Kepemimpinan Yesus

Salah satu hal yang membuat Yesus Kristus dianggap seorang pemimpin yang hebat adalah kemampuan-Nya untuk terus memegang tujuan-Nya yang sejati dalam memimpin. Sejak Ia memanggil murid-murid-Nya yang pertama, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia" (Mat. 4:19), Yesus selalu berfokus untuk melatih pengikut-pengikut-Nya untuk menjadi pemimpin yang efektif seperti diri-Nya.

Pelatih basket saya semasa kuliah biasa mengatakan, "Selalu ingat bahwa bukanlah seberapa baik Anda memulai pertandingan, namun bagaimana Anda mengakhirinya!" Saya baru saja melihat Kentucky Derby, dan kuda yang memenangkan pertandingan itu berada pada posisi akhir saat pertandingan dimulai. Banyak pemimpin memulai dengan baik, namun mengakhirinya dengan buruk. Mereka memiliki kemampuan hebat dalam menentukan pengikut dan menjadi teladan, namun mereka tampaknya tidak dapat mengubah pengikut mereka menjadi pemimpin seperti mereka. Satu alasan mengapa ini terjadi adalah karena mudahnya melupakan tujuan sejati dari pada memimpin. Pemimpin adalah orang yang sibuk, dan semakin sibuk mereka, semakin mudah mereka melupakan tujuan itu.

Banyak pemimpin yang terjebak dalam aktivitas. Mereka menghabiskan waktu bekerja mereka untuk pengikut mereka daripada melatih para pengikut mereka. Selama itu terjadi, mereka tidak akan pernah sanggup menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang dilakukan oleh Yesus.

Yesus Kristus selalu berusaha meluangkan waktu sehingga Ia bisa melatih pengikut-Nya dengan baik (Mrk. 6:30-32). Tidak peduli betapa sibuknya Ia, Yesus selalu ingat akan perlunya memberikan waktu untuk melatih para pengikutnya agar bisa menjadi pemimpin.

Anda mungkin hebat dalam mencari pengikut. Anda mungkin juga hebat dalam memberikan teladan dan memimpin. Namun, seberapa banyakah pengikut Anda yang menjadi pemimpin seperti Anda? Pertanyaannya bukan "Berapa banyak pengikut yang Anda punya?", melainkan "Berapa banyak pemimpin yang telah Anda kembangkan?"

Setiap pemimpin yang baik memiliki dua tujuan. Satu adalah tujuan atau sebab ia memimpin. Tujuan yang pertama ini adalah yang memotivasinya untuk berinisiatif menjadi teladan bagi orang lain. Sekali ia memunyai pengikut yang memiliki tujuan yang sama dengannya, pemimpin yang baik akan mengembangkan tujuannya yang kedua.

Tujuan yang kedua adalah melatih pengikutnya menjadi pemimpin yang efektif sehingga tujuan yang pertama dapat tercapai dengan lebih cepat dan efektif.

Kebanyakan pemimpin memahami tujuan yang utama, namun untuk menerapkan prinsip kepemimpinan Perjanjian Baru, kita juga harus mengembangkan tujuan yang kedua. (t/Dian)

Diterjemahkan dan diringkas dari: Judul buku: The New Leader; A Revolutionary Approach to Effective Leadership Judul bab : The Formula for Revolutionizing Leadership Penulis : Myron Rush Penerbit : Victor Books, Wheaton 1987 Halaman : 57 -- 58

File: 

Komentar