Pengendalian Diri Daud

Hubungan antara Daud dan Raja Saul merupakan hubungan yang paling aneh dan paling rapuh yang pernah dicatat dalam Alkitab. Dalam beberapa kesempatan, Daud telah menyelamatkan Saul (ketika ia masih sebagai pemain kecapi dan sebagai seorang prajurit). Ia adalah sahabat karib putra raja, dan menikah dengan putri raja. Nah, bukankah orang semacam itu semestinya mempunyai kedudukan yang terhormat dalam kerajaan?

Tidak demikian yang dialami oleh Daud. Saul justru mengejar-ngejar mantan anak gembala itu. Dua kali Saul mencoba menombak Daud tatkala ia memainkan kecapi. Bahkan, Saul mengirimkan prajuritnya untuk mengejar dan membunuh anak muda itu.

Namun lihatlah apa yang terjadi saat keduanya saling berhadapan dan Daud mempunyai peluang untuk membunuh Saul. Daud tidak menyerang Saul, ia hanya dengan diam-diam memotong punca jubah Saul. Hanya melakukan hal itu pun ia sudah merasa sangat bersalah (1 Samuel 24:6). Sewaktu mereka bertatap muka, Daud berkata kepada sang raja: "Tanganku tidak akan memukul engkau" (ayat 14). Tatkala Saul melihat bahwa Daud telah membalas kejahatannya dengan kebaikan, ia pun menangis (ayat 17,18).

Kadang-kadang kita pun berhadapan dengan orang yang berusaha menjatuhkan kita (setidaknya menurut anggapan kita demikian), baik itu atasan kita atau rekan sekerja. Seperti halnya Daud, marilah kita melakukan apa yang Allah kehendaki, yakni mengendalikan diri dan tetap berbuat baik.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Nama publikasi: e-Renungan Harian (e-RH) 25 September 2001
Penulis : JDB
Alamat URL : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2001/09/25/
File: 

Komentar