MENGONTROL REAKSI KITA
MENGONTROL REAKSI KITA
Mat.5:5
Banyak ahli yakin salah satu keberhasilan dan kebahagian hidup adalah pada : bagaimana cara kita bereaksi (menanggapi) situasi kehidupan kita.
Stephen Covey (penulis best seller ; ahli manejemen & perilaku manusia) menyimpulkan ada 3 cara manusia menanggapi situasi kehidupan :
(1) Sikap Pasif
Manusia yang pasif hanya menerima saja diperlakukan apapun oleh orang lain. Dipukul diam, ditendang diam, dimaki diam.
Orang yang pasif ini seperti batu atau pohon, yang hanya bisa diam ketika dipukul orang atau ditebang orang.
(2) Sikap reaktif
Orang yang reaktif akan merespon/ memberi tanggapan sesuai keadaan yang dialaminya.
Kalau ia dimaki, ia akan membalas memaki. Sebaliknya, kalau ia dikasihi, ia akan balik mengasihi.
Orang reaktif seperti anjing atau kucing yang bisa setia kalau diperlakukan dengan setia, namun akan menggonggong atau menggigit kalau diperlakukan tidak baik.
(3) Sikap pro aktif
Orang yang pro aktif memberi tanggapan secara kreatif yang tidak harus sesuai dengan keadaan atau perlakuan pihak lain terhadap dirinya.
Misalnya : kalau hari hujan, tidak marah-marah, tapi pakai payung agar tidak kehujanan (ini kreatif namanya). Kalau disakiti orang lain, tidak mendendam dan membalas tapi malahan mendoakannya (ini kreatif namanya).dsb.
Orang kristen seharusnya memberi tanggapan terhadap keadaan hidupnya seperti orang yang pro aktif, yaitu secara kreatif menemukan cara untuk bereaksi terhadap perlakuan orang lain dengan baik dan tidak sekedar membalasnya!
LEMAH LEMBUT ADALAH KUNCINYA
Alkitab menegaskan bahwa kunci untuk menjadi orang yang bisa mengontrol diri secara pro aktif adalah dengan menjadi lemah lembut.
Apa artinya lemah lembut ?
(a) Lemah lembut bukan berarti lemah atau lemah gemulai (seperti orang Jawa).
(b) Lemah lembut adalah ”kekuatan yang terkendali”. Kata Yunani untuk lemah lembut = Praus, memiliki arti : seperti kuda liar yang sudah dijinakkan atau seperti obat yang mampu menjinakkan demam.
5 CARA BEREAKSI SECARA TERKONTROL
1.Ketika seseorang melayani anda, berusahalah mengerti jangan menuntut – Fil.2:4-5
Bagaimana kita bereaksi ketika kita sedang dilayani orang lain menggambarkan bagaimana kelemahlembutan kita.
Contohnya :
(a) Saat makan di restoran dan pelayan lambat melayani kita karena sedang ramai. Apa reaksi kita ? Marah, mengomel atau tetap tersenyum ?
(b) Ketika antri di bank, dan tellernya tiba-tiba harus makan siang dulu. Apa reaksi anda ? Marah, memaki, atau sabar ?
Alkitab mengajarkan 2 hal dalam hal ini :
(1) Jangan menuntut
Sekarang ini dimana-mana orang senangnya menuntut untuk dirinya sendiri, tanpa memperdulikan keadaan orang lain.
Misalnya : sopir mikrolet maunya menuntut jalanan lancar, tapi dia sendiri ngetem sembarangan.
(2) Berusahalah mengerti
Orang yang pro aktif akan berusaha mengerti keadaan orang lain dulu baru dirinya minta dimengerti!
Kalau kita bisa mengerti keadaan orang lain, maka kita bisa mengontrol reaksi kita!
Misalnya : mobil kita ”dipotong” jalannya oleh orang lain, kalau kita bisa mengerti bahwa barangkali orang itu istrinya mau melahirkan jadi dia memotong jalan, maka kita tidak akan marah!
2. Ketika seseorang mengecewakan anda, tetaplah lembut dan tidak menghakimi – Rm.14:1
Ketenangan hidup dan kebahagiaan akan kita alami ketika kita bisa menerima orang lain yang standarnya belum sesuai dengan diri kita. Contoh :
(a) Pembantu ngepel lantai belum terlalu bersih – tapi kita bisa terima sambil diajari agar lebih bersih.
(b) Anak prestasinya sedang-sedang saja – tapi kita bisa menerimanya sambil kita kursuskan.
(c) Ada jemaat yang hidupnya masih kacau – tapi kita bisa menerimanya sambil kita bimbing agar dia bisa hidup benar di dalam Tuhan.
Lemah lembut itu berarti : ketika orang-orang yang mengecewakan Anda, Anda tetap lembut, dan tidak menghakimi.
Tuhan Yesus sangat benci ketika melihat seorang yang beragama (saleh), tapi suka menghakimi orang lain – Mat.7:1-2
3.Ketika seseorang tidak setuju dengan anda, tetaplah lembut tanpa harus menyerah – Ams.15:1
Ingat, kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Di satu saat anda akan dipuja sekelompok orang, tapi di saat lain anda mungkin akan dihujat mereka!
Yesus pernah mengalami hal ini : Saat ia memasuki Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai, ia dipuja-puja massa. Tapi beberapa hari kemudian massa yang sama meneriakinya salibkan dia....salibkan dia.
Namun demikian kita tidak boleh berkompromi dan hidup hanya untuk menyenangkan orang lain. Kita harus teguh dalam prinsip tapi lembut dalam pendekatan!
Ketika menghadapi ketidaksetujuan orang lain, kita memiliki 3 alternatif pilihan :
(1) Kita dapat mundur dalam ketakutan
(2) Kita dapat menyerang dalam kemarahan
(3) Kita dapat merespon dengan cinta
Bahkan dalam pernikahan sekalipun perbedaan pendapat itu wajar saja. Perbedaan justru menambah variasi hidup.
Illutrasi : Saat anda makan anda tidak memerlukan 2 buah sendok. Yang anda perlukan adalah sebuah sendok dan sebuah garpu. Itulah indahnya perbedaan yaitu untuk saling melengkapi!
4.Ketika seseorang menegur anda, terimalah dengan rendah hati jangan bereaksi – Ams. 13:18
Lemah-lembut berarti bisa diajar, bersedia ditegur! Orang yang bisa diajar (teachable) akan bersedia :
(a) Mendengarkan masukan dari orang lain
(b) Tidak merasa serba tahu
(c) Tidak alergi terhadap kritik/saran pihak lain
(d) Tidak bereaksi dengan menyerang balik orang yang menegurnya.
Orang yang lemah-lembut adalah orang yang rendah hati mau diajar, ditegur dan dikoreksi oleh orang lain!
5. Ketika seseorang melukai anda, jadilah kuat jangan membalas – Rm. 12:17, 21
Kekuatan seorang yang lemah lembut justru terletak pada kemampuannya menerima perlakuan buruk orang lain tanpa harus membalasnya.
Di dunia ini berlaku ”ius talionis” = hukum mata ganti mata, gigi ganti gigi.
Tapi orang yang lemah lembut justru menerapkan hukum kasih. Yaitu mengampuni orang yang berbuat jahat kepada kita.
Jadi orang yang menerapkan hukum kasih ternyata jauh lebih kuat dari orang yang menerapkan hukum talionis!
Kesimpulannya : Kita tidak boleh kalah oleh keadaan hidup disekitar kita, sebaliknya kitalah yang harus mengalahkan keadaan diluar kita. Caranya adalah dengan bersikap lemah lembut, yang berarti ”memiliki kekuatan yang terkontrol” untuk menghadapi keadaan hidup yang sulit!