Landasan Pacu Kepemimpinan

SERI KEPEMIMPINAN

Landasan Pacu Kepemimpinan

BUKU

Perspektif Dasar

Daftar Isi

    LANDASAN PACU BAGI PEMIMPIN

    Cakrawala Pikir

    Ketika, para manajer repot dengan kebijakan, para boss dengan kuasa-kuasa, para pelatih dengan proses, dan para tokoh karismatis dengan peristiwa-peristiwa besar, semestinya para pemimpin mestinya repot dengan urusan menolong orang menemukan makna hidup yang terdalam. »

    Kepemimpinan di kalangan Kristen

    Frianto adalah seorang pria berkumis. Sehari-harinya, ia adalah seorang guru sekolah menengah di sebuah kota di Sumatra. Dalam perjalanan karirnya sebagai guru, pada suatu hari ia terpilih untuk ikut ambil bagian menangani pelatihan pengkaderan siswa-siswi SMU secara sinambung yang kami mulai bersama beberapa rekan. Sepanjang sepuluh tahun Frianto melayani, ikut dilatih, melatih dan melakukan konseling. Setelah sekitar 800 siswa-siswi dilatih oleh kelompok yang menamakan diri Peh Tiga Dua Satu ini, Frianto terpanggil untuk melakukan hasil serupa untuk para anggota gereja dan aktifis dimana ia berada.

    Setelah ia terpilih menjadi penatua, Frianto berhasil mendapat dukungan dari Yatno, pendetanya. Berdua mereka menolong orang menyadari kebutuhan untuk pengkaderan dan pembekalan yang sinambung. Setelah tiga tahun melayani, kini Frianto dan Yatno menjadi koordinator resmi seluruh kelompok jemaat-jemaat di kawasannya. Tahun lalu, sebagai buahnya, salah satu peserta memasuki sebuah sekolah teologi.

    Kepercayaan sebagai landasan pacu

    Pertama, seorang memperoleh kepercayaan karena ia telah menampilkan pengabdian. Artinya, ia cenderung mendahulukan kepentingan komunitasnya daripada kehendak dirinya. Ia rela mengorbankan dirinya demi visi bersama yang diidamkannya. Contohnya terlihat dari sosok Ibu Katherina dari Siena. Kepuasannya ialah agar komunitasnya mencapai kualitas yang lebih baik. Seringkali ciri-ciri orang-orang serupa ini terlihat dari kecenderungannya mengabaikan status, uang, fasilitas, atau kelebihan waktu kerja yang ia berikan. Sebaliknya, ia sangat memperhatikan hasil atau resiko-resiko yang ditanggung organisasinya.

    Kedua, seorang mendapatkan kepercayaan karena ia memiliki keunggulan-keunggulan. Biasanya kita cendrung mengikuti orang yang dipandang lebih unggul dari diri kita. Keunggulan-keunggulan tadi mencakup kemampuannya memimpin diri sendiri, kemampuan memimpin hubungan antar pribadi, dan kemampuan menangani pekerjaan atau kegiatan-kegiatan komunitasnya atau pelayanan organisasinya. Contohnya adalah Florence Nightingale, Paulus, Petrus, dan sebagainya.

    Ketiga, orang-orang yang memperoleh kepercayaan besar adalah orang-orang yang handal dalam menggali makna hidup atau makna keberadaan komunitas atau organisasinya. Karena keyakinan atas makna itu, mereka menjadikan dirinya sumber inspirasi orang-orang di sekitar diri mereka. Bagi mereka, hidup bukan hanya rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang tidak habis-habisnya datang. Hidup adalah bagaikan suatu perjalanan menuju suatu sasaran tertentu, hidup adalah suatu pendakian menuju suatu puncak tertentu. Mereka yang dapat mempercayakan dirinya kepada Tuhan dalam perjalanan tadi akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan dari orang-orang yang ada di sekitar mereka. Mereka yang tidak percaya diri atau mempercayakan diri pada Tuhan akan sulit memberikan kepercayaan kepada orang lain dan mendapatkan kepercayaan dari orang-orang di sekitar mereka.

    PERCAYA DIRI

    MEMBERIKAN

    KEPERCAYAAN PADA

    ORANG LAIN

    MEMPERCAYAKAN DIRI PADA TUHAN

    Apa yang diharapkan orang dari Pemimpin?

    Apa yang harus dikerjakan Pemimpin

    Keunggulan-keunggulan sebagai Prasyarat

    Pemimpin yang terus belajar

Kepemimpinan transformatif atau transaksional?

Pemimpin Yang Melayani

Seseorang

dapat menjadi pemimpin yang melayani bila, memiliki hati

yang terdorong

melayani.

Seorang dapat menjadi pemimpin yang melayani

karena menghayati rasa berhutang atas kasih-kebaikan

Tuhan pada

dirinya

Ciri pemimpin yang melayani

Mengukur Keberhasilan seorang pemimpin

Sukses seorang pemimpin diukur

dari berapa

pemimpin baru

yang ia lahirkan

dan tumbuhkan, bukan hanya dari berapa banyak pengikutnya

Dalam kerangka pikir pemimpin yang melayani, maka masalah ini sangat perlu dibahas agar jelas tolok ukur yang dapat dipakai untuk menilai karya seorang pemimpin.

Terlepas mana yang lebih tepat di dalam mengukur keberhasilan seorang pemimpin, keberhasilan tadi akan bersifat sangat terbatas dalam kurun waktu bila seorang pemimpin tidak berhasil melahirkan pemimpin-pemimpin baru untuk melanjutkan kerjanya. Secara umum wibawa yang dimiliki seorang pemimpin atau prestasinya tidak akan berumur lama bila ia tidak secara sengaja menyiapkan pemimpin baru. Kubilai Khan merupakan contoh kegagalan yang besar.

Dengan gamblang ada seorang yang mengatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin tidak dinilai berdasarkan berapa banyak pengikutnya saja, berapa arifnya dirinya, atau berapa hebat prestasinya saja, namun dari kualitas-kualitas pemimpin baru yang dilahirkannya.

Pemimpin baru tadi tidak harus sama dengan dirinya. Sangat keliru bila seorang pemimpin bekerja keras untuk melatih dan membina calon pemimpin baru agar orang ini memiliki pola kerja, gaya, dan paradigma yang sama dengan dirinya. Seorang pemimpin yang matang akan menyadari bahwa pola atau gaya dan paradigmanya memang baik untuk masa dimana ia melayani, namun di masa depan corak lingkungan kerja, dinamika organisasinya serta komunitasnya akan berbeda sehingga diperlukan suatu pendekatan, pola dan gaya kepemimpinan yang baru. Dengan pemahaman tadi ia tidak akan berkeberatan bila dirinya dikritisi bawahannya atau orang yang menjadi calon penggantinya. Ia juga tidak akan berkeberatan untuk dikritisi oleh pemimpin yang melanjutkannya karena mereka berada di dalam konteks yang berbeda dan tidak dapat dibandingkan dengan mudah. Dengan demikian seorang pemimpin yang berhasil adalah seorang yang juga memiliki suatu kesadaran mengenai life cycle atau daur hidup komunitas yang dipimpinnya. Ada masa lahir, ada masa pertumbuhan, ada masa puncak dan ada masa penurunan serta uzur. Untuk tiap masa diperlukan pemimpin yang coraknya berbeda-beda. Justru kematangan seorang pemimpin akan terlihat dalam kesediaanya menerima fakta bahwa orang yang dipersiapkannya mungkin bahkan akan menentangnya, mengritik kebijakannya, dan mengubah banyak hal.

Jenis-jenis pemimpin

Bowo bekerja di sebuah perusahaan distributor kimia. Tanpa dirinya, gudang dan distribusi tidak akan berjalan baik. Dengan lugas ia memimpin tiga puluh anak buahnya mencapai prestasi yang tinggi secara terus menerus. Bowo adalah seorang pemimpin. Indri memimpin di sebuah perguruan tinggi. Ia membuat lembaganya mendapat pengakuan internasional dalam kualitas layanan mereka. Indri adalah seorang pemimpin.

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 
AttachmentSize
landasan_pacu_kepemimpinan.pdf307.2 KB

Komentar