Editorial
Shalom,
Sepertinya mudah sekali mengucapkan sebuah janji kepada siapa saja dan kapan saja. Seolah-olah janji bukanlah sesuatu yang serius. Akhirnya, tidak semua janji yang kita ucapkan itu dapat kita hidupi dan lakukan. Padahal, memegang janji itu menunjukkan cerminan diri kita yang sebenarnya, apakah kita termasuk orang yang memiliki moral yang baik atau sebaliknya.
Banyak sekali aspek penting dan contoh-contoh dalam Alkitab yang secara implisit maupun eksplisit memberikan contoh konkret gambaran pentingnya orang percaya memegang kata-kata dan janjinya. Bukan hanya para pendeta, aktifis gereja, maupun pelayanan jemaat yang harus menjaga integritas dan ucapannya; semua yang mengaku sebagai orang percaya pun harus demikian. Seseorang memiliki martabat karakter yang sejati saat dia memiliki integritas yang tinggi dalam berkata-kata. Integritas pribadi sebagai orang Kristen harus tetap kita jaga dan pertahankan agar menjadi saksi di tengah-tengah hidup yang nilai-nilai kekristenannya mulai bergeser menjadi tidak sesuai dengan firman Tuhan.
Selamat menyimak edisi ini, semoga dapat menjadi berkat!
Redaksi Tamu e-Leadership,
Desi Rianto
http://www.sabda.org/publikasi/e-leadership/
"Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." Mazmur 12:6