Natal: Pemulihan Harapan Dunia
Di tengah-tengah realitas pengharapan umat manusia yang hampir menuju ketiadaan pengharapan ini, apakah arti Natal bagi kita? Apakah yang dibawa Natal untuk memulihkan harapan dunia ini? Apakah yang sedang ditawarkan Natal untuk manusia yang terancam, ketakutan, kecewa, bimbang, dan putus asa ini?
Ada dua pemulihan yang ditawarkan Natal, yaitu:
Natal adalah Pernyataan Paling Konkret tentang Aktivitas Allah dalam Sejarah Umat Manusia
Dalam diri Yesus Kristus. Allah secara nyata memperlihatkan kepada dunia bahwa Dia tidak meninggalkan dunia. Ia masuk ke dalam dimensi hidup manusia melalui seorang bayi dan berkarya di dalam sejarah. Suatu karya yang kembali memulihkan harapan dunia yang sudah terkikis oleh ancaman zaman.
Natal membuka mata kita kepada lemahnya diri manusia untuk menopang harapannya. Natal membuktikan kepada manusia bahwa tanpa campur tangan Allah, manusia tidak akan pernah memiliki pengharapan di dalam hidupnya.
Pekerjaan intervensi pemulihan ini tidak pernah berhenti. Natal hanya merupakan awal yang nyata. Aktivitas pemulihan terus berlangsung sampai hari ini. Walaupun realitas seolah tidak menyediakan ruang bagi harapan itu, namun intervensi yang mendatangkan harapan dan memulihkan harapan tetap terjadi. Karena itu, ketika kita merayakan Natal, kita sebenarnya sedang memberitakan kepada dunia bahwa harapan itu masih ada, yaitu di dalam Tuhan Yesus Kristus, yang lahir dalam rupa bayi yang kecil. Natal datang untuk memulihkan harapan dunia.
Natal Mengajak Gereja Menegaskan Eksistensinya Sebagai Tanda Pengharapan Dunia
Gereja adalah umat pengharapan. Ia memiliki keyakinan yang pasti bahwa hidupnya pada masa kini dan pada masa yang akan datang terpelihara oleh Allah sendiri. Namun, sayang sekali, pengharapan yang indah ini, sering kali membuat gereja apatis terhadap realitas zamannya. Gereja lebih sering memandang pengharapannya secara eskatologis dan lupa pada dimensi masa kini.
Jaminan eskatologis yang pasti seharusnya mendorong gereja untuk aktif menghadirkan tanda-tanda pengharapan itu di dunia. Artinya, aktivitas intervensi Allah itu bukan hanya terjadi di akhir sejarah saja, melainkan juga sedang terjadi saat ini. Dan, gereja merupakan saluran intervensi Allah di dunia oleh Roh Kudus yang bekerja di dalam dirinya. Oleh sebab itu, dalam dunia yang sedang bermusuhan, gereja seharusnya menaburkan benih perdamaian. Di tengah dunia yang terpecah belah, gereja seharusnya membawa persatuan. Di tengah dunia yang bimbang, gereja seharusnya memberi kepastian. Di tengah dunia yang ketakutan, gereja seharusnya membagikan keberanian dan di tengah dunia yang sedang sedih, gereja hendaknya membawa sukacita.
Inilah dua pesan pemulihan yang ditawarkan Natal pada dunia. Gereja diajak untuk berpartisipasi aktif di dalamnya. Gereja tidak boleh berpangku tangan memandang dunia yang sedang menuju keputusasaan. Sebab, Allah yang telah memberi harapan kepadanya juga masih sedang bekerja. Gereja tidak boleh takut karena yang menjamin harapannya adalah Penguasa langit dan bumi. Kiranya melalui Natal ini, kita semua dengan penuh harapan dan iman mengaku bahwa Allah tidak meninggalkan kita. Amin.
Diambil dan disunting dari: | ||
Nama situs | : | Alkitab SABDA |
Alamat URL | : | http://alkitab.sabda.org |
Penulis | : | Markus Dominggus L. D. |
Tanggal akses | : | 27 November 2013 |