Kisah Penciptaan dan Kejatuhan Manusia

Kitab Suci dan Para Malaikat

Allah SWT. merasa sangat prihatin dan mempunyai perhatian yang besar terhadap manusia. Oleh karena itu, Allah ingin supaya manusia mengetahui tentang diri-Nya dan rencana-Nya bagi manusia itu sendiri. Supaya keinginan Allah ini terpenuhi, Allah memilih beberapa orang untuk menuliskan apa yang dikatakan atau difirmankan-Nya kepada mereka. Perkataan Allah itu berisikan penjelasan tentang siapa Allah dan apa rencana-Nya bagi manusia. Perkataan-Nya itu disusun menjadi Kitab-Kitab Suci.

Kitab Suci bermanfaat bagi semua orang karena Kitab Suci menjelaskan sifat Allah SWT. yang sebenarnya, juga menjelaskan tentang penciptaan dunia ini, dan tentang keberadaan manusia. Dari Kitab Suci kita mengetahui bahwa Allah yang Maha Esa itu tidak seperti manusia. Allah tidak berawal dan tidak berakhir. Lebih dari itu, Allah mahakuasa sehingga Ia dapat menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya.

Sebelum Allah SWT. menciptakan manusia, Allah telah menciptakan ribuan malaikat. Mereka diciptakan dengan sempurna dan mereka tidak berdosa. Malaikat-malaikat itu adalah roh. Mereka menyembah Allah sebab mereka adalah pelayan Allah.

Ada satu malaikat yang lebih pandai dan lebih baik daripada yang lain, namanya Lusifer. Allah SWT. menentukan Lusifer untuk menjadi pengurus semua malaikat. Namun lama-kelamaan Lusifer menjadi sangat sombong dan ingin berkuasa seperti Allah. Lusifer memimpin banyak malaikat untuk kufur dan memberontak terhadap Allah. Tetapi Allah mengetahui pikiran Lusifer yang jahat. Akhirnya pemberontakan itu gagal oleh sebab Allah mahatahu dan mahakuasa.

Para malaikat yang memberontak itu berdosa kepada Allah SWT. Oleh karena itu, Allah mengusir mereka dari surga, tempat di mana mereka selama ini tinggal bersama Allah. Allah itu mahasuci, jadi Dia tidak dapat hidup bersama dengan makhluk-makhluk yang memberontak dan yang berdosa tadi. Allah selanjutnya mengatakan bahwa pada saat yang akan datang, Dia akan menghukum malaikat-malaikat yang jahat itu untuk selama-lamanya.

Kemudian Allah SWT. mengubah nama Lusifer yang berarti terang, menjadi Iblis yang berarti penipu. Iblis dan malaikat-malaikat yang jahat menjadi musuh-musuh Allah. karena mereka telah melawan Allah. Sekarang, malaikat-malaikat yang mengikut Iblis disebut roh-roh jahat atau syaitan. Mereka melawan kebenaran dan tidak menghendaki kita mendengarkan firman Allah. Mereka adalah para penguasa dan pelaku kebathilan. Kita tahu bahwa cerita ini benar karena telah diwahyukan dalam Kitab-Kitab Suci.

Pertanyaan:

Siapakah yang merencanakan untuk menulis Kitab-Kitab Suci?

Apakah Allah SWT. ada permulaan-Nya?

Siapakah yang menciptakan malaikat?

Siapakah Iblis itu?

Siapakah roh jahat itu?

Apakah dosa Lusifer?

Bagaimana kita mengetahui hal itu?

Acuan: Yesaya 14:13-14; Yehezkiel 28:12-17; 2 Petra 1:20-21

Allah SWT. Menciptakan Dunia Ini

Dalam Kitab Suci Taurat, yaitu dalam surat At-Takwin (Kejadian), tertulis mengenai segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT. Allah menciptakan segala sesuatu hanya melalui firman-Nya saja, yaitu "Kun Fa Yakun!"

Pada mulanya Allah SWT. menciptakan langit dan bumi. Lalu terang itu dijadikan. Itulah hari yang pertama. Kemudian Allah SWT. berkata, "Jadilah sebuah kubah untuk membagi air itu menjadi dua, dan menahannya dalam dua tempat yang terpisah." Lalu hal itu terjadi. Kubah itu dinamakan-Nya langit. Itulah hari yang kedua.

Lalu Allah SWT. berfirman, "Hendaklah air mengalir ke satu tempat sehingga tanah akan kelihatan." Allah menamakan tanah itu darat. Kumpulan air itu dinamakan-Nya laut. Allah berfirman lagi, "Hendaklah tanah mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan." Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Itulah hari yang ketiga.

Pada hari yang keempat, Allah menciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang. Pada hari yang kelima, Allah menciptakan ikan-ikan dan segala jenis binatang yang hidup di dalam air dan burung-burung di udara dan setiap makhluk yang dapat terbang.

Pada hari yang keenam, Allah SWT. menciptakan segala jenis binatang darat. Kemudian Allah menciptakan Nabi Adam supaya dapat menikmati semua ciptaan Allah dan supaya dia dapat mengenal Allah. Tetapi Nabi Adam tidak mempunyai teman, hanya ada binatang-binatang. Oleh karena itu, Allah SWT. berfirman, "Tidak baik manusia hidup seorang diri, Aku akan menciptakan teman yang cocok untuk membantunya."

Allah SWT. membuat Nabi Adam tidur nyenyak. Selagi ia tidur, Allah mengeluarkan salah satu tulang rusuk dari tubuhnya, lalu Allah menutup tempat bekas tulang rusuk itu dengan daging. Dari tulang rusuk itu Allah menciptakan seorang perempuan. Waktu Nabi Adam bangun, ia melihat wanita itu yang telah Allah SWT. ciptakan. Nama wanita itu Siti Hawa. Nabi Adam senang sekali dan berkata, "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Allah menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam supaya ia selalu dekat dengan hati Nabi Adam.

Allah SWT. lebih lanjut menyuruh mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah supaya keturunanmu mendiami seluruh muka bumi serta menjadi khalifah bagi-Nya." Merekalah nenek moyang kita. Allah melihat semua yang diciptakan-Nya, dan Dia merasa senang sebab semuanya baik. Maka selesailah penciptaan seluruh alam semesta. Pada hari yang ketujuh, Allah SWT. telah menyelesaikan pekerjaan-Nya itu.

Pertanyaan:

Siapakah yang menciptakan segala sesuatu? Bagaimana caranya?

Jika Allah SWT. adalah Pencipta segala sesuatu, semuanya itu milik siapa?

Berapa lama Allah SWT. menciptakan dunia ini.

Mengapa Allah SWT. berkata, "Tidak baik manusia hidup seorang diri?"

Bagaimana manusia pertama diciptakan?

Bagaimana wanita pertama diciptakan?

Siapakah yang menentukan pernikahan yang pertama itu?

Apa yang Allah SWT. lakukan pada hari yang ketujuh?

Acuan: Kejadian 1-2

Nabi Adam dan Siti Hawa Berbuat Dosa

Allah SWT. menciptakan tempat yang sangat indah, namanya Taman Firdaus sebagai tempat tinggal untuk Nabi Adam dan Siti Hawa. Di Taman Firdaus ada bermacam-macam pohon buah-buahan, dan makanan pun cukup. Di sana semuanya serba bagus, indah, dan sempurna. Allah berada dekat dengan Nabi Adam dan Siti Hawa.

Allah SWT. bercerita kepada Nabi Adam dan Siti Hawa mengenai dua pohon yang ada di tengah-tengah Taman Firdaus. Pohon pertama disebut pohon kehidupan dan yang kedua disebut pohon kuldi (bijaksana). Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Engkau boleh makan buah-buahan dari semua pohon di taman ini, kecuali dari pohon kuldi. Sebab jika engkau memakannya, engkau pasti akan mengalami kematian."

Pada suatu hari, Iblis masuk ke dalam seekor ular supaya dapat menipu Siti Hawa. Iblis berkata kepada Siti Hawa, "Apakah Allah benar-benar melarang kalian makan buah-buahan dari segala pohon di taman ini?"

Siti Hawa menjawab, "Kami boleh makan buah-buahan dari setiap pohon di dalam taman ini, kecuali dari pohon yang ada di tengah-tengah taman itu. Allah melarang kami makan buah dari pohon itu ataupun menyentuhnya. Jika kami melakukannya, kami akan mati."

Ular itu menjawab, "Itu tidak benar; kalian tidak akan mati. Allah mengatakan itu karena Dia tahu jika kalian makan buah itu, pikiran kalian akan terbuka. Kalian akan menjadi sama seperti Allah, mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat."

Siti Hawa melihat bahwa pohon itu indah, dan buahnya tampak enak untuk dimakan. Oleh sebab itulah ia memetik buah pohon yang dilarang oleh Tuhan Allah SWT., lalu memakannya, dan memberikannya juga kepada suaminya. Jadi Nabi Adam pun ikut memakannya. Begitu mereka memakan buah terlarang itu, Nabi Adam dan Siti Hawa mengetahui bahwa mereka telanjang. Mereka langsung membuat pakaian dari dedaunan. Allah mengetahui bahwa Nabi Adam dan Siti Hawa telah berdosa. Sungguh mahabesar Allah yang mengetahui segala sesuatu.

Kemudian, Nabi Adam dan Siti Hawa menjadi takut. Mereka lalu menyem-bunyikan diri. Allah memanggil mereka dan Nabi Adam menjawab, "Saya ada di sini. Saya menyembunyikan diri karena saya telanjang."

Lalu Allah SWT. bertanya, "Siapa yang mengatakan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau memakan buah itu yang Kularang engkau makan?"

Nabi Adam menjawab, "Perempuan yang Engkau berikan untuk menemani saya memberi buah itu kepada saya, lalu saya memakannya." Siti Hawa berkata, "Saya ditipu ular, sehingga saya makan buah itu."

Nabi Adam dan Siti Hawa telah berdosa terhadap Allah SWT. oleh sebab mereka telah melanggar larangan-Nya. Mereka telah menjadi sama seperti Iblis, tidak taat kepada firman Allah SWT.

Pertanyaan:

Apakah dosa Nabi Adam dan Siti Hawa?

Mengapa Nabi Adam dan Siti Hawa takut akan Allah SWT.?

Kalau Allah SWT. itu mahatahu, mengapa Dia memanggil Nabi Adam?

Acuan: Kejadian 3:1-13

Hukum dan Janji

Sesudah Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar perintah Allah SWT., Allah menghukum mereka. Hukuman itu sebagai berikut:

Ular itu dihukum karena Iblis telah berbicara melalui ular itu. Ular itu harus berjalan menjalar dengan perutnya. Allah SWT. memberitahu Iblis bahwa Iblis akan menjadi musuh Nabi Adam dan Siti Hawa serta anak cucunya. Allah juga mengatakan bahwa pada masa yang akan datang salah seorang keturunan Siti Hawa akan mengalahkan Iblis.

Allah SWT. mengatakan bahwa oleh sebab dosanya, Siti Hawa akan menderita pada waktu melahirkan. Selanjutnya, Siti Hawa harus tunduk di bawah kepemimpinan Nabi Adam.

Allah SWT. juga memberitahu Nabi Adam bahwa tanah menjadi terkutuk oleh karena dosa Nabi Adam. Semak dan duri akan tumbuh. Seorang laki-laki harus bekerja keras supaya dapat memperoleh makanan yang cukup dari hasil tanah.

Kepada kedua-duanya Allah SWT. mengatakan bahwa pada suatu hari mereka akan mati. Tubuh mereka akan kembali menjadi tanah. Karena dosa, mereka akan mati di dunia ini.

Meskipun Nabi Adam dan Siti Hawa sudah membuat pakaian dari daun-daun untuk menutupi diri mereka, Allah SWT. masih membuatkan pakaian untuk mereka dari kulit binatang. Ini berarti bahwa binatang itu mati karena dosa Nabi Adam dan Siti Hawa. Walaupun mereka layak dihukum mati, Allah penuh rahmat terhadap mereka. Kematian binatang itu menggantikan kematian Nabi Adam dan Siti Hawa. Walaupun begitu, mereka akan mati pada waktu yang sudah ditentukan oleh Allah. Itu adalah akibat dosa mereka.

Lalu Allah SWT. mengusir Nabi Adam dan Siti Hawa dari Taman Firdaus; mereka tidak lagi menjalin hubungan dengan Allah. Allah menempatkan malaikat dengan sebuah pedang berapi di depan pintu masuk ke Taman Firdaus sehingga taman itu tidak dapat mereka masuki lagi. Tidak seorang pun dari antara mereka dapat masuk ke taman itu lagi karena mereka sudah berdosa.

Walaupun begitu, ada sesuatu yang menimbulkan harapan. Allah SWT. menga-barkan suatu janji kepada Nabi Adam dan Siti Hawa. Allah berfirman, "Nanti akan datang seorang Mahdi (Penyelamat). Orang itu (Imam Mahdi) akan meremukkan kepala ular, sedangkan ular itu akan menggigit tumit Sang Penyelamat itu." Artinya, nanti akan datang Seseorang yang diutus oleh Allah sebagai Penyelamat. Orang yang diharapkan itu akan menderita karena ular atau Iblis itu. Dia sendirilah yang akan menjadi Kurban Agung bagi kita. Dia akan membebaskan manusia dari kematian kekal. Oleh karenaYang dijanjikan itu, manusia dapat berhubungan dan bersatu lagi dengan Allah SWT.

Pertanyaan:

Apakah hukuman yang Allah SWT. berikan itu adil?

Apa yang mengakibatkan masalah antara Allah SWT. dan manusia?

Apakah akibat dari dosa?

Harapan apakah yang dimiliki manusia yang sudah terpisah dari Allah SWT.?

Acuan: Kejadian 3:14-24

Allah SWT. Menghukum Manusia dengan Banjir

Pada saat Nabi Adam dan Siti Hawa meninggal dunia, sudah terdapat banyak orang di dunia ini karena mereka mempunyai banyak anak. Sayangnya, sejak Nabi Adam berdosa, semua orang ikut berdosa. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Lambat laun orang-orang berhenti menyembah Allah SWT. dan menjadi makin jahat.

Dari firman Allah SWT. kita membaca: "Tuhan melihat betapa jahatnya orang-orang di bumi; semua pikiran mereka selalu jahat. Ia pun menyesal telah menjadikan mereka dan menempatkan mereka di bumi." Ia begitu kecewa, sehingga Ia berkata, "Akan Kubinasakan manusia yang telah Kuciptakan itu." Tetapi, di antara manusia yang jahat itu ada seseorang yang sholeh, yaitu Nabi Nuh yang sangat taqwa kepada Allah. Allah berbelas kasihan kepada Nabi Nuh.

Allah SWT. berfirman kepada Nabi Nuh, "Hanya engkau dan istrimu, bersama tiga orang anakmu laki-laki dan istri-istri mereka akan hidup." Kemudian Allah SWT. menjelaskan kepada Nabi Nuh bagaimana dia harus membuat sebuah kapal yang besar sekali untuk menyelamatkan mereka dari banjir. Kapal itu disebut bahtera.

Allah SWT. menjelaskan kehendak-Nya kepada Nabi Nuh. "Aku akan menurunkan hujan. Banjir besar akan menutupi seluruh permukaan bumi ini. Semuanya akan dimusnahkan. Oleh karena semua binatang juga akan tenggelam, engkau harus membawa setiap jenis makhluk hidup, jantan dan betina, ke dalam bahteramu. Bawalah juga makanan untuk engkau sekeluarga dan juga untuk binatang-binatang."

Nabi Nuh melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Allah SWT. kepadanya. Selama kira-kira 100 tahun, Nabi Nuh membangun bahtera dan mengumpulkan makanan. Nabi Nuh memberitahukan peringatan Allah kepada orang-orang lainnya, tetapi mereka tidak percaya. Mereka malah mengejek Nabi Nuh sekeluarga. Akhirnya, bahtera itu selesai dibangun. Allah SWT. menyuruh Nabi Nuh dan keluarganya serta semua jenis binatang masuk ke dalam bahtera. Lalu Allah sendiri menutup pintu kapal itu.

Kemudian hujan turun, terus-menerus. Sejak bumi diciptakan, belum pernah turun hujan. Hujan deras berlangsung selama 40 hari. Terjadilah banjir yang dahsyat. Segala sesuatu tertutup air. Gunung-gunung yang paling tinggi pun tertutup air hujan. Semua makhluk hidup tenggelam kecuali yang ada di dalam bahtera. Setelah 40 hari hujan berhenti, tetapi air masih menutupi permukaan bumi selama 6 bulan. Akhirnya air pun surut. Nabi Nuh beserta keluarganya dan semua binatang keluar dari bahtera. Lalu Nabi Nuh membangun tempat sembahyang dan mengorbankan seekor domba yang diwajibkan oleh Allah SWT. Allah senang menerima persembahan Nabi Nuh. Allah menciptakan pelangi sebagai tanda bahwa Dia tidak akan memusnahkan bumi ini dengan banjir lagi.

Allah SWT. menyuruh Nabi Nuh dan keluarganya beranak banyak supaya di bumi ini ada banyak orang lagi. Anak-anaknya mempunyai banyak anak. Tidak lama kemudian ada banyak orang lagi di dunia ini.

Pertanyaan:

Mengapa Allah SWT. memutuskan untuk memusnahkan bumi dengan banjir?

Siapakah yang tidak mati tenggelam? Mengapa?

Bagaimana Nabi Nuh sekeluarga diselamatkan?

Apa yang Nabi Nuh lakukan setelah dia keluar dari bahtera?

Acuan: Kejadian 6-8

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 
AttachmentSize
kejatuhan_manusia.doc59 KB

Komentar