Kepemimpinan Kristen dan Pengaruhnya di Abad XXI (Bagian II)

Ada dua hal yang sangat penting dalam mewujudkan sikap Kristen menghadapi setiap tantangan zaman untuk menjadi berkat bagi dunia dengan nilai kekal berdasarkan gaya hidup dan ajaran Kristus Yesus:

1. Pemimpin Kristen Diteguhkan Allah dengan Kapasitas Kepemimpinan yang Tangguh untuk Memimpin.

Dari ulasan Prof. Dr. J. Robert Clinton sebelumnya, dapat dilihat bahwa panggilan Allah atas seorang pemimpin Kristen, diteguhkan-Nya dengan kapasitas sebagai pemimpin. Kapasitas yang dimaksudkan di sini adalah bersifat inklusif, melibatkan segala faktor penting yang berperan mewujudkan kepenuhan diri seorang pemimpin. Yang dimaksud dengan pemimpin Kristen berkapasitas penuh di sini adalah memiliki bobot, daya atau kekuatan, yang menjadikannya lengkap dengan kecakapan atau kepandaian tinggi untuk memimpin.

Disorot dari perspektif Alkitab, pemimpin Kristen dilihat sebagai pribadi yang memiliki kapasitas tinggi, karena Allah mengaruniakan karisma kepemimpinan kepadanya sebagai dasar bagi kapasitas dirinya menjadi pemimpin kompeten (Roma 12:8c). Karisma kepemimpinan adalah dasar kepenuhan diri pemimpin Kristen yang menjadikannya sebagai pemimpin tangguh. Karisma kepemimpinan ini memberi kapasitas khusus kepada pemimpin, sehingga ia dapat berkembang secara luar biasa, menjadi pemimpin dengan kapasitas yang utuh. Pemimpin yang dirahmati Allah dengan karisma kepemimpinan ini meneguhkannya sehingga ia memiliki power base (dasar kekuasaan, Red) yang meneguhkan dirinya menjadi pemimpin kompeten.

Pada sisi lain, kapasitas pemberian Allah ini menunjukkan adanya suatu tanggung jawab pengembangan diri, di mana pemimpin hanya dapat mewujudkan kapasitas dirinya menjadi penuh apabila ia secara bertanggung jawab menempatkan diri dalam suatu proses pengembangan kapasitas yang mengembangkan diri dari sisi kognitif atau intelektual. Pemimpin perlu secara arif menetapkan pengembangan wawasan pengetahuannya secara komprehensif, yang olehnya ia dapat menjadi narasumber yang berbobot. Di samping itu, ia harus menekuni pengembangan wawasan kognitifnya dengan bidang keilmuan yang khas, sehingga ia memiliki pengetahuan khas yang lebih di mana pada akhirnya menempatkan dirinya sebagai pribadi yang berada di garis depan dari orang kebanyakan (Amsal 19:8; 8:33). Hal ini akan terwujud apabila sang pemimpin berhasil membuat "kekuatannya diperhitungkan orang" (Peter Drucker).

Kapasitas yang menandakan kepenuhan diri pemimpin memberikan kepadanya kekuatan yang nampak pada kewibawaan khusus yang ada padanya (Amsal 24:5). Dengan kapasitas seperti ini, pemimpin memiliki kemampuan kepemimpinan yang andal, di mana ia dapat membawa orang-orang yang dipimpinnya lebih maju ke depan, karena seorang pemimpin dapat membawa kemajuan kepada kepemimpinannya tergantung kepada kadar kapasitas kognitifnya yang ada padanya. Penegasan ini menafikan kenaifan pandangan sementara orang Kristen yang menolak kemanfaatan pengembangan kapasitas kognitif (Pengkhotbah 12:12). Pada sudut lain menolak pandangan yang salah tentang Allah yang dijadikan sembrono karena Ia "memakai orang bodoh" (1 Korintus 1:25-31). Perlu disadari bahwa pengembangan diri mengandung tantangan dan risiko karena itu menuntut adanya kemauan kuat untuk berubah ke arah kemajuan. Pada sisi lain, Allah hanya akan memakai orang-orang-Nya dengan tingkat kapasitas yang berbeda, untuk melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan.

Dengan menyadari bahwa Allah telah mengaruniakan kapasitas kemampuan kepada pemimpin-pemimpin Kristen diawali dengan karisma kepemimpinan yang dianugerahkan-Nya kepada setiap pemimpin, yang memastikan bahwa ada bobot, daya atau kekuatan dari Allah yang melengkapinya menjadi pemimpin dengan kapasitas pasti. Dengan kapasitas dasar pemberian Allah ini, setiap pemimpin Kristen yang dengan sadar membayar harga pengembangan kapasitasnya, akan menemukan bahwa Allah akhirnya akan menempatkan dirinya pada posisi "the leading edge" (sisi yang mengarahkan, Red) yang akan "take the lead" (mengambil pandu/peran, Red) dengan kapasitas tinggi yang nantinya diperhitungkan oleh orang lain.

Mencermati apa yang telah diuraikan di depan, dapatlah dikatakan bahwa Allah yang meneguhkan pemimpin Kristen dengan kapasitas pemberian-Nya menjamin bahwa kepemimpinan Kristen dapat mewujudkan kebaikan tertinggi karena kapasitas pemberian Allah tersebut. Dengan kapasitas kepemimpinan seperti ini, pemimpin atau kepemimpinan Kristen dapat berdiri mempertanggungjawabkan imannya dengan memimpin umat Allah menjadi dan membawa berkat kepada masyarakat banyak melewati tembok-tembok gereja.

2. Pemimpin Kristen Dijamin oleh Allah dengan Kapabilitas Kepemimpinan yang Penuh untuk Memimpin.

Berbicara tentang kapasitas pemimpin seperti yang telah diuraikan di depan, hal mana berhubungan dengan kondisi bobot atau daya yang ada padanya, sedangkan kapabilitas adalah unsur dinamis dari kapasitas berupa kemampuan atau kesanggupan untuk berbuat. Mengaitkan penjelasan ini dengan hakikat pemimpin Kristen yang diuraikan oleh J. Robert Clinton di depan dapat dikatakan bahwa kapabilitas adalah kemampuan atau kesanggupan yang ada pada pemimpin yang olehnya ia mampu melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan. Kesanggupan seperti ini dapat disebut sebagai kecakapan atau keahlian khas yang memberi kemampuan untuk memimpin atau menggerakkan orang yang dipimpin ke arah tujuan yang telah dicanangkan yang dapat diwujudkan dengan kinerja tinggi (Band. Nehemia 1-5; Amsal 24:6; 11:14; 15:22; 31:10-31; Lukas 14:28-33; Kejadian 11:6).

Dari perspektif praksis, kapabilitas kepemimpinan ini menyentuh dua sisi yaitu kecakapan atau keahlian sosial, dan kecakapan atau keahlian teknis. Tuhan Yesus Kristus dalam Markus 10:35-45 menegaskan bahwa kepemimpinan-Nya dibangun di atas hubungan-hubungan yang dilakukan sesuai kehendak Allah dengan menolak "kronisme" dan atau "koncoisme" bagi kepentingan diri yang meruntuhkan kepemimpinan itu sendiri. Hal ini diwujudkan-Nya dengan menempatkan para murid-Nya dalam kelompok untuk belajar membina hubungan sosial, karena hubungan-hubungan yang dibangun dengan penuh tanggung jawab menandakan keberhasilan yang akan digapai oleh seorang pemimpin. Hal ini dijelaskan oleh R.W. Emerson bahwa "kadar dan rentang serta banyaknya hubunganlah yang membawa keberhasilan kepemimpinan seorang pemimpin." Pada sisi lain, Tuhan Yesus menegaskan bentuk keahlian kerja atau teknis yaitu kemampuan atau kapabilitas mengelola atau memanajemeni kerja dengan pola "pelayan atau hamba" yang terfokus pada "service" (melayani) yang diwujudkan secara terfokus dengan komitmen yang tinggi. Pola manajemen Kristus ini memastikan bahwa dengan menekankan kepada kerja (fungsi atau peran pelayan - hamba) yang terfokus kepada service (melayani), maka kepemimpinan Kristen akan menempatkan perannya di depan tanpa perlu memosisikan diri sebagai pesaing dalam kancah persaingan.

Dari perspektif kepemimpinan yang dipelopori Tuhan Yesus Kristus ini terlihat bahwa Ia dengan sendirinya meletakkan dasar kapabilitas kepemimpinan bagi para pemimpin Kristen. Kapabilitas kepemimpinan seperti ini menegaskan bahwa pemimpin Kristen oleh rahmat Allah diharapkan dapat mewujudkan kecakapan atau kecerdasan sosial yang dibangun, ia dapat menjalankan tanggung jawab kepemimpinan untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Dengan keahlian sosial seperti ini, pemimpin Kristen memiliki landasan yang kuat untuk mengekspresikan kapabilitasnya secara teknis dengan mengelola atau memanajemeni kerja yang terfokus pada "service" yang menjamin keberhasilan kepemimpinan dengan kinerja tinggi yang diwujudkan dengan membawa atau menggerakkan (ada kinerja tinggi) orang yang dipimpin ke arah "tujuan" Allah bagi (orang Kristen) dan melalui mereka kepada dunia.

Dengan kapabilitas seperti yang disinggung di atas, pemimpin dan kepemimpinan Kristen akan menemukan bahwa kepemimpinan Kristen dapat menempatkan diri di atas kondisi apa pun dan mewujudkan kinerja berlandaskan pola manajemen yang terfokus kepada "service". Perwujudan kinerja yang terfokus pada "service" seperti ini dapat dilakukan oleh para pemimpin Kristen dengan bercermin kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah meletakkan landasan kukuh bagi pemimpin Kristen melalui hidup serta karya-Nya. Dengan demikian, para pemimpin Kristen sebenarnya memiliki jaminan bahwa kepemimpinan Kristen dapat memiliki pengaruh yang kuat untuk membawa berkat bagi masyarakat banyak, karena "Yesus Kristus tetap sama, kemarin, hari ini, dan selama-lamanya" (Ibrani 13:8). Karena itu kepemimpinan Kristen memiliki alasan kuat untuk tetap eksis, di mana para pemimpin Kristen terpanggil untuk menjadi berkat, sehingga mereka dapat berkiprah untuk segala masa termasuk pada abad XXI ini dalam segala bidang kehidupan.

Penutup

Telah disentil di depan, bahwa gereja sebagai "Societas Deo" (Umat Allah, Red) sedang berada di tengah percaturan dunia dengan tantangan yang kompleks. Kompleksitas tantangan yang mengglobal tidak harus membuat kita terpengaruh karena hal itu telah dan akan tetap ada (band. 2 Timotius 3:1-5). Hal yang harus dibuat yaitu kita perlu menetapkan sikap Kristen untuk menanggapi tantangan itu dengan menjadi berkat bagi dunia. Jaminannya adalah bahwa Allah yang telah memanggil kita akan meneguhkan kita untuk bersiap-siap dan sigap menjadi berkat bagi dunia, yang untuk-Nya kita diutus (Yohanes 17:18; 20:21).

Berkenaan dengan komitmen untuk mengabdi dengan setia kepada Tuhan pada abad XXI ini, kita diingatkan bahwa Allah menjamin bahwa gereja-Nya akan tetap teguh berdiri untuk menjadi saluran berkat-Nya bagi dunia, di mana Ia sendirilah yang memanggil bagi diri-Nya para pemimpin dengan integritas dan kredibilitas karakter yang tinggi; kapasitas pengetahuan yang tinggi serta kapabilitas kinerja yang tinggi. Fondasi kepemimpinan Kristen yang kuat seperti ini memungkinkan gereja berkiprah memengaruhi dunia di abad XXI dengan nilai kekal dari hidup dan ajaran Yesus Kristus, Tuhan kita. Dengan kesadaran dan sikap ini, para pemimpin Kristen dapat mewujudkan 'aurora' (seberkas cahaya, Red) kepemimpinan cemerlang yang menjadi penentu tren hidup abad XXI ini.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul jurnal: PELITA ZAMAN
Edisi jurnal: Volume 16, Nomor 2 (Mei 2001)
Penulis : Yakob Tomatala
Penerbit : Yayasan Pengembangan Pelayanan Kristen Pelita Zaman, Bandung, 2001
Halaman: 12 -- 16
File: 

Komentar