat dalam aliran Klerikalisme ini gagal untuk memenuhi tujuan yang murni dari seorang pemimpin sidang.

Klerikalisme, hanya dapat dipecahkan dengan penggunaan prinsip-prinsip pelayanan yang digandakan. Yang telah dilakukan Yesus dan Rasul Paulus dalam perjanjian Baru.

Pemecahan Klerikalisme adalah membangun sebuah tim. Berikan waktu anda dan semua yang anda miliki dalam tim tersebut. Lalu berilah kesempatan tim anda membantu anda dalam pekerjaan yang Tuhan telah bebankan kepada anda.

Anda akan berhasil membentuk sebuah tim apabila anda mengikuti prinsip-prinsip yang diberikan Allah pada Musa melalui Yitro, mertua Musa. Tanpa prinsip-prinsip ini, Musa telah gagal, dan tanpa prinsip-prinsip tersebut andapun dapat gagal sebagai pemimpin sidang.

Kita akan memeriksa lima prinsip (dasar) yang diberikan pada Musa. Dari sini kita akan menemukan cara pemecahan problema Klerikalisme ini.

A. LIMA PRINSIP YANG DIBERIKAN KEPADA MUSA

1. Latihlah Orang Lain Untuk Membantu

"Aku seorang diri tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini sebab terlalu berat bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku saja, jika aku mendapat kasih karunia di mataMu ..... " (Bil 11:14,15).

Musa meminta Tuhan membunuhnya saja karena masalah-masalah yang timbul akibat Klerikalisme. Klerikalisme ini sedang membunuhnya.

Klerikarisme ini akan membunuh anda juga!

Untuk menolongnya dalam memecahkan persoalan ini, Allah berbicara pada Musa (Bil. 11). Dalam Keluaran 18, Yitro (ayah mertua Musa) juga berbicara tentang hal yang sama.

Musa mendengar perkataan Allah dan Yitro, inilah yang Ia dapatkan. Pemecahannya dimulai dari melatih orang lain.

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa : "Kumpulkanlah dihadapanKu .... tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur-pengatur pasukan ..." (Bil 11:16).

"Disamping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat diper caya, yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka diantara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; ...bersama-sama dengan engkau ..." (Kel 18:21,22).

Ayat-ayat dalam Alkitab yang mengikutinya mengajarkan kita bahwa karunia/talenta kepemimpinan itu diberikan kepada Sidang/Gereja untuk melatih anggota-anggotanya melakukan pekerjaan pelayanan.

Ini adalah tujuan pelayanan Musa. Tetapi Musa tidak mengetahuinya.

Tugas pemimpin adalah melatih dan melengkapi anggota-anggota sidang yang memiliki potensi sebagai pemimpin.

Dan anggota-anggota sidang tersebut akan melakukan tugas pelayanan itu.

"Ia yang telah turun, Ia juga telah naik .... dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk melatih dan memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus secara rohani dan jumlah ....." (Ef. 4:10-12 pph)

a. Tiap Orang Mengajar Seseorang. Rasul Paulus mengajar dalam ayat-ayat di atas bahwa tujuan utama dari pemimpin sidang adalah melatih orang lain.

Paulus menerangkan hal ini pada Timotius yang muda. Bahwa tugasnya sebagai seorang pemimpin adalah untuk melatih orang lain. Ia harus membawa latihan yang diterimanya dari Paulus itu dan memberikannya pada orang-orang lain yang setia.

"Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakanlah hal itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain." (2 Tim 2:2)

Mengikuti prinsip Paulus untuk melatih orang lain, berarti mulai menyusun rantai yang akan bertambah terus, yang menyebabkan Injil dengan cepat dapat disebarkan ke seluruh penjuru bumi,

Daftar berikut ini menunjukkan apa yang akan terjadi apabila anda mengambil SEORANG yang setia dengan menghabiskan SATU tahun melatihnya.

Tahun kedua, anda dan seorang yang anda latih akan masing-masing melatih seorang yang lain lagi. Apabila anda terus melakukan proses ini selama tiga puluh tiga tahun, lihatlah apa yang akan terjadi.

Inilah gambaran prinsip Alkitabiah tentang "TIAP ORANG MENGAJAR SEORANG".

TIAP ORANG MENGAJAR SESEORANG
Pada akhir dari Jumlah orang yang terlatih
Tahun ke-1 2
Tahun ke-2 4
Tahun ke-3 8
Tahun ke-4 16
Tahun ke-5 32
Tahun ke-6 64
Tahun ke-7 128
Tahun ke-8 256
Tahun ke-9 512
Tahun ke-10 1.024
Tahun ke-11 2.048
Tahun ke-12 4.096
Tahun ke13 8.192
Tahun ke-14 16.384
Tahun ke-15 32.768
Tahun ke-16 65.536
Tahun ke-17 131.072
Tahun ke-18 262.144
Tahun ke-19 524.288
Tahun ke-20 1.048.576
Tahun ke-21 2.097.152
Tahun ke-22 4.194.304
Tahun ke-23 8.388.608
Tahun ke-24 16.777.216
Tahun ke-25 33.554.432
Tahun ke-26 67.108.864
Tahun ke-27 134.217.728
Tahun ke-28 268.435.456
Tahun ke-29 536.870.912
Tahun ke-30 1.073.741.824
Tahun ke-31 2.147.483.648
Tahun ke-32 4.294.967.296
Tahun ke-33 8.589.934.592

Jika setiap orang mengajar seseorang dan pada akhir tahun ke 33, orang yang terlatih akan lebih banyak daripada jumlah penduduk bumi ini. Apabila kita mau melakukan hal-hal yang sesuai dengan Alkitab, kita juga akan mengalami hasil-hasil yang tertulis dalam Alkitab.

"Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti Yesus .... dan makin lama, makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan." (Luk 14:25, Kis 5:14). Ini adalah kerinduan Allah, banyak orang yang mengikut Yesus.

"Kemudian daripada itu aku melihat: Sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih ...." (Why 7:9). YA! Tuhan menginginkan banyak orang untuk diselamatkan.

"Tuhan .. tidak lalai ... Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2 Ptr 3:9). Ia telah memberi kami dasar-dasar untuk menjamin hasil-hasil itu.

b. Buah Yang Tetap. Dalam tahun 1959 ketika penulis sedang melayani di Nikaragua, Amerika Tengah. Seorang penatua dan pemimpin gereja yang bijaksana mengajukan suatu pertanyaan : "Bagaimana anda dapat membangun gereja-gereja di Amerika Tengah sebanyak lima ribu dalam tiga puluh tahun?" Dan sebagai jawabnya ia menceritakan kisah berikut ini.

"Saya pergi ke Guatemala tahun 1929 sebagai seorang misionaris. Dengan segera saya mengunjungi desa-desa dimana belum ada orang- orang yang dilahirkan baru. Saya berkhotbah dan menyembuhkan mereka yang sakit selama enam malam. Setiap malam saya mengundang orang-orang berdosa untuk datang dan menerima pengampunan dosa dari Yesus. Dan banyak jiwa datang setiap malamnya.

Saya lalu membaptiskan jiwa-jiwa baru tersebut dalam air dan meneruskan perjalanan ke desa selanjutnya untuk melakukannya lagi. Saya kira saya telah memenangkan kurang lebih seratus jiwa-jiwa untuk Kristus setiap minggu. Itulah jumlah jiwa-jiwa yang telah saya baptis.

Saya menulis surat kepada gereja saya yang memberi saya tunjangan dan menceritakan semua keberhasilan saya. Sungguh-sungguh tidak dapat dipercaya! Saya telah memenangkan lebih dari lima ribu jiwa setiap tahun untuk Kristus.

Setelah dua tahun dan seratus kebangunan rohani di desa-desa, saya memutuskan untuk kembali dan mengunjungi desa-desa itu untuk kedua kalinya.

Saya kembali pada desa pertama dan betapa terkejutnya saya ketika mendapatkan bahwa jiwa-jiwa yang dulu bertobat kini kembali `murtad' - mereka semua telah kembali kepada praktek-praktek kekafiran mereka semua telah kembali kepada praktek-praktek kekafiran mereka dan tak lagi hidup sesuai ajaran Alkitab. Tidak lagi ada kebaktian dan tak seorangpun yang mengajar jiwa-jiwa baru tersebut. Mereka yang dulu saya beri beban tugas, telah meninggalkan Kristus.

Saya kemudian pergi ke desa yang kedua dan ketiga. Semuanya sama keadaannya. Hati saya hancur luluh, dua tahun yang saya sangka adalah tahun keberhasilan ternyata tak menghasilkan apa-apa.

Kata-kata dari Yesus mendengung di telinga saya :

"Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap ....." (Yoh.15:16).

Saya tidak mempunyai buah yang tetap. Apa yang saya harus lakukan? Saya mulai mengarahkan hati untuk mencari Tuhan dengan berdoa dan berpuasa. Dan selama waktu itu Tuhan berbicara dengan jelas kepada saya. Ia berkata : "Saya tidak mengutus engkau untuk menginjil di Amerika Tengah sendirian, saya mengutus kamu untuk melatih yang lain."

Tuhan menunjukkan kepada saya dua prinsip yang sangat penting. PERTAMA : Latihlah orang lain untuk memikul tanggung jawab seorang pemimpin! KEDUA: Bekerjalah dimana Allah bekerja!

Saya segera mengorganisir sebuah Pelatihan Sekolah Alkitab dengan masa enam bulan. Kira-kira lima puluh siswa datang dan menyelesaikan masa ajaran yang pertama ini.

Tak lama kemudian saya mendengar laporan-laporan dari daerah-daerah hutan itu, mujizat-mujizat kesembuhan terjadi, orang-orang mendapat penglihatan tentang Yesus dan akibat dari mujizat-mujizat itu, berpuluh-puluh orang bertobat.

Kemudian saya teringat. `Bekerjalah di mana Allah bekerja'. Segera kemudian kami mengirim pekerja-pekerja yang telah kami latih untuk melayani daerah itu. Dan hasilnya adalah tuaian yang melimpah ruah. Pekerja-pekerja yang terlatih itu segera mulai mendirikan gereja-gereja ditiap-tiap desa, memeliharanya dan mengajar jiwa-jiwa baru yang lain lagi. Dan inilah yang kemudian menghasilkan `buah yang tetap'.

Saya telah mengikuti kedua prinsip itu sejak tahun 1931: (1) Melatih orang lain dan (2) Bekerja dimana Allah bekerja!

Sekarang kami mempunyai lima lembaga Alkitab jangka pendek, yang telah melatih ribuan pekerja. Lima ratus gereja-gereja tersebut adalah buah-buah yang tetap dari orang-orang muda di Amerika Tengah yang telah kami latih. Mereka pergi ke tempat dimana kami mendengar Allah bekerja. Kami bekerja dengan Allah dan menghasilkan buah-buah yang banyak."

Menjelang tahun 1989 (30 tahun setelah saya berjumpa dengan misionari itu), Amerika Tengah dilanda kegerakan dan ribuan gereja tumbuh.

c. Temukan Para Pemimpin. Dan Tuhan berkata kepada Musa, "Kumpulkanlah di hadapanku tujuh puluh orang, yang kau ketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya ...." (Bil 11:16).

Melatih mereka yang tak mempunyai karunia kepemimpinan hanyalah membuang waktu dan usaha saja. Perintah Allah nyata, `Kumpulkanlah ... tujuh puluh orang .... yang kau ketahui menjadi tua-tua (pemimpin) ..'

Bagaimana anda dapat mengenali seorang pemimpin? Perhatikan berapa banyak pengikutnya. Apabila tidak ada yang mengikutinya, dia bukanlah seorang pemimpin.

Apabila anda keluar ke ladang untuk membawa masuk lima puluh sapi perah untuk diambil susunya anda hanya perlu seekor `pemimpin sapi'. Apabila anda menuntun dia ke tempat pemerahan, yang lainnya akan hanya mengikuti saja. Begitu pula dengan para pemimpin manusia. Anda hanya mengambil orang-orang yang banyak pengikutnya dan melatih mereka.

Inilah yang dilakukan Yesus. "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.

"Ketika hari Siang, Ia memanggil murid-muridNya kepada Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebutNya rasul ... lalu Ia turun dengan mereka ..." (Luk 6:12, 13,17).

Yesus menghabiskan sebagian besar waktuNya melatih mempersiapkan dua belas murid-murid itu untuk melaksanakan pelayananNya. Ia melatih sesama yang akan melatih orang lain juga. Itulah pelayanan para pemimpin - menemukan lebih banyak pemimpin dan melatih mereka.

2. Ajarkan Mereka Alkitab

Latihan apa yang harus kita berikan pada pemimpin gereja? "kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan- ketetapan dan keputusan-keputusan ... " (Kel 18: 20).

Mereka yang telah terbiasa dengan seminar-seminar dan sekolah-sekolah Alkitab, akan segera tahu bahwa kebanyakan mereka mengajarkan semua hal kecuali Alkitab. Seminari-seminari Theologia terlalu sering menjadi `kuburan' dimana ratusan kehidupan rohani dari para pemimpin gereja yang berpotensi dikuburkan.

Pilihan itu digambarkan oleh Adam dan Hawa di taman Eden : "... pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat..." (Kej 2 :9) Makan buah-buah dari pohon pengetahuan hanya akan menghasilkan dosa dan kematian. Walaupun sudah ada peringatan Alkitabiah ini, gereja masih juga kembali pada pohon ini dalam program-program latihannya.

Apa hasilnya? Rasul Paulus dengan sederhana menjelaskan : "Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun." (1 Kor 8:1).

Program-program latihan yang tidak menggunakan ALKITAB sebagai pegangan kerja yang utama, hanya menghasilkan : kecongkakan, kematian rohaniah, para pemimpin yang tidak berpotensi yang tujuannya setelah lulus pendidikan hanyalah menggembalakan sebuah gereja yang makin tahun makin berkurang anggotanya.

Semua yang tidak mempunyai kehidupan tidak dapat dan tidak akan bertumbuh. Pohon Pengetahuan hanyalah berbuahkan kematian.

Yesus menjawab mereka : "Kamu sesat, karena kamu tidak mengerti Kitab Suci ..." (Mat 22:29). Ayat-ayat dalam Alkitab menghindarkan kita dari berbuat kesalahan dan membuahkan kehidupan. "....daging sama sekali tidak berguna, perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah Roh dan Hidup." (Yoh 6:63).

Karena perkataan Allah Bapalah, dan perkataan Anak Allahlah (Yesus) yang tertulis dalam Alkitab yang memberikan kita kehidupan.

"Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya, mereka akan memperoleh hak atas pohon kehidupan ...." (Why 22:14).

a. Keberhasilan Akademis Bukanlah Suatu Tujuan. Program-program latihan yang didasarkan atas hasil intelektualitas dengan penekanan pada gelar-gelar akademis tidak akan menghasilkan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk memenangkan jiwa-jiwa yang terhilang bagi Kristus atau untuk membangun gereja-gereja yang bertumbuh. Makin besar penekanannya pada hal-hal yang akademis, makin kurang kemampuan jiwa kepemimpinannya.

Ajarkan Alkitab. Latihlah pemimpin-pemimpin gereja secara Alkitabiah. Biarlah Alkitab menjadi pusat dari kurikulum latihan anda.

Pertanyaan yang timbul tentang Yesus, " ... bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar ?" (Yoh 7:15).

Orang-orang Yahudi mempermasalahkan pengetahuan Yesus tentang Alkitab karena mereka tahu Yesus tidak mempunyai ijazah-ijazah akademis yang dapat memberiNya penghargaan baik pada hal-hal yang rohani ataupun hal-hal yang duniawi.

Kita harus belajar dari contoh ini. Keberhasilan akademis, bukanlah tujuannya. Pengetahuan akan Alkitab dan kuasa Allah adalah apa yang dibutuhkan seorang pemimpin sidang. (Mat 22:29).

b. Carilah Pemimpin-Pemimpin - Pekerja-Pekerja.

Rasul-rasul yang pertama bukanlah orang-orang yang dikenal karena keberhasilan akademisnya. "Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus." (Kis 4:13).

Tak seorangpun dari rasul-rasul Yesus yang lulus dari seminari teologia dari Farisi atau Saduki. Standar dari pemimpin sidangNya adalah ini : "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Luk 10:2). Pemimpin gereja yang efektif adalah seorang yang telah terbukti mengenal bagaimana bekerja keras. Ia rela bekerja kasar dengan kedua tangannya. Dia telah belajar disiplin dari seorang pekerja keras yang tekun dan tak kenal lelah untuk memberi banyak hasil.

Sebaliknya, lulusan seminari pada umumnya adalah orang-orang yang congkak, merasa terlalu tinggi untuk bekerja, malas dan tidak produktif. Orang-orang semacam itu tidaklah cocok untuk mewakili Dia yang mencuci kaki para muridNya, "jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu." (Yoh 13:14). Carilah seorang "Pemimpin-Pekerja" dan anda akan mendapatkan seorang pemimpin gereja yang produktif.

Itulah sebabnya mengapa Yesus memilih para penangkap ikan seperti Petrus dan Yohanes, orang-orang profesional seperti Matius, seorang pemungut cukai dan Lukas, seorang dokter. Mereka mempunyai ketrampilan praktis dan tahu bekerja keras. Dan orang semacam itulah yang dapat diajar tentang Alkitab dan menjadi pemimpin yang berbuah-buah.

3. Tunjukkan Mereka Tugas-Tugas Untuk Dilakukan

" .... dan memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan" (Kel 18:20).

Rasul Lukas memulai buku Kisah Rasulnya dengan kata-kata : "Dalam bukuku yang pertama aku menulis ... segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1).

a. Libatkan Mereka. Tidaklah cukup untuk melatih anak didik. Pelatih harus segera melibatkan siswa dalam MELAKUKAN dan MENGAJAR!

Apabila anda mengajar para siswa untuk "memenangkan jiwa" segeralah mengirimnya keluar memenangkan jiwa. Apabila anda mengajarnya untuk menyembuhkan penyakit dan mengusir setan, segeralah kirim dia untuk melakukan hal ini, dan itulah yang telah dilakukan Yesus.

"Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka .... pergilah dan beritakanlah kerajaan sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma." (Mat 10:1-8)

"Lalu Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang. Lalu pergilah mereka dan mereka mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit disegala tempat." (Luk 9:1, 2,6)

"Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya.

"Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

"Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota ... sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka : Kerajaan Allah sudah dekat padamu.

"Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata : Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu.

"Lalu kata Yesus kepada mereka : Aku melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit.

"Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tak ada yang akan membahayakan kamu.

"Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata : `Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu". (Dikutip dari Luk 10:1-21).

b. Latihan Jangka Pendek Adalah Yang Terbaik. Perhatikan bahwa latihan yang Yesus berikan pada baik dua belas rasul-rasul maupun pada tujuh puluh murid-murid adalah jangka pendek, sebelum Ia mengutus mereka. Ia mendemostrasikan apa yang harus mereka lakukan, kemudian mengirim mereka keluar untuk melakukan hal yang sama itu sendiri. "Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa." (Yoh 14:12).

Makin Lama Program Latihan Itu Makin Kurang Hasilnya. Enam bulan adalah waktu maksimum untuk latihan kemudian anak didik dapat dikirim keluar untuk sepenuhnya melakukan tugas kerja tersebut. Bila perlu, mereka dapat dikirim kembali untuk latihan selanjutnya setelah setahun atau dua tahun kemudian.

c. Ajarkan Hal-Hal Praktis

Latihan jangka pendek sebaiknya 50 % PENGAJARAN dan 50 % PELAKSANAAN. Apa yang diajarkan harus segera dilaksanakan. Jangan melatih otak, latihlah tangan-tangan. Penekanan haruslah dalam apa-apa yang praktis, yang dilaksanakn (latihan praktis).

Penulis buku ini telah menghabiskan tiga puluh tahun terakhir ini menjelajahi lebih dari seratus bangsa-bangsa di dunia ini. Ia telah mengamati program-program latihan yang menghasilkan hal-hal yang baik dan program-program yang tak menghasilkan apa-apa (menghasilkan hal-hal yang negatif).

Gereja dalam tiga negara telah menghasilkan hasil-hasil yang menyolok : Korea, Brasil, Chili. Bangsa-bangsa ini memakai prinsip-prinsip di atas. Gereja-gereja di sana meledak dalam pertumbuhan dan para pemimpin sangat berhasil dalam memenangkan ribuan orang untuk Kristus.

Latihan seharusnya berpusat pada Alkitab, jangka pendek dan praktis. Hal-hal yang secara akademis tidaklah perlu ditekankan. Dedikasi dan penyerahan diri kepada Kristus, kemurnian sifat dan penekanan pada latihan praktis (langsung mengerjakan apa-apa yang diajarkan) inilah program-program latihan yang sudah biasa dilakukan di ketiga negara di atas.

Karena berdasarkan Alkitab maka akan membuahkan hal-hal yang Alkitabiah.

4. Pindahkan Urapan

"Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa : Kumpulkanlah di hadapanku dari antara tua-tua Israel tujuh puluh orang ... kemudian bawalah mereka ke kemah pertemuan, supaya mereka berdiri di sana bersama-sama dengan engkau.

"Maka ... lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang diri memikulnya." (Bil 1:16,17).

a. Urapan Adalah Penting.

Hal ini adalah prinsip (dasar) yang paling penting (tapi kenyataannya adalah yang paling diabaikan) dalam perkembangan kepemimpinan.

Tanpa kuasa dari Roh Kudus (Urapan) yang menguasai seorang pemimpin, Ia tidak mempunyai kesempatan untuk berhasil.

Yesus tidak pernah mengirim seorangpun untuk mewakili Dia tanpa terlebih dahulu diberi kuasa.

"Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit." (Luk 9:1)

"Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain ... lalu kata Yesus kepada mereka ... sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa untuk menahan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu." (Luk 10:1,18,19).

"Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang demikian kataNya Telah kamu dengar dari padaKu.

"Sebab Yohanes membaptis dengan air tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus" (Kis 1:4,5).

"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8).

Yesus tidak memulai pelayananNya sebelum Roh Tuhan hinggap atasNya. Pada saat Ia dibaptiskan dalam air oleh Yohanes Pembaptis. (Lihat Mat 3:16, Mar 1:10, Yoh 1:32).

Yesus memulai pelayananNya dengan berkata : "Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang- orang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat" (atau tahun Yobel) (Luk 4: 18,19) Lihat juga Imamat 25:1-54).

Pengurapan adalah penting bagi Yesus untuk memenuhi pelayananNya (seperti yang digaris besarkan dalam ayat-ayat sebelumnya). Demikianlah hal ini juga penting bagi anda.

Yesus memerintahkan murid-muridNya agar mereka "dibaptiskan dengan Roh Kudus" (Kis 1:5). Paulus memerintahkan "..... janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh" (Ef 5:19).

Lihatlah bab dari Pedoman Latihan Bagi Para Pemimpin yang diceritakan tentang "Baptisan Roh Kudus" untuk lebih banyak belajar tentang hal yang sangat vital ini.

b. Pemimpin Yang Diurapi Harus Melatih Yang Lain.

Jangan kita kehilangan prinsip vital yang termasuk dalam bacaan Alkitab di atas. Pemimpin kunci diurapi dan meneruskan urapannya pada mereka yang dilatih.

Sebaliknya pengarang telah memperhatikan bahwa seringkali seminari latihan dipimpin oleh mereka yang justru gagal dalam pelayanannya. Mereka yang pergi untuk menggembalakan sebuah sidang atau untuk penginjilan dan mengalami kegagalan dalam tugasnya, seringkali dikirim oleh seminari (sekolah Alkitab) untuk melatih mereka yang mempunyai potensi kepemimpinan.

Keadaan seperti ini tidaklah mungkin memberikan hasil apa-apa.

Hukum tuaian yang ditemukan dalam Alkitab adalah jelas.

"Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik ....

"Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala burung yang bersayap. Allah memberkati semuanya itu ... " (Kej. 1:12,21).

Kita menghasilkan hal-hal seperti keadaan kita. Apabila pemimpin-pemimpin yang gagal melatih, para siswa juga akan mengalami kegagalan. Para pemimpin yang berhasil, yang membawa pada dirinya urapan yang kuat dari Roh Kudus, diatas kehidupan mereka, akan memberi latihan tentang kepemimpinan.

Mereka akan menghasilkan kembali orang-orang lain yang juga mempunyai urapan yang kuat dan akan berhasil.

Ini terjadi pada orang-orang yang dilatih oleh Musa. Allah berkata, "Maka .. sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka ..." (Bil 11:17).

Hal ini terjadi juga pada Elia dan Elisa. "Berkatalah Elia kepada Elisa : `Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu. Jawab Elisa : Biarlah aku kiranya mendapat dua bagian dari Rohmu.

"Berkatalah Elia : `Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian ...

"Sedang mereka berjalan terus ... datanglah kereta berapi dengan kuda berapi, memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke Sorga dalam angin badai.

"Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia : `Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!.

"Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan ... dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru `Di manakah Tuhan Allah Elia?' Ia memukul air itu lalu terbagi ... maka menyeberanglah Elisa.

" Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata : `Roh (Urapan) Elia telah hinggap pada Elisa'" (2 Rj 2:9-15).

Hal ini terjadi pada Yesus dan murid-muridNya. "Tetapi Penghibur ... yaitu Roh Kudus ..." (Yoh 14:26).

"Jikalau Penghibur yang Kuutus dari Bapa datang ... " (Yoh 15:26).

"Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu : Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu." (Yoh 16:7).

c. Urapan Yang Dibagikan. Urapan dipindahkan dari Musa pada para pemimpin yang ditugaskan untuk membantu pelayanannya. Urapan dipindahkan dari Elia pada Elisa yang harus membantu pelayanannya. Dan urapan juga dipindahkan dari Yesus pada murid-muridNya yang membantu pelayananNya.

Prinsip yang sama ini masih berlaku. Orang-orang yang dididik mendapatkan bagian urapan dari para pendidikannya. Oleh karena itu, orang yang melakukan latihan haruslah mereka yang memiliki urapan Allah yang kuat dalam hidup mereka. Hukum-hukum penuaian akan terlaksana. Mereka akan menghasilkan hasil-hasil yang serupa.

Saya mengenal seorang penginjil yang memiliki pelayanan kesembuhan dengan mujizat yang dinamis untuk bangsa-bangsa di Asia, Afrika dan Amerika Latin. Saya memperhatikan bahwa dihampir tiap negara yang telah dilayaninya, seseorang yang melayaninya sebagai penterjemahnya akan mendapatkan urapan (pelayanan) yang sama dengan penginjilan itu. Dua minggu dengan penginjil menyebabkan urapan itu berpindah. Setelah pemberita Injil itu pergi, penterjemah akan meneruskan penginjilan itu dalam Roh dan Kuasa.

d. Siapa Yang Memindahkan Urapan Itu? Allah berkata, "Maka .... sebagian Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka ..." (Bil 11:17).

Semuanya itu terjadi di bawah pimpinan dan kekuasaan Allah. Allahlah yang memilih para penerima urapan itu dan yang mengarahkan kepemimpinan kunci itu dan pemindahan urapan yang penuh berkat ini. "Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah seperti yang terjadi dengan Harun" (Ibr 5:4).

Hal itu dilakukan oleh perjanjian Ilahi.

Dalam gereja mula-mula, tampaknya mereka menghabiskan waktu untuk berpuasa, berdoa dan melayani Tuhan, hingga suasana yang tercipta sedemikian rupa hingga Allah dapat berfirman (Kis 1:14; 13:1-3). Pada saat-saat seperti itu. Roh Kudus hadir dan urapan turun. Para pekerja pergi dengan bekal kuasa Roh Kudus yang memenuhi pelayanan mereka dengan sangat berhasil.

Marilah kita kembali pada anak-anak tangga yang menuju kamar loteng sekali lagi, berdoa dan bertekun pada hadirat Allah sehingga kuasa Roh Kudus datang.

Kemudian kita akan siap pergi keluar, untuk menyatakan dan membuktikan kebangkitan dari Yesus.

"Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah." (Kis 4:33).

Untuk pelajaran selanjutnya mengenai pengurapan, lihatlah pada Bagian A2.9, Terimalah urapan tiga kali lipat, dalam Pedoman Latihan Para Pemimpin.

5. Pindahkan Beban

"Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: Kumpulkanlah di hadapanKu ... tua-tua Israel ... supaya mereka berdiri ... bersama-sama dengan engkau ... maka mereka bersama-sama dengan engkau akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu .." (Bil 11:16,17).

Apabila anda melihat seseorang yang mempunyai tujuan untuk memenuhi tanggung jawab, angkatlah dia! Orang itu dapat menjadi berkat dalam pekerjaan Tuhan. Apabila anda melihat seseorang yang mempunyai tujuan untuk memperoleh kekuasaan, hati-hatilah ! Orang tersebut akan merusak pekerjaan Tuhan.

a. Kepemimpinan Bukanlah `Ketuan'an

"Gembalakanlah kawanan domba Allah ... janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu" (1 Ptr 5:3).

Allah membuat manusia untuk dilatih memerintah (Lihat Kej 1:26). Dan untuk alasan inilah dalam hati banyak orang ada keinginan untuk memerintah.

Memerintah sesuai dengan teladan Alkitab sangat berlainan dengan cara kebanyakan para pemimpin di dunia ini yang selalu mencoba kekuasaannya. Karena itu kita perlu mengerti bagaimana teladan seorang pemimpin menurut Alkitab.

Penggunaan kekuasaan seperti yang dilakukan Yesus sangat dibenarkan. " ... Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepadaNya ..." (Yoh 8:29). Ia menggunakan kedudukanNya sebagai seorang pemimpin untuk mengajar, memberkati, menyembuhkan, melepaskan dari perbudakan, mengusir setan, mengampuni dosa dan menyembuhkan hati yang terluka (lihat Luk 4:18). Semuanya ini menyukakan Hati Bapa SorgawiNya.

"Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mrk 10:45). Yesus tidak menggunakan kekuasaanNya sebagai seorang diktator yang mencari keuntungannya sendiri. Yesus melihat perananNya sebagai pemerintah yang bersifat hamba.

Murid-muridNya tidak mengerti tentang hal ini. Mereka mengira kepemimpinan berarti kedudukan yang tinggi, dimana mereka akan menerima pujian dan hormat.

"Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepadaNya.

"Kata Yesus : Apa yang kau kehendaki ? Jawabnya : Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu.

"Yesus menjawab ... kamu tahu bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.

"Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dialayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mat 20:20-28).

Tuhan tidak menginginkan rasul-rasulNya memerintah DIATAS orang lain, sebaliknya Ia ingin mereka melayani DIBAWAH orang lain, menundukkan diri, mencuci kaki mereka seperti seorang budak yang rendah.

"Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu." (Yoh 13:14).

Rasul Paulus menegaskan hal ini dalam tulisan-tulisannya : " Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, ... yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru" (Ef 2:13,12)

Ini mengajarkan kita bahwa kepemimpinan (para rasul dan para nabi) adalah dasar pelayanan di dalam gereja. Dan dasar dari sebuah bangunan itu, dalam peranan menunjang bukan di atasnya, menguasainya dan memerintahnya.

"Batu penjuru yang paling utama" dalam sebuah piramida adalah batu yang paling puncak. Dan tempat ini disediakan hanya untuk Yesus. Hanya Dialah yang mempunyai hak untuk memerintah dalam gereja sebagai "Batu Penjuru Utama" itu.

Pemimpin gereja manapun yang mencoba untuk menempati tempat Tuhan Yesus tersebut berada dalam posisi yang sangat berbahaya karena ia akan bertindak sebagai `anti kris'. Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani untuk `anti kris' bukan berarti `melawan Kristus', tetapi dalam beberapa hal berarti `menempati tempat Kristus'. Mereka yang dilatih untuk `menjadi seorang ditempat Kristus'. Mereka yang dilatih untuk menjadi seorang pemimpin harus mengerti prinsip yang sangat penting ini.

Berabad-abad sebelum Kristus, bangsa Israel mencoba untuk menjadikan Gideon, pelepas mereka, seorang raja. Namun ia dengan bijaksana menolak, ".... Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku tidak akan memerintah kamu, tetapi TUHAN yang akan memerintah kamu." (Hak 8:23)

1) Perumpamaan Yotam. Saya menyarankan anda membaca perumpamaan Yotam (keluarga Gideon) dalam Hakim-Hakim 9:7-21.

Dalam perumpamaannya, tak satupun dari `pohon yang berbuah' atau anggur yang mau menerima tawaran untuk memerintah bangsa tersebut. Hanya sebuah `semak duri' yang tak berbuah dan penuh duri-duri itu yang menanggapi tawaran untuk menjadi seorang raja. Perhatikan bagaimana pokok anggur yang berbuahbuah itu menanggapi dalam perupamaan Yotam.: "Lalu kata pohon-pohon itu kepada pohon anggur : Marilah jadilah raja atas kami! Tetapi jawab pohon anggur itu kepada mereka : Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon." (Hak 9:12,13). Pokok anggur tersebut menolak menjadi raja atas yang lain.

Yesus memiliki sifat yang sama. Ia adalah `pokok anggur' yang benar dan Ia juga menolak untuk dijadikan raja (lihat Yoh 15:1). "Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung seorang diri." (Yoh 6:15).

Paulus menulis pada orang-orang Filipi : "... Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga pada Kristus Yesus.

"Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.

"Melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

"Maka dari itu, `Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri." (Flp 2:3-8).

2). Paulus - Seorang Teladan. Menjadi seorang rasul Yesus tidak memberinya kehormatan atau pujian. Paulus menerangkan peranannya sebagai seorang pemimpin dalam kata-katanya ini :

"Sampai saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,

"Kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati, kalau kami dianiaya kami sabar, Kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah, kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.

"Hal ini kutuliskan kepadamu bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegur kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi" (1 Kor 4:11-14).

Gereja di Korintus dan para pemimpin mereka mempunyai pengertian yang salah tentang peranan mereka dalam dunia saat ini. Mereka mengira mereka harus menjadi seperti pemimpin-pemimpin kafir (lihat 1 Kor 4:8). Paulus memakai kata-kata sarkastik yang menyengat untuk memperbaiki pendapat-pendapat mereka yang salah.

b. Pemimpin Sidang - Seorang Penang-gung Beban. Alkitab menggunakan lembu sebagai simbol/lambang/gambaran dari seorang pemimpin sidang.

"Sebab dalam hukum Musa ada tertulis : `Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!' Lembukah yang Allah perhatikan ?

Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis ..." (1 Kor 9:9,10).

Lembu-lembu telah dipilih untuk mewakili sidang karena kesabarannya dalam kerja keras yang harus dilakukannya untuk mendapatkan tuaian. Kekuatan yang tetap untuk menanggung semua itu, dan pengorbanan diri dari lembu-lembu itu telah menjadikan dirinya binatang yang paling dikasihi dan diperhatikan dibanding dengan binatang-binatang lain yang dipakai dalam pertanian.

Seperti itulah lembu-lembu menggambarkan peranan Alkitabiah sebagai seorang pemimpin sidang-seorang penanggung beban, seorang yang dengan sukacita menanggung tanggung-jawab bahwa orang lain itu mendapat makanan dan mendapat perhatian.

Jelas dikatakan dalam Alkitab bahwa mereka yang dengan setianya memenuhi peranannya sebagai seorang pemimpin, adalah seorang yang bertanggungan berat seperti seekor lembu. Rasul Paulus menggambarkan pelayanannya dalam 2 Korintus 11:23-28 dengan kata-kata yang indah seperti berikut ini : "... Aku lebih banyak berjerih lelah, lebih sering di dalam penjara, didera di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut.

"Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan.

"Tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.

"Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan bahaya dari pihak orang-orang bukan Yahudi, bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.

"Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat, kerap kali aku tidak tidur, aku lapar dan dahaga, kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,

"Dan, dengan tidak menyebut hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat."

Tak satupun pemimpin sidang, kecuali mereka yang sungguh-sungguh berjiwa pemimpin menginginkan beban-beban berat dan tanggung jawab ini. Orang-orang semacam itulah yang disebut lembu-lembu Allah.

Carilah orang-orang semacam ini dan latihlah jiwa kepemimpinannya. Perhatikan prinsip-prinsip Alkitabiah di bawah ini untuk melatih para pemimpin :

" ..... sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung " (Yos 1:8).

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 
AttachmentSize
melatih_pemimpin_gereja.htm51 KB

Komentar