Menyimpan Hasil Tuaian

Bagian E7
MENYIMPAN HASIL TUAIAN

Oleh: Leo Harris

DAFTAR ISI BAGIAN INI E7.1 - Kekuatan Dari Hasrat Yang Dalam
E7.2 - Kekuatan Yang Tak Terbatas Dari Suatu Kesatuan Yang Penuh Pengabdian Diri
E7.3 - Pengabaran Injil Kristus Secara Sepenuh
E7.4 - Para Pengkhotbah Dan Orang-Orang Pada Kebangunan Rohani Dalam Perjanjian Baru
E7.5 - Gereja Secara Universal Dan Gereja-Gereja Rumah Dalam Perjanjian Baru
E7.6 - Beberapa Analogi Perjanjian Baru Tentang Gereja Kristen
E7.7 - Keimaman Dari Gereja Perjanjian Baru
E7.8 - Pelayanan-pelayanan Dalam Gereja Perjanjian Baru
E7.9 - Pejabat-Pejabat Dalam Gereja Kota Dan Gereja Rumah
E7.10 - Perlengkapan Supra alami Bagi Gereja Rumah
E7.11 - Setiap Gereja Rumah Adalah Dasar Bagi Penginjilan
E7.12 - Panggilan Untuk Menuai

Kata Pengantar

Anda perlu mengerti bahwa perkataan "gereja (jemaat" yang digunakan dalam Perjanjian Baru. Ini akan membuat anda mampu menerapkan pengajaran berikut ini dalam situasi anda. Perkataan yang diterjemahkan sebagai "gereja" datang dari kata Yunani "Ekklesia".

Diterjemahkan (dalam Alkitab Bahasa Inggris versi King James) sebagai "sidang" sampai 3x (Kis 19:32,39,41). Dalam bacaan-bacaan ini, kata "ekklesia" berarti suatu kumpulan orang banyak (umum) (dalam hal ini untuk mendengar tuduhan-tuduhan yang dilontarkan terhadap Rasul Paulus).

Terjemahan sebagai "jemaat" ditemukan dalam 76 ayat, sedangkan sebagai "jemaat-jemaat" dalam 35 ayat. Dalam penggunaannya, menunjuk pada:

Jemaat Universal: (seluruh dunia atau dimana-mana). Contohnya: "Dan akupun berkata kepadamu: ... di atas batu karang ini Aku akan membangun jemaatKu dan alam maut tidak dapat menguasainya" (Mat 16:18). "Selama beberapa waktu jemaat (jemaat-jemaat) di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria ... makin bertambah besar" (Kis 9:31).

Jemaat di Kota: (biasanya terdiri dari "jemaat-jemaat rumah") "... Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka (jemaat-jemaat di kota Yerusalem) dengan orang yang diselamatkan" (Kis 2:47).

"... pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem ..." (Kis 8:11,12).

"... Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus (gereja di kota) ..." (Why 2;1).

Anda akan menemukan bahwa jemaat di kota berlainan dengan jemaat di "rumah". "Salam kepada kamu dari Garius yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada seluruh jemaat [seluruh gereja-gereja rumah yang ada di kota] ..." (Rm 16:23).

Gereja Rumah: Berlawanan dengan catatan yang berakhir di atas tentang "gereja yang sepenuhnya" dan "gereja rumah". "Sampaikan salam kepada Priska dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka" (Rm 16:3,5).

"Sampaikan salam kami kepada saudara-saudara di Laodikia (gereja kota), juga kepada Nimfa dan jemaat yang ada di rumahnya (gereja rumah)" (Kol 4:15).

Anda akan menemukan bahwa ketika Petrus dan Yohanes dibebaskan setelah tertawan, Alkitab mengatakan tentang mereka, "Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka (gereja rumah) lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka" (Kis 4:23).

Kemudian ketika seorang malaikat mengeluarkan Petrus dari penjara, ia pergi ke gereja rumahnya. "... pergilah ia ke rumah Maria, ibu Yohanes yang disebut juga Markus. Di situ banyak orang berkumpul dan berdoa" (Kis 12:12).

Gereja-gereja Rumah Di Dalam Sebuah Gereja Kota: Jadi, kalau seluruh jemaat (gereja kota) "berkumpul bersama-sama dan ..." (1 Kor 14:23).

"Seluruh jemaat" menunjuk pada banyak "gereja-gereja rumah" di Korintus yang kemudian membentuk sebuah "gereja kota". Kadang-kadang, semua gereja-gereja rumah itu berkumpul untuk bersekutu dan melayani dalam suatu kumpulan umum yang besar. Dalam hal ini, Paulus memberikan perintah-perintah khusus tentang bagaimana pertemuan khusus ini harus dijalankan.

Bab 1
Kekuatan Dari Hasrat Yang Dalam

Pendahuluan

Kita akan membicarakan suatu kebenaran yang mungkin akan membuat suatu perubahan besar dalam hidup anda. Kita akan menemukan sumber air kehidupan. Dari mata air ini, mengalir iman yang benar, doa yang efektif dan semua berkat-berkat dari kemenangan rohani. Berkat-berkat ini adalah bagi anda secara pribadi dan juga bagi gereja secara bersama-sama.

Saya tidak percaya bahwa kita pernah mengandung suatu kekuatan yang luar biasa seperti yang ada dalam Hasrat.

Kita mendengar banyak tentang doa kita. Kita telah mendengar banyak khotbah tentang iman. Tapi apabila kita berhadapan dengan hasrat kita, kita meletakkannya sebagai yang paling utama atas segala-galanya. Hasrat adalah dasar dimana kita bisa membangun iman yang memindahkan gunung dan suatu kehidupan doa yang penuh berkuasa. Ini adalah rahasia dari semua kebangunan rohani yang sesungguhnya.

A. APAKAH HASRAT ITU?

Kita sering salah menggunakan kata ini. Kita menggunakannya untuk mengartikan suatu yang kita dambakan, pengharapan kita atau "keinginan-keinginan" kita.

Namun demikian, ada suatu kapasitas pada hasrat yang dalam, sesuatu yang hanya pernah dirasakan oleh sedikit orang. Hasrat yang dalam dan kuat adalah penggunaan kata ini terhadap suatu perasaan yang paling tulus dan paling dalam.

1. Gelora (perasaan) yang Kuat

Hasrat ini adalah suatu gelora yang kuat terhadap sesuatu, suatu keinginan suci yang tidak terpuaskan yang timbul dari suatu "visi", suatu "konsep" yang memotivasi kehidupan kita dan menentukan nasib kita.

Hanya beberapa orang yang pernah merasakan hasrat yang sangat membara ini di dalam jiwa mereka dan akhirnya mengalami dan mendapatkan keberhasilan yang nyata.

2. Kombinasi Pengetahuan dan Visi

Ada dua ayat Alkitab yang ingin saya bandingkan.

Pertama adalah dari Hosea 4:6 - "UmatKu binasa karena tidak mengenal (tidak punya pengetahuan akan Allah) Allah".

Pengetahuan itu sendiri tidak mendatangkan kuasa, tapi bagaimana kita menggunakan (mengaplikasikan) pengetahuan itu dapat mendatangkan kuasa.

Ayat yang kedua adalah Amsal 29:18 - "Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat (A)". "Jika tidak ada visi, orang-orang akan binasa (terjemahan bebas)". Visi adalah terang (wahyu) yang telah kita terima mengenai rencana Allah bagi hidup dan pelayanan kita.

Dua ayat tersebut mengajarkan dua hal kepada kita:

  • Orang-orang yang tanpa pengetahuan berada dalam bahaya kehancuran
  • Tapi orang tanpa visi sedang menuju pada kebinasaan.

Perlahan tapi pasti, mereka akan tidak berguna lagi.

Hasrat Yang Mendalam adalah hasil dari penggabungan antara pengetahuan dan visi. Yang menyebabkan berkobarnya keinginan (gelora) dalam diri kita adalah pengetahuan (pengenalan).

Pengetahuan sama seperti mesin, tapi visi menimbulkan hasrat yang kuat, yang mendorong (menggerakkan) mesin itu.

3. Menghasilkan Iman yang Nyata

Memang benar bahwa iman datang dari pengetahuan (pengenalan) kita akan Firman, tapi pengetahuan itu sendiri tidak cukup. Pengetahuan kita akan Firman Tuhan harus menciptakan hasrat yang kuat dan terus menerus dalam diri kita untuk penggenapan Firman-firmanNya.

Banyak orang mengetahui tentang janji-janji Allah tapi mereka tidak pernah bertindak atas janji-janji itu karena mereka tidak memiliki hasrat yang mendalam dan kuat.

Hasrat seperti itu akan membuat kita tidak hanya mengenali janji-janji Allah, tapi juga secara terus-menerus MEMIKIRKANNYA, MENGATAKANNYA, BERSUKACITA dalamnya, dan BERTINDAK atasnya. Itulah iman yang benar/nyata. Iman sperti inilah yang menghasilkan VISI. Iman dilahirkan dari hasrat yang kuat.

Banyak dari kita senang pada perkataan Yesus yang terdapat dalam Markus 11:24 : "Apa saja yang kamu minta (hasrat) dan DOAKAN, PERCAYALAH bahwa kamu telah MENERIMANYA. Maka hal itu akan diberikan kepadamu". Di sini kita melihat bahwa doa, kepercayaan dan penerimaan kita semuanya bersumber dari hasrat kita.

Sangatlah indah untuk mengetahui Injil, kabar baik tentang keselamatan, kebenaran dari kesembuhan ilahi, baptisan Roh Kudus dan semua ketersediaan yang begitu mulia di dalam berita Injil.

Namun demikian, pengetahuan tentang hal-hal tersebut tidaklah cukup untuk membawa kemenangan dan kebangunan rohani yang kita butuhkan. Menyaksikan orang-orang diselamatkan, disembuhkan dan dibaptiskan dalam Roh harus merupakan hasrat kita yang tak pernah padam, visi kita yang tetap, hanya dengan demikian, kita dapat melihat dan membuktikan kuasa Injil.

B. APAKAH KERINDUAN SAYA YANG TERDALAM?

Sangat baik bagi kita semua untuk menanyakan hal ini dari waktu ke waktu. Juga baik bila kita memiliki prioritas terhadap berbagai hasrat dalam hidup ini.

Susunan mengenai apa saja yang mendapat prioritas utama tergantung dari:

  • kebutuhan kita
  • panggilan Allah dalam hidup kita
  • keadaan sekeliling kita
  • pengalaman rohani kita

Berhentilah sejenak dan bertanyalah pada diri anda sendiri: "Apakah kerinduan saya yang terdalam dan terkuat?"

Kemudian tanyakanlah pertanyaan yang sama secara kolektif - bagi suatu jemaat/sidang, suatu gereja rumah, bagi persekutuan dengan orang-orang percaya dalam Tuhan.

C. ADA KUASA DALAM HASRAT/DAMBAAN YANG DIPERSATUKAN

Salah satu rahasia yang besar menyangkut keberhasilan supraalami dari gereja mula-mula adalah kesatuan mereka. Tentang mereka dikatakan "mereka semua berada dalam satu kesatuan (sehati)". Ada kesatuan dalam tujuan, doa dan pelayanan mereka.

Perjanjian Baru mengajar kita bahwa ada kuasa yang sangat tidak terbatas dalam visi yang dipersatukan: bersatu hati dalam hasrat dan kepercayaan kita.

D. DAERAH-DAERAH DIMANA KESATUAN HASRAT DIBUTUHKAN

Di bawah ini ada beberapa hal dimana kita seharusnya merupakan suatu kesatuan dalam hasrat:

1. Keselamatan Dari Semua Orang

Ini harus selalu menjadi prioritas yang utama dari hasrat kita.

Dalam kitab Kisah Para Rasul tercatat pertobatan jiwa-jiwa yang terus menerus terjadi. Termasuk di dalamnya pertobatan secara besar-besaran (massal) juga lewat memenangkan jiwa dari hari ke hari bagi Tuhan.

Ada bahaya yang besar bahwa banyak orang hanyut dalam gagasan-gagasan untuk mendapat hasil orang-orang bertobat bagi Tuhan secara besar-besaran pada suatu saat. Memang, hal ini sangatlah indah dan tentu telah merupakan program dari gereja saat ini, seperti juga yang telah terjadi pada zaman Alkitab. Walaupun demikian, tidak ada yang dapat menggantikan pentingnya dan nilai dari pengumpulan jiwa secara sistematik, hari demi hari, minggu demi minggu.

Dalam Kisah 2:41, kita diberi tahu bahwa ada 3000 jiwa diselamatkan pada hari Pentakosta. Pada Kisah 4:4 kita membaca bahwa ada 5000 orang laki-laki dimenangkan bagi Kristus pada saat yang sama. Ini adalah suatu keterangan mengenai penginjilan massa yang besar.

Tapi, dalam Kisah 2:47 (tlb), kita menemukan pola normal dari penginjilan gereja kota: "... tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan".

Gereja-gereja terlalu sering bersandar pada pelayanan-pelayanan dari penginjil-penginjil yang istimewa, kampanye yang besar dengan banyak publisitas, untuk membawa jiwa-jiwa ke tengah-tengah mereka. Ini baik dan sesungguhnya memang seharusnya ada saat-saat untuk kejadian-kejadian seperti ini (jika keadaan mengijinkan).

Namun, sebenarnya tidak ada yang dapat menggantikan efektifitas dari penyelamatan jiwa secara terus menerus dan sistematis. Hal ini hanya dapat dilaksanakan jika setiap gereja-gereja rumah diisi dengan visi yang amat penting yang lahir dari hasrat yang tak pernah padam untuk memenangkan mereka yang terhilang.

Andaikan Allah tidak memasukkan penyelamatan jiwa dalam rencanaNya bagi gereja, maka gereja telah binasa dari permulaannya. Syukurlah bahwa gereja masih hidup dan tidak pernah binasa selama orang-orang percaya dan gereja-gereja kota masih mempunyai hasrat, beriman, mendoakan dan bekerja bagi kemenangan jiwa-jiwa supaya jumlah mereka terus bertambah dari hari ke hari.

2. Kesembuhan Orang-orang Sakit

Ada dua alasan lagi mengapa kita harus mendambakan hal ini dengan segenap hati kita:

  • Karena kita digerakkan oleh belas kasihan terhadap penderitaan orang lain dan
  • karena kita mendambakan tanda-tanda untuk meneguhkan Injil yang kita beritakan.

3. Pencurahan Roh Kudus

Pada saat apapun tak selayaknya kita mengkompromikan pesan atau pengalaman mengenai Roh Kudus. Hal ini masih tetap merupakan dispensasi (pengecualian) dari Roh Kudus. Kita membutuhkan baptisan Roh Kudus. Kita membutuhkan karunia-karunia Roh. Kita perlu menunjukkan buah-buah Roh Kudus. Kita perlu kuasaNya dalam kehidupan dan pelayanan kita.

Sungguh ini adalah sesuatu yang harus kita laparkan dan hauskan, sesuatu yang harus kita dambakan dengan sungguh-sungguh. Kiranya suatu perlawatan Roh Kudus yang sejati secara tetap mendiami visi anda!

4. Kegiatan Gereja Perjanjian Baru

Visi tentang kebangunan rohani dalam Perjanjian Baru mencakup setiap berkat dan setiap penyediaan, yang telah Allah lakukan bagi kita. Kiranya kita tidak hanya percaya pada Perjanjian Baru, tapi kiranya kita juga mendambakan dengan segenap hati untuk bekerja, menyembah dan memberi kesaksian yang sesuai dengan pola Perjanjian Baru.

Sahabat, saya menghimbau anda dengan hal ini. Jika hal-hal ini memenuhi visi kita, jika konsep bagi setiap orang percaya dan setiap gereja ini memenuhi hati dan pikiran kita sekalian dan kalau saja kita mau mengabdikan diri kita sepenuhnya pada hal-hal yang paling kita yakini ini - maka kita akan melihat suatu kebangunan rohani yang tidak terbatas proporsinya sebelum zaman ini berakhir dan sebelum Kristus datang kembali.

Ingatlah, bahwa pengetahuan saja tidak cukup. Kita memang harus mempunyai pengetahuan (pengenalan) - tapi di atas segalanya, kita harus punya suatu visi dan hati yang menyala dengan keinginan/hasrat yang ilahi.

Bab 2
Kekuatan Yang Tak Terbatas
Dari Suatu Kesatuan Yang
Penuh Pengabdian Diri

Pendahuluan

Dalam bab yang baru saja kita bahas, kami menulis tentang kuasa dari hasrat yang mendalam di hati kita dan kuasa dari hasrat gereja rumah. Kami berharap akan dapat mengembangkan tema ini lebih lanjut dan membahas tentang kuasa yang luar biasa yang terlepas apabila orang-orang Kristen, pria maupun wanita masuk dalam kesatuan yang penuh dedikasi.

Lima program pokok bagi kebangunan rohani dalam gereja adalah:

  • Hasrat yang dalam
  • Program yang pasti
  • Kesatuan yang penuh dedikasi
  • Pikiran yang berdisiplin
  • Pelayanan kelepasan

Pokok yang pertama sudah ditulis pada bab 1. Pokok yang kedua harus diusahakan oleh setiap gereja rumah atau gereja kota sesuai dengan keadaan mereka masing-masing (lihat bab 11).

Bab ini membicarakan pokok yang ke 3 dan ke 4 - yaitu, kesatuan yang penuh dedikasi dan pikiran-pikiran yang berdisiplin. Tentu, di sini kita mempunyai 2 kunci penting yang akan membukakan kuasa Allah untuk kebangunan rohani Perjanjian Baru yang benar/murni bagi setiap gereja-gereja rumah dari orang-orang percaya.

A. KERJA KELOMPOK YANG BERDEDIKASI

Jika kita berbicara tentang kesatuan, banyak orang berpikir tentang kesatuan dalam bentuk yang pasif. Mereka berpikir bahwa kesatuan itu tercapai hanya dengan menyingkirkan rasa ketidakcocokan atau perbedaan pendapat yang ada di antara orangorang tersebut.

Jenis kesatuan yang digambarkan dalam Perjanjian Baru lebih daripada suatu kesatuan yang pasif, melainkan suatu kesatuan kerja kelompok yang agresif. Suatu KESATUAN DALAM AKSI/TINDAKAN.

Kesatuan yang berdedikasi seperti ini dapat diterapkan pada semua tingkat kegiatan antara pemimpin gereja rumah, antara para pelayan dari pelayanan keluar, antara kelompok orang-orang percaya manapun yang mengabdikan diri bagi suatu tujuan yang sama dalam melayani Tuhan.

1. Dibutuhkan Tiga Rangkap Dedikasi

Kelompok kerja seperti ini membutuhkan 3 rangkap dedikasi:

a. Pada Tuhan

b. Pada visi atau hasrat dari kelompok itu dan pada programnya yang tertentu

c. Pada masing-masing anggota tim Ini adalah suatu rahasia yang penting dari suatu kebangunan rohani dan dari berkat-berkat Allah bagi gereja atau kelompok orang-orang percaya manapun. Tapi, cukup mengejutkan juga bahwa inilah yang paling diabaikan.

Kesatuan dapat didoakan ataupun diharapkan; tapi kesatuan tidak akan pernah dapat berhasil dicapai kecuali jika kesatuan ini diusahakan lewat tindakan segenap hati. Hasilnya adalah upah yang berlimpah bagi semua usaha dan kerja keras yang telah dilakukan.

2. Dua Keuntungan Dari Kerja kelompok

Alkitab menampilkan dua keuntungan yang indah dari suatu kerja kelompok yang berdedikasi. Marilah kita memperhatikannya:

a. Perlindungan Yang Diperolehnya. Di sini kita lihat adanya harga pertahanan diri dari seseorang yang berdedikasi, pertimbangkanlah hikmat Sulaiman (Ams 11:14): "Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasehat banyak, keselamatan ada" dan lagi (Ams 15:22): "Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasehat banyak".

Taktik yang licin "Cerai-beraikan dan kuasai" adalah taktik tua setua setan itu sendiri. Walaupun demikian, di mana saudara-saudara dalam satu kelompok kerja saling menasehati, usaha setan akan gagal dan ada keamanan serta perlindungan bagi umat Allah.

Berapa banyak tujuan-tujuan berharga telah "dikecewakan" atau gagal dicapai, karena tidak ada kesatuan yang berdedikasi. Apabila orang-orang percaya saling membagikan hasrat yang sama memiliki kelompok kerja yang bersatu dan berdedikasi, tujuan-tujuan seperti itu dapat diwujudkan. Ya, sahabat, pertahanan kita yang paling pasti terhadap segala usaha penghancuran iblis harus ditemukan dalam kesatuan yang penuh dedikasi di tengah-tengah kita.

Marilah kita memperhatikan hal berikut ini:

b. Kuasa Yang Dilepaskannya. Kita tidak akan pernah bisa berhenti merasa heran akan begitu dalam dan lebarnya jangkauan dari kuasa pekerjaan mujizat yang terdapat dalam kata-kata Yesus di dalam Matius 18:19-20: "Dan lagi Aku berkata kepadamu: jika 2 orang daripadamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh BapaKu yang di sorga".

"Sebab di mana 2 atau 3 orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka".

Beberapa Alkitab memberi judul di atas ayat 20 ini, "BENTUK YANG PALING SEDERHANA DARI GEREJA RUMAH" Pada kenyataannya, komentar dari Tuhan kita dari ayat ke 15 sampai dengan ayat akhir dari ayat 20 secara khusus ditujukan pada gereja rumah. Di sini Ia menunjukkan kuasa yang tidak terbatas dari sepakat yang penuh dedikasi di antara orang percaya.

Kitab Kisah Para Rasul (yang merupakan catatan sejarah dari gereja mula-mula) membawa perhatian kita pada sisi yang penting dan mendasar dari kesatuan mereka:

"Mereka semua bertekun dengan SEHATI dalam doa" (Kis 1:14).

"Ketika tiba hari Pantekosta, semua orang percaya BERKUMPUL (BERSATU) di satu tempat" (Kis 2:1).

"Dengan bertekun dan dengan SEHATI mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah, mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati" (Kis 2:46).

"Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka SEHATI dan SEJIWA" (Kis 4:32).

3. Diperlukan Adanya Pemimpin-pemimpin Utama

Para bapak gereja mula-mula memiliki semboyan, "Di mana ada tiga orang, di situ ada gereja". Kita bisa menambahkan: "Di mana ada 3 orang dalam kesatuan yang berdedikasi, di situ ada gereja yang penuh kuasa".

Ada kebutuhan akan gembala-gembala yang utama atau pemimpin-pemimpin utama (lihat Yer 25:34-36).

Dalam gereja Perjanjian Baru, kita harus selalu mengakui dan mengikuti pemimpin utama (atau gembala utama) yang Kristus telah berikan.

Namun demikian, bagaimanapun juga, pemimpin kunci ini tidak dapat meremehkan kebutuhan akan adanya kelompok pemimpin yang bersatu serta berdedikasi dan bekerja sama.

Setiap kelompok memang membutuhkan seorang pemimpin utama, tapi sama pentingnya untuk mengetahui bahwa setiap pemimpin membutuhkan suatu kelompok (tim).

Setiap gereja rumah membutuhkan seorang pemimpin - gembala utama, tapi lebih lagi, setiap pemimpin - gembala akan menjadi berkali-kali lebih efektif jika mereka dikelilingi dan didukung oleh kelompok yang berdedikasi, yang terdiri dari para pemimpin lain.

B. PELIHARALAH PERSATUAN

Kebutuhan untuk merencanakan suatu kesatuan yang penuh dedikasi itu hanya dapat diimbangi dengan kebutuhan untuk menjaga/memelihara kesatuan itu sendiri. Dengan berpedoman akan hal ini, marilah kita mengarahkan pikiran kita pada:

1. Harga yang Harus Dibayar

Tidak dibutuhkan penelitian yang seksama tentang Perjanjian Baru untuk mengungkapkan hal berikut ini:

Setiap orang percaya dan setiap sidang jemaat dibebani tanggung jawab untuk memelihara kesatuan yang telah Allah ciptakan dalam Roh Kudus. "Dan berusahalah MEMELIHARA (atau MENJAGA) kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera" (Ef 4:3).

Bila ayat ini diceritakan kembali maka akan berbunyi seperti berikut ini "Berusahalah dengan segala kemampuan anda untuk memelihara kesatuan Roh dengan membuat diri anda sendiri seorang tawanan dari damai".

Di sini kita tidak diperintahkan untuk "menciptakan" sebuah kesatuan atau "mengatur" suatu kesatuan; kita diperintahkan untuk menjaga atau memelihara suatu kesatuan yang telah dibuat bagi kita dalam Roh Kudus.

Ada harga yang harus dibayar. Yaitu dengan rela menjadi "tawanan-tawanan dari perdamaian".

Dengan kata lain, kebebasan sejati ada. Kita punya kebebasan untuk mengemudikan sepeda atau mobil kita sepanjang kita mentaati peraturan lalu lintas. Kita dapat menggunakan semua hak istimewa dari kewarganegaraan kita sepanjang kita mentaati hukum dan tetap memelihara kedamaian.

Begitu juga dengan gereja Kristen. Kita dapat memelihara kesatuan oleh Roh hanya selama kita menerima tanggung jawab untuk memelihara kedamaian dengan sesama orang percaya.

Ini adalah tanggung jawab yang kita semua harus terima jika kita mau menikmati potensi indah dari kekuatan di dalam kesatuan yang berdedikasi.

Berikutnya marilah kita lihat:

2. Pola yang Harus Diikuti

Suatu hari, ketika sedang membaca Alkitab dan merenungkan kebutuhan dari beberapa sidang yang sedang saya layani, kata-kata Paulus dengan keras menarik saya:

"Tapi apapun yang terjadi padaku selalu ingatlah untuk hidup sebagaimana seorang Kristen hidup, supaya apabila aku melihat engkau lagi atau tidak, aku akan tetap mendengar kabar yang baik bahwa engkau sekalian berdiri berdampingan dengan satu tujuan yang kuat untuk mengabarkan kabar baik dengan tiada takut, tidak peduli hal apapun yang mungkin dilakukan musuhmu" (Flp 1:27-28 tlb/terjemahan bebas).

"Hanya, hendaklah hidupmu berpedoman dengan Injil Kristus, supaya apabila aku datang melihat dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu Roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil, dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu" (Flp 1:27-28 LAI-KJV).

Di sini kita melihat beban yang berat yang ada atas hati rasul Paulus mengenai gereja-gereja yang dibimbingnya.

Berita terbaik apakah yang dapat diterimanya mengenai gereja kota dan gereja-gereja rumah yang sangat diperhatikannya?

Inilah yang memberi sukacita dalam hatinya lebih dari apapun: bahwa mereka harus bertekun dalam satu roh dan dengan satu pikiran berjuang bersama-sama untuk iman dari Injil.

Paulus tahu jika keadaan ini ada di setiap gereja, hal yang lainnya akan tinggal mengikuti saja - yaitu keselamatan jiwa-jiwa, kesembuhan orang-orang sakit dan berkat kebangunan rohani.

Perhatikan 2 hal yang dipedulikan oleh Tuhan:

  • supaya orang-orang percaya bertekun dalam SATU ROH, dan
  • supaya dengan SATU PIKIRAN mereka dapat berjuang bersama Injil.

Inilah pola dari kesatuan rohani yang sesungguhnya.

a. Bertekun Dalam Satu Roh. Setiap orang percaya telah menerima roh yang baru (Yeh 11: 19; 18:31). Ini adalah sesuatu yang Allah lakukan bagi kita saat kita menjadi percaya.

Pengalaman lahir kembali, pembenaran dan kuasa keberadaan dari Kristus terjadi di dalam roh (atau hati manusia). Ini adalah keajaiban dari kelahiran kembali. Setiap gereja rumah adalah suatu perusahaan dari orang-orang yang lahir baru - kediaman Kristus dalam manusia.

Maka inilah dasar dari kesatuan kita: kita semua ambil bagian dalam Roh Kristus.

Kita harus menerima kenyataan ini. Kita harus berdiri pada wahyu ini. Ini adalah titik permulaan kita.

Marilah kita menerima apa yang Allah telah kerjakan dalam kehidupan pribadi kita, dan mengetahui bahwa kita adalah suatu kelompok ciptaan baru dalam Kristus.

Marilah kita berdiri teguh dalam satu roh !

b. Dengan Satu Pikiran Berjuang Bersama-sama. Ini adalah tanggung jawab kita !

Perjanjian Baru telah banyak berkata-kata tentang membaharui pikiran kita (Rm 12:2; Ef 4:23).

Sementara merenungkan pemikiran-pemikiran itu, saya membaca Filipi pasal 2 (dua) dan mengamati penekanan yang Paulus berikan atas tanggung jawab kita untuk memelihara pikiran dan akal kita.

"Hendaklah kamu sehati sepikir, ... dengan rendah hati ... yang terdapat juga dalam Kristus Yesus ..." (Flp 2:2,3,5).

Pikiran kita mencakup kehendak kita, kekuatan membahas, pemikiran-pemikiran dan emosi-emosi kita. Adalah tanggung jawab kita untuk menjaga hal-hal ini lewat tuntunan Firman Allah dan bantuan dari Roh Kudus.

Allah telah melakukan apa yang kita tidak dapat lakukan. Dia telah menciptakan suatu roh yang baru dalam kita dan menjadikan kita anak-anak Allah. Sekarang kita harus hidup dan berjalan secara layak dalam panggilan kita. Faktor pengawas bagi tindakan kita adalah sikap dari pikiran kita.

Allah telah memberi kita titik tolak bagi kesatuan kita, dan dalam pewahyuan mengenai kedudukan kita dalam Kristus, kita harus menetapkan pendirian kita. Marilah kita bersukacita dalam apa yang telah Allah kerjakan dalam kita; kemudian marilah kita melatih kemenangan kita hari demi hari lewat pikiran, akal dan tindakan kita.

1) Perbaharuilah Akal Budi Anda. Akal budi/pikiran adalah tempat di mana iblis bekerja. Pertama ia berusaha untuk menebarkan benih perpecahan, rasa curiga, pikiran yang berprasangka, rasa iri hati dan ketidakpercayaan. Benih kecurigaan ditaburkan dalam pikiran kita sebelum benih-benih itu dinyatakan dalam perkataan dan tindakan kita.

Jika kita tetap memelihara kesatuan dan menikmati keuntungan yang luar biasa yang mungkin kita dapat daripadanya, maka kita harus rela/mau membayar harga dan mengikuti polanya.

Kita harus berdiri teguh dalam satu roh, bersukacita atas apa yang Allah telah lakukan bagi kita, lalu kita harus berjuang bersama-sama dengan satu pikiran, mempraktekkan apa yang Allah telah lakukan dalam kita. Jika kita benar-benar memikirkan kebenaran ini, kita akan menemukan kebenaran ini ada dalam area pikiran kita yaitu kita menemukan penghalang-halang kita yang terbesar.

Dalam hati kita, kita punya iman; tapi sangat sering iman itu dihadang oleh sikap negatif dari pikiran dan emosi kita. Seluruh kehidupan rohani kita dapat terhalang karena kita gagal membaharui pikiran kita.

Sesuaikanlah sikap (pikiran) anda dengan wahyu bahwa kekuatan Kristus yang besar sedang bekerja dalam anda. Itulah yang dikatakan Paulus dalam Kolose 1:29 (tlb) "Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasaNya yang bekerja dengan kuat (tenaga yang besar) di dalam aku".

C. KESIMPULAN

Gereja mula-mula mengerti tentang rahasia dari berdiri teguh dalam satu roh dan berjuang bersama dalam satu pikiran. Kita baca hal ini dalam Kisah 4:23.

"Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka SEHATI (atau roh) dan SEJIWA". Pasti ada kekuatan yang dapat ditemukan dan didemonstrasikan dengan jalan mempraktekkan kesatuan yang berdedikasi dalam satu kelompok kerja.

Betapa besar perubahan yang dapat diharapkan jika gereja-gereja rumah dimana-mana dapat menyadari potensi yang kuat dari kesatuan yang berdedikasi sesuai dengan pola Perjanjian Baru!

Betapa besar pula kebangunan rohani yang dapat dialami jika jemaat-jemaat rumah dapat menerima dan mendemonstrasikan konsep kesatuan yang mulia dari Perjanjian Baru lewat tindakan.

Inilah pertahanan yang pasti melawan strategi memecah belah dari iblis. Ini adalah cara ilahi yang ditentukan untuk mendapatkan kekuatan dan berkat dari suatu kebangunan rohani Perjanjian Baru.

Bab 3
Pengabaran Injil Kristus
Secara Sepenuh

Pendahuluan

"Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh. Demikinlah dalam perjalanan dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah sepenuhnya memberitakan Injil Kristus ..."

"Dan aku tahu, bahwa jika aku datang mengunjungi kamu, aku akan melakukannya dengan penuh berkat Kristus" (Rm 15:18,19,29).

Dalam bab-bab terdahulu, kita telah menyajikan beberapa rahasia kebanguna rohani dalam gereja kota atau gereja rumah. Ini tentu merupakan dasar-dasar bagi keberhasilan dalam setiap gereja. Walaupun demikian, kita harus mempunyai suatu berita, suatu berita yang benar, pesan-pesan dari Allah sesuai dengan kehendakNya.

Inilah rahasia kebangunan rohani yang sangat penting yaitu: Kuasa Dari Injil Sepenuh.

A. APAKAH INJIL SEPENUH ITU?

Saat kita menggunakan istilah "Injil Sepenuh". Beberapa orang berpikir bahwa yang kita maksudkan adalah ada 2 Injil di dalam Alkitab. Tentu saja ini tidak demikian.

Saya percaya Paulus mengungkapkan pemikiran ini dengan jelas ketika ia menulis: "Aku telah memberitakan SEPENUHNYA INJIL Kristus; dan lagi "dengan PENUH berkat dari (INJIL) Kristus".

Injil yang ada dalam Alkitab anda sama dengan yang ada dalam Alkitab saya, tapi pertanyaan yang harus kita hadapi adalah apakah Injil itu telah "dikabarkan sepenuhnya" atau tidak. Apakah kita menyajikan "Kepenuhan berkat dari Injil" atau tidak?

Kita tidak dapat memiliki kebanguna rohani Perjanjian Baru kecuali jika kita mengabarkan Injil Perjanjian Baru. Kita tidak dapat memperoleh hasil yang didapat rasul Paulus kecuali jika kita memberitakan Injil seperti yang Paulus beritakan.

Karena itu hal ini adalah suatu tantangan bagi kita sebagai pribadi dan sebagai jemaat. Apakah kita memberitakan Injil sama seperti yang Paulus beritakan? Apakah gereja kita memberitakan apa yang Paulus beritakan? Apakah kita sepenuhnya memberitakan Injil Kristus?

B. BAGAIMANA CARA PAULUS MENGABARKAN INJIL?

Kita memperhatikan bahwa Paulus berkata, "SEHINGGA ... Aku telah memberitakan sepenuhnya Injil Kristus". Karena itu kita melihat bahwa ada beberapa hal tertentu yang penting yang ada dalam pikiran Paulus dalam rangka memberitakan Injil secara penuh.

Untuk mengerti setiap detil dari pesan Paulus, kita perlu membuat penelitian yang seksama mengenai kitab Kisah Rasul dan juga surat-surat kiriman Paulus dan jelas kita tidak dapat melakukannya di sini. Tapi, masih ada beberapa pengertian-pengertian yang mendasar dari pelayanan Paulus yang akan kita pelajari.

1. Dia Berkhotbah dengan Mendemonstrasikan

Paulus berkata: "... untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan (pada Injil) oleh perkataan dan perbuatan" (Rm 15:18). "Perkataan dan perbuatan" perlu dalam mengabarkan Injil sepenuhnya. Bukan hanya kata-kata, tapi juga pekerjaan-pekerjaan ajaib dalam pelayanan Paulus.

Kabar baik (Injil) dari kebangkitan Kristus dalam pelayanan Paulus tidak hanya teori saja. Dia telah melihat Allah yang bangkit. Dia membuktikan pesan dan meneguhkannya dengan mendemonstrasikan kuasa Allah. Semua ini sejalan dengan pelayanan dari rasul-rasul dan penginjil-penginjil yang terlebih dahulu dalam kitab Kisah Para Rasul.

Lukas, dalam ayat yang pertama dari Kisah Para Rasul merujuk pada Injil yang ditulisnya: "Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama (Injil Lukas) aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus" (Kis 1:1). Di sini Lukas menyatakan bahwa catatan dari pelayanan Yesus seperti yang terdapat dalam Injil yang ditulisnya adalah "segala sesuatu yang DIKERJAKAN dan DIAJARKAN Yesus".

Ketika Lukas menulis kitab Kisah Para Rasul, ia menulis catatan pelayanan gereja mula-mula menunjukkan bagaimana dengan kuasa Roh Kudus, Yesus melanjutkan, baik melakukan pelayanan dan mengajar. Pelayanan dari Perjanjian Baru harus juga termasuk MELAKUKAN serta MENGAJAR. Harus ada pekerjaan-pekerjaan dari kuasa seperti halnya dengan perkataan-perkataan perintah.

Untuk memelihara pola ini, rasul Paulus dengan sepenuhnya mengabarkan Injil dengan perkataan dan tindakan (perbuatan).

2. Dia Mengabarkan Berkat dari Keselamatan

"Dan aku tahu, bahwa jika aku datang mengunjungi kamu, aku akan melakukannya dengan penuh berkat Kristus" (Rm 15:29). Ketika Paulus mengatakan hal ini, berkat keselamatan pribadi juga termasuk di dalamnya.

Pada awal dari suratnya ia telah menulis : "Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang berdiam di Roma. Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang percaya" (Rm 1:15-16).

Dalam pengajaran Injil Kristus yang sepenuhnya dan dalam menyajikan kepenuhan dari berkat Injil, Paulus mengajar bahwa keselamatan adalah pengalaman yang sangat besar dan pasti yang terjadi oleh kuasa Allah.

Bahkan sampai sekarang , kuasa dari Injil sepenuh yang kita kabarkan juga mencakup suatu pengalaman penting mengenai perubahan hati akibat dari keselamatan. Kita harus berkhotbah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa! Kita tidak boleh merasa puas kecuali jika khotbah kita atau khotbah dari gereja rumah kita, membawa orang-orang pada keselamatan karena kuasa Allah.

Bagaimana seseorang dapat mengatakan bahwa ia menikmati kuasa Injil sepenuh jika kuasa ini tidak menjamah kehidupan dari mereka yang tidak diselamatkan?

3. Dia Mengabarkan Berkat Dari Ketaatan

Dia berkata bahwa Injil yang dikabarkannya adalah "untuk memimpin bangsa-bangsa lain pada ketaatan ..." (Rm 15:18). Untuk benar-benar mempercayai Injil berarti mentaatinya. Langkah pertama dari ketaatan bagi yang mengatakan bahwa mereka percaya pada Injil adalah tentu saja dibaptiskan dalam air.

Kita hanya perlu untuk membaca kitab Kisah Para Rasul dan banyak bagian dalam surat-surat Paulus untuk menemukan bagaimana teguh kepercayaannya menyangkut baptisan air sehubungan dengan ketaatan pada perintah dari Kristus.

Satu akibat praktis dari pengabaran Injil kita yang sepenuhnya akan terlihat pada mereka yang mengikut Kristus lewat baptisan air dalam ketaatan pada perintahNya.

4. Dia Mengabarkan Injil dengan Tanda-tanda Mujizat dan Keajaiban

Kata-kata yang digunakan oleh Paulus "oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat" (Rm 15:19 kjv) - yang sama dengan "dengan kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat" (niv/terjemahan bebas). Adalah dengan kuasa dari tanda-tanda ajaib dan mujizat-mujizatlah Paulus mengabarkan Injil secara sepenuhnya dalam zamannya. Injil yang kita kabarkan hari ini juga harus mencakup manifestasi ajaib yang sama.

Apabila kita membaca catatan dari pelayanan Paulus seperti yang dapat ditemukan dalam kitab Kisah Para Rasul, tidak mungkin terlewatkan untuk mengamati bahwa tempat yang sangat besar diberikan untuk mujizat-mujizat kesembuhan.

Dalam Kisah 14, ada orang di Listra yang lumpuh sejak lahir dan disembuhkan secara ajaib lewat pelayanan Paulus.

Dalam Kiash 19, kita membaca mujizat khusus yang terjadi lewat pelayanan Paulus. Sapu tangan-sapu tangan dan celemek-celemek diambil dari tubuh Paulus dan ditumpangkan pada orang sakit dan orang yang kerasukan setan, yang kemudian disembuhkan dan dibebaskan.

Dalam Kisah 28, kita diberitahu akan adanya kesembuhan ajaib dari Publius dan penduduk pulau itu, mengikuti pecahnya kapal yang dialami Paulus dalam perjalanan ke Roma.

Kemudian dalam 1 Korintus 12, Paulus menulis tentang karunia iman, karunia kesembuhan dan pekerjaan-pekerjaan mujizat yang dipersiapkan dalam gereja sebagai bagian yang penting dari pelayanannya.

Sahabat, Rasul Paulus dapat mengabarkan Injil Kristus dengan sepenuhnya karena ada kuasa tanda-tanda ajaib dan mujizat!

Segala sesuatu yang kurang daripada itu tidak dapat disebut sebagai "berkat Injil yang penuh". Segala sesuatu yang kurang dari itu tidak dapat diistilahkan sebagai "pengabaran Injil yang sepenuhnya".

Jika kita mau mengabarkan Injil dengan sepenuhnya, jika kita mau menawarkan kepada masyarakat kepenuhan berkat Injil - maka seperti Paulus, demikian juga dengan kita, harus ada kuasa tanda-tanda ajaib dan mujizat, khususnya dalam kesembuhan mujizat dari orang-orang yang sakit. Tak akan ada kebangunan rohani Perjanjian Baru apabila tidak terdapat manifestasi supranatural ini.

Gereja Perjanjian Baru adalah gereja kesembuhan. Injil Perjanjian Baru diteguhkan dengan tanda-tanda ajaib dan mujizat.

5. Dia mencakupkan Berkat-berkat Dari Kuasa Rohani

Paulus berkata bahwa ia mengabarkan Injil sepenuhnya "oleh kuasa Roh Kudus" (Rm 15:19).

Tuhan telah berkata dalam Kisah 1:8: "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu".

Paulus telah menerima Roh Kudus (Kis 9:17). Paulus memimpin orang-orang percaya agar sama seperti dia juga menerima Roh Kudus dan dilengkapi dengan kuasa.

Dalam Kisah 19, rasul Paulus memberi salam murid-murid di Efesus dengan pertanyaan "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu percaya?"

Kemudian ia meletakkan tangannya atas mereka dan menerima Roh Kudus, dengan akibat mereka berbicara dalam bahasa lidah dan bernubuat.

Begitu juga hari ini. Kita yang mengaku mengabarkan Injil sepenuh - kita yang menawarkan berkat dari Injil sepenuh - percaya dan mengajarkan bahwa semua orang harus dibaptiskan dengan Roh Kudus.

Biarlah hal ini bukan suatu pelayanan yang hanya dalam perkataan, tapi dalam perkataan dan perbuatan, sehingga kita dapat dengan terus menerus menyaksikan pengalaman yang mulia ini - pria dan wanita dibaptiskan dalam Roh Kudus dan dilengkapi dengan kuasa dari tempat tinggi.

Hal ini merupakan detak kehidupan yang vital dari setiap orang percaya dan setiap gereja rumah. Kita bukan saja tidak dapat menjadi Injil yang sepenuh, namun juga tidak dapat mengabarkan Injil sepenuhnya, tanpa berkat dari kuasa Roh Allah.

6. Dia Mengabarkan Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali

Begitu jelas Paulus mengajar tentang kebenaran yang besar ini. Dia dengan tegas menyatakan bahwa ketika Kristus datang kembali pada akhir zaman, orang percaya yang mati akan dibangkitkan. Dia berkata bahwa orang-orang percaya yang masih hidup akan diubahkan ke dalam tubuh yang kekal, dan mereka bersama-sama akan diangkat naik untuk bertemu dengan Tuhan pada saat kedatanganNya (1 Tes 4:17).

Saya rasa Paulus meringkas pengajarannya tentang Kedatangan Kedua ini dalam Titus 2:13: "dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah Yang Maha Besar dan Juruselamat kita Yesus Kristus".

Paulus berkata bahwa ini adalah berkat, atau kebahagiaan, harapan orang-orang Kristen. Jika kita benar-benar diselamatkan dan mencari Tuhan, inipun akan menjadi pengharapan kita yang membahagiakan - bahwa Tuhan Yesus akan datang segera.

Pemikiran akan kedatangan Tuhan kita pasti memberikan suatu perasaan ketergesaan pada pelayanan kita bagi Dia. Jika kita harus mengabarkan Injil dengan penuh maka itu harus dilakukan sekarang. Jika saatnya kita harus menyaksikan tanda-tanda ajaib dan mujizat, sekarang adalah saatnya.

Terlalu banyak orang telah mengembangkan kebiasaan untuk mengharapkan berkat-berkat ini di masa depan. SEKARANG adalah saat kita harus menikmati dan menampilkannya pada orang lain. "... dengan penuh berkat dari Kristus" (Rm 15:29).

Kepenuhan dari berkat-berkat Kristus (terjemahan bebas).

C. KESIMPULAN

Dasar-dasar yang telah kita pelajari adalah hal-hal yang penting bagi seorang rasul Paulus. Dia mengabarkan Injil dengan sepenuh. Bagaimana kita dapat mengabarkan Injil yang kurang dari itu? Bagaimana kita dapat percaya kurang daripada itu? Marilah kita mendedikasikan diri pada kuasa dari Injil sepenuh - tidak hanya dalam perkataan, tapi juga dalam perbuatan.

Injil ini adalah ketersediaan/penyediaan Allah bagi roh, pikiran dan tubuh. Ini adalah jalan pembebasan dari Allah bagi mereka yang terikat. Ini adalah jalan menuju Kebangunan Rohani Perjanjian Baru.

Pada hari ketika kita berdiri di hadapan Tuhan kita, biarlah kita mampu dengan berani mengulangi kata-kata Paulus: "Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu" (Kis 20:27).

Bab 4
Para Pengkhotbah
Dan Orang-Orang
Pada Kebangunan Rohani
Dalam Perjanjian Baru

Pendahuluan

Di sini ada bacaan dari "buku pola" bagi gereja:

"Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di serambi Salomo dalam persekutuan yang erat."

"Orang-orang yang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka namun mereka dihormati orang banyak."

"Dan makin lama makin betambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan."

"Bahkan mereka membawa orang-orang sakit keluar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka" (Kis 5:12-15 nrsv).

Saat kita sampai pada akhir dari kitab Kisah Para Rasul, tidak ada kata "amin" (akhir). Itu karena kitab ini masih sedang ditulis.

Kisah Para Rasul menyediakan catatan inspiratif tentang kegiatan-kegiatan gereja Kristen yang mula-mula. Allah bermaksud agar kegiatan-kegiatan ini terus berlangsung selama gereja masih ada di dunia ini - yaitu sampai kedatangan Kristus kembali.

Syukur kepada Allah karena catatan ini masih terus dilanjutkan di semua bagian dunia hari ini. Laporan tentang pelayanan-pelayanan yang supraalami dan kebangunan rohani, sesuai dengan pola Perjanjian Baru, masih terus ditulis.

Marilah kita melihat lebih dekat pada catatan yang telah kita kutip di atas, dan melihat apakah pelayanan-pelayanan zaman modern dan gereja-gereja modern ini telah menyatakan pola yang diinspirasikan ini.

A. PARA PENGKHOTBAH DALAM KEBANGUNAN ROHANI PERJANJIAN BARU

Satu hal yang jelas adalah: jika kita memiliki pengkhotbah-pengkhotbah Perjanjian Baru dan pelayanan Perjanjian Baru, kita pasti akan mendapatkan hasil-hasil Perjanjian Baru. Perhatikan hal-hal berikut tentang para pengkhotbah dalam kebangunan rohani yang tertentu ini:

1. Tangan -tangan dari Para Rasul

Kita membaca: "dengan tangan rasul-rasul itu banyak tanda dan mujizat terjadi di tengah-tengah orang-orang ini".

Ini adalah pemikiran yang menggetarkan. Alkitab punya banyak hal untuk dikatakan mengenai tangan-tangan manusia sebagai alat untuk berhubungan dengan sesama manusia.

Tangan-tangan hamba-hamba Tuhan di dalam kebangunan rohani Perjanjian Baru mempunyai peranan yang penting bagi kebutuhan umat manusia.

Pada Perjanjian Lama kita sering membaca "tangan (terjemahan bebas: lengan) Tuhan" dan hal ini dipercayai sebagai referensi dari Tuhan Yesus Kristus. Sebagai contohnya, pada masa Yesaya kita membaca "... kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan" (Yes 53:1). Yesaya kemudian menggambarkan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan kedatangan Mesias ini.

Yesus Kristus dalam pelayananNya di dunia adalah "tangan Tuhan" yang menjangkau umat manusia dengan keselamatan, kesembuhan dan pembebasan.

Sekarang Kristus telah dipermuliakan di sebelah kanan BapaNya. Tapi Ia masih "tangan Tuhan" yang menjangkau orang-orang dalam kemurahan dan kasihNya untuk menyelamatkan dan menyembuhkan lewat orang-orang yang dipanggilNya.

Karena itu, seperti para rasul mengulurkan tangan untuk membebaskan orang-orang, mereka bertindak sebagai "tangan Tuhan". Mereka adalah perpanjangan dari pelayananNya. Dan dalam nama Yesuslah mereka melanjutkan pelayanan ilahi Yesus di dunia.

Para pengkhotbah dalam kebangunan rohani Perjanjian Baru memiliki lengan dan tangan yang didedikasikan pada pembebasan dari orang-orang itu.

2. Banyak Mujizat dari Kemurahan

Alkitab kita mengatakan bahwa dengan tangan rasul-rasul "... diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak". Ini sangatlah indah untuk direnungkan. Penghakiman yang supraalami baru saja jatuh ke atas Ananias dan Safira yang mendustai Roh Kudus. Ini adalah disiplin drastis yang pertama ditunjukkan dalam gereja mula-mula. Akibatnya adalah "sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu".

Dan sekarang, segera setelah penghakiman yang ajaib itu, kita membaca tentang banyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang membawa kebebasan bagi banyak orang. Benar-benar suatu pewahyuan yang mengejutkan mengenai sifat dan tujuan Allah dalam pengecualian (dispensasi) ini; satu mujizat penghukuman diikuti dengan banyak mujizat kemurahan.

3. Tanda-tanda dan Mujizat

Laporan tentang kebangunan rohani zaman Perjanjian Baru mengatakan pada kita tentang banyaknya tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang terjadi di tengah-tengah banyak orang.

Apakah bedanya antara "tanda" dan "mujizat"? Tanda adalah suatu tindakan dari kuasa Allah yang dirancang untuk menunjukkan arti atau menyatakan pesan pada orang-orang. Tanda ini mempunyai pengertian (makna). Tanda-tanda itu akan mencapai suatu tujuan.

Sebaliknya, mujizat adalah (seperti yang terdapat pada kata itu sendiri) dibuat untuk membuat orang-orang menjadi kagum atau untuk menarik perhatian orang banyak.

Para pengkhotbah Perjanjian Baru harus mempunyai tanda-tanda dan mujizat untuk dipertunjukkan dalam pelayanan mereka dalam nama Yesus Kristus.

Amanat Agung seperti yang dapat ditemukan di Markus 16:15-18, menyatakan bahwa "tanda-tanda ini akan mengikuti mereka yang percaya ..." Tanda-tanda ini mencakup juga pengusiran setan-setan, berbicara dalam bahasa baru (bahasa lidah), dan menumpangkan tangan atas orang-orang sakit untuk kesembuhan mereka.

4. Bayangan Petrus

Sangatlah banyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat pada pelayanan dari rasul-rasul ini sehingga orang-orang di Yerusalem meletakkan orang-orang sakit mereka di kasur-kasur dan kursi-kursi di jalan-jalan. Mereka berharap agar supaya bayangan Petrus jatuh atas mereka selagi ia berjalan di jalan itu.

Mereka percaya bahwa jika tangan Petrus tidak dapat menjamah mereka, bayangannya dapat membawa kesembuhan bagi mereka. Ini menunjukkan betapa besar tanda-tanda dan mujizat-mujizat itu telah memupuk iman mereka.

Prinsip ini terlihat di bagian manapun juga dalam Perjanjian Baru. Tangan (bayangan) menjadi sarana penghubung dimana iman orang-orang itu dilepaskan sehingga mereka dapat dijamah oleh Tuhan.

Ingatkah anda tentang seorang wanita yang menjamah ujung jubah Tuhan (Mat 9:20).

Ada juga "sapu tangan atau celemek" yang diambil dari Paulus dan diletakkan atas mereka yang sakit atau dirasuki roh jahat (Kis 19:12) dan mereka disembuhkan.

Dengan cara yang sama, orang-orang di Yerusalem membuat bayangan Petrus yang sedang lewat sebagai hubungan dengan pelayanannya sehingga mereka mungkin dapat disembuhkan.

5. Pelayanan Kelepasan

Kisah kita menggambarkan tentang bagaimana "... orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan" (Kis 5:16).

Pelayanan pelepasan dengan pola Perjanjian Baru memiliki daya magnetis. Hal itu menarik orang dari tempat-tempat jauh yang hatinya terbuka dan siap untuk menerima Yesus sebagai Tuhan mereka.

Dunia ini dipenuhi dengan orang-orang yang terganggu pikiran dan tubuhnya. Sekalipun di satu pihak ada banyak orang yang melawan dan melakukan penganiayaan terhadap para pemimpin gereja, orang-orang awam mencari (mengejar) pelayanan mereka agar mereka bisa dibebaskan dan disembuhkan.

Kita melihat bahwa mereka mengenali perbedaan antara penyakit tubuh dan gangguan dari kuasa roh jahat.

Pelayanan dari gereja mula-mula membawa kesembuhan pada orang sakit dan pembebasan pada mereka yang terikat dan teraniaya. Biarlah Tuhan pada hari-hari ini membangkitkan pernyataan yang bahkan lebih besar dari suatu pola pelayanan yang ditemukan dalam catatan di Perjanjian Baru.

B. ORANG-ORANG DALAM KEBANGUNAN ROHANI PERJANJIAN BARU

Dalam setiap kebangunan rohani yang besar ada keadaan-keadaan yang harus dihadapi baik oleh para pengkhotbah maupun orang banyak. Marilah kita memperhatikan kondisi orang-orang dalam kebangunan rohani yang digambarkan bagi kita dalam bagian Alkitab ini.

1. Dengan Satu Hati/Kesatuan

Kita diberi tahu bahwa "semua orang percaya berkumpul di serambi Salomo dalam persekutuan yang erat" (Kis 5:12 kjv). Istilah ini kita baca berulang kali di kitab Kisah Para Rasul. Di kamar loteng sebelum Pentakosta mereka semua melanjutkan "dengan sehati dalam doa bersama-sama" (Kis 1:14). Pada hari Pentakosta para murid sedang "berkumpul di satu tempat" (Kis 2:1). Segera setelah Pentakosta, kita baca tentang orang-orang tersebut "dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah" (Kis 2:46). Dalam pencurahan Roh Kudus selanjutnya, kita diberi tahu bahwa "kumpulan orang yang telah percaya ini, mereka sehati dan sejiwa" (Kis 4:32).

Sekarang, di tengah kebangunan rohani, kita temukan bahwa orang-orang tersebut sekali lagi berkumpul "dengan sehati/bersekutu di serambi Salomo". Sungguh, di sini kita telah menemukan rahasia-rahasia yang tidak dapat gagal bagi kebangunan rohani dalam suatu gereja: pelayanan yang supra alami dan suatu gereja yang bersatu.

2. Ketakutan dan Kesukaan

Kita membaca kata-kata yang tidak biasa ini: "Yang sisanya tidak ada yang berani untuk bergabung dengan mereka, tapi orang banyak sangat menghormati mereka". Kita temukan bahwa di tengah-tengah kebangunan rohani Perjanjian Baru, ada (a) ketakutan dan penghormatan dan (b) suatu kesukaan yang dikaruniakan atas umat Allah.

Kita membaca dua macam reaksi dalam Kisah 2:43,47 : "Maka ketakutanlah mereka semua ..." Sementara pada saat yang sama, mereka juga "... disukai semua orang".

3. Ditambahkan untuk Tuhan

Ini adalah hasil yang menggetarkan dari kebangunan rohani Perjanjian Baru: "Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dan orang yang diselamatkan".

Ini adalah hasil dari pelayanan supra alami yang didukung oleh umat yang bersatu. Hal ini harus menjadi pengalaman yang terus menerus dari setiap gereja yang menikmati suatu kebangunan rohani Perjanjian Baru.

Perhatikan ekspresi yang penting "ditambahkan pada (untuk) Tuhan". Ini adalah keselamatan yang sesungguhnya.

Tidak cukup untuk ditambahkan pada gereja. Tidaklah cukup untuk menambahkan nama seseorang pada daftar anggota. Hal ini baik bagi diri mereka sendiri, tapi pengalaman yang penting yang dibutuhkan oleh semua orang adalah bahwa mereka "ditambahkan pada Tuhan" - bergabung dengan Kristus karena iman di dalam Dia.

Sahabatku, marilah saya meyakinkan anda bahwa dalam hari-hari yang penting ini Allah sedang membangkitkan pengkhotbah-pengkhotbah dan orang-orang yang sesuai dengan pola Perjanjian Baru. Kesaksian mereka diteguhkan dengan tanda-tanda dan mujizat.

Bagi semua orang yang percaya, mereka memberi tawaran suatu hak istimewa yang mulia, kebutuhan penting yang ditambahkan oleh Tuhan lewat iman dalam kuasa keselamatanNya.

Bab 5
Gereja Secara Universal Dan
Gereja-Gereja Rumah Dalam
Perjanjian Baru

Pendahuluan

Marilah kita sekarang melanjutkan pelajaran tentang pola Perjanjian Baru bagi gereja Kristen.

Karena tempat yang terbatas, tidaklah mungkin untuk membuat pelajaran ini secara lengkap dan terperinci. Tapi kami berharap dapat memberi pada para pembaca kami suatu pengertian tentang rancang bangun (blue print) yang Alkitabiah bagi gereja hari ini.

A. APAKAH ARTI DARI "GEREJA"?

Kata-kata "gereja" dan "gereja-gereja" diambil dari bahasa Yunani "ekklesia", yang dengan sederhana berarti UMAT YANG DIPANGGIL.

1. "Gereja" (tampil 80 kali dalam Perjanjian Baru)

"Gereja" (tunggal) menunjuk baik pada Gereja dunia, suatu gereja kota atau suatu gereja rumah. Kata itu tak pernah menunjuk pada suatu denominasi (aliran) atau suatu bangunan gereja.

Pada penggunaan pertama dari kata "gereja" di Perjanjian Baru, kata itu dicantumkan pertama kali terhadap gereja dunia dan kedua kali terhadap gereja rumah.

a. Gereja Dunia, Penggunaan Pertama: "Aku akan membangun gerejaKu" (Mat 16:18) terjemahan bebas, (LAI ... jemaatKu"). Kristus menunjuk pada gereja dunia dan tidak pada satu bagian atau pembagian daripada gereja dunia itu.

b. Gereja Rumah, Penggunaan Kedua: "... sampaikanlah kepada jemaat (gereja) dan jika ia tidak mau mendengarkan jemaat (gereja) ..." (Mat 18:15-17). Paragraf ini berhubungan dengan ukuran kedisiplinan yang harus diikuti jika pendamaian itu ditolak oleh orang-orang percaya yang merasa tersinggung.

Karena itu, cukuplah jelas bahwa kata "gereja" seperti yang dipakai pada contoh yang kedua, yang dimaksud adalah gereja rumah dan bukan gereja dunia.

Seperti itu pula setiap kali dari 80 kali tampilnya kata "gereja" di Perjanjian Baru, bacaan tersebut akan menunjukkan apakah ayat itu untuk gereja dunia atau untuk gereja rumah.

c. Pengecualian: Israel sebagai Suatu Tipe/Jenis Dari Gereja. Dalam Kisah 7:38, ada suatu pengecualian pada penggunaan umum dari kata "gereja". Dalam ayat itu kita baca tentang "gereja (jemaat) di padang gurun". Ini adalah referensi bagi Israel dalam perjalanannya di padang gurun setelah dibebaskan dari Mesir lewat Laut Merah.

Sementara Israel bukanlah suatu gereja dalam makna Perjanjian Baru, kata "ekklesia" dapat diterapkan bagi Israel dalam pengembaraannya di padang gurun. Dalam peranan itu Israel adalah tipe gereja Kristen yang berada dalam perkecualian ini.

  • Israel telah dibebaskan lewat darah seekor domba.
  • Dipanggil keluar dari Mesir (dunia), dipisahkan dari Mesir oleh Laut Merah (baptisan air).
  • Secara ajaib dipelihara selama di padang gurun (manna dari sorga dan air dari batu karang - tipe-tipe dari Kristus).
  • Dipimpin menyeberangi Sungai Yordan (baptisan Roh Kudus) dan berdiam di Kanaan (suatu tipe dari tempat-tempat sorgawi).

Karena itu, Israel, suatu jemaat yang dipanggil keluar, adalah suatu tipe gereja Kristen. Kisah 7:38 adalah satu-satunya saat dalam Perjanjian Baru dimana kata "gereja" digunakan untuk sesuatu yang lain selain untuk gereja dunia atau gereja rumah.

2. "Gereja-gereja/Jemaat-jemaat" (tampil 35 kali di Perjanjian Baru)

Kata "gereja-gereja" selalu menunjuk pada gereja-gereja rumah dan tidak pernah menunjuk pada denominasi-denominasi atau kelompok-kelompok gereja yang terorganisir atau bangunan-bangunan gereja. Penggunaan yang khas dari kata "gereja-gereja/jemaat-jemaat" dalam Perjanjian Baru adalah sebagai berikut:

"... semua jemaat bukan Yahudi" (Rm 16:4);

"... jemaat-jemaat Allah" (1 Kor 11:16);

"... jemaat orang-orang kudus" (1 Kor 16:34);

"... jemaat-jemaat di Asia kecil" (1 Kor 16:19), dan sebagainya.

Semua ini menunjukkan arti kelompok-kelompok orang percaya yang mengadakan pertemuan secara teratur (biasanya di dalam rumah seseorang dari mereka) untuk berdoa dan beribadah.

3. "Sidang Jemaat" (muncul 5 kali di Perjanjian Baru)

Marilah kita melihat kata "sidang/jemaat" sebagaimana tertulis di dalam Perjanjian Baru. kata ini biasanya digunakan untuk menunjuk pada gereja-gereja rumah kita saat ini.

3 dari 5 kali munculnya kata "sidang/jemaat" ini, pemakaiannya bukan menunjuk pada suatu gereja tapi pada suatu kumpulan orang biasa (umum/khalayak) saja (lihat Kis 19:32, 39, 41).

2 penampilan lainnya dari kata "jemaat" ditemukan di Ibrani 12:23. Di sini kata itu secara harafiah berarti "pertemuan orang banyak" - menunjuk pada gereja universal. Dalam Yakobus 2:2, kata Yunani ini secara harfiah berarti "Rumah ibadah".

Sangatlah cocok jika Yakobus menggunakan kata ini yang secara sederhana berarti "berkumpul bersama-sama". Rumah ibadah orang-orang Yahudi mungkin adalah suatu contoh bagi perkumpulan gereja rumah.

B. GEREJA SEPERTI YANG DILIHAT ALLAH

Penggunaan kata-kata "gereja" dan "gereja-gereja" sangatlah sederhana. Pengertian kita tentang kata-kata ini memberi kita landasan yang kuat yang dapat mendasari pelajaran kita tentang gereja Perjanjian Baru.

Walaupun kata "gereja" sekarang biasanya digunakan dalam konteks dari suatu denominasi, seperti gereja Baptis, GKI, atau Kawanan Domba Kecil, namun Alkitab tidak menggunakan kata ini sedemikian.

Dari sudut pandang Allah hanya ada satu gereja universal, terdiri dari orang-orang percaya yang dilahirkan kembali dari seluruh dunia dan segala bahasa.

Allah melihat gereja Yesus Kristus yang besar hanya terbagi atas gereja-gereja rumah - pertemuan orang-orang percaya setempat yang dilakukan secara rutin dalam namaNya.

Berkata sejujurnya, satu-satunya organisasi gereja yang diakui oleh Alkitab adalah yang berfungsi di dalam gereja rumah. Semua organisasi lainnya dibentuk hanya untuk kepentingan dari gereja-gereja ini dan untuk maksud-maksud koordinasi.

Perjanjian Baru menampilkan gereja rumah sebagai sesuatu yang berkuasa (artinya dibawah pimpinan mereka yang hadir) menyokong dan mengatur dirinya sendiri, dan menyebarkan Injil.

Gereja-gereja rumah yang mempunyai pengajaran dan pengalaman rohani yang sama mungkin lebih suka bergabung dan bersama-sama melanjutkan visi mereka yang tertentu. Tapi kita tidak seharusnya kehilangan pandangan tentang konsep Perjanjian Baru ini: Gereja Universal hanya dibagi atas perkumpulan-perkumpulan rumah yang terdiri dari orang-orang percaya yang disebut "gereja" dan "gereja-gereja" dari Perjanjian Baru.

C. SUATU SIMBOL DARI GEREJA-GEREJA PERJANJIAN BARU

Dalam Kitab Wahyu, kita menemukan suatu simbol yang mewakili gereja Perjanjian Baru yang diorganisir pada banyak gereja-gereja kota. Rasul Yohanes yang dibuang ke pulau Patmos, sedang dikuasai Roh Allah ketika ia mendapat penglihatan.

Dia melihat "seorang serupa Anak Manusia" berdiri di tengah-tengah "tujuh kaki dian dari emas". Di tanganNya Dia memegang 7 bintang.

Pada ayat 20, kita diberi pengertian mengenai gambaran-gambaran ini. 7 kaki dian adalah 7 gereja-gereja kota yang berada di Asia kecil; 7 bintang adalah 7 malaikat (para pemimpin) dari gereja-gereja tersebut.

Tuhan Yesus Kristus menampakkan diri sebagai seorang Imam Besar yang berada pada kaki dian kaki dian itu. Di sinilah pemenuhan dari tipe-tipe yang ditemukan dalam Tabernakel Musa dan Bait Allah Salomo di Perjanjian Lama.

Apabila kita membaca Wahyu 2 dan 3, kita temukan bahwa Allah memberikan suatu pesan yang khusus bagi masing-masing jemaat (7 jemaat) itu.

Sebagian besar dari mereka yang mempelajari kitab Wahyu setuju bahwa gereja-gereja ini pernah ada di Asia kecil.

Tapi gereja-gereja ini juga menggambarkan 7 masa yang berbeda dari sejarah gereja yang akan diungkapkan di abad yang terkemudian yaitu zaman Gereja saat ini (suatu pengistimewaan). Lama zaman ini adalah dari masa Yohanes sampai dengan kedatangan Tuhan (lihat bagian G1 tentang Penuntun Pelatihan Para Pemimpin untuk melihatnya secara lebih terperinci.

Tujuh dalam Alkitab adalah angka yang menunjukkan kesempurnaan. Karena itu 7 pelita emas yang ada pada penglihatan Yohanes dapat diambil untuk menampilkan gereja secara keseluruhan yang akan mengalami hal yang istimewa ini, setiap kaki dian menggambarkan satu gereja kota.

Benar-benar suatu gambaran yang menarik yang kita dapatkan disini: Kristus yang bangkit berdiri di tengah-tengah gereja-gereja di setiap daerah dan di setiap generasi di seluruh zaman ini. Ia berurusan/menangani secara langsung (dengan) setiap gereja tersebut. Bagi tiap gereja Ia memiliki pesan yang khusus: menghardik, memperingatkan, menasehati, menghibur dan memerintah.

Ini merupakan keselarasan yang sempurna dengan konsep Perjanjian Baru tentang gereja Yesus Kristus.

Dia bukan hanya kepala atas gereja secara universal. KepemimpinanNya juga dinyatakan pada tiap gereja kota/gereja rumah. Untuk setiap gereja Ia mempunyai tujuan dan rencana. Kristus yang hidup berusaha menyatakan diriNya di tiap gereja kota/gereja rumah dalam membetulkan yang salah (koreksi), dalam penghiburan yang lembut dan teguran-teguran.

Lebih lagi, pelayanan itu dipegangNya sendiri dalam tanganNya! Malaikat-malaikat (atau para pelayan) menerima pesan-pesan tersebut langsung dari Kristus yang hidup, sehingga mereka dapat menyampaikannya pada gereja-gereja rumah yang kemudian membentuk gereja kota.

Sungguh penglihatan seperti itu seharusnya membantu kita memperluas wawasan, dan untuk mengerti dengan lebih baik tujuan Tuhan baik bagi gereja dunia, kota ataupun gereja-gereja rumah sesuai dengan pola Perjanjian Baru.

Bab 6
Beberapa Analogi Perjanjian Baru Tentang Gereja Kristen

Pendahuluan

Analogi-analogi dari gereja adalah cara-cara menerangkan tentang gereja Kristen dengan cara membandingkannya dengan hal-hal yang telah kita ketahui sebelumnya. Contohnya: Gereja dalam beberapa hal sama seperti sebuah bangunan, dalam beberapa hal juga seperti tubuh dan juga dapat digambarkan sebagai seorang mempelai wanita.

Marilah kita sekarang mempertimbangkan beberapa analogi Perjanjian Baru tentang gereja Kristen. Dengan demikian, kita mempunyai gambaran gereja secara universal dalam pikiran kita, tapi masih ada satu aspek dimana setiap gereja rumah merupakan bentuk miniatur yang mewakili Gereja yang Universal.

A. EMPAT ANALOGI UTAMA

4 analogi utama dari gereja seperti yang ditemukan dalam Perjanjian Baru adalah sebagai berikut:

1. Sebuah Bangunan

Kita mungkin memperhatikan bahwa gereja Kristen tidak digambarkan sebagai bangunan-bangunan (bentuk jamak), tapi selalu dalam bentuk tunggal. Karena hanya ada satu gereja. Dalam 1 Korintus 3 kita menemukan gambaran rasul Paulus tentang gereja sebagai sebuah bangunan.

Dalam ayat 9 ia mengatakan, "Kamu adalah ... bangunan Allah" (ketika ia membangun jemaat di Korintus). Dalam ayat 10 Paulus meneguhkan bahwa ia adalah "seorang ahli bangunan yang cakap", ia telah meletakkan dasar bagi jemaat Korintus seperti yang dibutuhkan jemaat itu. Ia mengatakan bahwa pelayanan-pelayanan yang lain harus juga dibangun atas dasar yang sama. Dalam ayat 11 dasar ini dikenali sebagai Yesus Kristus.

Ini sesuai dengan perkataan Yesus sendiri dalam Matius 16:13-18. Pernyataan (wahyu) ilahi bahwa Yesus adalah "Mesias, Anak Allah yang hidup". Kemudian Ia menambahkan: "Di atas batu karang ini (dasar/landasan), Aku akan mendirikan jemaatKu".

Dengan demikian, kita menerima fakta yang mendasar ini, bahwa gereja dari Yesus Kristus dalam aspek keseluruhannya adalah seperti sebuah bangunan. Bangunan yang didirikan atas sebuah landasan kebenaran yang agung bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah yang hidup.

Kembali pada 1 Korintus 3, dalam ayat 16 dan 17 kita temukan bahwa Paulus melanjutkan temanya. Dia menunjuk gereja sebagai Bait Allah, dimana Roh Allah berdiam di dalamnya.

Gambaran/analogi tentang gereja sebagai bangunan ini diulangi dalam efesus 2:20-22. Di sini Paulus menunjuk pada "dasar para rasul dan para nabi" tapi ia menambahkan lagi: "Kristus Yesus sebagai batu penjuru" lalu katanya lagi: "Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan rapi tersusun, menjadi Bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh". Petrus juga dengan cara yang serupa menggambarkan gereja dalam 1 Petrus 2:5: "Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani".

Tujuan dari Allah di sepanjang zaman ini adalah untuk menyelesaikan pembangunan yang besar dari gereja. Sehingga dalam zaman-zaman selanjutnya, gereja dapat menaikkan pujian dan kemuliaan bagi Allah.

2. Keluarga/Rumah Tangga

Dalam ayat-ayat berikut ini Gereja digambarkan sebagai seisi rumah "Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya" (Mat 10:25).

"Seisi rumah dari iman ..." (terjemahan bebas) (Gal 6:10).

"Demikianlah kamu (orang-orang percaya) bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah" (Ef 2:19).

"... Sebab Ia (Yesus Kristus) dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar daripada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati daripada rumah yang dibangunnya ... Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumahNya ..." (Ibr 3:3,6).

Demikianlah gereja ditampilkan sebagai anggota keluarga dimana Yesus Kristus adalah Tuannya.

3. Sebuah Tubuh

Ada banyak ayat-ayat dalam Perjanjian Baru yang menggambarkan gereja Tuhan sebagai Tubuh Kristus.

"Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain" (Rm 12:5).

"Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh" (1 Kor 12:12-13).

"Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya" (1 Kor 12:27). (Lihat juga Ef 1;22,23; 4:4,12,16).

Tubuh manusia, dengan semua hubungan dan susunan-susunan dari seluruh anggotanya diambil oleh Paulus sebagai suatu gambaran tentang gereja Yesus Kristus.

Analogi ini menunjukkan pentingnya setiap anggota dan rasa saling tergantung satu dengan yang lain (saling membutuhkan) di antara anggota gereja. Rasul-rasul menggunakan analogi ini secara khusus untuk menunjukkan betapa pentingnya kesatuan di antara anggota-anggota gereja.

4. Seorang Mempelai Wanita

Dalam Efesus 5:23-33, rasul Paulus menarik garis sejajar antara hubungan Kristus dan gerejaNya menggunakan gambaran dari hubungan suami istri. Marilah kita lihat hal-hal tersebut dari bacaan berikut ini :

"Karena suami adalah kepala istri SAMA seperti Kristus adalah kepala jemaat ..."

"Karena itu SEBAGAIMANA jemaat tunduk kepada Kristus, DEMIKIAN JUGALAH istri kepada suami dalam segala sesuatu ..."

"Hai suami, kasihilah istrimu, SEBAGAIMANA Kristus telah mengasihi jemaat ..."

"Demikianlah suami harus mengasihi istrinya juga sama seperti tubuhnya sendiri ... sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasihinya dan merawatnya, SAMA SEPERTI Kristus terhadap jemaat".

Beberapa orang merasa sulit untuk melihat gereja sebagai mempelai dan sekaligus sebagai tubuh Kristus, tapi dalam ayat-ayat ini Rasul Paulus telah dengan berani mengatakan bahwa gereja adalah kedua-duanya.

Sekarang perhatikan bagaimana kedua analogi tentang tubuh dan mempelai itu ditampilkan dalam ayat 30 sampai dengan ayat 32 dari pasal ini: "Karena kita adalah anggota tubuhNya, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar TETAPI YANG AKU MAKSUDKAN IALAH HUBUNGAN KRISTUS DAN JEMAAT"

Dalam terang ayat-ayat di atas, bisa dilihat bahwa gereja Yesus Kristus yang universal itu ditampilkan dalam Perjanjian Baru sebagai: SEBUAH BANGUNAN yang didirikan atas dasar Kristus sendiri; sebuah keluarga/rumah tangga, di mana Kristus adalah Tuannya; SATU TUBUH, di mana Kristus adalah Kepalanya, dan SEORANG MEMPELAI, di mana Kristus adalah Mempelai Prianya.

Kita harus juga memperhatikan bahwa hanya ada satu gereja-satu bangunan, satu tubuh dan satu mempelai - walaupun manusia mempunyai banyak alasan untuk memisah-misahkan gereja Perjanjian Baru ini dalam denominasi-denominasi dan dalam pengajaran-pengajaran yang berlainan.

Seperti telah kita bicarakan dalam bab sebelumnya, satu-satunya pembagian Alkitabiah untuk gereja-gereja Perjanjian Baru hanya dapat ditemukan dalam pengorganisasian dari gereja-gereja rumah.

B. PRIBADI-PRIBADI DALAM GEREJA

Dengan pemikiran-pemikiran tentang analogi gereja Kristus di atas, sangatlah mudah untuk mengerti tentang keadaan alamiah dari keanggotaan pribadi kita dalam gereja - yaitu dalam gereja secara keseluruhan (gereja universal). Banyak orang saat ini menganggap bahwa dengan tertulisnya nama-nama mereka dalam daftar gereja, itu jaminan bahwa nama-nama mereka juga telah terdaftar dalam gereja Yesus Kristus. Karena itu, marilah kita dengan teliti melihat kembali 4 analogi dari Perjanjian Baru yang kita bahas di atas, dan mempertimbangkan bagaimana hubungan kita dengan masing-masing analogi .

1. Batu-batu Hidup Di Dalam Sebuah Bangunan

Sebagai orang-orang percaya kita diberi tahu bahwa, "yang dibangun di atas dasar" dan "dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh" (Ef 2:20-22). Lagi rasul Petrus mengatakan:

"Dan datanglah kepadaNya, batu yang hidup itu ... sebagai BATU HIDUP untuk pembangunan suatu rumah rohani" (1 Ptr 2:4,5).

Kini sangatlah jelas bahwa kita dapat menjadi anggota dalam gereja yang sebagai suatu bangunan itu hanya jika kita sendiri menjadi batu-batu hidup lewat hubungan kita secara pribadi dengan Yesus Kristus, Sang Batu Penjuru.

2. Lahir Sebagai Penghuni Rumah/Anggota Keluarga

Dalam Galatia 4:6-7 Paulus menulis: "Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: `Ya Abba, Ya Bapa!' Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak: Jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah".

Sebuah rumah mungkin mempunyai pelayan-pelayan atau pendatang (tamu) yang bisa saja masuk atau keluar sekehendak mereka; tapi kita menjadi anggota keluarga penghuni rumah Allah lewat kelahiran baru. Kita termasuk anggota keluarga Bapa kita; dan sebagai anak-anak, kita memiliki/berhak atas warisan keluarga.

3. Anggota Tubuh Kristus

Kita mengambil tempat kita dalam Tubuh Kristus lewat semua yang digambarkan lewat baptisan kita. Itulah persamaan kita dengan Yesus Kristus (1 Kor 12:13).

Kita menjadi "anggota tubuh Kristus" dengan pengertian kehidupanNya berada dalam kita. Dan hal itu merupakan suatu hubungan yang hidup dan sangat mutlak dengan Yesus sebab Ia merupakan kepala dari Tubuh tersebut.

4. Bagian Dari Mempelai Kristus

Hubungan pribadi kita dengan Tuhan dalam hal ini tertulis dalam 1 Korintus 6:17: "Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia".

Pemikiran yang sama ditampilkan dalam 2 Korintus 11:2 "Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi, karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus" karena itu sebagai bagian dari mempelai Kristus, kita dipertunangkan padaNya, disatukan dalam satu roh.

C. KESIMPULAN

Dari gambaran rohani ini, maka jelaslah bahwa keanggotaan pribadi kita dalam gereja Yesus Kristus bukanlah hasil keikut sertaan kita secara formal pada suatu gereja rumah, atau pencatatan nama kita pada daftar gereja, tapi merupakan hasil dari pengalaman pribadi mutlak antara kita sendiri dengan Tuhan. Pengalaman ini disebut keselamatan, atau kelahiran baru.

Mungkin saja, seseorang terdaftar secara resmi sebagai anggota dari suatu gereja rumah, tapi tidak pernah menjadi anggota gereja Yesus Kristus yang universal.

Di samping itu, mungkin juga seseorang itu menjadi anggota gereja Kristus lewat kelahiran baru, tapi ia tidak terikat pada suatu gereja rumah atau organisasi gereja tertentu.

Seperti yang dinyatakan rasul Paulus (2 Tim 2:19) "Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah, Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya"

Jadi, keanggotaan dalam gereja rumah seharusnya merupakan kelanjutan dari keanggotaannya dalam gereja Kristus secara keseluruhan. Dan lagi, apabila seseorang telah dilahirkan kembali dia seharusnya berusaha untuk mencari keanggotaan dalam persekutuan suatu gereja rumah.

Kita dinasehati dalam Ibrani 10:25 : "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasehati dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat".

Setiap dari kita membutuhkan persekutuan, pembangunan, penghiburan dan kedisiplinan dari sebuah gereja rumah.

Setelah menemukan tempat kita dalam gereja Perjanjian Baru yang Agung dari Tuhan kita lewat iman dalam Kristus, baiklah kita semua dengan rela menyerahkan diri kita sendiri sebagai anggota dari suatu gereja rumah, hingga kita dapat dipersatukan dengan sepenuh hati dalam penyembahan, kesaksian dan pelayanan bersama.

Bab 7
Keimaman Dari Gereja Perjanjian Baru

A. PERBEDAAN ANTARA KEIMAMAN PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU

Kita tidak dapat mengerti secara penuh pola Perjanjian Baru bagi gereja Kristen tanpa lebih dahulu mengerti perbedaan yang mendasar antara keimamatan di masa Perjanjian Lama dan yang ada di Perjanjian Baru.

1. Keimamatan Harun

Allah memberi Israel pada hari-hari yang lalu, suatu kesempatan istimewa untuk menjadi "Imamat yang berkerajaan" (Kel 19:6). Tapi Israel gagal memakai kesempatan istimewa ini, hingga Tuhan menunjuk Harun untuk melakukan jabatan keimamatan (Kel 28:1). Namun Perjanjian Lama sendiri mencatat kegagalan dari pelayanan ini untuk melayani Tuhan dengan setia dan untuk melayani atas nama umat Israel (Yeh 22:26).

2. Keimamatan Orang-orang percaya

Kembali pada Perjanjian Baru, kita menemukan bahwa keimamatan adalah hak istimewa dari setiap orang percaya yang sungguh-sungguh (1 Ptr 2:5,9). Sebagai contoh, kita memiliki hak istimewa yang mulia untuk mendekati Allah lewat imam besar kita, Tuhan Yesus Kristus.

Jalan masuk orang-orang percaya pada Allah ditampilkan secara jelas dalam Ibrani 10:19-22 : "Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diriNya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni".

Pada masa kita, beberapa denominasi Kristen menunjuk hanya para pemimpin mereka sebagai imam. Hal ini tidak didukung oleh Perjanjian Baru. Seluruhnya berlawanan dengan prinsip-prinsip dasar dari pewahyuan Perjanjian Baru bagi gereja.

Pertimbangkan Firman dalam 1 Petrus 2:5,9: "Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai ... suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah."

"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani ... supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib".

Ini adalah hak istimewa tertinggi dari pengalaman kekristenan, kita memiliki jalan masuk ke dalam ruang maha suci, ke dalam hadirat Allah, lewat Yesus Kristus.

Ketika Juruselamat kita mati di Kalvari, tabir di Bait Suci robek dari atas ke bawah. Dengan kiasan banyak yang telah berusaha untuk menjahitnya kembali, tapi semuanya gagal, gambaran dari tabir tipe itu telah digenapkan dengan anti tipenya yang dulu hanya merupakan bayangan, kini telah menjadi kenyataan - Kristus hidup selamanya - Dialah satu-satunya perantara antara Allah dan Manusia.

Dalam gereja Kristen, Allah telah melengkapi kita dengan berbagai pelayanan dengan pendeta-pendeta, ataupun pelayan lainnya yang dapat memberi kita nasehat dan bimbingan. Tapi tidak ada seorangpun yang dapat memberi kita jalan masuk kepada Allah, Kristus telah melakukan hal ini satu kali untuk selamanya. "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia (tutup peti perjanjian), supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya" (Ibr 4:16).

B. KORBAN DARI IMAMAT ORANG-ORANG PERCAYA

Sebagaimana imam-imam Perjanjian Lama mempersembahkan korban bagi Allah, kita juga sebagai imam-imam Perjanjian Baru memiliki korban-korban untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Perjanjian Baru menunjukkan pada kita bahwa korban kita itu mempunyai 3 bagian.

1. Tubuh kita, Hidup kita

"Karena itu saudara-saudara demi kemurahan Allah, aku menasehatkan kamu supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati" (Rm 12:1 nrsv).

Kita melihat korban imamat itu dalam tingkatnya yang tertinggi seperti tertulis dalam 1 Yohanes 3:16.

"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita: jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita".

Kebenaran dasar yang kita terima ketika kita datang pada Tuhan adalah bahwa tubuh kita adalah bait-bait Roh Kudus.

"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu" (1 Kor 6:20).

2. Pujian Kita

"Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan NamaNya" (Ibr 13:15).

Imam-imam dari Perjanjian Baru melayani Tuhan dalam ruangan di Bait Suci yang dikenal sebagai ruangan suci.

Asap dupa yang harum naik dari mezbah dupa di ruangan suci. Dupa itu menembusi tirai masuk ke Ruang Maha Suci dimana Allah tinggal di atas Tutup Pendamaian.

Ini adalah suatu tipe (gambaran secara nubuat) dari kita yang adalah imam-imam Perjanjian Baru yang mempersembahkan pujian dan rasa syukur kita sebagai korban yang menyenangkan Tuhan.

Perjanjian Baru tidak mengajak kita untuk memuji Tuhan hanya untuk mengekspresikan perasaan saja, tapi juga melakukannya sebagai pelayanan yang penuh pengorbanan bagi Tuhan.

Pengorbanan pujian bukannya diberikan karena keadaan kita tapi sering berlawanan dari keadaan kita. Jika kita melakukan hal ini, kita segera akan menemukan bahwa dalam persembahan pujian, ada kemenangan atas keadaan kita. Itu adalah kewajiban keimamatan kita dan hak istimewa untuk memuji Tuhan!

3. Uang Kita

Ibrani 13:16 dengan indah menjelaskan dalam terjemahan "English Amplified New Testament" sebagai berikut "Janganlah lupa atau acuh dalam melakukan perbuatan kebaikan dan kemurahan, bermurah hatilah dan membagikan serta menyediakan kebutuhan orang-orang yang membutuhkan, sebab persembahan seperti itulah yang berkenan kepada Allah".

Ayat ini dan ayat-ayat lainnya mengajar kita bahwa seorang imam (orang percaya) yang setia akan menyerahkan sejumlah uangnya untuk digunakan bagi pemeliharaan orang-orang yang kurang beruntung daripadanya dan bagi pelayanan pekerjaan Allah.

C. TIDAK ADA PERBEDAAN ANTARA PENDETA DAN ORANG BIASA (ANGGOTA BIASA)

Kata "pendeta" dan "orang biasa" tidak terdapat dalam Alkitab. Kata-kata ini digunakan akibat ajaran-ajaran dari pemimpin-pemimpin gereja yang memiliki hak-hak istimewa di atas anggota-anggota gereja lainnya.

Perbedaan yang ada antara "pendeta" dan "anggota gereja" tidak terdapat dalam gereja Perjanjian Baru. Memang ada bermacam-macam pelayanan dan jabatan-jabatan yang ditetapkan oleh Tuhan. Semuanya ini diberikan untuk membangun gereja dan untuk menyediakan suatu kepemimpinan atas umat Allah.

Keimamatan Perjanjian Baru menciptakan suatu persaudaraan antara orang-orang yang telah dilahirkan kembali. Kita semua menikmati hak-hak istimewa yang sama untuk masuk kepada Allah lewat Yesus Kristus, Imam Besar kita.

Dengan cara yang sama, kita semua adalah anggota Tubuh Kristus, yang secara langsung dipimpin oleh Yesus Kristus kepala dari tubuh (Ef 1:22; 5:23; Kol 1:18).

Sangatlah penting bahwa kebenaran tentang keimamatan dari semua orang-orang percaya ini harus benar-benar dimengerti dan dihargai sepenuhnya: Jika tidak, berarti kita tidak menghargai hak-hak istimewa kita dalam gereja Kristen. Karena itu, kita bisa jatuh menjadi mangsa dari keimamatan buatan manusia atau hirarki dari pemimpin-pemimpin agama yang bertindak sebagai Tuan atas sesamanya (1 Ptr 5:3).

Bab 8
Pelayanan-Pelayanan Dalam Gereja Perjanjian Baru

Pendahuluan

Gereja Kristen, yang lebih dahulu merupakan organisme ilahi daripada organisasi buatan manusia, harus memiliki suatu kepemimpinan yang diberikan secara ilahi dan dikaruniakan secara ilahi. Sayangnya, saat ini kebanyakan pelayanan kepemimpinan Kristen itu didasarkan atas keberhasilan akademis, panggilan dan penetapan dari manusia.

Namun, pola Perjanjian Baru menyediakan suatu pelayanan yang dipilih secara supraalami dan dilengkapi secara ilahi bagi gereja.

Ada beberapa jabatan yang bertugas di dalam setiap gereja rumah. Tua-tua dan diaken-diaken melayani dalam gereja rumah dan harus memiliki persyaratan-persyaratan pribadi tertentu yang sesuai dengan Alkitab. Hal ini akan kita pelajari dalam pelajaran kita selanjutnya. Tapi karunia kepemimpinan, yang Kristus telah sediakan bagi gerejaNya didasarkan atas 5 karunia pelayanan.

Karunia-karunia pelayanan ini diberikan secara supra alami oleh Kristus sendiri pada orang-orang tertentu. Pemimpin-pemimpin seperti ini meneruskan dan melanjutkan pelayanan Tuhan Yesus dalam gerejaNya di dunia ini. Mereka melakukan apa yang Dia lakukan.

A. LIMA KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN YANG DIBERIKAN PADA GEREJA

"Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karnuia menurut ukuran pemberian Kristus."

"Itulah sebabnya kata nas: takkala ia naik ke tempat tinggi, ia membawa tawanan-tawanan; ia memberikan pemberian-pemberian pada manusia."

"Bukankah `Ia telah naik' berarti Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?

"Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi daripada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu" (Ef 4:7-10 tlb).

"Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar" (Ef 4:11 niv).

Ayat-ayat ini membuat segala sesuatu jelas, yaitu setelah kenaikanNya ke Sorga untuk kembali berada di sebelah kanan Allah Bapa, Kristus memberikan 5 karunia pelayanan pada manusia dalam gerejaNya.

Karunia-karunia pelayanan ini adalah sebagian dari pernyataan dan pelayananNya sendiri yang begitu sempurna. Tidak ada seorang pemimpin gerejapun yang dapat memiliki seluruh pekerjaan Pelayanan Yesus; kepada para "pemimpin - hamba" yang ada di dalam gereja, karunia-karunia ini diberikan sehingga pelayanan yang lengkap dari Kristus dapat timbul kembali di antara umatNya.

1. Diberikan oleh Kristus Sendiri

Kelima karunia pelayanan ini adalah karunia-karunia dari Kristus dan harus diberikan oleh Dia sendiri. Pelayanan-pelayanan ini tidak bergantung atas penetapan manusia. Kristus membangkitkan dan memperlengkapi orang-orang ini untuk pelayanan mereka secara tertentu dalam gereja.

2. Berfungsi Di Bawah Bimbingan dan Kuasa Roh Kudus

Memang baik sekali jika kita mengenali pelayanan-pelayanan ini karena mereka tampak di antara kita. Tapi, apakah kita mengenalinya atau tidak, pelayanan-pelayanan ini berfungsi di bawah pimpinan dan kuasa dari Kristus yang hidup.

3. Berhubungan Dengan Orang-orang, Baik Pria atau Wanita

Sangatlah menarik untuk memperhatikan bahwa Karunia pelayanan dari Kristus selalu dihubungkan dengan orang-orang, baik pria ataupun wanita.

Sebaliknya, karunia-karunia Roh Kudus (1 Kor 12) lebih dihubungkan dengan pemberinya daripada penerimanya, kita menyebutnya sebagai karunia-karunia Roh Kudus (pemberi). Tapi kita tidak bisa menghilangkan kelima karunia pelayanan itu begitu saja dari pribadi-pribadi yang diberi karunia itu dan dari mereka yang melakukannya.

Kita tidak membaca dalam Alkitab bahwa orang-orang menerima "karunia kerasulan" atau "karunia seorang gembala" tapi kita membaca, "Ia yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi", dan seterusnya. Pengaruniaan (pemberian kemampuan) adalah identitas mereka, siapakah mereka dan apakah mereka itu di dalam gereja.

Orang-orang itu sendiri adalah karunia yang diberi Kristus kepada gerejaNya - orang-orang yang dipenuhkan Roh Kudus diperlengkapi secara supra alami, semuanya menyandang sebagian dari pelayanan yang sempurna dan mulia dari kepala gereja - yaitu Kristus.

B. PENJELASAN DARI LIMA KARUNIA PELAYANAN

Marilah kita sekarang membicarakan tentang kelima karunia pelayanan ini satu persatu.

1. Rasul-rasul

Kata "rasul" datang dari kata Yunani "apostolos" (kata rasul dalam bahasa Inggris adalah apostle) yang artinya "seseorang yang diutus" atau "dia yang diutus (sebagai duta besar)". Tuhan Yesus adalah rasul tersebut (Ibr 3:1) - seseorang yang "diutus Allah". Dia meletakkan landasan bagi gereja. Dia sekarang sedang membangun gereja.

a. 12 Rasul. Selama pelayananNya di dunia ini Kristus menunjuk 12 rasul yang diperlengkapiNya dengan baik untuk pelayanan mereka dan "mengutus mereka" (Mat 10:16).

Rasul-rasul ini tidak ditunjuk oleh manusia, tapi hanya bergantung pada amanat agung dan kemampuan (kuasa dan otoritas) Kristus.

Mereka disebut sebagai "rasul-rasul Anak Domba". "Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu" (Why 21:14).

Mereka memiliki pelayanan dan hubungan yang unik dengan umat Israel dan bangsa Yahudi. "Kedua belas murid itu diutus oleh umat Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: 'Janganlah kamu meyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Mat 10:5,6).

Upah mereka adalah untuk duduk di atas ke dua belas tahta untuk menghakimi kedua belas suku Israel (Luk 22:28-30).

b. Rasul-rasul lainnya. Suatu pelajaran tentang Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa ada rasul-rasul lain selain dari ke 12 rasul yang dipilih Yesus untuk bekerja denganNya sementara Ia ada di dunia.

Satu dari ke 12 rasul yang pertama, Yudas si pengkhianat digantikan oleh Matias tepat sebelum hari Pentakosta (Kis 1:26; 2:14), hingga jumlah yang ditentukan untuk kedua belas "rasul-rasul Anak Domba" dipulihkan.

Walaupun demikian, selain Matias, ada banyak rasul-rasul lain yang dipilih oleh Kristus dan diutus olehNya setelah hari Pentakosta tersebut. Mungkin cocok jika kita menyebut mereka sebagai "rasul-rasul kenaikan", karena mereka ditentukan setelah Kristus naik kembali ke sorga.

"Rasul-rasul kenaikan" ini biasanya memiliki hubungan yang khusus dengan gereja dari bangsa kafir. Mereka yang disebutkan dalam Perjanjian Baru adalah Paulus dan Barnabas (Kis 14:14), Andronikus dan Junias (Rm 16:7), Yakobus (Gal 1:19), silas dan Timotius (1 Tes 1:1; 2:6) dan yang lain-lain lagi (1 Kor 9:5; 2 Kor 8:23).

Paulus dan Barnabas (Kis 14:14) adalah contoh yang sangat menonjol dari rasul-rasul yang diberikan oleh Kristus kepada gereja setelah Pantekosta.

Labih-lebih lagi, pada kenyataannya bahwa gereja mula-mula harus berulang kali diperingatkan agar tidak menerima "rasul-rasul palsu" (2 Kor 11:13; Why 2:2) menunjukkan bahwa ada rasul-rasul yang lain pada saat itu.

Ayat yang paling jelas yang meneguhkan kelanjutan pelayanan kerasulan ditemukan dalam ayat yang kita kutip di atas yang menyatakan bahwa Kristus "memberikan rasul-rasul" SETELAH KENAIKANNYA (CATATAN: untuk mengetahui lebih jauh tentang lima karunia pelayanan ini lihat bagian C-5).

c. Pelayanan kerasulan. Seorang rasul, sebagai seorang yang "diutus" oleh Kristus, adalah seorang pembuka jalan (perintis, peletak landasan, pembangun gereja-gereja dalam susunan secara Alkitabiah, mengawasi dan memelihara beberapa gereja serta meneguhkan mereka dalam Firman.

Ia melakukan sebagian dari pelayan rasul kita yang Agung, Yesus Kristus. Dia dipanggil dan dibangkitkan oleh Kristus, dan diberi suatu visi tentang pekerjaan yang harus dilakukannya ( Kis 26:15-18).

Bukti dari pelayanannya adalah buah-buah hasil kerja kerasnya - yaitu pekerjaan yang di tinggalkannya. Sebagaimana Paulus menulis pada orang-orang di Korintus "Apakah aku bukan seorang rasul ... Tuhan adalah meterai dari kerasulanku" (1 Kor 9:1,2). (Terjemahan bebas: meterai kerasulanku adalah kamu di dalam Tuhan).

Paulus menunjuk berdirinya gereja Korintus sebagai bukti dari pelayanan kerasulannya. Dia juga mengatakan bahwa pelayannya berasal dari Bapa, bukan dari manusia.

"Dari Paulus, seorang, bukan karena Manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati" (Gal 1;1 nrsv).

Pelayanan kerasulan ditemukan digereja baru seperti yang diucapkan Rasul Paulus : "Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus diatasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya" (1 Kor 3:10).

Gereja adalah suatu organisme yang hidup. Gereja-gereja rumah yang masih baru terus ditembusi, sebagaimana gereja terus berkembang ke atas dan keluar.

Ini adalah bukti yang menunjukkan bahwa karunia pelayanan kerasulan bisa mencakup unsur-unsur yang ada dalam 4 karunia pelayan yang lainnya ...Dalam perintisannya, peletak dasarnya, fungsi pengawasan, karunia pelayanan ini membutuhkan beberapa elemen dari nubuatan, penginjilan, penggembalaan dan pelayanan-pelayanan pengajaran. Tapi karunia pelayanan kerasulan tetap sesuatu hal yang tertentu dan terpisah dari yang lainnya.

2. Nabi-Nabi (bahasa Inggris: Prophets)

Kata Yunani adalah "prophetes". Kata itu berasal dari dua kata Yunani: Pro artinya "dimuka" - yaitu di depan; phemi artinya "menunjukkan atau menyatakan pikiran seseorang", yaitu, dengan cara mengatakannya atau mengucapkannya: meneguhkan, berbicara. Dengan menggabungkan kedua kata itu berarti seseorang dapat mengatakan (atau meramalkan) pikiran Allah atau dalam keadaan yang lain, menyatakan pikiran dari orang-orang lain.

Sebagai contoh, Petrus sedang berada dalam urapan nubuatan ketika ia berkata pada Ananias, "... Mengapa hatimu dikuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus ...?" (Kis 5:3). Petrus tahu pikiran Ananias dan menyatakan ketidak jujuran dan kemunafikannya.

Kata itu juga berarti "pembicara yang diberi wahyu." Tapi catatan dalam Perjanjian Baru menunjukkan bahwa pelayanan seorang nabi itu lebih daripada hanya berkhotbah saja.

Pelayanan itu juga ditandai dengan kenyataan adanya karunia-karunia yang lainnya - seperti karunia seorang penginjil, gembala dan guru - semua yang menggunakan perkataan.

Seorang nabi adalah seseorang yang berbicara langsung di bawah inspirasi/pengaruh Roh Kudus tanpa perantara ataupun persiapan terlebih dahulu. Pelayanannya seringkali berhubungan dengan karunia nubuat (1 Kor 12:10) tapi secara pasti akan mencakup juga karunia pewahyuan, seperti Perkataan Pengetahuan dan Perkataan Hikmat (1 Kor 12:8).

Karunia bernubuat berfungsi di dalam gereja kota atau gereja rumah (1 Kor 14), tapi karunia pelayanan seorang nabi itu diperuntukkan bagi keuntungan seluruh tubuh Kristus.

Seorang nabi menyampaikan wahyu tentang hal-hal yang rohani dan tentang keadaan-keadaan atau kejadian-kejadian masa sekarang dan masa yang akan datang yang dia sendiri sebagai seorang manusia tidak mengetahuinya. Dia tidak mengatur (mengendalikan) para pemimpin, pengikut ataupun gereja-gereja. Diapun tidak memberi mandat untuk menentukan arah. Melainkan ia meneguhkan tentang apa yang Tuhan telah katakan kepada seseorang.

Seperti yang telah kita lihat dalam awal pelajaran kita bahwa ada perbedaan yang mendasar antara keimamatan pada masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Saat ini setiap orang percaya adalah imam bagi Tuhan, yang memiliki jalan masuk langsung menuju "ruang maha suci".

Setiap orang percaya memiliki hak atas pikiran Kristus dan untuk kehendak Allah, dan seharusnya tidak terikat oleh pengarahan dari seorang nabi.

Nabi-nabi Perjanjian Baru, memberi penerangan tentang kejadian-kejadian masa sekarang dan masa depan, dan setiap orang percaya bebas untuk bertindak dalam terang pewahyuan itu. Kita melihat bahwa pelayanan nubuatan masa Perjanjian Baru berfungsi sesuai ayat-ayat di bawah ini:

Kisah 11:27-30 : Di sini nabi Agabus memberikan pembukaan mengenai bahaya kelaparan yang segera akan terjadi. Rasul-rasul kemudian mengambil tindakan untuk menanggapi nubuatan ini dan mengirimkan bantuan kepada saudara-saudara mereka di Yerusalem.

Kisah 20:22-24 : Dalam bacaan ini kita membaca tentang keputusan Paulus untuk pergi ke Yerusalem walaupun sudah diperingatkan oleh roh Kudus (mungkin lewat suatu pelayanan nubuatan) bahwa belenggu dan penderitaan menunggunya di sana.

Kisah 21:10-14 : Nabi Agabus memberikan nubuatan dengan ilustrasi-ilustrasi dan menubuatkan penderitaan yang menunggu Paulus di Yerusalem. Tapi rasul ini telah memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya, katanya : "Jadilah kehendak Tuhan".

Nabi Perjanjian Baru yang lainnya adalah Yudas dan Silas (Kis 15:32).

Kita telah mendapat beberapa pandangan mengenai fungsi dari karunia pelayanan kenabian sesuai dengan pola Perjanjian Baru. Kiranya Allah membangkitkan pelayanan seperti ini dengan cara yang lebih besar di hari-hari yang akan datang, dan memberi kita hikmat untuk mengenal cara kerja dari pelayanan ini.

(CATATAN: lebih lanjut mengenai pelayanan kenabian, lihat bagian C5).

3. Penginjil-penginjil

Kata tersebut berarti "pemberita kabar baik". Mungkin karunia pelayanan dari seorang penginjil adalah yang paling dimengerti semua orang. Tempat dan tugas dari pelayanannya dalam gereja jarang sekali menjadi sasaran pertikaian. Penginjil tidak melakukan pekerjaan dari seorang rasul - yaitu merintis dan membangun gereja-gereja - ataupun pekerjaan seorang gembala.

Kita melihat suatu contoh yang jelas dari pelayanan penginjilan ini dalam diri Filipus (Kis 8:5-40). Filipus turun ke Samaria dan berkhotbah tentang Kristus. Banyak orang menjadi percaya dan banyak tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang meneguhkan pelayanannya. Filipus membaptis mereka dalam air tapi kemudian menyerahkan jiwa-jiwa yang baru bertobat (hasil pelayanan) lewat penginjilan itu pada pemeliharaan para rasul, Petrus dan Yohanes; lalu Filipus berangkat lagi ke padang pasir untuk memberitakan kabar baik ini kepada sida-sida Etiopia.

Bencana sering menimpa pekerjaan dari para penginjil zaman sekarang. Ini sering terjadi karena mereka gagal untuk mengenal keadaan alamiah dari karunia pelayanan ini.

Karena Allah telah memberkati seorang penginjil dalam pelayanannya, maka ia kemudian memutuskan untuk menetap di suatu tempat. Hal ini merugikan nasib dari orang-orang lain yang belum dijamah Injil, dan yang belum diselamatkan lewat pelayanan penginjilannya. Sikap ini akhirnya juga menghalangi orang-orang yang ditobatkannya itu untuk menerima keuntungan lewat pelayanan karunia yang lain seperti pelayanan kerasulan, penggembalaan dan pengajaran.

Ingat, gereja TIDAK dibangun atas dasar para penginjil , tapi "... dibangun atas dasar para rasul dan para nabi ..." (Ef 2:20). Tanpa pelayanan kerasulan dan kenabian menguatkan dan meneguhkan orang-orang yang dimenangkan oleh para penginjil - gereja yang sebenarnya sudah harus berwujud itu tak akan kunjung terbangun. Kalaupun hal itu bisa terjadi, maka suatu saat gereja akan mengalami kegagalan (kejatuhan) karena kurangnya landasan.

Penginjilan adalah "lengan" Kristus untuk menjangkau dunia. Hasil dari pelayanannya seharusnya dikumpulkan dalam gereja-gereja rumah dan didukung oleh pelayanan-pelayanan lain yang sudah disediakan Kristus dalam gerejaNya.

Dalam setiap kasus pada kitab Kisah Para Rasul, kecuali jika orang-orang bertobat itu adalah hasil dari pelayanan kerasulan, maka rasul-rasul dan nabi-nabi datang segera setelah itu untuk meletakkan dasar-dasar. Hal ini akan mengubahkan orang-orang percaya yang baru itu menjadi sebuah gereja yang kuat.

Baca Kisah 11:19-27. Banyak orang percaya. Lalu rasul Barnabas datang. Dia pergi untuk mengajak Saulus (Paulus) bergabung dengannya di Antiokia. Segera setelah itu, nabi-nabi datang untuk membantu mereka (ayat 27). Namun kita mengabaikan pola ini hingga membahayakan keadaan kita dan keadaan dari orang-orang yang baru bertobat itu.

4. Gembala-gembala/pendeta-pendeta

Di sini kata Yunaninya adalah "poimen" yang artinya "seorang gembala". Pendeta adalah seorang gembala yang menjaga serta memberi makan kawanan domba Allah. Pelayanannya sangat mirip dengan pelayanan seorang penatua. Dia memiliki kepribadian dan pelayanan yang penuh dengan kasih, perhatian, dan pemeliharaan.

Perbedaan dasar dengan penatua ialah bahwa seorang penatua itu biasanya adalah orang yang lebih tua (kebapaan) yang telah ditunjuk karena syarat-syarat kepribadiannya tertentu (1 Tim 3:1-7; Tit 1:5-9 dan seterusnya). Pekerjaan seorang penatua juga untuk "memberi makan gereja Allah" (Kis 20:28).

Walaupun demikian, kepenatuaan adalah suatu jabatan lokal sedangkan karunia pelayanan seorang "gembala" diberikan bagi seluruh Tubuh Kristus. Seorang pendeta, gembala bisa bepergian dari gereja ke gereja sedangkan seorang penatua biasanya berhubungan dengan satu gereja rumah.

Diusulkan bahwa Timotius dan Tituslah yang memegang karunia penggembalaan. Kedua orang muda ini melayani di bawah pengawasan secara umum oleh Paulus. Mereka juga diutus oleh Paulus untuk menentukan tua-tua (Tit 1:5).

Para gembala biasanya juga bertugas sebagai penatua, sama seperti rasul Petrus menegaskan bahwa dirinya adalah seorang penatua (1 Ptr 5:1).

Jabatan penatua ini bertugas pada gereja-gereja rumah sedangkan karunia pelayanan seorang gembala itu berfungsi di dalam dan di semua gereja-gereja rumah, dan dilakukan demi kepentingan seluruh Tubuh kristus.

5. Guru-guru/pengajar-pengajar

Kata Yunaninya adalah "didaskalos" artinya "pemberi petunjuk/instruktur" diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai dokter dan master. Ada hubungan yang sangat dekat antara karunia pelayanan seorang gembala dan seorang guru. Susunan ini ditunjukkan dalam ayat di Efesus 4:11 "dan Ialah yang memberikan ... gembala-gembala dan pengajar-pengajar ..." Moffatt menerjemahkannya sebagai berikut: "Dia mengaruniakan pada beberapa orang untuk menjadi penginjil-penginjil dan untuk menggembala serta mengajar".

Namun demikian, memang ada hubungan yang sangat dekat antara keduanya. Guru bekerja sama dengan para gembala dan tua-tua untuk mengembalakan dan mengajar gereja rumah, memperhatikan/menjaga kesejahteraan rohani mereka dan memberi mereka petunjuk-petunjuk mengenai Firman Allah.

Dalam pelayanan pengajaran, sering juga ada hal-hal yang melampaui batas (berlebihan). Pelayanan pengajaran ini sering merupakan bagian dari pelayanan lainnya.

Contohnya, rasul Barnabas (Kis 14:14) dianggap sebagai seorang guru juga:

"Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokia ada beberapa ... pengajar yaitu Barnabas ..." (Kis 13:1).

Paulus juga menggambarkan hal yang serupa, bagaimana seorang pribadi itu memiliki karunia pelayanan ganda. Tulisnya:

"Untuk itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul ... dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi" (1 Tim 2:7; 2 Tim 1:11).

C. TUJUAN DARI KARUNIA-KARUNIA PELAYANAN

Kita tahu bahwa semua anggota Tubuh Kristus mempunyai bagian mereka masing-masing dalam pembangunan Gereja dan memuliakan Kristus.

Kristus yang telah naik sudah memberikan 5 karunia pelayanan untuk tujuan khusus seperti yang digambarkan bagi kita dalam Efesus 4:12 "Untuk memperlengkapi (bahasa Inggris: menyempurnakan) orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan Tubuh Kristus".

Kata "menyempurnakan/memperlengkapi" dalam ayat ini diterjemahkan dari kata Yunani katartismos, yang berarti "membuatnya lengkap". Kata tersebut diambil dari akar kata (kata katastizo) yang artinya "memperbaiki atau menyesuaikan; mencocokan, membetulkan, menyempurnakan, menyediakan, memulihkan".

Ini menggambarkan untuk apa kelima karunia pelayanan itu diberikan. Terjemahan yang lain membuat artinya menjadi lebih jelas:

"Untuk menyediakan umat Allah untuk pekerjaan pelayanan agar supaya Tubuh Kristus dapat terbangun" (Ef 4:12 niv).

Ini membuka suatu pemikiran baru yang penuh tantangan mengenai tujuan dan karunia pelayanan dalam gereja. Kelima karunia pelayanan tersebut TIDAK dimaksudkan untuk melakukan pekerjaan pelayanan, mereka dimaksudkan untuk memperbaiki kehidupan-kehidupan yang hancur dan menyiapkan orang-orang percaya, sehingga anggota-anggota gerejalah yang melakukan pekerjaan pelayanan tersebut.

Pemikiran ini diteguhkan oleh Amplified New Testament dalam Efesus 4:12 sebagai berikut:

"TujuanNya adalah menyempurnakan dan memperlengkapi orang-orang kudusNya (orang-orang yang ditahbiskanNya), sehingga mereka harus melakukan pekerjaan pelayanan tentang membangunkan Tubuh Kristus (gereja)".

Benar-benar suatu cahaya yang indah yang menerangi tujuan dari pelayanan dalam tubuh Kristus ini.

Dalam pembentukan suatu pasukan perang, para perwira yang pertama-tama harus dilatih supaya setelah itu mereka dapat melatih pasukan mereka secara bergantian. Dengan cara yang sama ini, Kristus telah memberi karunia kepada beberapa orang tertentu dalam gerejaNya supaya lewat karunia pelayanan mereka ini, mereka dapat memperlengkapi orang kudus untuk dapat melayani, bagi keuntungan (kepentingan) seluruh Gereja.

Karena itu Tubuh Kristus dan setiap gereja rumah harus dapat melayani dan membangun gereja mereka sendiri.

Walaupun tidak semua orang percaya memiliki karunia pelayanan, semua orang memiliki pelayanan yang dilakukannya untuk pembangunan gereja dan memperlengkapi umat Allah. Kiranya setiap dari kita, sebagai anggota Tubuh Kristus dapat menemukan pelayanan kita dan menggenapkannya".

"Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Jika karunia ini adalah untuk bernubuat, baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita".

"Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jikalau karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar".

"Jika karunia untuk menasehati, baiklah kita menasehati, siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita" (Rm 12:6-8 niv).

Bab 9
Pejabat-Pejabat Dalam Gereja Kota Dan Gereja Rumah

Pendahuluan

Setelah melihat kelima karunia pelayanan yang berfungsi dalam gereja secara universal, dalam seluruh Tubuh Kristus, marilah kita sekarang memeriksa dengan teliti pelayanan-pelayanan yang ada dalam gereja kota dan gereja rumah, kita telah melihat tadi bahwa susunan pemerintahan Perjanjian Baru itu didasarkan atas gereja kota dan rumah.

Pola yang asli menampilkan suatu gambaran dari banyak gereja rumah yang mempunyai susunan pemerintahan sendiri, dimana para penatua menjaga dan memberi makan kawanan dombanya. Gereja-gereja rumah yang berada dalam sebuah kota diatur oleh para bishop (penilik) dan bekerja sama untuk pelebaran kerajaan Allah.

Berbicara tentang karunia pelayanan seorang gembala, kita melihat bahwa ada kesamaan yang mencolok antara pelayanan dari seorang gembala dan jabatan dari seorang penatua.

Perbedaan yang mendasar antara mereka adalah bahwa karunia penggembalaan itu, sementara berfungsi dalam gereja rumah, tidak harus ditujukan pada satu gereja rumah. Karunia tersebut adalah karunia yang dapat melayani gereja rumah manapun yang mengundang gembala ini. Gembala ini melayani seluruh Tubuh Kristus.

Pada dasarnya ada 2 pejabat dalam gereja kota. Mereka adalah para penatua (yang melayani di dalam suatu gereja rumah) dan para diaken (yang melayani semua gereja rumah yang ada dalam suatu gereja kota).

Sebagai contoh, ada banyak gereja rumah dalam kota Yerusalem. Gereja kota ini memiliki 3000 jiwa baru pada hari Pentakosta dan dalam waktu yang singkat 5000 pria (di samping wanita dan anak-anak) (cf. Kis 2:41; 4:4).

Mereka bertemu dalam kelompok kecil dalam rumah-rumah. Mereka yang punya uang, membagi uang mereka dan memberikannya secara langsung pada orang-orang miskin, sesuai dengan kebutuhan mereka (Kis 2:44-45).

Tapi beberapa memberi uang mereka dari hasil penjualan tanah dan harta benda mereka pada rasul-rasul, yang kemudian membagikannya pada mereka yang membutuhkan. Uang tidak tampak telah disimpan oleh para penatua di gereja-gereja rumah. Tapi uang tersebut diberikan pada rasul-rasul yang kemudian memilih para diaken untuk membagikannya pada para janda dan orang-orang lain yang membutuhkan (cf. Kis 4:34-37; 5:3; 6:1-7).

Dalam Filipi 1:1, Paulus menulis "Kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi (sebuah gereja kota) dengan para PENILIK JEMAAT dan DIAKEN". Seorang penilik jemaat adalah seorang penatua yang mengawasi sidang atau seorang yang menjaga sidang. Lihat juga Titus 1:5,7. Marilah kita memeriksa jabatan ini secara lebih terperinci lagi.

A. PARA PENATUA

1. Pekerjaan Mereka

Dalam Kisah 20, kita melihat Paulus menunjukkan tulisannya pada para penatua di Efesus: "... ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus" (Kis 20:17).

Paulus berkata kepada mereka: "Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu."

"Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperolehNya dengan darah AnakNya sendiri" (Kis 20:27-28).

Di sini Paulus berkata kepada para PENATUA (pengawas) dan memberitahu mereka bahwa Roh Kudus telah menetapkan mereka sebagai penilik (Yunani=presbuterus, diterjemahkan bishop dalam terjemahan bahasa Inggris, English Authorized Version).

Rasul tersebut memerintahkan mereka untuk MEMBERI MAKAN kawanan domba yang mereka awasi. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang dekat antara pelayanan penggembalaan dan kepenatuaan, dan walaupun demikian, di sini masih belum ada catatan tentang karunia pelayanan yang dibutuhkan.

Ini dan ayat-ayat lainnya memberi kita ringkasan dari pekerjaan para penatua dalam gereja rumah sebagai berikut :

a. Perhatikan Kawanan Domba. Mereka harus "menjaga seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik" (Kis 20:28).

b. Memberi makan gereja/jemaat. Mereka harus "menggembalakan (memberi makan) jemaat Allah" (Kis 20:28) (lihat juga 1 Ptr 5:14).

c. Mengurus jemaat/gereja. Mereka harus "mengurus jemaat Allah" (1 Tim 3:5).

d. Memerintah Dengan Baik. Penatua harus "memerintah" dan mereka yang "memerintah dengan baik" akan "... dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang datang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar" (1 Tim 5:17 tlb).

e. Berpegang Pada Pemberitaan. Kewajiban yang lain dari seorang penatua adalah untuk "... berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasehati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya" (Tit 1:9).

f. Mampu Mengajar. Seorang penatua harus "cakap (mampu) mengajar" (1 Tim 3:2).

g. Mengunjungi dan Berdoa Bagi Orang Sakit. Para penatua harus selalu siap/ada jika dipanggil untuk mengunjungi orang sakit dan berdoa "doa iman" (Yak 5:14,15).

Ringkasannya: Tampaknya ada penatua yang juga adalah rasul-rasul (seperti Petrus); mereka yang memiliki tanggung jawab terhadap seluruh kota sebagai para penilik (mengawasi, memimpin orang lain), mereka yang secara khusus diberi karunia dalam berkhotbah dan mengajar, dan mereka yang karena usia mereka dan sifat mereka, bertindak sebagai bapa rohani dalam gereja rumah.

2. Persyaratan Bagi Mereka

Persyaratan yang dibutuhkan untuk kepenatuaan dapat ditemukan dalam 2 bacaan: 1 Timotius 3:1-7 dan Titus 1:6-9. Dengan menggabungkan 2 ayat Alkitab ini, kita mendapatkan daftar persyaratan pribadi yang diberikan oleh Alkitab.

"Penilik jemaat haruslah seorang yang tidak bercacat, suami dari seorang istri ... menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang lain, bukan peminum. bukan pemarah ... peramah, pendamai, bukan hamba uang ... tidak angkuh ... tidak serakah ... adil ... saleh ... kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati anak-anaknya. Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus jemaat Allah?"

"Janganlah ... seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman iblis."

"Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat iblis."

Karena itu, inilah yang tampaknya merupakan sifat-sifat pribadi yang harus dimiliki seorang penatua rohani yang baik sesuai dengan Alkitab.

Dalam pelayanannya, ia harus mengajarkan hal-hal yang telah diajarkannya padanya dan harus memelihara kawanan domba tersebut.

3. Jangan Terlalu Menekankan Susunan

Sementara susunan yang kita tetapkan untuk penyiapan musim tuai merupakan sesuatu yang penting, namun para pemimpin gereja seharusnya tidak terlalu memberikan penekanan akan hal ini.

Manakah yang jauh lebih penting? Anggur (panenan) atau kirbat tempat penyimpanan anggur ( yang menyimpan panenan)?

Alkitab menjawab pertanyaan ini "... ahli bangunan lebih dihormati daripada rumah yang dibangunnya" (Ibr 3:3). Yesus adalah pembangun rumahNya (GerejaNya). Tapi kita harus selalu memberikan kehormatan yang jauh melebihi penghargaan kita pada rumah itu sendiri.

Kepemimpinan gereja dan karunia pelayanan itu dibutuhkan untuk membantu pembangunan gereja. Susunan kepemimpinan yang kita pakai sebagai tempat dan memelihara panenan itu kurang penting dibandingkan dengan Tuhan dari Tuaian (Yesus) atau Tuaian itu sendiri (orang-orang percaya).

Jadi, JANGAN terlalu menekankan pada kirbat penyimpan anggur itu, susunan, kepemimpinan dan bagaimana hal-hal itu diatur. Ambil apa yang dapat berjalan di dalam bangsa dan kebudayaan anda. Mintalah pada Tuhan untuk memberi anda hikmat dan menolong anda untuk menetapkan susunan yang sesederhana mungkin.

Ingatlah gereja di Yerusalem memiliki lebih dari 5000 keluarga (+ 30.000 orang atau lebih) dengan hanya 7 orang diaken dan 12 rasul.

4. Kepenatuaan Setempat Juga Mencakup Karunia-karunia Pelayanan

Karunia-karunia pelayanan gembala dan guru ditetapkan dalam gereja untuk melayani banyak sidang-sidang jemaat. Tapi para penatua juga mempunyai pelayanan yang sama di dalam jabatannya sebagai seorang penatua, di dalam suatu gereja rumah setempat. Gembala-gembala bisa datang dan pergi, guru-guru bisa datang dan pergi; tapi jabatan kepenatuaan tetap tinggal di dalam gereja rumah.

Kelima karunia pelayanan (di dalam banyak kasus) adalah para penatua yang bepergian. Akan tampak bahwa suatu kepenatuan dalam gereja rumah bisa mencakup salah satu atau semua karunia pelayanan tersebut. Setidaknya kita memiliki suatu bukti bahwa Petrus, yang adalah seorang rasul, juga adalah seorang penatua: "... Para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua" (1 Ptr 5:1).

Kepenatuaan dari suatu gereja kota atau gereja rumah dapat mencakup seseorang yang memiliki karunia pelayanan kerasulan seperti Petrus. Seperti juga yang terjadi dalam gereja di Antiokia (Kis 13:1-3), mungkin ada juga beberapa orang yang memiliki karunia pelayanan sebagai seorang nabi, penginjil, gembala atau pengajar, yang mengatakan bahwa gereja Antiokia adalah gereja asal mereka.

Dalam kasus seperti ini, orang-orang seperti itu bisa melayani dalam kepenatuaan dari gereja rumah mereka, dan juga pelayanan mereka menjangkau cakupan yang lebih luas bagi keuntungan dari seluruh Tubuh Kristus.

Dengan cara yang sama, hal ini memungkinkan bahwa seseorang dapat memiliki satu karunia pelayanan, tapi karena beberapa alasan tidak memenuhi persyaratan sebagai seorang penatua dalam gereja rumah.

Jika hal ini memang benar terjadi, karuia-karunia pelayanan bagi yang bepergian seperti ini, harus tunduk (dipimpin) oleh penatua-penatua yang telah ditentukan oleh Tuhan di dalam gereja rumah.

Kita dapat menyimpulkan pemikiran-pemikiran ini dengan mengatakan bahwa kepenatuaan dipilih oleh pengawas-pengawas setempat, dan diangkat sesuai dengan persyaratan-persyaratan pribadi tetentu. Karunia-karunia pelayanan diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk melayani GerejaNya di banyak tempat di atas bumi ini sesuai dengan kehendakNya sendiri.

B. DIAKEN-DIAKEN

1. Pekerjaan Mereka

Kata "diakon" berarti "hamba". Kata diaken artinya melayani kebutuhan-kebutuhan dari pemimpin-pemimpin dan anggota-anggota dari gereja kota dan gereja rumah. Ada banyak cara dimana diaken-diaken dapat melayani kepentingan dari suatu gereja kota. Sehingga pelayanan dan pengawasan diberikan secara penuh pada mereka demi kebutuhan-kebutuhan rohani dan kemakmuran dari gereja tersebut.

Pada umumnya, orang-orang mengerti bahwa para diaken mempunyai tanggung jawab mengurus aspek-aspek hal materi (keuangan) dari pekerjaan suatu gereja kota. Sehingga pelayanan dan pengawasan diberikan secara penuh pada mereka demi kebutuhan-kebutuhan rohani dan kemakmuran dari gereja tersebut.

2. Persyaratan-persyaratan Mereka

Persyaratan-persyaratan kepribadian dari seorang diaken ada terdaftar bagi kita dalam 1 Timotius 3:8-13, persyaratan-persyaratan ini meliputi semua bidang dari integritas pribadi, kerohanian dan mempunyai kehidupan keluarga yang teratur.

Ayat 13(tlb) menampilkan suatu janji yang indah bagi diaken-diaken yang setia : "Mereka yang melakukan tugasnya sebagai diaken-diaken yang baik akan diberi upah yaitu rasa hormat oleh sesamanya dan juga berkembangnya kepercayaan diri dan kepercayaan yang teguh kepada Tuhan".

Setiap gereja kota yang aktif mengetahui nilai-nilai dari diaken-diaken yang setia dan efisien.

C. JABATAN-JABATAN LAINNYA

Di dalam Kisah Para Rasul 6:1-6, kita membaca pemilihan dari 7 orang yang dipenuhkan oleh Roh untuk membantu melepaskan rasul-rasul dari tanggung jawab mereka sebagai hamba supaya rasul-rasul dapat bebas untuk menyerahkan diri mereka dalam doa dan pelayanan firman.

Orang-orang ini mungkin saja, seperti yang dipercayai oleh beberapa orang, adalah diaken-diaken yang pertama. Tapi kita tidak diberitahukan tentang hal ini dalam catatan Alkitab.

Walaupun demikian, kita melihat disini tentang prinsip-prinsip pemisahan dari hal yang rohani dan tanggung jawab atas pelayanan-pelayanan seorang hamba yang menghabiskan waktu di dalam hubungannya dengan gereja kota dan gereja rumah.

Kita melihat dalam 1 Korintus 12:28, di sana kita menemukan suatu daftar dari pelayanan-pelayanan dan jabatan-jabatan yang telah Allah sediakan dalam gereja, dan hal ini mencakup "bantuan" dan "kepemimpinan (administrasi)". Terjemahan Perjanjian Baru dari "The English Amplified dan terjemahan Moffat" menyamakan kata-kata ini sebagai "pembantu-pembantu" dan "pengurus-pengurus administrasi".

Pemimpin-pemimpin gereja dari persekutuan-persekutuan yang lebih besar, atau pemimpin atas beberapa gereja rumah di dalam satu kota, bisa menunjuk pembantu-pembantu di dalam mengorganisir dan mengatur administrasi dari hal-hal yang terjadi di dalam gereja kota.

Banyak gereja telah menunjuk suatu kelompok dari para diaken untuk mengatur hal-hal yang termasuk di dalam urusan-urusan dari sidang jemaat. Hal ini telah terbukti sangat efektif, khususnya di dalam menangani hal-hal keuangan dan kebutuhan-kebutuhan resmi dari gereja tersebut.

Sebagai aturan umum, kita dapat menemukan di sini bahwa ada banyak orang yang memenuhi syarat untuk melayani sidang jemaat sebagai para diaken, tapi mereka tidak perlu diperlengkapi untuk menangani aspek-aspek administrasi secara mendalam.

Karena itu kita melihat di sini keuntungan dari kelompok para diaken yang ditunjuk untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas dan untuk memenuhi/melayani kebutuhan sidang jemaat di bawah pengawasan dari para penatua.

D. KESIMPULAN

Menyimpulkan pemikiran-pemikiran kita tentang jabatan-jabatan yang berfungsi di dalam gereja, kita dapat mengatakan bahwa Allah telah menentukan:

  • Para penatua harus menetapkan, mengatur dan pengawas kebutuhan rohani dari sidang jemaat, walaupun kepenatuan ini bisa juga mencakup saudara lain yang memiliki karunia pelayanan.
  • Para diaken harus ditunjuk untuk mengatur aspek-aspek materi (keuangan) dari kegiatan-kegiatan di dalam gereja rumah tersebut. Perjanjian Baru mengijinkan penunjukkan dari mereka yang secara khusus memenuhi syarat untuk menasehati, memberi saran dan membimbing dalam urusan administrasi dari gereja kota atau gereja rumah.

Walaupun demikian, semua kegiatan harus berfungsi di bawah pengawasan rohani dari kepenatuan setempat.

Bab 10
Perlengkapan Supraalami Bagi Gereja Rumah

CATATAN: Untuk informasi tambahan tentang tema ini, pelajari bagian D.

A. ORANG-ORANG PERCAYA DAN ROH KUDUS

"Sekarang tentang karunia-karunia roh, aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya" (1 Kor 12:1 rsv).

Dengan perkataan-perkataan ini, rasul Paulus mulai mengajar kita tentang keadaan alamiah dan cara kerja dari kesembilan karunia Roh Kudus.

Ketiga pasal ini (1 Kor 12,13 dan 14) tidak dapat dimengerti oleh sebagian besar guru-guru dan murid-murid Alkitab. Hal ini disebabkan karena mereka menyangkali/menolak berkat penuh dari Roh Kudus di dalam kehidupan Kristen dan pernyataan penuh dari Roh Kudus di dalam gereja masa ini.

Walaupun demikian, ketika Roh Kudus diberi kebebasan untuk berekspresi (tidak ditekan atau berusaha dipadamkan), mereka segera dapat menemukan bahwa bukan Roh Kudus yang ada dalam Perjanjian Baru itu yang kadaluarsa, tapi justru pengalaman gereja Kristen yang modern itulah yang kadaluarsa.

Kuasa Roh Kudus dan pernyataanNya adalah sama seperti pada masa gereja mula-mula. Jika kita mengijinkan Dia untuk bebas melakukan apa yang dikehendakiNya, maka ketiga pasal dari surat Paulus kepada gereja di Korintus ini dapat dimengerti dan dialami.

1. "Penghibur Yang Lain"

Ketika Yesus masih berada di dunia, di dalam daging, murid-muridNya bergantung pada diriNya dari hari ke hari untuk dilatih, diberi kuasa, dipimpin dan dikoreksi. Mereka bersandar pada imanNya, pada hikmatNya dan pada kuasaNya. Ketika Dia mengatakan pada mereka bahwa Dia harus meninggalkan mereka, mereka menjadi sedih. Sekarang apa yang harus mereka lakukan? Pada siapa mereka harus bersandar?

Pada saat itulah Tuan itu berkata kepada mereka bahwa, jika Dia pergi, PENGHIBUR YANG LAIN (penolong) akan dikirimkan kepada mereka. PENGHIBUR yang disebut sebagai "janji dari Bapa", dan "Roh Kebenaran" yang sebenarnya sudah berada BERSAMA DENGAN mereka, tapi nantinya akan diam DI DALAM mereka (Yoh 14:17).

Ketika PENGHIBUR (Roh Kudus) tinggal DI DALAM mereka, Yesus berkata, murid-murid akan melanjutkan pekerjaan kuasa yang telah mereka saksikan dilakukan Yesus.

Yesus mengajarkan pengikut-pengikutNya bahwa mereka bahkan akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada yang dilakukan oleh Yesus, karena walaupun Ia akan kembali ke sorga, Roh Kudus akan memberi kuasa pada banyak murid di banyak tempat di bumi sepanjang zaman Injil ini (lihat Yoh 14:12-17; 16:7-15).

Sebagaimana murid-murid yang pertama bersandar sepenuhnya kepada Kristus, tidaklah kita seharusnya bersandar sepenuhnya dan terus-menerus pada PENGHIBUR YANG LAIN, Roh Kudus? Dia dikirim untuk memberi kita kemampuan melanjutkan pelayanan mujizat Yesus sampai kedatanganNya yang kedua yang penuh dengan kemuliaan itu.

Yesus mengatakan kepada murid-muridNya: "Semua yang menjadi kepunyaan Bapa adalah milikKu. Itu sebabnya Aku berkata, Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimaNya daripadaKu." Roh kudus adalah seorang agen (wakil) dari Kristus DI DALAM setiap orang percaya - menggunakan hikmat dari Kristus, KuasaNYA, otoritasNYA, karakterNYA dan menyatakannya di dalam dan lewat orang-orang percaya, dan dalam setiap sidang jemaat dari orang-orang percaya.

2. Roh Kudus Di Dalam Orang Percaya

Roh Kudus datang dari sorga pada hari Pentakosta dan memenuhi 120 murid yang sedang berdoa sambil menunggu di dalam ruang atas di Yerusalem.

Segera setelah Roh Kudus memenuhi setiap orang-orang percaya yang lapar dan haus secara rohani dan memberi kekuatan (kemampuan) pada setiap mereka untuk menjadi saksi-saksi yang efektif bagi Kristus (Kis 1:8; 2:38-39).

Roh Kudus ada BERSAMA orang-orang percaya, tapi orang-orang percaya harus MENERIMA Roh Kudus supaya Roh Kudus berdiam DI DALAM mereka.

Ini adalah pengalaman yang lain dari keselamatan dan baptisan air (Kis 8:12-17; 19:1-6). Pola Perjanjian Baru adalah bertobat, lalu PERCAYA KEPADA KRISTUS, DIBAPTISKAN di dalam air, dan MENERIMA KEPENUHAN DARI ROH KUDUS (Kis 2:38-39; 9:1-7 dst).

B. SEMBILAN KARUNIA DARI ROH KUDUS

Kepada sidang jemaat dari orang-orang percaya yang dipenuhkan Roh Kuduslah Paulus menulis ketiga pasal ini: 1 Korintus 12,13,14.

Dia menerangkan bagaimana Roh Kudus telah datang untuk memberikan berbagai KARUNIA (Kemampuan-kemampuan yang ajaib), sehingga pelayanan dari Kristus yang ditinggikan dapat dilanjutkan lewat anggota-anggota dari tubuhNya (Gereja) di dunia ini. Inilah perlengkapan ajaib dari Allah untuk pelayanan dan untuk penyembahan.

Untuk memudahkannya, kita biasanya memisahkan kesembilan karunia ini menjadi tiga kategori, dengan tiga karunia pada masing-masing kategori sebagai berikut:

KARUNIA-KARUNIA PEWAHYUAN (KARUNIA-KARUNIA PERNYATAAN ROH) - Karunia perkataan pengetahuan, karunia perkataan hikmat dan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.

KARUNIA-KARUNIA KUASA - Karunia iman, karunia berbagai kesembuhan dan karunia-karunia untuk melakukan mujizat-mujizat.

KARUNIA-KARUNIA UNTUK BERKATA-KATA DARI INSPIRASI ALLAH Karunia untuk berbahasa lidah (berbahasa Roh), karunia untuk menafsirkan bahasa Roh itu dan karunia untuk bernubuat.

1. Karunia-karunia Pewahyuan

a. Karunia Perkataan Pengetahuan. Ini bukanlah penambahan pengetahuan yang dibutuhkan secara biasa, tapi merupakan suatu pemberitahuan yang ajaib tentang suatu bagian dari kemahatahuan Allah yang mengetahui segala sesuatu. Itu adalah karunia dari Roh Kudus.

Hal itu adalah suatu pembagian yang ajaib dari sebagian pengetahuan Allah pada orang-orang percaya yang dipenuhkan Roh Kudus. Sama seperti sebuah kata dapat mengekspresikan bagian dari pengetahuan kita, begitu pula "PERKATAAN-PERKATAAN Pengetahuan" tidak lain adalah suatu bagian dari ekspresi dari pengetahuan Allah tertentu - cukup untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu.

Karunia itu berfungsi ketika kita berada di bawah urapan (kuasa) dari Roh Kudus. Itu adalah merupakan perkataan yang diberikan secara ilahi untuk mengetahui sesuatu. Hal itu mungkin saja adalah pengetahuan tentang suatu kejadian, atau suatu penglihatan pada apa yang menyebabkan suatu penyakit (terutama dalam pelayanan kesembuhan).

Hal itu dapat berhubungan dengan pengetahuan tentang keadaan-keadaan tertentu. Ini merupakan pembagian suatu pengetahuan secara ilahi yang tidak dapat diperoleh dengan cara lain.

Ini merupakan suatu bagian pengetahuan Allah tertentu ditanamkan dalam hati manusia untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu di dalam fungsinya dalam pelayanan Tubuh Kristus di atas bumi.

Perkataan pengetahuan tidak diberikan untuk memuaskan rasa ingin tahu seseorang! Tetapi diberikan dengan alasan yang sama seperti semua karunia-karunia Roh yang lain: "Untuk kepentingan bersama" (1 Kor 12:7 niv). Hal itu memampukan orang-orang percaya yang dipenuhkan oleh Roh Kudus untuk melanjutkan pelayanan Yesus yang ajaib.

b. Karunia Perkataan Hikmat. Ini juga bukan suatu hikmat biasa (alami) juga bukan hikmat dari para ahli filsafat atau "para pemikir". Ini adalah karunia ajaib dari Roh Kudus. Suatu pemberian yang ajaib dari sebagian hikmat Allah pada orang-orang percaya yang dipenuhkan dengan Roh.

Sama seperti PERKATAAN dapat mengekspresikan hanya suatu bagian dari hikmat anda, begitu juga "PERKATAAN Hikmat" adalah ekspresi sebagian hikmat Allah mengenai hal tertentu - yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pada suatu saat tertentu.

Mereka yang telah diberkati dengan karunia ini mengetahui bahwa karunia ini datang secara alami, untuk memenuhi kebutuhan tertentu (khusus). Karunia ini hanya bekerja ketika kita dipenuhkan dengan Roh Kudus.

Karunia ini biasanya bekerja bersama-sama dan mengikuti Perkataan Pengetahuan. Melalui Perkataan Hikmat, kita mengetahui (oleh Roh) apa yang harus kita lakukan dengan (bagaimana menerapkannya secara praktis) pengetahuan (informasi) yang kita terima ketika Perkataan Pengetahuan itu datang pada kita.

"Perkataan Hikmat" ini tentu saja sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan dan pelayanan dari setiap gereja rumah.

c. Karunia Untuk Membedakan Bermacam-macam Roh. Ini BUKANLAH seperti yang sering salah dikutip, karunia PEMBEDAAN. Membedakan roh-roh hanya terbatas pada dunia (alam) roh-roh. Lewat karunia ini, kita dapat mengetahui apakah mujizat atau pernyataan-pernyataan/manifestasi itu berasal dari Roh Kudus, roh manusia atau roh setan.

Karunia ini sangat membantu khususnya di dalam pelayanan untuk mengusir setan-setan (Mrk 16:17 dst).

Kata "membedakan" dalam kata Yunaninya, diakrisis, yang artinya "lewat penghakiman, atau penentuan lewat bukti-bukti atau lewat penentuan jumlah".

Karunia Roh Kudus ini memungkinkan seseorang untuk menentukan bukti-bukti secara lengkap keadaan seseorang yang dirasuk oleh roh jahat, dapat mengetahui nama, dan kekuatan dari roh jahat tersebut dan mempunyai kuasa untuk mengusirnya keluar dalan nama Yesus.

Karena kuasa-kuasa kegelapan sering berada di balik lemah mental dan fisik, pentingnya membedakan roh tidak dapat terlalu ditekankan di dalam setiap pelayanan pelepasan saat ini.

2. Karunia-karunia Kuasa

a. Karunia Iman. Semua orang Kristen memiliki iman sebagai kekuatan dari roh manusia mereka. Iman itu lahir di dalam hati setiap manusia. Beberapa memiliki "iman yang kecil", yang lain memiliki "iman yang terombang-ambing", dan bahkan beberapa memiliki "iman yang besar". Karunia iman ini, adalah suatu pembagian supra alami dari iman Allah yang tak tergoyahkan di dalam hati setiap orang percaya yang dipenuhkan oleh Roh Kudus. Ini adalah iman yang khusus bagi suatu tujuan yang khusus pula.

Karunia iman merupakan perlengkapan ajaib untuk melanjutkan pelayanan kemujizatan Yesus, dan merupakan karunia dari Roh Kudus. Karunia ini bekerja di bawah urapan Roh Kudus. Setiap orang percaya dan jemaat rumah pasti dapat mencapai hal-hal yang besar bagi Allah menyatakan karunia ini secara lebih terbuka.

b. Karunia-karunia Berbagai Kesembuhan. Karunia-karunia ini adalah untuk kesembuhan atau pemulihan dari penyakit fisik.

Ada banyak cara lewat mana seseorang dapat sembuh. Ada kesembuhan lewat cara-cara kedokteran; ada yang dengan bantuan berpantang makanan; ada yang dengan mengembangkan cara berpikir yang benar, positif dan sehat; dengan doa dan iman orang sakit itu sendiri; atau dengan doa dan iman dari orang lain. Tidak satupun dari metode-metode ini menggunakan KARUNIA-KARUNIA BERBAGAI KESEMBUHAN.

Karunia-karunia untuk berbagai kesembuhan adalah pembagian secara supra alami pada orang-orang percaya yang dipenuhkan Roh oleh kuasa Roh Kudus. Karunia-karunia ini memberi seseorang kemampuan untuk melanjutkan pelayanan kesembuhan Yesus.

Karunia-karunia ini TIDAK dapat memenuhi kebutuhan iman dari orang-orang yang sakit tersebut. Yesus tidak dapat menyembuhkan mereka yang kurang iman (Mrk 6:5-6).

Walaupun demikian, apabila karunia kesembuhan itu bekerja dalam suatu pelayanan, kuasa kesembuhan itu tersedia bagi mereka yang dapat menerimanya dengan iman.

Banyak yang merasa heran mengapa Paulus menggunakan bentuk jamak "karunia-karunia". Tampaknya ada bermacam-macam karunia dibutuhkan untuk berbagai macam penyakit. Sama seperti di dunia kedokteran, dimana ada "dokter-dokter spesialis" untuk berbagai macam penyakit.

Penting untuk dicatat bahwa karunia kesembuhan harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan gereja - "TERSEDIA" dalam gereja (1 Kor 12:28).

c. Pekerjaan Mujizat. Kata Yunaninya adalah energemo dunamis, secara harafiah berarti "kekuatan energi". Karunia Roh Kudus ini untuk memperlihatkan kuasa Allah. Hal ini dapat dilihat dalam kesembuhan mujizat tertentu seperti tersambungnya tulang yang patah dengan segera, penyembuhan kanker dan sebagainya.

Tetapi sesungguhnya ini mencakup hal-hal yang jauh di luar jangkauan pemikiran-pemikiran secara alamiah. Dapat mencakup tindakan-tindakan dengan kuasa ilahi atas keadaan alam, seperti halnya kutukan atas pohon ara (Mrk 11), dan atas unsur-unsur seperti halnya mengubah air menjadi anggur (Yoh 2), meredakan badai (Luk 8), dan sebagainya.

Tidak ada lagi keraguan bahwa pada saat kita mendekati akhir zaman ini dan pencurahan Roh Kudus semakin meningkat, dengan mengerjakan "pekerjaan mujizat" ini kita akan mendapatkan hasil yang jauh lebih besar dibanding dengan yang telah kita lihat dewasa ini.

3. Karunia Perkataan-perkataan (Yang Datang) dari Allah

a. Karunia Lidah. Ini bukanlah kemampuan untuk belajar dan berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang dianggap oleh beberapa orang. Karunia ini bukan pula bertujuan untuk berkhotbah mengabarkan Injil di tanah-tanah asing (negeri-negeri asing).

Pada hari Pentakosta (Kis 2) ada 120 murid yang dipenuhkan dengan Roh Kudus dan berbicara bahasa asing, sehingga para pengunjung yang ada di Yerusalem yang datang dari berbagai negara mampu mengerti sedikit-sedikit dalam bahasa mereka.

Tapi ketika mereka perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan dan mengabarkan Injil tersebut pada orang-orang itu, Petrus berdiri dan berbicara pada mereka semua dengan bahasa Aram, bahasa yang dipakai oleh sebagian besar orang di daerah tersebut. Hal ini menyebabkan 3000 jiwa bertobat dan diselamatkan.

Mereka tentu mengerti khotbah Petrus. Jadi "bahasa-bahasa lain" adalah bukti dari kepenuhan dan pemberian kuasa dari Roh, jadi bukan dimaksudkan untuk mengabarkan Injil pada orang-orang asing.

Dalam 1 Korintus 14:2, Paulus berkata : "Siapa yang berkata-kata dengan bahasa Roh, TIDAK berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah". Dan pada ayat 4 : "Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri".

Pada ayat 5 ia berkata : "Aku suka, supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa Roh", dan pada ayat 18 "Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa Roh lebih daripada kamu semua"; dan pada ayat 39 "Janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh" (niv).

Pada kitab Kisah Para Rasul, pasal 2, 10 dan 19, orang-orang menerima Roh Kudus dengan akibat mereka berbicara dalam bahasa asing. Itu adalah tanda pengenal pertama yang paling umum dari kepenuhan Roh.

Dalam 1 Korintus pasal 12-14, Paulus menulis tentang karunia bahasa roh, yang adalah kemampuan untuk berbicara pada suatu pertemuan, yang diikuti dengan "karunia kembarnya" yakni penafsiran bahasa roh tersebut.

Dalam 1 Korintus 14:27 ia mengatakan bahwa jika ada orang yang menafsirkannya, dua atau tiga orang bisa berbicara dalam bahasa roh dalam sebuah pertemuan. Jika tidak ada orang yang memiliki karunia penafsiran hadir, mereka harus diam dan hanya berkata-kata pada dirinya sendiri dan pada Allah (1 Kor 14:27-28).

Beberapa orang yang mengajarkan bahwa Perjanjian Baru membedakan antara :

  • "bahasa roh" sebagai bukti yang pertama dari kepenuhan Roh Kudus,
  • "bahasa roh" adalah penyembahan/doa syafaat, dilatih pada saat ibadah pribadi dan
  • KARUNIA BAHASA ROH yang dipergunakan dalam sebuah pertemuan bersama-sama dengan KARUNIA PENAFSIRAN supaya dengan demikian setiap orang dapat dibangun

Penulis anda menemukan bahwa apabila orang-orang percaya diberi petunjuk dengan semestinya; sehingga mereka mendapatkan pengalaman dengan karunia itu, maka mereka bisa mempergunakan Karunia itu dalam ketiga dimensi yang digariskan di atas.

Paulus juga menjelaskan bahwa jika seseorang berbicara dalam bahasa Roh, maka pengertian (pikiran) tidak bekerja (tidak ikut berkarya) dan rohnya (bukan pikirannya) berkata-kata pada Allah (1 Kor 14:14-15). "Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya" (1 Kor 14:13 niv).

Roh Kudus, Penguasa atas semua bahasa itu, bergerak di atas seseorang dan memberi inspirasi pada orang tersebut untuk mengucapkan bahasa yang tidak diketahuinya.

Ini adalah Karunia Roh Kudus, sama supra alaminya dengan semua karunia lain yang telah kita pelajari sebelumnya.

b. Karunia Menafsirkan Bahasa Roh. Ini adalah "saudara kembar" dari karunia yang sebelumnya (karunia bahasa roh). Dalam 1 Korintus 14:5, Paulus berkata : "Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya, sehingga jemaat dapat dibangun".

"Bahasa Roh" itu sendiri hanyalah memberi keuntungan bagi yang berbicara (ayat 4), kecuali jika diikuti dengan karunia menafsirkan bahasa roh itu. Ini membuat pesan yang diinspirasikan dari Allah dapat dimengerti oleh sidang jemaat.

Karena alasan ini, Paulus berkata dalam ayat 13 "Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya". Hal ini akan memampukan orang yang berbicara dalam bahasa roh membangun sidang jemaat dengan menggunakan karunia kembar ini, karunia Bahasa Roh dan Penafsirannya.

Karunia Penafsiran bahasa roh sama supra alami dengan karunia bahasa roh atau dengan kesembilan karunia roh lainnya. Orang tidak MEMPELAJARI bahasa ini, tapi Roh Kudus yang sama, yang memberikan inspirasi untuk berbicara dalam bahasa roh akan memberi inspirasi untuk berbicara dalam bahasa roh juga akan memberikan inspirasi tentang penafsirannya.

Penafsiran bukan pula suatu TERJEMAHAN. Menterjemahkan biasanya dilakukan kata demi kata atau suatu usaha untuk memberikan arti sesuai dengan perkataannya. Tetapi Karunia Penafsiran ini memberikan PENGERTIAN tentang pesan yang ada dalam bahasa roh tersebut. Roh menafsirkan arti-arti yang dikatakan dalam bahasa roh. Ini berarti bahwa ada perluasan atau penjelasan yang lebih daripada apa yang terdapat dalam kata-kata yang diucapkan dalam bahasa roh.

Apabila bahasa roh itu berupa suatu doa, maka penafsirannya pun merupakan pengulangan dari doa tapi dalam bahasa yang dikenal.

Atau penafsirannya dapat mencakup juga tanggapan Allah terhadap doa itu, dengan membuat pendengar mengerti apa yang akan Allah lakukan dalam menjawab doa itu - dan persyaratan apa yang harus dilakukan agar yang didoakan itu dapat terjawab.

Yang menghubungkan antara yang berbahasa roh dan yang menafsirnya adalah Roh Kudus yang memberi inspirasi bagi kedua-duanya.

c. Karunia Bernubuat. Akhirnya, kita sampai pada karunia berkata-kata yang ketiga - bernubuat.

Ini bukan berkhotbah, walaupun sering kali khotbah dapat sampai dalam dimensi ini. Jika hal seperti ini terjadi, maka pembicara itu berkhotbah dengan nubuatan (1 Kor 14:6). Ada beberapa kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru untuk kata "berkhotbah".

Tapi nubuat berarti "berkata langsung, seperti yang diinspirasikan oleh orang lain", "berbicara dibawah inspirasi", "ucapan yang tanpa dipersiapkan atau direncanakan lebih dahulu".

Karunia bernubuat sama supra alaminya dengan kedelapan karunia Roh lainnya.

Ini bukanlah suatu pesan yang dipersiapkan dan diberikan dari pikiran alamiah, tetapi sesuatu yang mengalir langsung dari roh yang ada di dalam kita.

Tujuannya ada 3 macam : "memperlengkapi (membangun), menasehati (mengarahkan) dan menghibur (memberi kesukaan)" (1 Kor 14:3).

Walaupun nubuat itu adalah ucapan yang diinspirasikan, karunia ini selalu berada di bawah kendali orang yang mengucapkannya. Kita baca 1 Korintus 14:32 (niv) : "karunia nabi takhluk kepada nabi-nabi".

Artinya bahwa keinginan dan kemampuan berpikir orang itu sendiri mengatur penerapan dari karunia rohani ini. Alkitab terjemahan The Living Bible menterjemahkan ayat di atas sebagai berikut : "Ingatlah bahwa seseorang yang memiliki pesan dari Allah memiliki kuasa untuk menghentikan dirinya sendiri atau menunggu giliran atau saatnya untuk berbicara" (terjemahan bebas).

Maka kita telah mempelajari dengan singkat ketiga karunia perkataan dari Allah - Bahasa Roh, Penafsiran Bahasa Roh dan Nubuat..

Karunia-karunia ini adalah ciri-ciri khas dari gereja Perjanjian Baru. Dan hal ini juga adalah bagian dari pola Perjanjian Baru bagi Gereja masa kini.

(CATATAN : Pada bagian D1 terdapat pengajaran yang lebih banyak tentang karunia-karunia Roh ini).

C. CARA YANG LEBIH INDAH (UTAMA) LAGI

Penampilan karunia roh yang penuh tantangan saat-saat ini, menyebabkan banyak orang akhirnya salah menerapkan ayat yang berbunyi : "Saya memilih jalan yang lebih utama lagi" (lihat 1 Kor 12:31 dan pasal 13).

Dengan salah, orang banyak itu berkeras menyatakan bahwa "jalan yang lebih utama itu" adalah jalan kasih dan bukan karunia-karunia.

Apakah kita harus mempercayai bahwa rasul Paulus mengajar agar kita lebih memilih untuk memiliki Kasih daripada memiliki KARUNIA-KARUNIA ROH? Sama sekali tidak!

Pasal 13 ditempatkan secara bijaksana di antara pasal 12 dan 14 supaya ada keseimbangan yang indah antara BUAH-BUAH ROH (yang dalam hal ini diwakili oleh kasih) dan KARUNIA-KARUNIA ROH. Buah-buah Roh memberi kita kemampuan untuk menunjukkan pada sesama tentang sifat-sifat dari Kristus. Karunia-karunia Roh memberi kita kemampuan untuk menunjukkan pada sesama tentang kuasa Kristus. Kita benar-benar sangat membutuhkan kedua-duanya.

Kesembilan buah roh yang terangkai jadi satu diterangkan secara terperinci dalam Galatia 5:22-23, tapi KASIH merupakan inti (sari) dari semua buah roh itu.

Buah roh adalah hasil dari pertumbuhan, buah itu memerlukan waktu untuk tumbuh dan matang, demikian juga dengan BUAH dari roh, itu adalah hasil pertumbuhan dan kedewasaan kerohanian. Itu adalah bukti dari pembentukan karakter kehidupan orang kristen oleh Roh Kudus.

Tapi tidak demikian halnya dengan KARUNIA-KARUNIA; karunia diberikan sebagai perlengkapan yang supra alami untuk pelayanan. KARUNIA dibagikan (diberikan dengan cuma-cuma) oleh Roh. BUAH dihasilkan di dalam kita, sebagai bagian dari kita, oleh Roh.

Karena itu Paulus dapat menulis dalam 1 Korintus 13 bahwa walaupun ia memiliki "semua bahasa manusia dan bahasa malaikat ... bernubuat ... berpengetahuan ... beriman" dan sebagainya (semua yang baik dan yang dianjurkan), tetapi kekurangan kasih di dalam hidupnya, DIA tidak akan berguna sama sekali.

Dengan kata lain, adalah sangat memungkinkan bagi seseorang untuk memperoleh semua KARUNIA-KARUNIA roh untuk pelayanan tapi ia tidak menghasilkan BUAH-BUAH dari karakter Pribadi Seorang Kristen.

1. Karunia dengan Kasih

Jadi apakah "jalan yang lebih utama itu?" Apakah demi kasih kita lebih baik kehilangan karunia? Atau demi karunia kita mengorbankan kasih?

Bukan! "Jalan yang lebih utama" itu adalah KARUNIA yang disertai dengan KASIH. Kita tidak menginginkan karunia tanpa kasih ataupun kasih tanpa karunia. Kita menginginkan keseimbangan yang indah antara karunia (perlengkapan) dan buah (sifat).

Mengingat bahwa tidak ada pembagian pasal dalam tulisan asli (pembagian ini diatur oleh para penerjemah). Kita melihat bahwa pasal 13 merupakan inti sari dari ayat 1 dari pasal 14 "Kejarlah/usahakanlah kasih dan inginkan/rindukan karunia-karunia rohani."

Jadi, inilah "jalan yang utama" itu bagi orang-orang percaya dan gereja-gereja saat ini: "Mengikuti KASIH DAN MERINDUKAN KARUNIA-KARUNIA ROH". "Jalan" ini mencakup buah-buah dari sifat seorang Kristen, ditambah dengan karunia-karunia sebagai perlengkapan yang supra alami.

Bab 11
Setiap Gereja Rumah Adalah
Dasar Bagi Penginjilan

A. GEREJA PERJANJIAN BARU

Menurut pola Perjanjian Baru, gereja-gereja rumah harus:

  • Didukung secara keuangan oleh para anggotanya,
  • Dipimpin oleh penatua setempat, dan
  • Dilayani oleh diaken-diaken setempat yang telah ditentukan.

Mereka harus sibuk mengabarkan dan menyebarluaskan Injil. Jika Injil dibagikan dengan efektif pada orang-orang di sekitar kita, maka setiap gereja rumah harus menjadi pusat dari kegiatan-kegiatan penginjilan. Ini adalah pola dari gereja Perjanjian Baru yang mula-mula.

1. Gereja Di Yerusalem

Ketujuh pasal pertama dari kitab Kisah Para Rasul menggambarkan kegiatan dari gereja di Yerusalem yang pertama.

Tampaknya memerlukan beberapa tahun untuk melatih dan memperlengkapi anggota-anggota baru untuk pelayanan, setelah pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Lalu setelah gereja tersebut menjadi mapan dalam kenyamanan rohani, dan mereka lupa akan perintah Yesus.

Yesus telah berkata: "Tetapi kamu akan menerima kuasa, ketika Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kis 1:8 niv).

Kesaksian tersebut harus dimulai dari Yerusalem (tempat asal anda) dan membawanya ke daerah-daerah yang dekat dengannya (Yudea) dan kemudian ke tempat-tempat yang lebih jauh dan akhirnya sampai ke ujung bumi.

2. Aniaya Menghasilkan Penginjilan

Ketika gereja di Yerusalem gagal mentaati mandat/perintah ini, Tuhan mengijinkan penganiayaan yang menyebabkan umatNya tercerai berai. Baru setelah aniaya itu, Injil dibawa oleh banyak orang ke banyak tempat.

Kisah Para Rasul 8 menceritakan hal ini. Di antara mereka yang tersebar oleh karena aniaya adalah Filipus. Dia pergi ke Samaria dan mengabarkan Kristus pada orang-orang di sana. Suatu kebangunan rohani yang indah mengikutinya.

Dalam pasal 9 kita menemukan bahwa ada orang-orang percaya di Damsyik, dan pada ayat 31 kita membaca tentang "... jemaat di seluruh Yudea, Galilea, Samaria".

Kembali pada Kisah Para Rasul 11:19, kita membaca: "Sementara itu banyak saudara-saudara telah tersebar karena penganiayaan yang timbul sesudah Stefanus dihukum mati. Mereka tersebar sampai ke Fenesia, Siprus dan Antiokia, juga mereka memberitakan Injil ..."

3. Gereja-gereja Di Antiokia

Semua pusat-pusat kekristenan baru ini adalah hasil kegiatan penginjilan dari gereja di Yerusalem. Walaupun demikian, dalam kisah 13 kita menemukan bahwa 1 dari gereja-gereja baru ini berkembang menjadi "pusat operasi" yang baru. Dan gereja itu adalah di Antiokia.

Ketika berdoa dan berpuasa di Antiokia, Roh Kudus meneguhkan panggilan Paulus dan Barnabas untuk melakukan perjalanan penginjilan ke tempat-tempat yang jauh. Di Antiokialah mereka meletakkan tangan mereka pada kedua rasul ini dan mengutus keduanya pergi.

Pasal 13 dan 14 menggambarkan jadwal perjalanan Paulus dan Barnabas. Setelah mereka pergi selama 2 tahun, kita membaca "Dari situlah berlayarlah mereka ke Antiokia, di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan yang telah mereka selesaikan.

"Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman."

"Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid itu" (Kis 14:26-28 niv).

Gereja di Yerusalem selalu ditempatkan pada posisi yang tinggi sebagai pusat awal dari mana Injil itu datang. Tapi gereja di Antiokia yang mengawali kegiatan penginjilan dan menjadi pusat bagi operasi penginjilan.

Bukan ke Yerusalem Paulus dan Barnabas kembali untuk melaporkan tentang kegiatan mereka, tapi ke Antiokia - gereja kota yang mendukung perjalanan perintisan mereka.

Memang benar bahwa Paulus, Barnabas dan saudara-saudara yang lainnya pergi dimana diadakan pertemuan para rasul dan tua-tua (Kis 15). Ini dimaksudkan untuk menetapkan suatu landasan pengajaran. Walaupun demikian, gambaran yang diberikan pada kita dalam kitab Kisah Para Rasul adalah bahwa satu dari gereja-gereja kota dan gereja-gereja rumah yang berdiri sendiri itu telah terlibat dalam penginjilan.

Kelima karunia pelayanan ini berfungsi dengan baik di bawah kepemimpinan dari Yesus Kristus di Antiokia. Mereka bergerak dalam kuasa Roh Kudus. Mereka mendukung/membiayai para penginjil dalam pelayanan keluar mereka.

4. Mengenali Karunia-karunia Pelayanan

Setiap gereja rumah bekerja di bawah pengawasan dari para penatuanya, tapi setiap orang mengakui kelima karunia pelayanan yang telah ditetapkan Tuhan bagi kepemimpinan, pembangunan dan nasehat-nasehat mereka.

Pelayanan-pelayanan kerasulan dalam kitab Kisah Para Rasul sering diatur dari satu pusat selama beberapa tahun. Kita melihat bahwa Paulus berada di Antiokia selama "satu tahun penuh". Sebelum pelayanan kelilingnya yang dinyatakan dalam Kisah 13 dan 14.

Sekembalinya dari perjalanan penginjilannya ia "tinggal dengan para murid-murid untuk waktu yang lama" di Antiokia.

Di Korintus, Paulus tinggal selama 18 bulan (Kis 18:11). Di Efesus ia tinggal selama 3 tahun (Kis 20:17,31).

Demikianlah kita melihat bagaimana pelayanan kerasulan Paulus menggunakan gereja-gereja ini, yang bertempat di kota-kota kunci, sebagai pusat dari pelayanannya dalam jangka waktu yang panjang.

Walaupun demikian, gereja-gereja kota dan gereja-gereja rumah ini basis-basis/pusat-pusat penginjilan yang berdiri sendiri dalam penyebaran Injil.

5. Pola Bagi Masa Sekarang

Tentunya inilah pola yang Tuhan ingin kita ikuti. Kita harus melanjutkan hal ini sampai pada akhir zaman gereja bagi seluruh sejarah dari gereja atas dunia ini.

Kiranya Allah membangkitkan lebih banyak gereja-gereja rumah yang dibangun dengan sehat dan berkekuatan serta bersemangat melaksanakan satu program penginjilan dan pemenangan jiwa. Adalah kehendak Tuhan agar gereja-gereja rumah melahirkan gereja rumah lainnya.

Dengan cara ini, dengan hukum penggandaan campuran, tidak hanya Injil yang dapat disebarkan, tapi jemaat-jemaat di rumah dapat dibentuk sebagai kediaman rohani bagi mereka yang dibawa pada Kristus.

B. METODE-METODE YANG DIANJURKAN UNTUK MENJANGKAU ORANG PADA MASA INI

Lima program pokok untuk kebangunan rohani yang telah digaris besarkan di awal bagian ini adalah:

  • Hasrat (kerinduan) yang mendalam
  • Program yang jelas
  • Kelompok yang berdedikasi
  • Pikiran yang berdisiplin
  • Pelayanan pelepasan

Semua hal ini telah dicakup, hanya dengan perkecualian pada pokok kedua.

Program yang tertentu jelas atau metode-metode kegiatan menjangkau orang setiap jemaat atau kelompok gereja, harus dikerjakan sesuai dengan keadaan dan kondisi setempat. Walaupun demikian, di sini ada beberapa usulan cara-cara penginjilan. Hal-hal ini telah terbukti efektif di banyak tempat, dan dapat diadaptasikan sesuai dengan pimpinan Roh Kudus.

1. Mengabarkan Injil

Tidak ada yang dapat menggantikan tempat dari pengabaran Firman Allah yang diurapi. Ini adalah metode yang ditentukan Allah untuk penyelamatan jiwa-jiwa. Di bawah judul ini termasuk : berkhotbah di dalam ruangan, dalam gereja, dalam aula, atau di tenda-tenda, begitu juga halnya dengan di tempat terbuka (lihat 1 Kor 1:21).

2. Kebaktian/Pertemuan Penginjil-penginjil Tamu

Pelayanan yang penuh urapan dari seorang penginjil dapat memberikan suatu dampak yang besar. Penginjilan adalah suatu metode yang alkitabiah untuk memenangkan jiwa-jiwa.

Ada penginjil-penginjil yang dipanggil oleh Allah yang telah terbukti berkualitas, mereka ini dapat digunakan untuk menolong gereja-gereja kota dan gereja-gereja rumah dalam menjangkau orang.

3. Film-film Kristen

Keberhasilan film-film akan sangat tergantung pada kondisi yang berbeda pada tiap tempat. Film yang tepat di tempat yang tepat pada saat yang tepat dapat digunakan oleh Allah secara dahsyat. Metode jangkauan ini (pelayanan keluar), jika digunakan dengan bijaksana, dapat membawa banyak orang baru dalam gereja rumah, sehingga mereka terjangkau oleh Injil.

4. Selebaran

Mencetak Firman Allah adalah bentuk yang sangat penting dalam menjangkau jiwa-jiwa. Banyak organisasi telah menunjukkan kuasa yang luar biasa menyangkut selebaran (cetakan selebaran) ini.

Kita harus mempunyai tujuan untuk menaruh selembar selebaran rohani itu sebanyak mungkin orang yang dapat kita jangkau. Ada kesempatan yang besar bagi jemaat setempat untuk menggunakan metode jangkauan ini.

5. Kesaksian Pribadi

Tampaknya mayoritas yang besar dari jiwa-jiwa yang diselamatkan, dimenangkan lewat kesaksian pribadi. Salah satu dari kesaksian-kesaksian yang paling efektif dari gereja rumah adalah kesaksian pribadi dari mereka yang telah mengalami kemurahan dan kuasa Allah dalam kehidupannya. Orang-orang percaya dapat melakukan pelayanan ini saat mereka bekerja, dalam hubungan sosial dan bahkan pergi dari rumah ke rumah berbicara pada orang-orang.

6. Kegiatan Remaja

Menurut laporan, satu hal yang kurang dalam setiap kejahatan remaja adalah karena mereka tidak mempunyai pengalaman kekristenan yang sebenarnya. Di sini ada kesempatan yang luas, untuk menjangkau orang-orang muda dari anak yang termuda sampai remaja yang tertua. Gereja-gereja rumah memiliki kesempatan yang indah dalam metode penjangkauan ini.

7. Iklan

Walaupun memang benar kalau dikatakan bahwa satu mujizat dapat melakukan lebih dari apa saja yang bisa dilakukan iklan tentang Injil, kita dapat juga menggunakan secara efektif bermacam-macam media iklan yang tersedia/ada bagi kita.

Iklan di koran-koran sering terbukti efektif. Selebaran-selebaran dan lembaran-lembaran bacaan dapat juga digunakan dan sangat menguntungkan. Radio dan TV adalah 2 hal yang juga dapat kita gunakan untuk menjangkau ribuan orang dengan Kabar Baik.

Dalam dunia modern ini, gereja kota harus berusaha menggunakan semua alat-alat modern untuk menjangkau generasi modern. Injil tak pernah gagal untuk memuaskan hati semua orang.

Marilah kita berusaha untuk menyesuaikan diri dengan pola Perjanjian Baru. Biarlah kita menerima tantangan zaman ini. Marilah kita melibatkan diri dalam operasi penjangkauan. Mari memenangkan orang-orang yang terhilang dengan cara apapun sebelum Kristus datang kembali. Kita nantinya akan diberi upah yang setimpal yakni kesukaan melayani Tuhan di tempat ini dan saat ini dan karena menerima mahkota dari tanganNya sendiri ketika Ia datang kembali.

(CATATAN: Untuk bantuan lebih lanjut tentang Bagaimana Memenangkan Jiwa-jiwa, lihat E4).

Bab 12
Panggilan Untuk Menuai

"Sementara itu murid-muridNya mengajak Dia, katanya: `Rabi, makanlah'."

"Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: `PadaKu ada makanan yang tidak kamu kenal'."

"Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain `Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepadaNya untuk dimakan'."

"Kata Yesus kepada mereka: `MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya'."

"Bukankah kamu mengatakan: 4 bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai!'."

"Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah-buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita" (Yoh 4:31-36 nkiv).

A. MENGIKUTI POLA DARI TUAN YANG EMPUNYA TUAIAN

Yesus selalu sadar akan datangnya musim tuai, dan selalu siap untuk mengambil setiap kesempatan. Seringkali dalam masa pelayananNya di dunia, Dia menunjuk pada panenan yang sudah matang dan kebutuhan akan penuai-penuai untuk bekerja di ladang-ladang. Dia adalah Tuan Yang Empunya Tuaian dan Dia memanggil para penuai yang lain untuk bergabung bersamaNya di ladang-ladang panenan.

Marilah kita mengamati contoh dari Tuan Yang Empunya Tuaian ini, supaya kita dapat mengikuti polaNya. Dengan demikian kita dapat bersukacita bersama Dia pada hari yang berbahagia itu saat kita membawa masuk berkas-berkas (Mzm 126:6).

1. Makanan Tuan Kita Harus Menjadi Makanan Kita

Yohanes 4 memberi kita latar belakang dari bab ini. Pada ayat 4 kita membaca : "Ia harus melintasi daerah Samaria".

Hal ini tidak hanya penting karena jalan itu menuju ke sana, tapi kita percaya bahwa Tuhan tahu bahwa ada satu jiwa yang harus diselamatkan dan sebagai akibat dari satu jiwa ini, panen besar yang terjadi yang harus dituai.

Ayat 6 mengatakan pada waktu itu Ia letih, dan bahwa Ia duduk di dekat sumur. Kemudian datanglah seorang wanita Samaria untuk mengambil air dan Yesus meminta minum darinya. Inilah titik awal hubungan mereka yang merupakan pembukaan jalan pada suatu percakapan yang kemudian menuntun pada panenan jiwa-jiwa di Samaria.

Perhatikanlah Tuan ini, melayani sebuah jemaat yang hanya mempunyai satu anggota.

Kemudian murid-murid kembali dengan makanan yang telah mereka beli di kota. Mereka menawarkan makanan padaNya mereka tahu bahwa Ia letih dan lapar. Tapi secara mengejutkan Ia menjawab, "PadaKu ada makanan yang tidak kamu kenal".

Keletihan tubuh dan rasa lapar yang sangat terlupakan, pada saat rasa laparNya yang lebih dalam terpuaskan lewat melayani dan menyelamatkan jiwa seseorang dari rasa sakit, luka, kepedihan dan dari siksaan kekal.

a. Melakukan Kehendak Bapa. Tidak heran jika Ia dapat berkata: "MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya". Makanan ini ternyata lebih bergizi dan lebih memuaskan dari semua kelezatan yang dapat dibeli oleh para murid.

Dengan semangat yang besar Sang Tuan telah bersaksi pada satu jiwa. Betapa terserapnya Ia, dalam penginjilan pribadi ini. Inilah makananNya - melakukan kehendak BapaNya.

Sahabat, Tuan kita telah mengajar kita bahwa makanan dari penginjilan, dari memenangkan jiwa, harus lebih dihasratkan daripada makanan-makanan umumnya, istirahat dan kenyamanan hidup. Dia telah sama sekali mengabdikan diriNya pada kehendak BapaNya. Dia telah dikirim (diutus) untuk mencari dan menyelamatkan apa yang telah hilang.

Dan tidak ada istilah "mencicip" pada makanan ini. Beberapa dari kita mungkin cenderung untuk mencicip dalam melakukan kehendak Allah. Tuan kita memiliki selera yang tinggi terhadap kehendak Bapa: "MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku DAN MENYELESAIKAN PEKERJAANNYA". Biarlah kita juga mengabdikan diri pada panggilan Allah dalam hidup kita, hingga kita tidak akan pernah dikesampingkan sampai pekerjaan itu selesai dan kehendak Bapa digenapi.

Ya, sahabat, makanan dari Tuan kita harus juga menjadi makanan kita!

2. Saat Tuan Kita Harus Menjadi Saat Kita

Yesus selalu sadar akan tantangan waktu yang mendesak: "Bukankah kamu mengatakan: 4 bulan lagi tibalah musin menuai? Tetapi Aku berkata padamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai".

Saat penaburan benih sampai penuaian jagung, memakan waktu 4 bulan, tapi tidak demikian dengan penuaian jiwa-jiwa. Tampaknya selalu ada penaburan dan penuaian secara terus-menerus.

Tidak lama setelah benih itu tertabur di hati wanita Samaria, maka panen siap untuk dituai. Layangkanlah mata "dan lihatlah orang-orang Samaria sekarang mengalir keluar dari dalam kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu" (ayat 39).

Seorang berdosa diselamatkan - satu jiwa yang telah diselamatkan bersaksi - dan banyak orang mencari Tuhan. Ini adalah pola yang mengikuti ketaatan yang penuh pada kehendak Bapa.

Dalam Kisah 8, penginjil Filipus melanjutkan penuaian dari panen orang-orang Samaria tersebut. Bahkan sampai Kristus kembali ke Sorga, pengaruh dari kesaksian wanita tetap terbukti.

Dimana Tuan itu telah menaburkan benih dan menuai panenan, Filipus sekarang bahkan mengambil tuaian yang lebih besar lagi.

"Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitahukannya itu."

"Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu" (Kis 8:6-8).

a. Waktu Yang Terbatas. Musim menuai adalah saat yang telah ditentukan. Kesempatan tersebut sangat terbatas waktunya; suatu saat yang harus dikenali, suatu saat yang tidak boleh dilewatkan.

Sepanjang zaman ini telah berkali-kali ada saat-saat penuaian, banyak periode-periode penuaian dengan sabit Injil.

Walaupun demikian, Yesus mengatakan pada kita bahwa ada musim penuaian yang paling besar pada akhir dari masa ini: "Waktu menuai adalah akhir zaman (akhir dunia)" (Mat 13:39).

Kita sekarang sedang hidup pada masa "Panen segala panen". Kita sedang hidup pada akhir masa. Ini adalah saat yang telah ditentukan suatu waktu yang terbatas - suatu kesempatan yang melebihi kesempatan-kesempatan lain.

"Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota di atas kepalaNya dan sebilah sabit tajam di tanganNYa."

"Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: "Ayunkanlah sabitMu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai, sebab tuaian di bumi sudah masak".

"Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabitNya ke atas bumi, dan bumipun dituailah" (Why 14:14-16).

Kristus adalah Tuan segala Penuai. Waktu dari Tuan penuai ini harus menjadi waktu kita juga.

3. Cara Tuan Kita Harus Menjadi Cara Kita

Dalam Matius 9:36-38, Yesus menunjuk pada musim tuai pada harinya. Dia menasehatkan: "Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu" (niv).

Walaupun demikian, ayat 35, menunjukkan cara yang dipakai Tuan kita untuk menuai pada hariNya: "Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadah dan memberitakan Injil kerajaan sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan".

Kata-kata ini tampaknya meringkas pelayanan Yesus. Dia berkhotbah atau mengabarkan Injil pada orang-orang. Ia mengajar dan memberi pengarahan orang-orang mengenai Firman Allah. Dan dimana-mana Ia membawa kesembuhan pada orang-orang sakit dan membawa kelepasan bagi mereka yang terikat.

Dalam mengumpulkan tuain pada masa kita, dibutuhkan cara yang sama: memberitakan kabar baik, mengajarkan Firman Allah, dan membawa kesembuhan dan pembebasan bagi orang-orang.

a. Tanda-tanda Dan Mujizat Meneguhkan Injil. Tidaklah cukup bagi kita hanya mengajarkan kesembuhan; tidaklah cukup untuk memiliki iman yang bersifat doktrin dalam pelayanan ini. Kesembuhan dan pembebasan yang nyata oleh kuasa Allah yang akan memampukan kita untuk mengumpulkan tuaian pada masa ini.

Injil harus diteguhkan dengan tanda-tanda dan mujizat. Orang-orang tidak hanya perlu mendengarkan Kabar Baik, tapi juga membutuhkan kuasa Tuhan untuk membebaskan mereka.

Ini adalah cara yang digunakan oleh Tuhan kita ini, dan inipun harus menjadi cara kita. Allah tidak berubah; Kristus tidak berubah; keadaan alamiah manusia juga tidak berubah dan kuasa Allah masih tersedia untuk membebaskan orang-orang.

Cara-cara ini dapat dilakukan pada semua generasi, pada semua peradaban, pada semua bangsa. Sementara kita terus pergi untuk memanen tuaian dari generasi kita, marilah membuat cara Tuan kita menjadi cara kita juga.

4. Motivasi Tuan Kita Harus Menjadi Motivasi Kita

Banyak motivasi yang membawa orang-orang pada pelayanan Kekristenan, tapi bukanlah urusan kita untuk menghakimi cara-cara tersebut. Meskipun demikian, penting bagi kita untuk memiliki motivasi yang sama seperti yang dimiliki Tuan kita.

Apakah yang membuatnya terus bekerja, dan mendorongnya untuk terus mencari dan menyelamatkan mereka yang terhilang dan menemukan jawabannya dalam Matius 9:36 (niv).

"Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tak bergembala."

Belas Kasihan adalah motivasi dalam pelayanan. Pada saat Ia melayangkan mata dan melihat orang-orang banyak itu, Ia melihat mereka sebagai ladang tuaian yang telah matang. PerasaanNya yang terdalam, hatiNya penuh dengan belas kasihan pada mereka.

a. Belas Kasihan Menggerakkan Kita Untuk Bertindak. Belas kasihan bukanlah perasaan simpati. Kita bisa merasa simpati pada seseorang tanpa berbuat apa-apa untuk menolong mereka.

Belas kasihan bukanlah perasaan sentimentil. Banyak orang tergerak karena perasaan sentimentil akan kebutuhan orang lain, sebelum memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Belas kasihan selalu menggerakkan seseorang untuk mengambil tindakan.

Ketika Yesus digerakkan oleh belas kasihan pada orang banyak itu, Ia segera memanggil pekerja-pekerja untuk pergi pada tuaian dan melayani kebutuhan orang banyak itu.

Perhatikan contoh-contoh dari Tuhan yang digerakkan oleh belas kasihan dan segera lakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

"Ketika Yesus ... tergerak(lah) hatiNya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit" (Mat 14:14).

"Maka tergeraklah hatinya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tanganNya menjamah orang itu dan berkata kepadanya: `Aku mau, jadilah engkau tahir'" (Mrk 1:41).

"Ketika Yesus ... tergerak (lah) hatinya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka" (Mrk 6:34).

"Dan ketika Yesus melihat janda itu, tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: `Jangan menangis!'". Kemudian Ia membangkitkan anak laki-laki janda itu (Luk 7:13-15).

Ayat-ayat ini dan ayat-ayat lainnya menunjukkan bahwa belas kasihan itu lebih dari simpati. Belas kasihan itu mendorong kita untuk bersaksi. Belas kasihan mendorong kita untuk belajar dan mempersiapkan diri bagi pelayanan yang aktif.

Apabila belas kasihan memotivasi pelayanan kita, kita tidak akan puas sebelum jiwa-jiwa dibawa pada Kristus. Sebelum orang-orang sakit disembuhkan dan orang-orang diberkati dengan Injil yang sepenuhnya. Jika kita mau mengikuti contoh dari Tuan Penuaian, maka apa yang menjadi motivasi Tuan kita harus menjadi motivasi kita juga!

5. Upah Tuan Kita Harus Menjadi Upah Kita

Upah adalah pengganti jerih payah kerja. Yesus berkata: "Penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal." (Yohanes 4:36).

Ada suatu upah bagi pekerjaan yang dilakukan dengan setia - ada mahkota bagi para pekerja yang layak menerimanya.

Rasul Paulus menulis: "Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu? Sungguh kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami" (1 Tes 2:19-20).

Betapa besar sukacita kita di hadapan hadirat Tuhan ketika berkas-berkas dikumpulkan, pada saat penuaian telah diselesaikan.

a. "Buah Untuk Hidup Yang Kekal". Tidak hanya ada upah untuk masa yang akan datang, tapi ada juga upah untuk masa sekarang. Mereka yang menuai tuaian itu akan mengumpulkan "buah-buah untuk kehidupan kekal".

Apabila satu jiwa diselamatkan, maka itu berarti lebih dari sekedar "suatu keputusan yang lain" atau "hubungan yang lain" atau "anggota yang baru". Jika satu jiwa diselamatkan, seseorang telah dilahirkan ke dalam kehidupan kekal.

Ketika kita pergi kepada ladang-ladang yang menguning dan mengabarkan Injil Kristus, kita juga sedang mengumpulkan "buah-buah untuk kehidupan kekal".

Kemudian, ketika Tuan yang empunya tuaian itu muncul, penabur dan penuai akan bersama-sama menerima upah mereka.

Pesan Injil yang terakhir akan telah diberitakan. Kesaksian pribadi yang terakhir telah disampaikan, hubungan yang terakhir telah dibuat dan berkas yang terakhir telah dikumpulkan menjadi satu.

Marilah kita berbagi visi dari Tuan Penuai kita. Marilah kita mengikuti jejakNya. Marilah kita bergabung dalam "Operasi Penjangkauan" ini dan mengumpulkan tuaian sebelum Kristus kembali dan jaman ini berlalu. AMIN !

Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 
AttachmentSize
hasil_tuaian.htm179.88 KB

Komentar