Mengapa Allah Menciptakan Manusia
BAGIAN C3
MENGAPA ALLAH MENCIPTAKAN MANUSIA
Bab 1
Rencana Allah Bagi
Umat Manusia
A. ALLAH TRITUNGGAL DINYATAKAN
Di bawah ini adalah satu dari sekian banyak ayat penting dalam Alkitab untuk memahami rencana Allah yang kekal bagi manusia :
"Berfirmanlah Allah (Elohim),
Baiklah KITA menjadikan manusia menurut gambar dan rupa KITA ...
" (
1. Dinyatakan Melalui NamaNya
Elohim adalah kata benda jamak dan merupakan nama pertama dari tujuh nama perjanjian dari Sang Pencipta yang ditentukan dalam Alkitab.
Bentuk jamak tersebut mengarah pada arti Tritunggal : Allah Bapa, Allah Anak, Allah
Roh Kudus. (Perhatikan kata `kita' : bentuk jamak yang digunakan Allah dalam
2. Dinyatakan Melalui Perbuatan-PerbuatanNya
Dalam
Manusia harus mencari selama berabad-abad untuk mencari penjelasan tentang
bagaimana Tuhan itu yang adalah SATU (
3. Dinyatakan Melalui CiptaanNya.
Rasul Paulus mengajar kita bahwa kita dapat mengerti tentang Allah Tritunggal
melalui apa-apa yang telah diciptakan Allah (
a. Manusia. Tuhan menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah. Manusia
terdiri dari tiga bagian yang menjadi satu.
Manusia adalah Roh, Jiwa dan Tubuh. Meskipun
merupakan satu kesatuan (
b. Air. Air adalah satu, meskipun demikian, ketika membeku menjadi es; dan ketika dihangatkan menjadi cairan dan ketika dipanaskan menjadi uap air, meskipun begitu air tetap satu adanya.
c. Telur. Sebuah telur mempunyai tiga bagian, meskipun merupakan satu telur. Telur terdiri dari kulit telur, putih telur dan kuning telur, tiga tetapi satu.
B. MANUSIA DICIPTAKAN UNTUK BERKUASA
"Berfirmanlah Allah (Elohim), Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita, supaya MEREKA BERKUASA ... "
1. Warisan Bagi Umat Manusia
Allah menciptakan manusia (MEREKA) untuk menjadi pemerintah atau kepala yang
berkuasa atas ciptaan Allah. "Apakah
manusia?" ... Engkau membuat dia berkuasa atas
buatan tanganMU ... segala-galanya telah
Kauletakkan di bawah kakinya ... sebab dalam
menaklukkan segala sesuatu kepadaNya, tidak ada
satupun yang Ia kecualikan, yang tidak takluk
kepadaNya" (
Hal ini tidak hanya ditujukan kepada Adam dan Hawa saja, tetapi ditujukan juga bagi segenap keturunan mereka. Hal tersebut merupakan warisan bagi seluruh umat manusia yang menyandang gambar Tuhan (karakter Allah) dan keserupaan dengan Allah (otoritas).
Adam dan Hawa sebagai rekanan penguasa atas ciptaan Allah, melambangkan
kekuasaan manusia atas ciptaan Allah untuk
dinyatakan dalam keluarga dan pernikahan : " ... teman
pewaris " (
2. Kekuasaan Yang Dibagi
Kata-kata "biarlah MEREKA berkuasa" secara jelas menekankan bahwa kekuasaan yang ada seharusnya menjadi kekuasaan yang DIBAGI dan bukan dikuasai satu manusia saja atau pun oleh seorang diktator ataupun kaisar sekalipun.
Kita harus menjaga batas yang jelas antara keinginan yang dipengaruhi iblis untuk berkuasa (oleh dia sendiri saja) dan janji Alkitabiah mengenai kekuasaan yang dibagi itu melalui suatu badan yang bekerja bersama-sama yang dibuat dalam teladan dan gambar Allah.
Setan mengatakan, "Aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Allah
.. aku hendak menyamai yang Mahatinggi"
(
Mengingini untuk berkuasa bagi diri sendiri, terpisah dari orang lain, adalah tindakan yang memberontak terhadap Allah. Ini adalah tindakan iblis, kedagingan dan jahat sekali.
Merindukan untuk berkuasa yang terbit dari dalam persekutuan dengan Kristus dan ketaatan serta persekutuan dengan Kristus dan TubuhNya (Gereja) adalah tindakan yang rohani, Alkitabiah dan benar.
Rencana Allah melalui Tubuh Kristus yang mempunyai banyak anggota (
Untuk mencari kuasa Allah bagi kepentingan satu orang saja atau tujuan satu orang saja, akan membawa bencana rohani. Perhatikan tulisan-tulisan di bawah ini :
a. Musa : Otoritas Yang Dibagi. Musa menolak untuk memiliki kuasa Allah bagi
dirinya sendiri, dengan berdoa bahwa lebih baik
Allah membunuhnya daripada Allah membuat dia menjadi pemimpin yang besar dan terpisah
dari umatnya (
b. Raja-Raja : Tidak Membagi-bagikan
Otoritasnya. Raja-raja tidak pernah menjadi kehendak Allah yang sempurna (
c. Yesus : Otoritas Yang Dibagi-bagi. Yesus menjadi sangat bersukacita ketika Ia mengetahui bahwa pelayanannya akan dilanjutkan oleh banyak orang.
"Karena itu ketika Ia masuk ke dunia,
Ia berkata .... tetapi Engkau telah menyediakan tubuh
bagiKU" (
Yesus MEMBAGI-BAGIKAN kuasa dan otoritasNya pada suatu tim (tubuh).
"Maka Yesus memanggil KEDUA BELAS
muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada
MEREKA untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia
mengutus MEREKA untuk memberitakan Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang .. .
Kemudian daripada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka
BERDUA-DUA ... ke setiap kota ... untuk ...
menyembuhkan orang sakit" (
Paling sedikit Yesus memakai DUA orang untuk melayani.
Membagi-bagi otoritas (tim pelayanan) menjaga agar kita tidak jatuh ke dalam jerat
iblis. "Berdua lebih baik daripada seorang diri,
karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah
mereka" (
d. Orang-Orang Percaya : Akan Membagi-bagikan Kekuasaannya. Mereka yang setia dalam masa hidupnya saat sekarang ini akan MEMBAGI-BAGIKAN KEKUASAANNYA dengan Kristus melalui kekekalan.
"Barangsiapa menang, ia akan Kududukan bersama-sama dengan Aku di atas tahtaKu,
sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan BapaKu di atas
tahtaNya ... dan mereka akan memerintah sebagai
raja bersama-sama dengan Dia seribu tahun lamanya... dan mereka akan memerintah sebagai
raja sampai selama-lamanya" (
Orang-Orang Percaya: Akan Membagi-bagikan KemuliaanNya. Pengikut Yesus yang
setia yang mengalami kesengsaraan karena melakukan kehendakNya, MEMBAGIKAN
kemuliaan mereka BERSAMA-SAMA. "Jika kita menderita bersama-sama dengan Dia,
supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan
Dia" (
3. Pembagian Kekuasaan Mencegah Penipuan.
Banyak orang (termasuk orang-orang yang menyatakan diri sebagai pengikut Allah dari
Alkitab) tersesat sebab cara mereka mengajar kekuasaan dilakukan tanpa mentaati
hukum-hukum Allah, kepentingan diri sendiri dan
dengan cara tidak alkitabiah. Mereka membanggakan kekuasaan/kekuatan PRIBADI mereka
(atau pengharapan mereka akan hari depan adalah kekuasaan pribadi mereka). Pengajaran
kekuasaan yang sedemikian itu berakhir pada suatu
penipuan seperti yang dialami oleh Hawa (
Roh kebenaran akan mengajar kita minta kepada Tuhan yang memiliki kuasa dan berdoa untuk itu bersama-sama dan menerimanya bersama-sama dengan orang-orang percaya yang lainnya. Dengan cara demikian kita terlindung oleh prinsip kekuasaan yang DIBAGI-BAGI yang benar.
"Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah katanya, " ... berilah kepada hamba-hambaMu keberanian untuk memberitakan FirmanMu, ulurkanlah tanganMu untuk menyembuhkan dan tanda-tanda serta mujizat-mujizat oleh Nama Yesus.
"Dan ketika MEREKA sedang berdoa, goyanglah tempat MEREKA berkumpul itu
dan MEREKA semua penuh dengan Roh Kudus, lalu MEREKA memberitakan Firman Allah
dengan berani ... tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan MEREKA
bersama" (
Allah menciptakan manusia untuk berkuasa. Jika kuasa itu diberikan kepada kita,
maka kuasa tersebut harus dinyatakan dalam hidup
kita dengan berjalan dalam persekutuan yang erat dengan saudara seiman lainnya (
Attachment | Size |
---|---|
allah_mencipta_manusia.htm | 11 KB |