Keunikan dan Keangkuhan
BAB XII
KEUNIKAN DAN KEANGKUHAN
Kita telah menegaskan berulang-ulang bahwa salah satu harapan manusia untuk selamat adalah percaya pada Kristus. Tetapi saat ini penegasan ini sudah tidak populer lagi. Dalam bab ini dan bab berikutnya, kita akan membahas dua tujuan dari pemberitaan kita mengenai keunikan Kekristenan. Pertama, semacam tuntutan untuk merenungkan sikap keangkuhan. Kedua, tuntutan ini dihubungkan dengan penaklukan kekuasaan Imperialis yang digunakan untuk memaksa orang dan memenangkan orang ke suatu agama tertentu yang dalam prosesnya nanti dinamakan proselitisme.
Banyak orang saat ini mengatakan bahwa Kekristenan menuntut keunikan yang bertentangan dengan sikap kerendahan hati yang ditunjukan orang Kristen. Mereka berkata keangkuhanlah yang menyebabkan kita berpegangan bahwa jalan kita merupakan satu-satunya jalan dan bahwa orang lain harus meninggalkan jalannya untuk bergabung dengan kita. Apakah demikian? Di bawah ini kita akan memberikan empat alasan yang menunjukkan bahwa penginjilan Alkitabiah adalah bertentangan dengan keangkuhan ini, meskipun hal ini menegakkan tuntutan kekuasaan dan kemutlakan mengenai Injil.
TELADAN KRISTUS
Kita mulai dengan teladan Kristus, karena dialah yang kita beritakan.
Yesus Kristus merupakan contoh pelayanan kita. Dia merupakan satu-
satunya orang yang menyuruh kita pergi dan memberitakan Injil.
Pelayanan-Nya penuh kekuatan dan kekuasaan (
Namun hidup Kristus juga ditunjukkan melalui kerendahan hati-Nya.
Dia berkata bahwa Dia "datang bukan untuk dilayani tapi untuk melayani
dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang"
(
Petrus menolak menerima pelayanan semacam itu dari Sang Mesias. Petrus menggambarkan sikapnya terhadap Kristus sama seperti sikapnya pada orang-orang seumur Kristus. Mereka tidak boleh menyatukan kerendahan hati-Nya dengan kekuasaan-Nya. Jika Dia Mesias, Dia seharusnya menjadi seorang raja. Dan seorang raja tidak bisa menjadi pelayan.
Kritik yang sama tentang penginjilan adalah membuat kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh orang-orang pada jaman Kristus. Kritikan dari Yesus menyebutkan karena Dia datang sebagai hamba, maka Dia tidak memiliki kekuasaan. Kritik penginjilan mengatakan bahwa para penginjil berbicara dengan penuh kekuasaan sehingga mereka tidak bisa direndahkan. Kristus menunjukkan bahwa kekuasaan dan kerendahan hati dapat ditunjukkan dengan harmonis.
Yesus menegaskan bahwa, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa
di sorga dan di bumi" (
Paulus menunjukkan kombinasi antara kekuasaan dan kerendahan hati
dengan baik. "Sebab bukan dari kami yang kami beritakan, tetapi Yesus
Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak
Yesus" (
SIFAT PESAN YANG DISAMPAIKAN
Sebagaimana teladan Kristus yang membuat kesombongan bertentangan
dengan penginjilan Alkitabiah, maka begitu juga Injil yang kita
beritakan. Injil memiliki dasar kebesaran dan kekudusan Allah. Hal ini
mengatakan betapa Tuhan berada jauh di atas kita. Melalui Alkitab kita
menyatakan bahwa karena dosa kita telah kehilangan kemuliaan Allah
(
Ketika seseorang bertanya pada Mahatma Gandhi mengenai pendapatnya tentang E. Stanley Jones, Gandi menjawab, "dia seorang yang baik, tetapi ia terlalu membanggakan agamanya." Ketika Stanley Jones mendengar hal ini, dia berkata bahwa Gandi benar, menurut pendiriannya. Menurut Gandi, keselamatan adalah akibat dari kerja keras. Memperoleh keselamatan adalah sesulit mengosongkan air dari laut dengan tangan seseorang. Jones berkata bahwa seseorang yang memiliki jaminan keselamatan dapat berbangga karena hal itu. Tetapi orang Kristen tidak boleh berbangga karena dirinya sendiri, tahu bahwa keselamatannya merupakan anugerah Tuhan dan bukan usahanya sendiri. Gandi tidak pernah bisa menerima doktrin orang Kristen mengenai keselamatan karena anugerah, sehingga dia hanya bisa menghormati kepercayaan orang Kristen mengenai keselamatannya sebagai suatu kesombongan.
Alkitab tidak hanya memimpin kita untuk merasa tidak layak dengan kemampuan kita tetapi juga memberikan rasa syukur yang sangat besar dalam diri kita. Ketika kita menyadari semua yang telah Kristus lakukan dalam diri kita, disamping ketidakpantasan kita, hati kita dipenuhi luapan terima kasih pada Tuhan. Rasa syukur dan kesombongan tidak mungkin terjadi bersamaan. Rasa syukur menunjukkan pada kita bahwa kita adalah penerima. Ini menunjukkan ketidaklayakan kita. Kesombongan akan membuat seseorang mengira bahwa dia pantas memperoleh keselamatan.
Rasa syukur juga mendorong kita memberitakan Injil dengan berani. Kita ingin orang lain juga merasakan hal besar yang telah Tuhan lakukan pada kita. Kebenaran ini diilustrasikan dengan indahnya melalui suatu kisah yang diceritakan guru saya, Dr. J.T. Seamands, dimana rasa kasih diberikan pada anak laki-laki yang berkaki bengkok. Dia tinggal di sebuah kota kecil dengan ibunya yang sudah janda. Karena kecacatannya dia tidak dapat berjalan secara normal. Pada suatu hari seorang pengusaha yang merupakan sahabat dari keluarga ini, menjenguk mereka dan mengatakan bahwa ada dokter di London yang selalu berhasil mengoperasi anak-anak muda yang kakinya bengkok. "Jika engkau memberikan ijin," kata sahabatnya, "saya akan membawa anak laki-lakimu ke London dan melihat apa yang dokter bisa lakukan baginya. Saya akan menanggung semua biayanya." Ibunya dengan rasa terima kasih menerima permintaan tersebut.
Anak laki-laki itupun akhirnya dibawa ke London. Operasi berjalan dengan sukses. Pengusaha itu menyimpan informasi pada ibunya mengenai kemajuan anak laki-lakinya. Akhirnya Ibu tersebut mendapat telegram yang mengatakan bahwa anak laki-lakinya dan pengusaha akan kembali ke kotanya dengan kereta.
Ibu tersebut tidak mempercayai matanya ketika dia melihat anaknya berjalan menghampirinya. Dia memegang tangan ibunya, "Ibu, saya akan..." dan dia hanya mampu mengatakan hal itu. Ibunya menghentikan kata-katanya dan berkata, "anakku, jangan mengatakan apa pun. Hanya larilah naik dan turun dari peron biar ibu tahu bagaimana kamu dapat melakukannya."
Dia berlari naik dan turun dari peron satu atau dua kali, lalu menghampiri ibunya lagi dan mulai untuk berkata-kata. Tetapi lagi-lagi ibunya memotong kata-katanya dan meminta dia berlari naik dan turun peron lagi. Akhirnya, ibunya merasa puas dan anak tersebut dapat berkata apa yang ingin dia katakan, " Ibu.., saya tidak akan pernah puas sampai ibu bertemu sendiri dengan dokter di London. Dia seorang laki-laki yang luar biasa di dunia."{1}
Penginjilan adalah sama seperti kejadian di atas. Penginjilan merupakan ungkapan syukur seseorang yang dibagikan pada orang lain mengenai apa yang telah Kristus lakukan bagi dirinya dan Kristus bisa melakukan pada orang lain juga. Seperti yang dikatakan D.T. Niles, "Penginjilan seperti seorang pengemis yang memberi tahu pengemis lain di mana mereka dapat menemukan roti."
Kita tahu tanpa ragu sedikit pun bahwa orang perlu bertobat lebih dari apa pun di dunia ini. Seorang wanita muda di Amerika Latin mendatangi Stanley Jones pada suatu pertemuan yang tertutup dan berkata, "Anda hidup penuh bahagia dengan Kristus; sekarang tunjukkan padaku bagaimana berbahagia tanpa Kristus." Jones menjawab, "Maafkan saya, tapi saya tidak tahu bagaimana berbahagia tanpa Kristus. Dapatkah kereta api berbahagia tanpa relnya, mata tanpa sinar, paru- paru tanpa udara, hati tanpa cinta?"
Jones berkata, "manusia diciptakan untuk bertobat. Seperti bebek diciptakan untuk air, burung diciptakan untuk mengisi udara, hati diciptakan untuk kasih, alam diciptakan untuk keindahan. Ketika Anda bertobat Anda menemukan Kristus, Anda menemukan diri Anda sendiri, Anda menemukan Tanah Air Anda."{2} Ini merupakan tuntutan yang berani mengenai Injil. Tetapi sifat dasar Injil menuntut keberanian semacam ini. Melalui Injil, diberitakan bahwa harapan manusia pada keselamatan hanya dari Tuhan Yesus.
SIFAT PELAYANAN KEKRISTENAN
Alasan ketiga yang membuat penginjilan diberitakan dengan berani
adalah menentang adanya kesombongan dalam pelayanan sebagai penginjil.
Pelayanan kita adalah hadiah bagi kita dari Allah. Seperti halnya
keselamatan kita ini merupakan sesuatu yang tidak layak kita terima.
Paulus berkata, "Oleh karena kemurahan Allah kami telah menerima
pelayanan ini" (
Karena penginjilan adalah pelayanan Kristus maka kita berani
memberitakannya. Paulus berkata bahwa dia memiliki keyakinan yang
besar mengenai pelayanannya pada Allah karena Kristus (
Apakah yang terjadi kemudian jika banyak penginjil yang kurang rendah hati? Kita seringkali menemukan penginjil yang individualis, mudah sakit hati dan sedih karena cara orang lain memperlakukan mereka. Mereka mendorong namanya ke depan, kadang-kadang tidak sepenuhnya dengan jujur. Kotbah yang disampaikannya untuk menaikkan harga dirinya sendiri dan reputasinya. Mereka bekerja keras bagi pujian manusia.
Beberapa dari penginjil ini kurang rendah hati, tetapi tampaknya menghasilkan pelayanan yang berbuah. Bagaimana itu bisa terjadi? Kemungkinan disebabkan ada talenta khusus dari Tuhan yang mereka gunakan, meskipun caranya tidak dapat dibenarkan. Tetapi yang lebih mungkin lagi, mereka dipakai sebab Injil yang mereka kabarkan sungguh berkuasa sehingga meskipun orang yang memberitakan tidak layak, tapi pesannya sendiri memiliki kuasa. Seorang dokter Kristen pernah berkata kepada saya, "Saya bertobat melalui penipuan yang berkedok pelayanan." Tujuan yang ingin disampaikannya adalah adanya kuasa Injil yang seringkali mengesampingkan kebiasaan buruk dari penginjilnya.
Namun, contoh buruk mengenai penginjil yang sombong ini dapat merusakkan penyebab orang datang pada Kristus. Mereka memberikan amunisi bagi kritik penginjilan. Hal ini mempersulit orang yang sungguh-sungguh mengharapkan Kristus. Kehidupan dari orang sombong yang memberitakan Injil, pada dasarnya mereka tidak memiliki Injil sama sekali dalam hidupnya.
Apakah kelegaan dan sukacita, ini adalah mengatakan bahwa penginjil besar yang benar merupakan orang yang rendah hati. Saya berpikir mengenai Leighton Ford, Robert Coleman, J.T. Seamands, John Stott, Victor Manogarom, dan Samuel Mendis yang dari Sri Langka. Kesan yang mereka tinggalkan bagi saya bukanlah pemberian mereka yang nyata tetapi kerendahan hati mereka. Pengakuan semacam ini juga telah dicatat oleh penginjil terbesar, Billy Graham.
Sesungguhnya, Paulus memberikan contoh mengenai roh kerendahan
hati ini. Kita mengetahui kepribadiannya yang kuat, bagaimana dia
dengan berani melawan ajaran sesat yang sudah sangat parah. Penasehat
modern mengenai toleransi dipermalukan oleh cara dia mendesak pada
kesetiaan pada Injil yang diberitakan. Mereka berharap ayat-ayat
seperti
Tetapi perhatikan bagaimana Paulus menanggapi ketika beberapa
penginjil kurang dapat dihormati "karena kepentingan sendiri dan
dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka
memperberat bebanku dalam penjara" (
SIFAT PERNYATAAN ORANG KRISTEN
Alasan keempat mengapa kuasa dalam penginjilan dan kerendahan hati
secara terus menerus terletak dalam sifat pernyataan orang Kristen.
Alkitab mengatakan bahwa Allah telah berfirman dengan penuh kekuasaan
dan lengkap di dalam Kristus (
Salah satu dampak dari pengakuan orang Kristen mengenai pernyataan yang mutlak dan lengkap adalah bahwa hal ini mengadili kitab suci agama lain. Hal ini berarti menyingkirkan kitab-kitab suci tersebut dari posisi keunikan yang diberikan Alkitab mengenai Yesus Kristus. Kitab-kitab suci tersebt mungkin berisi kebenaran. Tetapi Kristus adalah kebenaran. Ada beberapa orang yang berpandangan "lebih luas" mengenai pernyataan yang menempatkan Kitab Suci non-Kristen pada tingkat yang sama dengan Alkitab Kristen. Mereka berkata bahwa merupakan kesombongan bila mengatakan Alkitab orang Kristen mutlak dan unik. Dengan hormat, saya ingin menempatkan pandangan yang berbeda, bahwa kesombongan yang sesungguhnya adalah untuk menciptakan manusia agar menolak untuk menerima dengan rendah hati apa yang yang telah difirmankan Allah Pencipta mengenai kemutlakan dan keunikan Injil dari Kristus.
Penginjil memberitakan pesan-Nya dengan penuh kekuasaan sebab karena keyakinannya dalam hikmat Allah yang dinyatakan di Alkitab. Tetapi dia melakukan dengan penuh rendah hati, sebab dia tahu bahwa pesan yang disampaikannya bukan dari hikmat manusia tetapi dari hikmat Allah.
Inilah empat alasan mengapa penginjilan yang Alkitabiah dipertentangkan dengan kesombongan. Kristus yang menjadi teladan kita, Injil yang kita beritakan, sifat pelayanan kita, pelayanan yang kita lakukan, dan pernyataan Allah yang dinyatakan pada kita, semua mendorong kita pada sesuatu yang disebut Hendrik Kraemer sebagai "kombinasi yang tepat dari keberanian dan kerendahan hati dalam sikap kita pada orang-orang yang berbeda iman".
CATATAN:
1. J.T. Seamands, "The Supreme Task of the Church" (Grand Rapids: Eerdmans, 1964), hal. 78ff.
2. E. Stanley Jones, "A Song of Ascents" (Nashville: Abingdon Press, 1968), hal. 32.
3. Stephen Neill, "Crises of Belief" (London: Hodder & Stoughton, 1984), hal. 32.
4. Hendrik Kraemer, "The Christian Message in a Non-Christian World" (1938; reprint, Grand Rapids: Kregel Publications, 1969), hal. 128.
Attachment | Size |
---|---|
atitude12.txt | 18 KB |
atitude12.htm | 19 KB |