Mempersiapkan Sebuah Khotbah Pemahaman Alkitab
Bagian D 13
MEMPERSIAPKAN SEBUAH
KHOTBAH/PEMAHAMAN ALKITAB
D13.2 - Khotbah Tekstual
D13.3 - Khotbah Penjelasan
D13.4 - Khotbah Biografis
D13.5 - Pengkhotbah
Bab 1
Homelitik
Pendahuluan
Memberitakan Firman Tuhan adalah salah satu kesempatan terbesar yang dipercayakan pada manusia. Ini juga merupakan salah satu tanggung jawab terbesar manusia.
Melalui kebodohan pemberitaan Injil (1 Kor 1:21) Tuhan telah memilih untuk menyatakan diriNya sendiri pada manusia. Pengenalan akan Tuhan ini disampaikan melalui pemberitaan Injil, hal ini dapat menuntun manusia menuju keselamatan kekal melalui iman di dalam Yesus Kristus. Hal ini juga mampu merubah manusia kepada gambar dan rupa Allah (2 Kor 3:18).
Halaman-halaman buku ini memuat prinsip-prinsip dasar yang sederhana untuk memberitakan Injil. Isi buku ini diarahkan khususnya pada ribuan pemimpin gereja yang oleh karena situasi yang dihadapinya tidak bisa mendapatkan latihan cukup untuk mengembangkan keahlian-keahlian mereka yang tak nampak.
Catatan-catatan ini sebenarnya diperuntukkan bagi murid-murid "Sekolah Pelatihan Kristen Afrika" di Harare, Zimbabwe.
Saya juga ingin berterima kasih atas pengertian dan ilham yang saya dapatkan dari membaca "Catatan tentang Homelitik" oleh Aaron Linford (Inggris).
Pelayanan selama tujuh tahun di Afrika telah membuat saya berhubungan dengan ribuan pendeta dan pimpinan gereja dimana kebanyakkan mereka tidak pernah memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan formal dalam seni berkhotbah dan pengajaran. Mereka tidak dapat mempelajari prinsip-prinsip berkhotbah; dan akibatnya, kemampuan dan keahlian mereka sebagian besar tidak berkembang. Keterbatasan mereka itu membuat miskin rohani jemaat-jemaat yang dipimpinnya. Pelayanan pemberitaan Injil yang mencukupi sangat penting untuk pertumbuhan dan pembangunan rohani jemaat. Latihan-latihan sederhana ini dengan penuh kasih dipersembahkan bagi para pemimpin gereja tersebut.
Seni berkhotbah disebut "HOMELITIK", yang diambil dari kata-kata bahasa Yunani, homileo dan homilia, yang artinya "ditemani oleh, yaitu, berbicara dan berkomunikasi".
Kisah Para Rasul 20:11 didasarkan atas homileo. Perhatikan bagaimana hal ini diterjemahkan ke dalam Alkitab versi The Living Bible:"Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; seusai makan, masih lagi menyampaikan (homileo) Firman, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat!".
Homelitik berhubungan dengan semua studi tentang hal-hal yang berhubungan dengan seni berkhotbah. Khotbah yang baik (komunikasi) dilahirkan dari kebersamaan-persahabatan dan persekutuan yang baik.
Ada 2 aspek berbeda yang terlibat di dalam penyampaian Firman: Pertama, keIlahian; yang kedua adalah Kemanusiaan!
A. BAGAIMANA MENJADI EFEKTIF
Pemberitaan Firman adalah suatu seni mengkomunikasikan kebenaran ilahi melalui kepribadian manusia. Seorang pemberita Firman pada intinya adalah seorang komunikator.
Dia menerima kebenaran dari Tuhan dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada manusia.
Allah memberikan wahyu; manusia menyiapkan penyajiannya.
Untuk melakukan hal ini secara efektif, seorang pemberita Firman harus memperlajari beberapa hal dengan baik.
1. Menantikan Tuhan
Pertama-tama, seorang pemberita Firman harus menanti Allah. Si pemberita Firman harus belajar bagaimana berdiam diri di hadirat Tuhan, dan membedakan antara suara Tuhan dengan suara rohnya sendiri (lihat bagian A2.1 dan A2.2 sebagai instruksi tambahan untuk hal ini). Setiap berita Firman yang berharga, berasal dari hati dan pikiran Tuhan, yaitu sumber segala kebenaran. Tuhanlah sumber pancaran segala pengetahun. Tugas efektif pertama seorang pemberita Firman adalah belajar menerima pikiran-pikiran Tuhan. Sangat jarang seorang pemberita Firman dapat mendengar suara Tuhan secara langsung (dengan suara yang dapat ditangkap dengan telinga).
Kebenaran ilahi akan turun secara lembut di dalam roh pemberita Firman seperti turunnya embun di pagi hari. Seorang pemberita Firman yang prospektif harus dengan sabar menanti di dalam hadirat Tuhan. Di sanalah ia akan menerima pikiran-pikiran dan kebenaran-kebenaran yang sangat berharga yang akan diberikan oleh Tuhan dengan limpahnya bagi orang yang dengan tekun mencari Dia.
Menghabiskan waktu di dalam hadirat Tuhan akan menjadi suatu kebiasaan yang sangat baik. Sediakan beberapa waktu tertentu setiap hari untuk memasuki hadirat Tuhan dan nantikan Dia dengan tekun. Anda akan segera mengetahui bagaimana menerima suara Tuhan yang berbicara dengan lembutnya di dalam roh anda.
Kita tidak seharusnya memasuki hadirat Tuhan semata-mata hanya untuk "mendapatkan bahan khotbah". Kita butuh untuk masuk dalam hadirat Tuhan pertama-tama agar kita memberikan diri untuk terus menerus diperiksa dan dinasihati oleh Tuhan.
Dengan tergesa-gesa masuk dalam hadirat Tuhan karena ada tujuan tertentu seperti "membutuhkan bahan khotbah esok hari" adalah sebuah sikap yang salah, sehingga mustahil kebenaran Allah yang ajaib bisa diterima. Pertama-tama kita harus berusaha untuk mengijinkan kebenaran Allah itu mempengaruhi hidup kita terlebih dahulu, sebelum kita membagikan pada orang lain.
2. Pelajari Alkitab
Idealnya, seorang pemberita firman Allah harus membawa Alkitabnya ketika ia datang di hadapan Tuhan. Adakan waktu duduk dengan tenang dan sabar di hadapan Tuhan dengan Alkitab tersedia di tangan. Minta pada Tuhan agar menerangkan firman dan memberikan wahyu dari firmanNya.
Berdoalah sungguh-sungguh untuk mencari bimbingan, hikmat dan petunjuk-petunjuk dari Tuhan di dalam FirmanNya. Bukalah Alkitab di hadapan anda dan bacalah di hadapan hadiratNya.
Sangat baik apabila kadangkala kita mengikuti suatu pola dalam membaca firman Tuhan secara rutin, mulailah membaca ayat yang belum terbaca sehari sebelumnya. Hal ini membantu kita untuk membaca Alkitab secara menyeluruh dan konsisten, daripada membaca dengan mengambil ayat sana-sini serta mengabaikan porsi keseluruhan Alkitab.
Di lain waktu, melalui ilham Roh Kudus kita dapat mencari ayat di mana kita harus membacanya. Dengan cara ini kita tidak akan terjebak dalam kegiatan rutin yang membosankan.
3. Sediakan Sebuah Catatan
Sangatlah penting membuat catatan untuk menuangkan pemikiran-pemikiran dan ide-ide yang datang pada saat kita bersaat teduh.
Karena kita akan terheran-heran jika mengetahui betapa seseorang ternyata dapat dengan mudah cepat lupa kebenaran-kebenaran yang sangat indah, jika tidak secepatnya menuangkan pikiran-pikiran/ide selagi masih segar dalam ingatan kita.
Berlatihlah menulis setiap kali datang pemikiran-pemikiran penting disaat anda sedang membaca firman dengan penuh doa. Bila ada satu tema muncul dalam ingatan anda, terus kembangkan tema itu sejauh kemampuan anda dan catatlah segala sesuatu yang dapat anda tuangkan ke dalam tema itu. Maka dengan cara demikian suatu bahan khotbah dapat cepat dikembangkan dengan baik.
Bacalah buku catatan itu seluruhnya sekali waktu. Isi catatan yang ada di dalamnya akan berkembang di dalam hati anda. Anda akan mengalami bahwa beberapa dari tema-tema itu akan memenuhi pikiran anda selama berminggu-minggu, secara terus-menerus dan berkembang bila anda merenungkannya.
Biasakan bercakap-cakap dengan Tuhan tentang firmanNya. Bila ada hal-hal yang tidak saudara mengerti, mintalah Roh Kudus untuk membukakan artinya pada anda. Mintalah Roh wahyu bagi anda (Ef 1:17).
Kemudian belajarlah menanti dengan tenang dan sabar dihadapan Allah. Selama Tuhan dengan lemah lembut mengarahkan jawaban-jawaban ke dalam roh anda. Catatlah jawaban-jawaban itu ketika datang pada anda. Masukkan kebenaran itu ke dalam catatan anda. Jangan mempercayakan kebenaran itu pada ingatan anda saja. Ingatan yang paling kuat sekalipun harus di dukung oleh catatan.
4. Di Sucikan oleh Firman
Berusahalah untuk menghindari sikap yang mencari apa yang dikatakan Tuhan supaya bisa dikhotbahkan pada hari Minggu pagi. Jangan selalu mencari peluru rohani supaya dapat ditembakkan ke orang lain. Kenalilah kebutuhan pokok hati anda. Biarkan Tuhan berurusan dengan hatimu melalui firman dan RohNya. Biarlah firman mencuci dan membersihkan anda terlebih dahulu.
Salah satu cara memberitakan firman yang paling baik adalah membagikan apa yang sudah Tuhan katakan pada anda tentang cara Tuhan membersihkan dan menegur anda.
Memberi makan jiwa anda sendiri adalah sangat penting. Banyak pemberita Firman jatuh ke dalam jebakan karena mereka sangat bersungguh-sungguh mencari makanan bagi jemaatnya padahal kesehatan rohani mereka sendiri terabaikan.
Inilah salah satu resiko di dalam pelayanan, yang diekspresikan di dalam Kidung Agung 1:6" ... aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak kujaga".
Kadang-kadang seorang gembala sidang begitu giat memelihara kemakmuran rohani domba-dombanya. Sementara dia mengabaikan kehidupan rohaninya sendiri. Hal ini adalah salah satu alasan utama yang menyebabkan hamba-hamba Tuhan mengalami kejatuhan. Seorang hamba Tuhan tidak boleh mengabaikan kehidupan rohaninya sendiri.
Biarlah firman Allah berakar di dalam hati dan roh anda sendiri. Biarlah ia bertumbuh dengan kuat di dalam kehidupan dan pengalaman pribadi anda, sehingga bila anda memberitakan firman, anda akan melayaninya dengan dasar pengalaman pribadi anda sendiri. Anda tidak akan berkata-kata teori saja, tetapi membagikan sesuatu yang telah anda mengerti dan alami sendiri secara utuh.
Ayat berikut ini mengajarkan kita hal tersebut. "Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya" (2 Tim 2:6 nkjv).
Apa yang anda tanam dan tuai (dalam pengertian rohani) - anda harus mengambil bagian di dalamnya (mengalaminya) sebelum memberi makan orang lain. Anda tidak boleh memberi makan orang lain dengan makanan yang anda belum pernah makan terlebih dahulu. Anda tidak boleh mencoba menuntun orang lain pada satu jalan dan jalur yang belum anda tempuh sebelumnya.
Sementara firman Allah mewujudkan dirinya (tinggal di dalam anda), anda sendiri akan menjadi sebuah pesan dari Allah. Anda tidak seharusnya menjadi orang yang sekedar menyampaikan khotbah hafalan, tetapi sebagai seorang yang kehidupan dan gaya hidupnya sebagai hamba Allah, akan memberkati dan menguatkan orang-orang yang mengenal dan mendengar anda.
B. DUA IDE YANG SALAH TENTANG HOMELITIK
Paling sedikit ada dua kesalahan umum yang cenderung dilakukan orang sehubungan dengan homeletik.
1. "Tidak Perlu Persiapan"
Ide salah yang pertama adalah anggapan bahwa persiapan itu tidak perlu dan hal itu menandakan kurangnya iman. Orang-orang yang mempunyai pandangan seperti ini cenderung menganggap bahwa iman yang sesungguhnya tak begitu memerlukan persiapan pikiran, lalu berdiri begitu saja dihadapan jemaat - percaya bahwa Tuhan anak mensuplai kata-kata untuk dikhotbahkan.
Ayat kitab suci favorit bagi orang-orang semacam ini adalah Mazmur 81:11 "... bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh". Konteks Mazmur secara keseluruhan menunjukkan bahwa ayat ini tidak ada hubungannya dengan pemberitaan firman sama sekali! Kecenderungan untuk mengabaikan konteks alkitabiah dari kitab suci biasanya dilakukan oleh orang yang berpandangan demikian (tidak perlu persiapan). Ia menolak dikatakan sebagai orang yang tidak bertanggung jawab dan bersikap kurang matang. Orang tipe ini suka berbicara omong kosong. Kita tidak seharusnya menyalahkan Tuhan karena firman-firmanNya.
Memang tidak disangkal ada tempat untuk inspirasi/wahyu dari Tuhan, tetapi harus juga disediakan tempat yang cukup untuk sebuah persiapan.
2. "Cukup dengan Kemampuan Manusia"
Kesalahan yang kedua ini juga hampir seekstrim yang pertama. Dalam hal ini, kepercayaan yang sepenuhnya ditekankan pada persiapan dan kemampuan manusia. Di sini ketergantungan pada Roh Kudus kecil atau tidak ada sama sekali, tetapi ada rasa percaya diri dari hasil latihan dan pengembangan bakat alami.
Latihan semacam itu memang bisa menghasilkan cara berbicara yang menarik dan meyakinkan. Bagaimanapun, hanya urapan Roh Kudus dalam berita yang disampaikan yang dapat melayani orang-orang dengan kehidupan dari Tuhan.
Yang benar adalah bahwa pelayanan yang efektif membutuhkan aspek keilahian dan kemanusiaan. Tuhan pasti memberkati dan mengurapi bahan-bahan pemikiran yang telah didoakan secara tekun dan yang telah dipertimbangkan masak-masak.
Biarlah persiapan anda diisi oleh persiapan yang sudah dipikirkan matang-matang dan disertai doa yang sungguh-sungguh. Pastikan anda akan melakukan yang terbaik dan semampunya, tapi pastikan juga bahwa kepercayaan anda ada pada Tuhan, bukan pada diri anda sendiri. Percayakan pada Dia bahwa Ia akan memberkati dan mengurapi firman yang anda bawakan.
C. EMPAT BAGIAN (DAERAH) HOMELITIK
Ada empat bagian besar mengenai homelitik:
1. Konsep
Ini ada hubungannya dengan bagaimana cara mendapatkan tema inti untuk bahan khotbah, yang merupakan suatu seni untuk mengetahui bagaimana menerima berita dari Tuhan. Ini berhubungan dengan bagaimana mendapatkan ide dan tema yang pertama untuk sebuah khotbah.
Seringkali, benih pikiran disebarkan dalam pikiran, dan dapat tinggal di dalamnya selama berbulan-bulan selama benih-benih itu tumbuh pada suatu ukuran dan proporsi yang sesuai untuk dibagikan pada orang lain. Melalui pengalaman seseorang dapat mengembangkan kemampuan mengingat-ingat dari satu baris tentang kebenaran itu menjadi suatu khotbah yang sesuai untuk dibagikan di antara anak-anak Tuhan lainnya. Selagi anda merenungkan firman, akan muncul suatu aspek tertentu yang bergetar dari dalam diri anda berasal dari apa yang anda baca, sesuatu seperti bernyala di hadapan anda. Sesuatu yang seakan melompat dari halaman bukunya.
Lalu akan ada perasaan yang menggelora di dalam diri anda. Sepertinya anda baru saja menemukan sebuah bongkahan emas yang besar! Anda rasanya hampir-hampir tidak sabar untuk memecahkannya sampai terbuka dan menyelidiki nilainya lebih lanjut!
2. Komposisi
Dalam menerima ilham atas suatu kebenaran tertentu itu, anda harus mulai melakukan analisa untuk menemukan semua isi dari kebe-naran tersebut. Di sinilah catatan anda berperan penting! Selagi anda merenungkan dengan penuh doa, tulislah pelan-pelan setiap pikiran yang muncul dalam pikiran anda.
Pada tahap ini, anda dengan mudah dapat membuat sebuah daftar dari setiap ide yang muncul tentang subyek yang anda kerjakan. Teruslah bertekun dengan subyek (pokok bahasan) itu sampai anda merasa luber oleh subyek itu dan membuka setiap bagian yang masih bisa dibuka dari kebenaran yang terkandung dalam subyek anda tersebut.
Jangan mempedulikan urutan dan kerapian pada tahap ini. Anda hanya harus menulis dengan cepat supaya dapat mengikuti aliran ilham yang anda terima. Pastikan anda mencatat semuanya di atas. Anda dapat mensortirnya setelah selesai kemudian.
3. Konstruksi (Penyusunan)
Setelah anda lelah mengalanisa bahan subyek anda dan mendaftar setiap aspek kebenaran yang dapat anda temukan, anda harus mulai menyusun pikiran-pikiran itu di dalam suatu urutan yang benar. Hal ini sangat penting supaya anda dapat mendoakannya lebih lanjut mengenai subyek anda.
Menyusun bahan tersebut ke dalam suatu urutan yang tepat akan sangat membantu anda. Hal ini juga akan membantu anda dalam menampilkan subyek anda pada orang lain. Dengan membagikan buah pikiran yang dikembangkan secara berurutan, orang lain dapat tertolong mengerti dan mengikuti jalannya pembicaraan anda. Apabila pesan firman yang anda sampaikan campur aduk menjadi satu akan sulit bagi orang lain untuk menyerap berita yang akan anda sampaikan. Tujuan penyusunan khotbah adalah membuatnya sejelas dan sesederhana mungkin hingga mudah ditangkap oleh pendengar.
Ini adalah inti pokok sebuah penyusunan khotbah penting sekali bagi setiap pengkhotbah untuk dapat mengembangkannya.
4. Komunikasi
Akhirnya kita sekarang tiba pada bagian bagaimana cara membawakan/mempresentasikan khotbah:
- Mengkomunikasikan kebenaran dengan jelas dan efektif.
- Dengan sikap yang bagaimana menampilkan subyek anda sehingga dapat mencekam (dan menguasai) pikiran pendengar anda.
- Bagaimana memperkembangkan pemikiran anda sedemikian rupa sehingga pendengar anda dapat mengikuti jalan kebenaran yang ingin anda sampaikan.
- Bagaimana memotivasi pendengar anda agar melakukan Firman dengan tepat, sebab kita harus menjadi "pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja" (Yak 1:22).
Konsep-konsep ini memuat aspek-aspek inti dari mempersiapkan sebuah khotbah. Kita akan mempelajari konsep-konsep ini lebih dalam lagi.
D. TIGA TIPE PERSIAPAN KHOTBAH
1. Khotbah yang Tertulis
Ini adalah sebuah metode yang membutuhkan waktu persiapan yang cukup lama. Metode ini memerlukan catatan yang sangat banyak. Kadang-kadang, seluruh isi khotbah ditulis sebelum disampaikan. Pembicaranya tahu persis apa yang harus ia katakan dan bagaimana cara mengatakannya. Setiap pemikiran yang ada ditulis seluruhnya.
Cara seperti ini sering membutuhkan banyak kertas catatan. Cara ini memberi perhatian pada hal-hal yang sangat mendetil, yaitu bagaimana susunan kalimatnya, kata-kata yang tepat yang akan digunakan. Setiap aspek yang direncanakan ada pada khotbah dipertimbangkan secara mendetil.
Metode ini memiliki keuntungan-keuntungan dan kelemahan-kelemahan. Kebaikannya adalah bahwa seluruh bahan khotbah sudah dikerjakan dengan sedemikian mendetil dan dengan sangat teliti. Karena itu setiap daerah dari kebenaran yang relevan itu harus mempunyai alasan yang cukup. Tidak ada informasi sedikitpun yang tertinggal. Dapat dipastikan bahwa gaya persiapan seperti penyusunan khotbah seperti ini setiap pokok bahasannya (subyeknya) mendapatkan penanganan yang lengkap dan menyeluruh/lengkap.
Kelemahan metode ini adalah seringkali saat khotbahnya berlangsung ternyata tidak menarik dan tidak dapat menguasai perhatian pendengarnya. Khotbah yang dipersiapkan dengan cara ini seringkali menjadi sangat membosankan.
2. Tipe Catatan Kerangka
Ini adalah metode yang paling sering digunakan dan yang saya rasakan paling efektif. Catatan dibuat sesingkat mungkin, menyediakan garis-garis besar yang cukup dari khotbah itu untuk membangkitkan memori dari pengkhotbah.
Catatan-catatan singkat itu akan membentuk suatu "kerangka" dari berita khotbah. Artinya, catatan-catatan tersebut adalah tulang-tulang yang dapat memberi bentuk dan susunan dari khotbah yang ingin disampaikan oleh pengkhotbah. Selagi pengkhotbah itu berbicara, ia menaruh "daging" pada tulang-tulang catatan itu dan "tubuh" pada khotbahnya. Pengkhotbah itu mengembangkan pemikiran-pemikiran yang dibacanya dari catatan kerangka tersebut.
Metode ini memberi kesempatan pada pengkhotbah untuk bergerak lebih leluasa. Si pengkhotbah tidak terlalu terikat dengan catatannya. Dia akan lebih terbuka untuk menerima ilham yang akan sering datang kepadanya selagi ia berkhotbah.
Penyampaian firman akan lebih spontan dan menarik, tetapi kerangka khotbah tetap membimbing pikirannya sesuai dengan rencana yang telah disusunnya. Dia akan mampu memberi cakupan dan alasan-alasan yang cukup yang telah dipikirkan masak-masak atas subyek yang disampaikannya, tetapi meskipun demikian penyampaian Firman tidak membosankan untuk didengarkan.
3. Khotbah yang Tidak Direncanakan
Gaya pemberitaan firman semacam ini bersifat spontan dan biasanya pada saat penyampaiannya tidak disertai catatan apapun. Subyek yang disampaikan sering dipikirkan masak-masak serta hati-hati sebelum disampaikan, hati dan pikiran si pembawa firman dipenuhi oleh aspek-aspek vital dari pesan firman yang akan disampaikannya.
Gaya semacam ini sering diterapkan pada khotbah yang melibatkan lebih banyak ilham. Firman khotbah penginjilan akan dapat disampaikan dengan lebih efektif lewat cara ini.
Firman yang dibawakan mengalir dari hati dan sering diikuti emosi yang cukup kuat.
Penyampaian firman semacam ini biasanya menarik dan berpengaruh bila disampaikan oleh pengkhotbah yang ahli dan berpengalaman. Khotbah semacam ini sekaligus menggetarkan emosi dan membuka pikiran kita.
Ada dua kelemahan yang kuat di dalam gaya ini. Pertama khotbah semacam ini sering kekurangan arti konteks yang sesungguhnya, lalu roh dan pikiran pendengarnya tidak terbangun. Kedua, penyampaian firman dapat disampaikan dengan luapan emosi yang berlebihan, hingga tidak masuk akal juga tidak memberi keyakinan.
4. Ringkasan
Saya ingin menyarankan pemakaian catatan tipe kerangka itu dikombinasi dengan hal-hal yang baik yang ada pada 2 gaya yang lainnya. Catatan-catatan yang dibuat tidaklah perlu sedemikian berat agar si pemberita firman tidak terikat pada catatan itu. Ada kesempatan bergerak lebih leluasa dengan pikiran yang terus terbuka bagi masuknya ilham yang segar walaupun masuknya ilham terjadi pada saat ia sedang berkhotbah.
Namun di samping itu, pengkhotbah memiliki suatu susunan pemikiran yang teratur di hadapannya dan ia tidak akan berdiri di depan pendengarnya berbicara secara acak-acakan mengenai konsep-konsep yang tidak ada hubungannya satu dengan yang lainnya.
Catatan bentuk kerangka ini cocok dipakai untuk mengajar dan berkhotbah. Bentuk dan isi catatan yang digunakan untuk mengajar memerlukan penanganan yang lebih penuh pada tiap subyeknya jadi di sini sangat diperlukan adanya catatan.
Sangatlah sulit bagi seorang guru untuk mencakup semua subyek yang dimilikinya tanpa bantuan beberapa catatan.
Karena itu saya ingin menganjurkan anda mengkonsentrasikan diri untuk menguasai catatan tipe kerangka ini. Pakailah metode ini pada saat anda mempelajari sesuatu. Selagi anda merenungkan isi Alkitab, cobalah membuat catatan singkat yang sederhana dari ilham dan wahyu yang anda terima.
Cara seperti ini juga akan membantu anda menyusun konstruksi/susunan pesan yang akan anda sampaikan. Membiasakan diri membuat catatan tipe kerangka akan sangat menolong khususnya ketika anda berdiri untuk berkhotbah. Cara ini akan membantu anda melatih pikiran anda untuk memiliki pola pemikiran yang teratur, serta membantu anda melancarkan pesan yang anda bawakan, menjadikannya lebih mudah untuk didengar.
E. TUJUH MACAM KHOTBAH
Sekarang saya ingin memperkenalkan kepada anda tujuh macam khotbah yang berbeda-beda. Saya akan mencoba menjelaskan secara singkat ide di balik setiap jenis dan bagaimana anda dapat menggunakannya.
Seorang pendeta hendaknya membiasakan diri dengan setiap tipe khotbah tersebut. Ini akan memberikan tambahan variasi dalam setiap pelayanannya, dan membuat pelayanannya makin menarik bagi sidang jemaat yang mendengarnya setiap minggu.
Selang beberapa waktu, hal ini akan membantu untuk menyajikan ulasan yang lebih luas mengenai kebenaran-kebenaran Alkitab. Pelayanan setiap pemberita firman diperkaya dengan kepandaian yang beraneka ragam.
1. Tekstual/Berdasarkan Teks
Gaya ini biasanya didasarkan pada suatu ayat Alkitab yang relatif pendek. Pada kenyataannya, sesuai dengan judulnya, biasanya khotbah ini didasarkan pada satu "teks" Kitab Suci.
Hal ini melibatkan pemilihan pernyataan yang tepat dari Kitab Suci. Kemudian anda menyelidikinya, menganalisanya dan menemukan semua kebenaran yang terkandung di dalamnya.
Kemudian anda menyajikan materi itu dengan susunan rapi dan progresip hingga memudahkan pendengar untuk mengerti.
2. Topikal/Berdasarkan Topik
Di sini tujuan pengkhotbah adalah untuk menyajikan sebuah topik yang khusus pada jemaat.
Sebagai contoh, mungkin ia mengambil sebuah pokok bahasan mengenai "pembenaran" lalu pertama-tama ia akan mencari segala sesuatu yang dikatakan Alkitab atas pokok persoalan yang memikat ini.
Kemudian dia akan menyusun semua referensi dari Alkitab dan buah-buah pikiran yang didapatkannya ke dalam sebuah format yang tersusun rapi. Kemudian dia mengembangkan temanya dengan sepenuh dan setepat mungkin. Tujuannya adalah menceritakan kepada pendengarnya segala sesuatu yang harus mereka ketahui mengenai pokok bahasan yang penting ini.
Tentu saja, dia tidak mungkin dapat melakukannya dalam satu kali mengajar saja; maka dengan ini dia akan menyiapkan satu seri khotbah atau pengajaran mengenai pokok bahasan yang sama. Hal ini akan memberikan pengupasan yang lebih lengkap terhadap topik tersebut.
Konkordansi topik seperti di dalam buku The Shepherd's Staff sangat diperlukan untuk mempersiapkan khotbah semacam ini. Di dalam buku itu orang akan dengan cepat dapat menemukan referensi Alkitab mengenai topik yang bersangkutan.
Alkitab referensi yang baik juga akan sangat menolong. Hal ini juga akan membantu anda menyelami tema yang anda dapatkan di seluruh Alkitab.
3. Tipikal/Berdasarkan Tipe
Ini adalah seni mengupas, menggali dan mengkomunikasikan kebenaran yang tersembunyi dibalik "tipe-tipe" yang ada di dalam Alkitab.
"Tipe" bisa berarti satu pribadi, obyek atau kejadian yang merupakan simbul dari seseorang atau sesuatu yang dinubuatkan akan terjadi. Ada kesamaan karakter dengan orang atau kejadian yang dinubuatkan.
Dalam penerapannya di dalam Alkitab, hal ini mengarah pada tokoh Alkitab atau kejadian yang mewakili hal-hal yang akan terjadi di masa depan.
Contohnya, Domba Paskah di kitab Keluaran adalah tipe dari Kristus. Setiap detail dari Domba Paskah bernubuat tentang peran Kristus sebagai penebus yang akan digenapkan sebagai"Anak Domba Allah" (Yoh 1:29). Setiap simbol yang berbentuk nubuatan digenapkan pada waktu Kristus mati bagi dosa dunia.
Tipe-tipe Alkitabiah sering menunjukkan pada "bayangan sesuatu yang akan datang" (Ibr 8:5; 10:1). Orang-orang dan kejadian-kejadian semacam ini adalah seperti seorang yang berjalan dan matahari berada dibelakangnya. Tubuh mereka membuat bayangan ke depan. Bayangan di depan mereka menggambarkan sesuatu yang akan datang.
Hukum Taurat Allah adalah bayangan dari segala sesuatu yang baik di masa mendatang. Hal ini melambangkan bayangan akan keadaan yang lebih baik di dalam Kristus (Ibr 10:1).
"Hari-hari kudus" di perjanjian lama juga merupakan bayang-bayang dari hal yang akan datang (Kol 2:17). Hari-hari kudus itu sendiri tidak mempunyai arti yang lengkap. Sebagian penggenapan bertujuan untuk memperjelas nubuatan tentang keadaan yang akan datang.
Tafsiran dan penjelasan terperinci tentang tipe-tipe di dalam Alkitab adalah tugas khusus; ini perlu kecakapan dan kedewasaan pengetahuan pokok Alkitab.
Mereka yang baru bertobat hendaknya menghindari cara berkhotbah yang terlalu dalam, sebab tafsiran yang tidak tepat dapat merugikan dan menyebabkan kesalahan.
Pengetahuan akan seluruh Alkitab perlu bagi para pengajar. Mereka harus dilengkapi dan didasari isi Alkitab secara menyeluruh.
a. Prinsip Penggunaan. Jika pertama kali anda mengajar tipe-tipe Alkitab, hendaknya mengingat dasar berikut ini dan mengikutinya.
1) Gunakan Tipe yang Lebih Sederhana. Mulailah dengan tipe yang sederhana, yang bisa dimengerti dengan jelas.
2) Usahakan Tetap Pada Interpretasi yang Umum. Jangan sekali-kali mencoba untuk menafsirkan setiap detil, tetaplah pada garis besar kebenaran secara umum.
3) Jangan Terpaku Pada Ajaran Tertentu. Jangan hanya terpaku pada ajaran tertentu saja.
4) Ilustrasi dari Doktrin Jangan mengajarkan ajaran berdasarkan doktrin anda. Tipe pelajaran hendaknya menjadi ilustrasi bagi doktrin.
5) Terbukalah untuk Dikoreksi Terimalah dengan besar hati jika ada koreksi dari mereka yang lebih matang daripada anda.
4. Secara Ekspositori
Dengan metode ini, kita berusaha untuk menguraikan secara terperinci makna dan kebenaran yang terkandung dalam bacaan tertentu dalam Kitab Suci. Kita mencoba untuk menunjukkan kebenaran yang sering tersembunyi di antara kata-kata pada halaman tertentu. Ini merupakan metode yang baik sekali untuk mengajarkan seluruh nasehat Allah (Kis 20:27).
Anda dapat mengambil sebuah topik dari Alkitab, dan menjelaskan maknanya pasal demi pasal. Mungkin anda dapat mengambil satu pasal setiap minggu - dan terus masuk ayat demi ayat, menjelaskan kebenaran dan artinya yang penting. Dapat juga dikembangkan menjadi satu seri pelajaran Alkitab yang lengkap, dibutuhkan waktu berbulan-bulan atau berminggu-minggu.
Maka selang beberapa tahun, sidang jemaat akan terbiasa dengan setiap bagian dalam Alkitab, yang didalamnya Allah ingin menyampaikan seluruh kebenaranNya agar umatNya diperkaya dan dilengkapi secara rohani.
5. Secara Biografis
Biografi adalah kisah hidup seseorang. Metode ini mempelajari hidup dari beberapa tokoh yang kita temukan dalam Alkitab. Setiap biografi yang dicatat dalam Alkitab memiliki arti yang penting bagi kita, dan itu penting untuk diajarkan pada kita.
Pelajaran mengenai tokoh-tokoh Alkitab sangat memikat dan menarik. Pilihlah salah satu tokoh, baca dan pelajarilah setiap bagian dalam kehidupannya yang terdapat dalam Alkitab. Buatlah catatan jika ada sesuatu yang terlintas dalam pikiran.
Mulai rangkum secara berurutan. Urutannya sebagai berikut:
- Pelajari kelahiran orang itu.
- Pikirkan keadaan ketika mereka dibesarkan.
- Hubungan dengan Tuhan dalam kehidupan mereka, menjadi pusat perhatian.
- Bagaimana reaksi/tanggapan hubungan mereka dengan Tuhan?
- Hikmah apa yang dapat dipelajari?
- Apa yang menyebabkan mereka hidup dalam keberhasilan?
- Dimana letak kesalahannya, jika akhir hidup mereka gagal?
- Apa yang dapat kita pelajari dari kehidupan mereka.
Semua ini merupakan hal yang menarik dan informatif yang dapat kita pelajari dari beraneka ragam kehidupan orang-orang yang ada dalam Alkitab.
6. Secara Analitis
Tipe khotbah ini berkaitan dengan analisa yang mendetail dan menarik kebenaran sebanyak-banyaknya mengenai sebuah subyek. Dari kebenaran ini, dapat diajarkan pokok yang mendasar.
7. Secara Analogis
Sebagian besar isi Alkitab ditulis dalam bentuk analogi. Suatu bentuk yang mengajarkan kebenaran lewat sebuah kasus. Para penulis sering menggunakan sebuah subyek alamiah untuk mengajarkan kebenaran rohani. Hal ini memaparkan kesamaan dan membandingkan hal-hal yang berfungsi sama.
Khotbah secara analogis berusaha untuk mendapat kebenaran yang ada dalam sebuah analogi.
Bab 2
Khotbah Tekstual
Marilah kita kini memeriksa persiapan khotbah tipe tekstual secara lebih terperinci. Sebelumnya saya telah memberikan definisi metode ini sebagai analisa dan penjelasan dari sebuah bagian yang singkat dari kitab suci, biasanya satu ayat tunggal atau teks.
A. KEUNTUNGAN MEMILIKI SEBUAH TEKS
1. Merebut Perhatian
Pembacaan sebuah teks yang menarik segera akan merebut perhatian hadirin, dengan cara demikian kita akan mempunyai jemaat yang penuh perhatian. Mereka akan tergoda untuk melihat bagaimana kita akan menguraikannya. Mereka ingin mengetahui ide-ide dan pengertian apa yang akan kita bawakan dari teks itu. Pikiran pendengar dirangsang dengan penuh harapan untuk mendengar dan ini akan membuat jemaat menjadi tertarik.
2. Mencegah untuk Melantur
Sebuah catatan khusus dapat membantu mencegah pengkhotbah melantur keluar dari pokok bahasannya. Adalah suatu hal yang sulit bagi para pendengar untuk tetap aktif bertahan dalam memperhatikan seorang pembicara yang menyimpang/melantur dalam presentasinya.
Dengan memiliki sebuah catatan khusus dan sebuah konteks darimana kita telah mengambil pokok permasalahan, hal ini akan membantu kita dan menghindarkan penyimpangan. Bahkan dapat mempertahankan perhatian aktif pendengar.
3. Mempertahankan Khotbah Tetap Alkitabiah
Memusatkan khotbah pada bagian tertentu dari kitab suci membantu pengkhotbah tetap alkitabiah. Dengan menyajikan ayat langsung dari Alkitab, khotbah kita pasti mempunyai dasar alkitabiah. Perkuatlah tema anda dengan bagian lain yang berkaitan dalam Alkitab.
Sebaliknya bila topik yang kita sampaikan tidak berdasarkan Alkitab, namun berdasarkan budaya, sosial, psikologi, dan lain-lain, maka isinya juga tidak akan berbeda dengan sumber-sumber itu. Hal ini tidak baik. Padahal kita diperintahkan untuk -"Beritakan Firman!" (2 Tim 4:2).
4. Menambah Keberanian
Berkhotbahlah langsung dari sumber Alkitab. Hal ini dapat menambah keberanian dan wibawa dalam berkhotbah, apalagi bila secara tegas firman Tuhan itu diberitakan, akan ada urapan Roh Kudus di atas kita. Tuhan mengurapi firmanNya.
Pernyataan-pernyataan yang langsung diambil dari Alkitab dapat disajikan dengan perasaan yang lapang dan penuh keyakinan. Hal ini karena kita tidak menyajikan ide kita sendiri, melainkan memberitakan sesuatu yang Tuhan kehendaki untuk disampaikan.
Hal ini membawa penekanan dan wibawa ketika kita menyatakan, `Alkitab Berkata!' dan kemudian baca atau bukakan ayatnya dan berikan artinya.
Di suatu kesempatan murid-murid pergi "memberitakan firman" dimana Tuhan bekerja bersama mereka, meneguhkan firman dengan tanda-tanda yang menyertai. Tuhan "bekerja dengan firmanNya" (Mrk 16:20).
5. Membantu Mengingat Firman
Sebuah catatan yang baik membantu untuk menanamkan firman di pikiran pendengar. Mereka akan mengingatnya setelah jangka waktu yang lama. Pada saat mereka mengingat firman yang pernah kita bawakan, maka ayat-ayat yang telah kita pakai sebagai dasar dari khotbah akan menjadi sangat hidup di ingatan mereka.
B. MEMILIH SEBUAH TEKS
1. Baca Alkitab Secara Teratur
Bila ingin menjadi seorang pengkhotbah yang cakap dan efektif, kita harus membaca Alkitab secara teratur. Tetap tingkatkan kebiasaan baik dalam membaca Alkitab dan adakan waktu setiap hari untuk membaca Alkitab. Bawalah sebuah Alkitab kecil, agar kapan saja ada waktu luang, kita dapat mengisi dengan membacanya.
2. Pelajari Alkitab
Jangan membaca Alkitab hanya bagian luarnya saja. Tetapi galilah juga apa yang terdapat di dalamnya, renungkanlah baik-baik apa yang kita baca dan tanamkan dalam pikiran - lihatlah dari setiap sudut pandang. Cobalah menganalisa apa yang kita pelajari dan susunlah kembali.
Belajarlah "memamah biak" yang artinya "mengunyah makanan". Ketika seekor sapi makan rumput, ia mengunyah - menelan dan membawanya kembali dari perut ke mulut untuk dikunyah kembali.
Jadi bila kita mengenang firman Tuhan itu dalam pikiran, bawalah pemikiran itu - pikirkan, renungkan, pertimbangkan lebih lanjut dan lebih dalam.
Jika pikiran kita makin dipenuhi dengan firman dan renungan alkitabiah, maka kita semakin dapat menggunakan tatkala kita berdiri melayani firman Tuhan di mimbar."Roh Kudus mengingatkan engkau segala sesuatu" (Yoh 14:26).
3. Selalu Bawa Catatan
Setiap kali kita membaca Alkitab, biasakan menyediakan ballpoint dan kertas catatan. Jadikan hal itu suatu kebiasaan baik dengan membuat catatan singkat untuk setiap inspirasi yang kita dapatkan. Hindarilah menulis di atas lembaran-lembaran kertas lepas, sebab akan mudah hilang.
Bila kita memakai notes, itu akan menjadi seperti buku harian rohani. Setelah beberapa bulan, kita dapat melihat kembali catatan-catatan itu sehingga mendapat inspirasi yang segar. Makin kita merenungkannya, semakin banyak wahyu yang akan kita dapatkan. Hal ini akan memberikan satu rangkaian pemikiran yang baru tentang banyak pokok bahasan lagi, sehingga kita dapat mempersiapkan beberapa khotbah pada waktu tertentu.
4. Peliharalah Sikap Doa
Ini bukan berarati kita harus berlutut setiap saat. Yang saya maksudkan adalah sikap hati, bukan sikap badan.
Secara ideal, doa adalah percakapan rohani dengan Tuhan. Ini adalah percakapan dua arah. Anda berbicara pada Tuhan, dan Dia juga akan berbicara dengan anda. Bila kita belajar mengenali suaraNya, kita akan menemukan inspirasi yang mengalir secara terus menerus.
Tuhan rindu menyatakan kebenaranNya. Dia menunggu hati yang rindu dan lapar. Dia memperhatikan mereka yang mampu mengenali dan membedakan suaraNya, bahkan Dia ingin membagikan rahasiaNya dengan kita.
5. Carilah Cahaya Roh Kudus
Berilah penghargaan dan prioritas utama pada terang Roh Kudus dalam penyampaian firman Tuhan. Roh Kudus adalah pribadi yang sensitif (peka) yang dapat berduka dan dapat merasa diabaikan.
Berusahalah agar roh kita berada dalam ketenangan, kerendahan hati dan kepekaan. Karena dengan hati yang demikian itulah yang Roh Kudus suka berdiam/bergabung. Bila hubungan kita dengan Roh Kudus meningkat, Dia akan memperkenalkan kebenaran-kebenaran baru yang indah yang akan memperkaya hidup dan pelayanan kita.
6. Catatan Kita Seharusnya:
a. Mengandung Wibawa Secara Alkitabiah. Catatan harus sesuai dengan pelajaran Alkitab. Mungkin bisa juga mengambil sebuah ayat di luar dari konteksnya, dan mengambil pelajaran dari ayat itu. Namun untuk hal ini ada perkataan "sebuah teks tanpa sebuah konteks hanyalah sebuah imbuhan belaka".
Pelajarilah selalu teks yang sesuai dengan penerangan intinya. Jangan sekali-kali membuat catatan dan membicarakan tanpa peneguhan dari ayat-ayat Firman Tuhan. Berusahalah selalu menerangkan teks dalam terang pengajaran Alkitab mengenai pokok yang sedang dibahas.
b. Lengkap. Catatan kita hendaknya selalu membentuk sebuah pernyataan kebenaran secara lengkap. Beberapa pengkhotbah hanya mengambil sebuah kata dari satu ayat lalu menggunakannya tanpa memperhatikan konteksnya. Ini tidak benar! Hal ini disebut "memalsukan firman Allah (2 Kor 4:2). Hal ini mutlak harus dihindari! Ini menyebabkan ketidakjujuran dan catatan kita menjadi tidak alkitabiah lagi. Akibatnya, kita akan disesatkan dan menyesatkan pendengar juga.
c. Singkat dan Masuk Akal. Sebuah catatan khotbah hendaknya didasarkan pada sesuatu yang masuk akal, sebagai pernyataan singkat dari Alkitab.
d. Dapat Dimengerti. Walaupun singkat, catatan kita hendaknya juga mencakup banyak segi dan sebagai ringkasan yang memadai dengan apa yang hendak kita sampaikan.
Ketika kita membaca teks itu bagi sidang jemaat, seharusnya apa yang kita sajikan bagi mereka merupakan kebenaran yang masuk akal. Kita hendaknya tetap berada di antara batasan-batasan yang telah kita tulis dalam catatan.
C. PENDEKATAN PADA CATATAN
1. Cerna Sepenuhnya Kata-katanya
Bacalah teks itu berulang-ulang. Simpan dalam hati, renungkan, hafalkan. Ucapkan untuk diri sendiri, agar kata-kata itu tidak asing lagi bagi kita.
2. Tentukan Bahasannya
Apakah yang hendak dibahas itu secara harafiah, atau kata-kata itu cenderung berarti kiasan?
3. Analisa Pesannya
Ini akan sangat membantu dalam pemotongan ayat. Pisahkan menjadi tiga atau empat bagian penting, dan ketahuilah secara tepat berapa bagian ayat dan apa yang harus diajarkan pada ayat-ayat tersebut.
4. Selidikilah Kata-katanya
Tentukan bahasan apa yang hendak disampaikan. Kemudian selidiki berita dan arti apa yang sebenarnya terkandung dari tiap kata-kata yang digunakan dalam Alkitab.
Bila kita memiliki kamus Yunani atau Ibrani, bisa kita lihat arti katanya. Mungkin ada alasan tertentu yang hendak disampaikan oleh penulis dengan penggunaan kata-kata yang memiliki arti khusus didalamnya, sehingga kita bisa mengerti pelajaran - penerapan khusus apa yang sebenarnya hendak penulis sampaikan.
5. Ketahui Perkembangannya
Perlu diketahui apa yang hendak penulis kembangkan dan pesan akhir apa yang hendak disampaikan. Hendaknya kita juga mengikuti petunjuknya dan kembangkan dengan gaya yang sama.
6. Pertimbangkan Konteksnya
a. Konteks Alkitabiah. Ayat apa yang mendahului dan mengikutinya. Kita perlu merenungkan ayat itu secara menyeluruh dengan ayat-ayat lain dalam pasal dimana ayat itu berasal. Kita dapat mempertimbangkan ayat tersebut lewat terang dari ke empat Injil dan suratan-suratan yang terdapat dalam Alkitab, sehingga seluruh kebenaran itu saling meneguhkan. Betapa perlunya kita mempelajari maksud dasar dari isi kitab itu.
b. Konteks Budaya. Apakah penulis dipengaruhi budaya saat itu? Pada saat tulisan itu ditulis, pandangan akan orang-orang pada saat itu sudah berlainan dengan kita saat ini. Jika demikian, persamaan penting apa yang kita dapat.
c. Konteks Sejarah. Kapan pernyataan itu ditulis? Apakah keadaan saat itu mempengaruhi tulisan tersebut? Apakah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu memiliki sangkut paut yang khusus dengan tulisan itu.
d. Konteks Geografi. Di manakah penulis ketika menulis kata-kata itu? Di manakah orang-orang yang dituju oleh penulis? Apakah letak geografis mempunyai sangkut paut dengan apa yang dikatakan?
e. Konteks Mutlak Alkitabiah. "Segala tulisan diilhamkan oleh Allah" (2 Tim 3:16). Setiap bagian harus diuraikan - diterjemahkan secara tepat sesuai dengan keseluruhannya.
Jangan menghilangkan tulisan dari konteksnya, tiap ayat hendaknya diterangkan seperti apa yang diajarkan lewat pewahyuan kitab suci secara keseluruhan. Tulisan yang satu harus didukung dengan tulisan yang lain, dan penjelasan kita mengenai satu teks harus selalu sesuai dengan apa yang diajarkan Alkitab secara keseluruhan.
D. PENYUSUNAN MATERI
Penyusunan materi yang teratur sangat besar manfaatnya bagi pengkhotbah dan juga bagi pendengarnya. Bagi pengkhotbah, hal itu akan merupakan pegangan yang jelas atas pokok bahasan serta membuat pikirannya tidak bercampur dan bingung.
Hal ini juga membantu pengkhotbah menyampaikan pokok bahasannya dengan baik. Sedangkan untuk pendengar, susunan materi yang baik dan jelas akan membantu mereka menangkap dan mengerti khotbah yang didengar.
1. Kegunaan Sebuah Ringkasan
Membuat ringkasan adalah cara sederhana dan baik dalam menyiapkan sebuah khotbah.
a. Ringkasan membuat kita berhati-hati dalam menganalisa pokok bahasan dan kumpulan materi yang telah kita siapkan. Dalam membuat ringkasan hendaknya dipilih materi yang terbaik.
b. Dapat menunjukkan kekurangan-kelemahan kita dalam mendalami dan mengembangkan pokok bahasan khotbah.
c. Ringkasan membuat kita mampu menampilkan materi yang terbaik dan relevan bahkan pokok yang paling penting saja.
d. Memudahkan kita dalam mengingat apa yang hendak kita katakan. Kita dapat membawakan khotbah dengan cara progresif dan berurutan tanpa tergantung/terpancang pada ringkasan catatan.
e. Membuat pendengar lebih mudah mengikuti perkembangan khotbah yang kita sampaikan. Karena itu hendaknya kita menyampaikan secara urut dan logis.
2. Membuat Catatan
a. Buatlah Sesingkat Mungkin. Biasakan diri menggunakan catatan "tipe kerangka" yang dapat dilihat sekilas saja.
b. Susunlah Secara Berurutan. Dapat mengikuti catatan itu setiap kali diperlukan dan sangat banyak menolong.
c. Buatlah Catatan yang mencakup Keseluruhan. Berusahalah untuk mencakup semua aspek yang ada mengenai pokok bahasan yang akan kita bawakan.
d. Konsentrasikan Gagasan-gagasan Anda. Tuangkan pikiran kita dalam kalimat-kalimat singkat, belajar mengintisarikan gagasan-gagasan itu dalam pikiran dan nyatakan dalam kalimat-kalimat. Berlatihlah juga meringkas dan mengekspresikan sebuah konsep dalam satu kalimat.
e. Buatlah Catatan Secara Singkat dan Padat. Ingatlah akan kegunaan catatan-catatan itu untuk merangsang ingatan kita. Buatlah sepraktis mungkin walaupun hanya satu kata, tetapi dapat mengingatkan akan bahan yang hendak kita bawakan dan bagikan pada pendengar.
f. Buatlah Agar Catatan itu Mudah Dibaca. Jika kita memiliki mesin tik, akan lebih mudah bagi kita untuk membaca catatan yang diketik. Jika kita tidak memilikinya, hendaknya dibuat catatan sejelas dan sebersih mungkin. Janganlah membuat catatan yang penuh coretan sehingga harus mengolah ingatan apa yang sudah kita catat sebelumnya di atas mimbar.
E. STRUKTUR KHOTBAH TEKSTUAL
Garis besar khotbah biasanya akan memuat 3 elemen besar:
- Pendahuluan
- Pernyataan Utama Tentang Kebenaran
- Kesimpulan Dan Penerapan
Marilah kita mempelajarinya dengan lebih terperinci
1. Pendahuluan
Pendahuluan itu dapat menjadi bagian utama dari seluruh pesan yang hendak kita bawakan, jika pada bagian awal ini kita tidak dapat menarik perhatian pendengar, kemungkinan untuk pesan-pesan selanjutnya mereka tidak akan begitu memperhatikan.
Pendahuluan biasanya berbentuk ringkasan dari pokok bahasan yang akan kita bawakan. Beritahukan pada pendengar secara singkat tentang bagian-bagian mana yang akan kita sampaikan secara mendalam.
Kita juga dapat menjelaskan bagaimana kita akan mengembangkan pokok khotbah itu. Hal ini dapat merangsang keinginan mereka untuk mendengar pesan-pesan selanjutnya.
a. Apa yang Seharusnya Disampaikan dalam Pendahuluan adalah:
1) Menarik Perhatian. Pendahuluan itu seharusnya dapat menarik perhatian dan imajinasi pendengar.
2) Membangun Hubungan yang Harmonis. Harus ada hubungan yang harmonis antara anda dan pendengar.
3) Mengusahakan Agar Anda Diterima. Pendahuluan harus membuat anda diterima oleh pendengar, anda harus mendapat perhatian, kepercayaan, penghargaan dari pendengar.
4) Memberi Informasi. Pendahuluan harus memberi informasi tentang pokok apa yang hendak dibawakan dan bagaimana cara mengupasnya.
5) Meyakinkan. Pendahuluan harus meyakinkan dan memikat perhatian pendengar, bagaimana pentingnya topik yang hendak dibawakan.
Jangan sekali-kali membuka pendahuluan dengan perkataan minta maaf. Jangan pernah mengatakan "sayang sekali saya tidak mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan khotbah saya, dan saya kuatir bahwa khotbah saya bukanlah khotbah yang baik!".
Jika demikian keadaannya, pendengar dengan cepat akan merasa malang dan menyayangkan kehadirannya. Oleh karena itu mereka tidak perlu diberitahu dan permintaan maaf semacam itu hanya akan mengurangi rasa percaya diri mengenai kemampuan anda sendiri, dan hal itu jelas akan mengurangi kepercayaan pendengar terhadap anda.
b. Ciri-ciri Pendahuluan yang Baik:
1) Tidak muluk-muluk menjanjikan lebih daripada apa yang dapat kita bawakan! Kadang-kadang seorang pengkhotbah dapat mendramatisir khotbahnya. Dia menarik perhatian pendengar ke arah yang akan ditujunya, dengan menjanjikan cerita-cerita yang ajaib dan menarik.
Tetapi jika khotbahnya tidak dapat mencapai tingkat yang sudah dijanjikan, maka khotbah itu akan menjadi anti klimaks, tidak bisa memuncak. Pendengar akan merasa kecewa dan pengkhotbah akan kehilangan kepercayaan dari pendengar.
2) Jangan Terlalu Sensasionil. Jangan membuat suatu langkah yang tidak dapat anda pertahankan. Lebih baik pendahuluan itu sederhana, dan pendengar akan dengan senang hati dikejutkan dengan isi khotbah yang jauh lebih menarik daripada yang mereka harapkan sebelumnya.
3) Tidak Terlalu Panjang. Ingatlah bahwa bagian ini hanyalah pendahuluan, bukanlah inti dari khotbah.
4) Harus Membuat Hubungan yang Jelas dengan Tema. Pendahuluan ini harus mengarah pada tema anda, jadi pendahuluan ini mutlak harus berhubungan dengan pokok bahasan. Pendahuluan ini dapat berbentuk ringkasan dari materi yang akan disampaikan. Pendahuluan ini mungkin juga dapat berupa suatu cerita yang mengilustrasikan kebenaran yang akan anda sampaikan.
5) Harus Dipersiapkan dengan Sungguh-sungguh. Karena pendahuluan ini sangat berpengaruh dalam mendapatkan perhatian pendengar, maka tentu saja pendahuluan ini harus dipikirkan dan disiapkan dengan hati-hati.
Cobalah menempatkan diri anda sebagai pendengar. Bertanyalah pada diri sendiri: Hal apa yang dapat menarik perhatianku? Dari semua yang ingin kusampaikan, bagian tertentu yang mana dapat benar-benar menarik perhatianku? Dengan menggunakan imajinasi seperti ini, anda dapat menentukan gaya penyampaian pendahuluan mana yang paling cocok.
6) Harus Menyediakan Peralihan yang Alami Ke Dalam Tema. Bila penyampaian itu benar, maka sebuah pendahuluan seharusnya dapat menunjukkan pada pendengar dimana pendahuluan itu diakhiri dan dimana khotbah yang sesungguhnya dimulai.
Cara ini dapat diterapkan pada semua bagian pesan anda. Suatu khotbah sebaiknya dibagi dalam beberapa bagian atau poin yang penting dan seluruh poin tersebut harus mempunyai hubungan dengan tema pokok atau teks secara keseluruhan.
2. Bagian Utama Khotbah Anda
Saya usul agar anda membagi bagian utama dari pokok bahasan yang hendak dibawakan, ke dalam 3 bagian besar.
Bagian-bagian ini tidak perlu sama besar, tetapi harus ada perkembangan yang logis, masuk akal dan lancar untuk menuju pada satu bagian ke bagian lain.
Pembagian ini tidaklah perlu terlalu jelas dalam penyampaian nantinya. Kadang-kadang akan sangat menolong bila kita berkata: "Sekarang, poin yang ketiga adalah ..." Bagian-bagian tersebut dapat berbentuk seperti ini:
A. NYATAKAN KEBENARAN
- Deklarasikan.
- Terangkan.
- Jelaskan.
B. PERKUAT KEBENARAN ITU
- Kembangkan
- Tuliskan hal-hal yang mendukung kebenaran itu.
- Buktikan.
C. KLIMAKS
- Berikan kesimpulan anda.
- Apa yang dapat kita pelajari dari sini?
- Bagaimana kita menerapkan dengan praktis?
3. Kesimpulan
Rangsanglah pikiran, kemauan pendengar. Ringkaslah perkataan anda dan nyatakan sekali lagi dengan singkat. Cobalah untuk mempengaruhi pendengar dengan merangsang emosi mereka, dan memotivasi mereka.
F. BAGAIMANA MENYIAPKAN KHOTBAH ANDA
1. Siapkan Rencana Garis Besarnya Lebih Dahulu.
Rencana garis besar merupakan bagian paling efektif untuk mengolah materi anda dengan tepat. Sekali anda dapat menguasai cara membuat rencana garis besar dengan baik, akan jauh lebih mudah dan praktis untuk nantinya mengatur pembicaraan.
2. Pilihlah Gagasan-gagasan Utama.
Akan menjadi lebih mudah untuk menemukan 3 pikiran utama seperti ini.
- Tiga pernyataan paling penting mana yang ada di dalam catatan tadi? Urutkanlah ketiganya secara logis.
- Pernyataan mana yang harus disampaikan lebih dahulu.
- Pernyataan dasar yang manakah yang harus diletakkan? Buatlah pernyataan itu menjadi judul utama nomer satu, TULISKANLAH PERNYATAAN TERSEBUT DENGAN HURUF BESAR DAN GARIS BAWAHI!
Sekarang bertanyalah pada diri sendiri: "Pernyataan mana yang dapat mengikuti pernyataan pertama tadi?" Buatlah pernyataan itu menjadi judul utama yang nomer dua. Sekarang sebagai kesimpulan dari materi anda, hanya ada satu pernyataan saja.
Pernyataan terakhir ini akan menjadi judul utama yang nomer tiga.
Buatlah pada sehelai kertas seperti ini:
A. JUDUL UTAMA NOMER SATU
B. JUDUL UTAMA NOMER DUA
C. JUDUL UTAMA NOMER TIGA
Sekarang anda dapat mulai mengolah materi dengan menggunakan rencana garis besar tersebut. Masukkan gagasan-gagasan anda ke dalam ketiga tema besar yang sudah ditentukan tadi.
Setiap tema utama diberi tanda A,B,C, dan setiap pemikiran yang timbul kemudian akan menjadi subtema dan kita beri tanda 1,2,3, dst.
Sekarang semua gagasan dan materi khotbah telah teratur rapih. Dengan begitu akan lebih mudah mempelajari pokok bahasan itu lebih jauh.
3. Contoh-contoh Khotbah
a. Contoh 1. Ijinkan saya mengilustrasikan metode ini dari salah satu ayat-ayat yang paling dikenal dalam Alkitab, Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal".
PENDAHULUAN
Dunia mengenal banyak tokoh yang disebut sebagai kekasih-kekasih yang hebat. Tetapi saya ingin menyebutkan seseorang yang tidak diragukan lagi adalah kekasih yang paling hebat, Dialah ALLAH sendiri!
Dialah satu-satunya yang dapat mengasihi begitu banyak manusia, dengan kasih berkualitas tinggi, yang mendorong Dia melakukan pengorbanan terbesar yang hanya mungkin dilakukan olehNya.
A. KASIH ALLAH YANG BEGITU BESAR BAGI SELURUH DUNIA
- Dia menciptakan dunia dan seluruh umat manusia.
- Dia mengasihi tiap pribadi di dunia ini dengan kasih yang sama besarnya.
- Dia menginginkan setiap orang mendapat hidup kekal.
B. KASIHLAH YANG MENYEBABKAN ALLAH MEMBERIKAN ANAK TUNGGAL YANG DIKASIHINYA
- Betapa berharganya Anak itu bagi Allah Bapa. Tidak ada seorang ayah pun di dunia ini dapat mengasihi anaknya seperti itu.
- Betapa besar pengorbanan Tuhan!
- Allah memberikan Yesus dengan cuma-cuma bagi siapapun (setiap orang di dunia).
- Dia memberikan anakNya mati membayar hukuman bagi dosa dan kesalahan kita.
C. BARANGSIAPA MENERIMA KRISTUS TIDAK AKAN BINASA
- Penawaran yang indah ini berlaku bagi setiap orang.
- Allah mengasihi manusia yang paling jahat dan buruk sekalipun.
- Keselamatan diberikan cuma-cuma melalui iman di dalam Yesus.
KESIMPULAN
Allah menawarkan suatu pemberian terbesar yang dapat anda terima ... kehidupan kekal dalam Kristus! Betapa bodohnya anda bila menolak atau mengabaikan pemberian seindah itu, terimalah Kristus sekarang juga, jangan tunda lagi!
b. Contoh 2. Sekarang kita akan mengupas cerita singkat dari Injil. Di dalam Lukas 8:41-48, kita menemukan sebuah cerita mengenai seorang wanita yang setelah 12 tahun mengalami penyakit kronis, lalu datang pada Kristus dan disembuhkan seketika itu.
Wanita itu pergi dengan damai yang begitu dalam di hati dan pikirannya.
Teks kita nantinya bisa merupakan sebuah kalimat dari ayat 48: "PERGILAH DENGAN SELAMAT (DAMAI)". Ini juga bisa menjadi judul khotbah anda!
PENDAHULUAN
Tentulah setiap orang ingin memiliki damai di hati dan rasa tentram. Banyak faktor di dalam hidup ini yang telah merampas damai dari hati kita, salah satunya adalah penyakit.
Sangat sulit untuk mempertahankan damai itu ketika seseorang diserang penyakit yang berat. Pikirannya akan dipenuhi ketidakpastian dan keputusasaan.
Ini adalah contoh mengenai tipe orang yang dimaksud. Ada seorang yang sudah sakit selama 12 tahun. Meskipun ia sudah berobat pada banyak tabib, tidak ada seorangpun yang dapat menolongnya. Pada kenyataan, keadaannya malah memburuk.
Pada suatu hari yang indah, dia bertemu dengan Yesus Kristus melalui pertemuan yang ajaib. Dia segera disembuhkan dari penyakitnya yang menahun. Dia juga diberkati dengan rasa damai di hati yang begitu mendalam.
Yesus yang sama itu akan memberkati hidup kita hari ini. Marilah kita lihat cerita ini dan kita lihat bagaimana wanita itu menerima kesembuhannya - juga kita lihat bagaimana anda juga disembuhkan!
A. WANITA INI TIDAK MEMILIKI DAMAI
- Dia sudah sakit terus-menerus selama 12 tahun.
- Dia sudah menghabiskan seluruh uangnya. Sekarang dia tidak memiliki sesenpun!
- Dia dikecewakan dan frustasi.
- Dia tergoda untuk menjadi putus asa, karena tak seorangpun yang dapat menolong dia. Betapa miripnya dia dengan kehidupan orang-orang saat ini yang sebatang kara, frustasi dan tanpa damai.
B. BAGAIMANA IA DATANG PADA KRISTUS
- Wanita itu mendengar apa yang sudah diperbuat Yesus bagi orang lain.
- Dia memutuskan bahwa dia juga akan mencari kesembuhan itu.
- Wanita tersebut mendorong dirinya untuk memiliki iman, dia berkata pada dirinya sendiri:"Asal ku jamah saja jubahNya, aku akan sembuh" (Mrk 5:28)
- Wanita itu menembus berbagai rintangan
- Wanita itu datang pada Kristus.
- Dia menjamah Yesus dengan iman.
- Kehidupan Yesus mengalir di dalam kehidupan wanita dalam seketika wanita itu dipulihkan!
C. KESELAMATAN WANITA ITU
- Murid-murid tidak dapat menolong wanita itu, mereka bahkan tidak mengerti kebutuhannya. Ada waktu-waktu dimana manusia tidak dapat menolong kita. Hanya Tuhanlah yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita yang terdalam.
- Kristus membutuhkan pangakuan wanita itu: "Siapa yang menjamah Ku?" Yesus sudah mengetahui siapa yang menjamah Dia, tetapi Yesus ingin wanita itu mengakuinya di depan umum.
- Roma 10:10 mengatakan:"Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan."
- Kristus menyebutnya "anakKu" Yesus menerimanya sebagai anggota keluarga Allah.
- Yesus berkata padanya, "Pergilah dengan damai sejahtera". Mulai saat itu, wanita itu mengenal damai yang sesungguhnya. Ketidakpastian dan kekuatiran hilang lenyap, kasih Allah memenuhi hati dan pikirannya.
- Imannyalah yang memulihkan wanita itu (Luk 8:48).
Tuhan ingin setiap orang menjadi utuh sepenuhnya: sehat rohani, jiwa dan tubuhnya.
KESIMPULAN
Wanita itu pergi sebagai orang yang sudah dirubah. Anda juga dapat dirubah jika datang pada Kristus dengan iman!
4. Rangkuman
Berlatihlah memilah dan menganalisa kejadian-kejadian dari Alkitab. Cobalah untuk menemukan 3 gagasan atau bagian-bagian utama dari suatu cerita.
Sekali anda menentukan tiga gagasan utama, mulailah menganalisa satu persatu secara terpisah, dan perincilah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Kemungkinan terdapat empat atau lima kebenaran yang lebih kecil diantara setiap pernyataan utamanya. Analisa bagian-bagian yang beraneka ragam tersebut, dan aturlah dalam suatu rangkaian yang berurutan. Kemudian susunlah secara bertahap.
Ini merupakan latihan yang baik bagi anda. Mungkin pada mulanya tidak mudah, tetapi bertekunlah. Pastilah untuk menguasainya. Selang beberapa saat, akan menjadi mudah bagi anda.
Saya sering menyamakan susunan khotbah dengan bangunan sebuah rumah:
- Pendahuluannya seperti jalan kecil yang menuju ke rumah. Ini akan membawa anda dari gerbang depan ke pintu tempat anda masuk.
- Setiap judul utama seperti sebuah ruangan di rumah.
- Judul-judul kecil merupakan perabot di setiap ruangan.
- Ilustrasi adalah jendela yang berada di tiap ruangan untuk menyampaikan sinar ke perabot di ruangan itu. (Ilustrasi adalah contoh sederhana yang membantu kita mengerti kebenaran yang lebih dalam).
Simpanlah analogi ini dalam pikiran anda saat anda menyiapkan khotbah-khotbah anda.
Bab 3
Khotbah Penjelasan
Di sini, kita berbicara mengenai seni menguraikan satu bacaan dari Kitab Suci. Menguraikan berarti memberi pengertian dan menerangkan; mengajukan sesuatu masalah secara mendetail.
Contohnya, anda dapat memutuskan membahas Injil Yohanes, pasal demi pasal. Mulai dengan pasal pertama, anda akan berusaha menterjemahkan dan menerangkan maknanya dan artinya, ayat demi ayat.
Anda dapat menyelesaikan satu pasal setiap minggu - dengan demikian, setelah beberapa minggu, akhirnya selesai satu buku.
A. KEGUNAAN-KEGUNAAN KHOTBAH PENJELASAN
Ini merupakan metode pengajaran Alkitab yang sangat baik. Metode ini memiliki keuntungan-keuntungan yang jelas, dan merupakan gaya yang baik untuk dikelola. Berikut ini keuntungan yang nyata dari metode ini:
1. Merupakan Metode Alkitabiah
Yesus sendiri sering menggunakan metode ini. Dia mengambil sebagian dari Perjanjian Lama dan menerjemahkan maknanya bagi para pendengarNya.
Petrus juga menggunakan metode ini saat hari Pentakosta. Dia mengambil beberapa bagian Kitab Suci Perjanjian Lama tentang Raja Daud dan menerangkan arti yang sebenarnya kepada banyak orang. Dengan seksama Dia menunjukkan pengertian-pengertian nubuatan itu yang kemudian memusat pada Kristus, dan membuktikan Kristus adalah Mesias.
Lagi, kita temukan Stefanus menggunakan metode khotbah penjelasan yang sama ini di Kisah Para Rasul 7.
Alkitab secara harfiah dipenuhi contoh-contoh yang baik mengenai khotbah penjelasan.
2. Menghasilkan Pengkhotbah-pengkhotbah Alkitab dan Jemaat yang Berpusat pada Alkitab
Dengan selalu menonjolkan ayat-ayat Kitab Suci, akan menjamin banyaknya isi Alkitab memenuhi pelayanan anda. Saat anda mulai dengan satu pasal.
Attachment | Size |
---|---|
pemahaman_alkitab.htm | 126 KB |