Kredibilitas

Suatu kali, Dwight Eisenhower berkata:

"Untuk menjadi pemimpin, seseorang harus memiliki pengikut. Agar memiliki pengikut, ia harus memiliki rasa percaya diri. Sebab itu, tak diragukan lagi, kualitas utama dari seorang pemimpin, adalah integritas. Tanpanya, tak akan ada keberhasilan yang sejati, baik dalam kelompok masyarakat, di lapangan sepakbola, ketentaraan, ataupun kantor. Bila rekan-rekan kerja mendapati pemimpinnya berpura-pura atau tidak jujur, pemimpin itu akan jatuh. Perkataannya haruslah sesuai dengan tindakannya. Karena itulah, yang paling diperlukan seorang pemimpin adalah integritas dan tujuan yang tinggi."

Apakah kita dapat dipercaya? Apakah orang lain percaya pada kepemimpinan kita? Agar dapat memberi dampak terhadap kehidupan orang lain, kita harus menjadi pemimpin yang memiliki kredibilitas.

Pengertian Kredibilitas ----------------------- Kredibilitas adalah alasan yang masuk akal untuk bisa dipercayai. Seorang yang memiliki kredibilitas berarti dapat dipercayai, dalam arti kita bisa memercayai karakter dan kemampuannya. Sokrates mengatakan, "Kunci utama untuk kejayaan adalah membuat apa yang nampak dari diri kita menjadi kenyataan."

Istilah "integritas" dan "kejujuran" menolong kita dalam mengartikan kredibilitas.

Integritas adalah "keadaan yang merupakan satu kesatuan dan utuh". Istilah yang paralel artinya dengan integritas (bahasa Ibrani: "tom" atau "tomim") bisa membantu kita untuk memahaminya: "righteousness" (`kebenaran` dalam Mzm. 7:8); "uprightness" (`kejujuran` dalam Mzm. 25:21); "without wavering" (`tidak ragu-ragu` dalam Mzm. 26:1 NRSV, NASB, dan NIV); dan "blameless" (`tidak bercela` dalam Mzm. 101:2 NRSV); sebanyak dua ayat dalam bahasa Ibrani memakai kata "tom", sedangkan yang lainnya diterjemahkan sebagai "integritas".

Beberapa tokoh Alkitab dalam Perjanjian Lama menunjukkan integritas mereka. Mereka adalah Nuh (Kej. 6:9), Abraham (Kej. 17:1), Yakub (Kej. 25:27), Ayub (Ayb. 1:1, 8:2-3), dan Daud (1Rj. 9:4). Sering kali kata Ibrani tersebut diterjemahkan menjadi "perfect" (sempurna) atau "blameless" (tak bercela). Dalam Perjanjian Baru, kata integritas muncul hanya di Tit. 2:7 dalam kaitannya dengan pengajaran (NRSV, NIV, REB). Perihal kesucian hati atau pikiran tertuang dalam Mat. 5:8, 6:22; Yak. 1:7, 8:4-8 (Holman Bible Dictionary).

"Honesty" (kejujuran) berarti `keadilan dan keterusterangan suatu tindakan`. King James Version sering kali menggunakan "honesty" atau kata-kata lainnya yang serupa arti, sedangkan terjemahan modern memakai kata lain, seperti "honorable/honorably" (sopan dalam Rm. 13:13, Flp. 4:8, Ibr. 13:18, 1Ptr. 2:12); "noble" (mulia dalam Luk. 8:15, Rm. 12:17); "dignity" (kehormatan dalam 1Tim. 2:2); dan "properly" (dengan sopan dalam 1Tes. 4:12). Orang yang "memiliki reputasi jujur" adalah orang yang terkenal baik (Kis. 6:3, NRSV; Holman Bible Dictionary).

Para pemimpin memenangkan respek dan kepercayaan bila mereka melakukan apa yang benar, memberi masukan bagi para pengikut, memberikan telinganya untuk mendengarkan, memberi pujian bila pengikut bekerja dengan baik, menaati komitmen yang telah ditetapkan, saling memercayai dan melengkapi, bersama-sama menggenapi visi, bersikap terbuka, mengatasi masalah-masalah pribadi, mengakui kesalahan, memberikan solusi-solusi yang kreatif, dan mengajar dengan baik. Pemimpin yang kredibel memengaruhi hidup dan keputusan pengikut mereka.

Mitos tentang Kredibilitas dan Kepemimpinan ------------------------------------------- Ada banyak sekali mitos tentang kredibilitas dan kepemimpinan. Beberapa di antaranya dikemukakan di bawah ini.

- Citra diri (image) lebih penting daripada karakter. Kredibilitas akan berkembang bila karakter lebih dipentingkan dari citra diri. Kredibilitas akan rusak tanpa integritas. Kita memang bisa berpura-pura jujur, tulus, dan kompeten untuk sementara waktu, namun adanya tekanan dan masalah-masalah akan mengungkapkan karakter kita yang sebenarnya.

- Pemimpin memiliki lebih banyak hak dibanding pengikut. Kedudukan tidak menjamin adanya hak-hak istimewa. Malahan pemimpin memiliki hak lebih sedikit dan kewajiban yang lebih banyak daripada orang lain. Pemimpin yang melayani bahkan mengorbankan kepentingan pribadinya.

- Kepemimpinan adalah kedudukan yang penuh kekuasaan. Kepemimpinan bukanlah perihal kedudukan. Pada kenyataannya, kepemimpinan adalah pengaruh.

- Seorang pemimpin bisa memimpin karena kedudukannya, bukan karena teladan yang diberikannya. Seorang pemimpin yang kredibel memimpin karena teladan yang diberikannya, bukan karena kedudukannya yang berkuasa. Pemimpin yang tidak merealisasikan ucapannya tidak akan memiliki pengikut yang bertahan lama.

- Karisma adalah dasar kepemimpinan. Pandangan yang keliru ini bisa menyebabkan pemujaan terhadap sosok pemimpin yang "pahlawan". Karisma adalah hasil dari kepemimpinan yang efektif, bukan pendorong.

- Kehidupan pribadi dan publik tidak harus sejalan. Ini adalah upaya untuk menolerir cacat moral dan karakter. Kredibilitas membutuhkan keselarasan dan konsistensi di semua aspek kehidupan seseorang.

- Integritas tidaklah diperlukan dalam kesuksesan. Jika kita mengartikan kesuksesan dari sisi finansial, kedudukan, atau kekuasaan, integritas memang tidak diperlukan. Namun, kesuksesan yang sejati adalah hidup dalam keselarasan dengan prinsip-prinsip Tuhan dan ini memerlukan integritas.

Kredibilitas dan Kepercayaan ---------------------------- Kepemimpinan yang kredibel adalah kepemimpinan yang dapat dipercaya. Kepercayaan kita akan tumbuh melalui komunikasi yang terbuka dan jujur. Dalam hal ini, kepekaan pemimpin juga dibutuhkan. Rasa takut disakiti kerap kali menjadi penghalang berkembangnya suatu hubungan yang bisa menumbuhkan kepercayaan dan memengaruhi orang lain.

Ketika orang tidak memercayai sesuatu, mereka mulai berprasangka dan selalu menebak-nebak. Kurangnya kepercayaan menyebabkan seseorang menutup-nutupi, menyimpang dari, atau mengabaikan fakta karena merasa takut atau marah. Ketika seorang pekerja bersikap defensif, kesalahpahaman dalam berkomunikasi terjadi.

James M. Kouzes dan Barry Z. Posner membahas perihal kepercayaan dan hubungan. Studi yang mereka lakukan menunjukkan bahwa orang akan mampu mengambil keputusan dengan lebih baik bila bekerja bersama pemimpin yang dipercaya. Mereka saling terbuka dalam mengungkapkan perasaan, jujur mengenai masalah dalam kelompok, dan memiliki tekad untuk mencari solusi. Mereka juga menunjukkan adanya pengaruh timbal-balik yang baik, kepuasan kerja yang lebih, motivasi tinggi untuk menyikapi setiap keputusan, dan kedekatan antaranggota tim. Lebih dari 66% orang yang berada dalam kelompok dengan tingkat kepercayaan rendah mengatakan bahwa mereka akan sungguh-sungguh mempertimbangkan untuk mencari jabatan yang lain.

Faktor yang memengaruhi kredibilitas ------------------------------------ Fakta tentang kepercayaan: perbedaan utama antara kelompok yang kinerjanya tinggi dan kelompok yang kinerjanya rendah adalah tingkat kepercayaan mereka kepada atasan.

Kepercayaan bersifat rapuh dan peka, juga tidak datang dengan mudah maupun cepat. Kita tidak akan memercayai seseorang sampai kita merasa nyaman berada di dekatnya dan dihargai. Kita menginginkan orang lain untuk membuktikan dirinya sebelum kita menaruh kepercayaan pada mereka. Dan kepercayaan itu dapat hancur hanya dengan satu kesalahan.

Richard Huseman dan John Hatfield menggambarkan sikap dan perilaku yang timbul pada tingkat kepercayaan yang berbeda.

- Tidak ada kepercayaan. Orang-orang yang kehilangan kepercayaan dalam suatu hubungan, entah kepada pemimpin, atau organisasi, memiliki motto "Aku akan mengendalikan mereka sebelum mereka mengendalikan aku." Mereka hanya mengurusi kepentingan mereka sendiri untuk melindungi diri.

- Tingkat kepercayaan rendah. Orang-orang di tingkat ini selalu berprasangka dan tidak mau melakukan hal-hal melebihi tingkat kepercayaan mereka.

- Tingkat kepercayaan tinggi. Orang-orang di tingkat ini lebih menekankan memberi daripada menerima. Mereka yakin bahwa mereka tidak akan dimanfaatkan atau dikhianati.

Di samping itu, faktor keadilan juga berperan. Saat kita lebih banyak memberi daripada menerima, kita menginginkan keadilan. Orang menghitung harga dan keuntungan dalam suatu hubungan. Orang-orang seperti ini mungkin ada di dalam gereja atau lingkungan pekerjaan kita. Jika keuntungan yang diperoleh tidak seimbang dengan atau lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, mereka akan merasa frustrasi dan mungkin akan memutuskan untuk pergi. Begitu pulalah orang menilai kepemimpinan. Mereka mendukung pemimpinnya selama keuntungan yang didapat setara dengan harga yang dibayar. Dukungan, pelayanan, dan pemberian mereka mencerminkan persepsi mereka tentang keuntungan. Orang akan setia pada pemimpin yang dapat dipercaya dan memiliki kredibilitas.

Membangun Kepercayaan dan Meningkatkan Kredibilitas --------------------------------------------------- Bila kita menganggap seseorang tidak bisa dipercaya, kecil peluangnya bagi suatu hubungan yang berdasarkan kepercayaan untuk berkembang. Peluang untuk dilukai oleh orang lain selalu ada, namun pemimpin yang sejati akan mengambil risiko itu. Untuk itu, seorang pemimpin perlu menyatakan kepercayaannya lebih dahulu kepada orang lain.

Faktor pendukung lainnya, yaitu kepekaan terhadap keperluan dan minat orang lain. Dengan cara menanyakan secara langsung apa yang pengikut butuhkan, mendengarkan nada suara mereka, dan mengajukan pertanyaan sebagai tanda kepedulian, orang akan menilai bahwa pemimpin mereka tulus dalam memberi perhatian.

Selain itu, semangat bekerja sama juga perlu untuk dikembangkan. Zig Ziglar menguraikan lima aturan untuk menumbuhkan semangat kerja sama sebagai berikut. - Pemimpin yang peka dan efektif menyadari bahwa tidak semua fakta ia ketahui. - Kepemimpinan yang sesungguhnya meliputi bekerja sama dengan dan meraih hasil maksimal dari orang-orang yang tidak sependapat dengan kita. - Pemimpin yang efektif melihat pandangan orang lain. Ia menekankan manfaat kerja sama, bukannya menuntut kerja sama dari para pengikutnya. - Pemimpin yang terorganisir merencanakan setiap tindakannya. Ia memilih waktu dan tempat yang tepat untuk mengutarakan gagasannya dengan jelas dan ringkas. - Pemimpin yang berhasil tidak membiarkan prasangka menghalangi para pengikut dalam menerima usul dan gagasan yang valid. Ia ingin memenangkan kerja sama dengan pikiran yang terbuka.

Menilai Kepemimpinan -------------------- Orang yang memandang pemimpinnya sebagai pemimpin yang kredibel juga melihat dirinya sendiri, tanggung jawabnya, rekan kerjanya, dan organisasinya dengan cara yang berbeda dari orang yang memandang pemimpinnya tidak memiliki kredibilitas.

Apakah organisasi Anda memandang Anda sebagai pemimpin yang memiliki kredibilitas? Seorang pemimpin sejati memiliki lebih dari sekadar nama jabatan kepemimpinan. Ia juga memiliki rasa percaya kepada diri sendiri dan kepada orang-orang yang mengikutinya. (t/Lanny)

Sumber diterjemahkan dari: Nama situs : We Build People Judul asli : Credibility Penulis : Steve Mills Alamat situs: http://webuildpeople.ag.org/wbp_library/9507_credibility.cfm

File: 

Komentar