Daftar Cerita

Spiritual Leadership > PEMURIDAN > Buku Panduan (Mentoring) > Belajar Bersama Mentor

Allah Menciptakan Dunia Ini - Kejadian 1-2

Dalam Kitab Suci Taurat, yaitu dalam surat At-Takwin (Kejadian), tertulis mengenai segala sesuatu yang diciptakan Allah. Allah menciptakan segala sesuatu hanya melalui firman-Nya saja, yaitu "Kun Fa Yakun!"

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Lalu terang itu dijadikan. Itulah hari yang pertama. Kemudian Allah berkata, "Jadilah sebuah kubah untuk membagi air itu menjadi dua, dan menahannya dalam dua tempat yang terpisah." Lalu hal itu terjadi. Kubah itu dinamakan-Nya langit. Itulah hari yang kedua.

Lalu Allah berfirman, "Hendaklah air mengalir ke satu tempat sehingga tanah akan kelihatan." Allah menamakan tanah itu darat. Kumpulan air itu dinamakan-Nya laut. Allah berfirman lagi, "Hendaklah tanah mengeluarkan segala macam tumbuh-tumbuhan." Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Itulah hari yang ketiga.

Pada hari yang keempat, Allah menciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang. Pada hari yang kelima, Allah menciptakan ikan-ikan dan segala jenis binatang yang hidup di dalam air dan burung-burung di udara dan setiap makhluk yang dapat terbang.

Pada hari yang kelima, Allah menciptakan burung-burung dan binatang-binatang laut. Pada hari yang keenam, Allah menciptakan segala jenis binatang darat. Allah menciptakan Nabi Adam supaya dapat menikmati semua ciptaan Allah dan supaya dia dapat mengenal Allah. Tetapi Nabi Adam tidak mempunyai teman, hanya ada binatang-binatang. Maka, Allah berfirman, "Tidak baik manusia hidup seorang diri, Aku akan menciptakan teman yang cocok untuk membantunya."

Allah membuat Nabi Adam tidur nyenyak. Selagi ia tidur, Allah mengeluarkan salah satu tulang rusuk dari tubuhnya, lalu menutup tempat bekas tulang rusuk itu dengan daging. Dari tulang rusuk itu Allah menciptakan seorang perempuan. Waktu Nabi Adam bangun, ia melihat wanita itu yang telah Allah ciptakan. Nama wanita itu Siti Hawa. Nabi Adam senang sekali dan berkata, "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku." Allah menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam supaya ia selalu dekat dengan hati Nabi Adam.

Allah lebih lanjut menyuruh mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah supaya keturunanmu mendiami seluruh muka bumi serta menjadi khalifah bagi-Nya." Merekalah nenek moyang kita. Allah melihat semua yang diciptakan-Nya, dan Dia merasa senang sebab semuanya baik. Maka selesailah penciptaan seluruh alam semesta. Pada hari yang ketujuh, Allah telah menyelesaikan pekerjaan-Nya itu.

Pertanyaan:

1. Siapakah yang menciptakan segala sesuatu? Bagaimana caranya?

2. Jika Allah adalah Pencipta segala sesuatu, semuanya itu milik siapa?

3. Berapa lama Allah menciptakan dunia ini?

4. Mengapa Allah berkata, "Tidak baik manusia hidup seorang diri?"

5. Bagaimana manusia pertama diciptakan?

6. Bagaimana wanita pertama diciptakan?

7. Siapakah yang menentukan pernikahan yang pertama itu?

8. Apa yang Allah lakukan pada hari yang ketujuh?

Nabi Adam dan Siti Hawa Berbuat Dosa - Kej 3:1-13

Allah menciptakan tempat yang sangat indah, namanya Eden, sebagai tempat tinggal untuk Nabi Adam dan Siti Hawa. Eden itu sempurna seperti firdaus. Di sana ada bermacam-macam pohon buah-buahan, dan makanan pun cukup. Semuanya serba bagus, indah, dan sempurna. Allah berada dekat dengan Nabi Adam dan Siti Hawa.

Allah bercerita kepada Nabi Adam dan Siti Hawa mengenai dua pohon yang ada di tengah-tengah Taman Eden itu. Pohon pertama disebut pohon kehidupan dan yang kedua disebut pohon kuldi (bijaksana). Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Engkau boleh makan buah-buahan dari semua pohon di taman ini, kecuali dari pohon kuldi. Sebab jika eng-kau memakannya, engkau pasti akan mengalami kematian."

Pada suatu hari, Iblis masuk ke dalam seekor ular supaya dapat menipu Siti Hawa. Iblis berkata kepada Siti Hawa, "Apakah Allah benar-benar melarang kalian makan buah-buahan dari segala pohon di taman ini?"

Siti Hawa menjawab, "Kami boleh makan buah-buahan dari setiap pohon di dalam taman ini, kecuali dari pohon yang ada di tengah-tengah taman itu. Allah melarang kami makan buah dari pohon itu ataupun menyentuhnya. Jika kami melakukannya, kami akan mati."

Ular itu menjawab, "Itu tidak benar; kalian tidak akan mati. Allah mengatakan itu karena Dia tahu jika kalian makan buah itu, pikiran kalian akan terbuka. Kalian akan menjadi sama seperti Allah, mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat."

Siti Hawa melihat bahwa pohon itu indah, dan buahnya tampak enak untuk dimakan. Oleh sebab itulah ia memetik buah pohon yang dilarang oleh Tuhan Allah, lalu memakannya, dan memberikannya juga kepada suaminya. Jadi Nabi Adam pun ikut memakannya. Begitu mereka memakan buah terlarang itu, Nabi Adam dan Siti Hawa mengetahui bahwa mereka telanjang. Mereka langsung membuat pakaian dari dedaunan. Allah mengetahui bahwa Nabi Adam dan Siti Hawa telah berdosa. Sungguh mahabesar Allah yang mengetahui segala sesuatu.

Kemudian, Nabi Adam dan Siti Hawa menjadi takut. Mereka lalu menyem-bunyikan diri. Allah memanggil mereka, dan Nabi Adam menjawab, "Saya ada di sini. Saya menyembunyikan diri karena saya telanjang."

Lalu Allah bertanya, "Siapa yang mengatakan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engkau memakan buah itu yang Kularang engkau makan?"

Nabi Adam menjawab, "Perempuan yang Engkau berikan untuk menemani saya memberi buah itu kepada saya, lalu saya memakannya." Siti Hawa berkata, "Saya ditipu ular, sehingga saya makan buah itu." Nabi Adam dan Siti Hawa telah berdosa terhadap Allah, oleh sebab mereka telah melanggar larangan-Nya. Mereka telah menjadi sama seperti Iblis, tidak taat kepada firman Allah.

Pertanyaan:

1. Apakah dosa Nabi Adam dan Siti Hawa?

2. Mengapa Nabi Adam dan Siti Hawa takut akan Allah?

3. Kalau Allah itu mahatahu, mengapa Dia memanggil Nabi Adam?

4. Bagaimana hubungan di antara Adam dan Hawa setelah makan buah-buahan itu?

Hukum dan Janji - Kejadian 3:14-24

Sesudah Nabi Adam dan Siti Hawa melanggar perintah Allah, Allah menghukum mereka. Hukuman itu sebagai berikut: Ular itu dihukum karena Iblis telah berbicara melalui ular itu. Ular itu harus berjalan menjalar dengan perutnya. Allah memberitahu Iblis bahwa Iblis akan menjadi musuh Nabi Adam dan Siti Hawa serta anak cucunya. Allah juga mengatakan bahwa pada masa yang akan datang salah seorang keturunan Siti Hawa akan mengalahkan Iblis.

Allah mengatakan bahwa oleh sebab dosanya, Siti Hawa akan menderita pada waktu melahirkan. Selanjutnya, Siti Hawa harus tunduk di bawah kepemimpinan Nabi Adam.

Allah juga memberitahu Nabi Adam bahwa tanah menjadi terkutuk oleh karena dosa Nabi Adam. Semak dan duri akan tumbuh. Seorang laki-laki harus bekerja keras supaya dapat memperoleh makanan yang cukup dari hasil tanah.

Kepada mereka Allah mengatakan bahwa pada suatu hari mereka akan mati. Tubuh mereka akan kembali menjadi tanah. Karena dosa, mereka akan mati di dunia ini.

Meskipun Nabi Adam dan Siti Hawa sudah membuat pakaian dari daun-daun untuk menutupi diri mereka, Allah masih membuatkan pakaian untuk mereka dari kulit bina-tang. Ini berarti bahwa binatang itu mati karena dosa Nabi Adam dan Siti Hawa. Walaupun mereka layak dihukum mati, Allah penuh rahmat terhadap mereka. Kematian binatang itu menggantikan kematian Nabi Adam dan Siti Hawa. Namun, mereka akan mati pada waktu yang sudah ditentukan oleh Allah. Itu adalah akibat dosa mereka.

Lalu Allah mengusir Nabi Adam dan Siti Hawa dari Taman Eden yang sempurna; mereka tidak lagi menjalin hubungan dengan Allah. Allah menempatkan malaikat dengan sebuah pedang berapi di depan pintu masuk ke Eden sehingga taman itu tidak dapat mereka masuki lagi. Tidak seorang pun dari antara mereka dapat masuk ke taman itu lagi karena mereka sudah berdosa.

Walaupun begitu, ada sesuatu yang menimbulkan harapan. Allah mengabarkan suatu janji kepada Nabi Adam dan Siti Hawa. Allah berfirman, "Nanti akan datang seorang Penyelamat. Orang itu akan meremukkan kepala ular, sedangkan ular itu akan meremukkan atau menggigit tumit Sang Penyelamat itu." Artinya, nanti akan datang Seseorang yang diutus oleh Allah sebagai Penyelamat. Orang yang diharapkan itu akan menderita karena ular atau Iblis itu. Dia sendirilah yang akan menjadi Kurban Agung bagi kita. Dia akan membebaskan manusia dari kematian kekal. Oleh karena yang dijanjikan itu, manusia dapat berhubungan dan bersatu lagi dengan Allah.

Pertanyaan:

1. Apakah hukuman yang Allah berikan itu adil?

2. Apa yang mengakibatkan masalah antara Allah dan manusia?

3. Apakah akibat dari dosa?

4. Bagaimana dengan hubungan di antara Allah dan manusia setelah masuk dosa?

5. Harapan apakah yang dimiliki manusia yang sudah terpisah dari Allah?

Allah Menghukum Manusia dengan Banjir - Kej 6-8

Pada saat Nabi Adam dan Siti Hawa meninggal dunia, sudah terdapat banyak orang di dunia ini karena mereka mempunyai banyak anak. Sayangnya, sejak Nabi Adam berdosa, semua orang ikut berdosa. Tidak ada seorang pun yang sempurna. Lambat laun orang-orang berhenti menyembah Allah dan menjadi makin jahat.

Dari Firman Allah kita membaca: "Tuhan melihat betapa jahatnya orang-orang di bumi; semua pikiran mereka selalu jahat. Ia pun menyesal telah menjadikan mereka dan menempatkan mereka di bumi." Ia begitu kecewa, sehing-ga Ia berkata, "Akan Kubinasakan manusia yang telah Kuciptakan itu." Tapi, di antara manusia yang jahat itu ada seseorang yang sholeh, yaitu Nabi Nuh, yang sangat taqwa kepada Allah. Allah berbelas kasihan kepada Nabi Nuh.

Allah berfirman kepada Nabi Nuh, "Hanya engkau dan istrimu, bersama tiga orang anakmu laki-laki dan istri-istri mereka akan hidup." Kemudian Allah menjelaskan kepada Nabi Nuh bagaimana dia harus membuat sebuah kapal yang besar sekali untuk menyelamatkan mereka dari banjir. Kapal itu disebut bahtera.

Allah menjelaskan kehendak-Nya kepada Nabi Nuh. "Aku akan menurunkan hujan. Banjir besar akan menutupi seluruh permukaan bumi ini. Semuanya akan dimusnahkan. Oleh karena semua binatang juga akan tenggelam, engkau harus membawa setiap jenis makhluk hidup, jantan dan betina, ke dalam bahteramu. Bawalah juga makanan untuk engkau sekeluarga dan juga untuk binatang-binatang."

Nabi Nuh melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Allah. Selama _ 100 tahun, Nabi Nuh membangun bahtera dan mengumpulkan makanan. Nabi Nuh memberitahukan peringatan Allah kepada orang-orang lainnya, tetapi mereka tidak percaya. Mereka malah mengejek Nabi Nuh sekeluarga. Akhirnya, bahtera itu selesai dibangun. Allah menyuruh Nabi Nuh dan keluarganya serta semua jenis binatang masuk ke dalam bahtera. Lalu Allah sendiri menutup pintu kapal itu.

Kemudian hujan turun, terus-menerus. Sejak bumi diciptakan, belum pernah turun hujan. Hujan deras berlangsung selama 40 hari. Terjadilah banjir yang dahsyat. Segala sesuatu tertutup air. Gunung-gunung yang paling tinggi pun tertutup air hujan. Semua makhluk hidup tenggelam kecuali yang ada di dalam bahtera. Setelah 40 hari hujan berhenti, tetapi air masih menutupi permukaan bumi selama 6 bulan. Akhirnya air pun surut. Nabi Nuh beserta keluarganya dan semua binatang keluar dari bahtera. Lalu Nabi Nuh membangun tempat sembahyang dan mengorbankan seekor domba yang diwajibkan oleh Allah. Allah senang menerima persembahan Nabi Nuh. Allah menciptakan pelangi sebagai tanda bahwa Dia tidak akan memusnahkan bumi ini dengan banjir lagi.

Allah menyuruh Nabi Nuh dan keluarganya beranak banyak supaya di bumi ini ada banyak orang lagi. Anak-anaknya mempunyai banyak anak. Tidak lama kemudian ada banyak orang lagi di dunia ini.

Pertanyaan:

1. Mengapa Allah memutuskan untuk memusnahkan bumi dengan banjir?

2. Siapakah yang tidak mati tenggelam? Mengapa?

3. Bagaimana Nabi Nuh sekeluarga diselamatkan?

4. Apa yg Nabi Nuh lakukan setelah dia keluar dari bahtera?

Janji Allah kepada Nabi Ibrahim - Kejadian 12-18

Sesudah zaman Nabi Nuh manusia masih tidak menuruti perintah Allah. Mereka menyembah makhluk dan benda-benda yang diciptakan Allah, bukannya menyembah Allah itu sendiri. Oleh karena kedurhakaan mereka terhadap Allah ini, mereka tidak mungkin dapat disebut anak-anak Allah sekalipun mereka diciptakan oleh Allah. Mereka adalah anak-anak Iblis karena mereka menyembah dewa-dewa dan roh-roh jahat. Tetapi Allah belum lupa janji-Nya kepada Nabi Adam dan Siti Hawa.

Allah mengutus rasul-Nya yang bernama Nabi Ibrahim. Kebanyakan orang yang tinggal di daerah Nabi Ibrahim menyembah dewa-dewa. Tetapi Nabi Ibrahim percaya bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang benar. Pada satu hari, Allah bersabda kepada Nabi Ibrahim, "Tinggalkanlah negerimu, kaum keluargamu dan rumah ayahmu, lalu pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan memberikan kepadamu keturunan yang banyak dan mereka akan menjadi bangsa yang besar. Aku akan memberkati engkau dan akan membuat namamu mahsyur, sehingga engkau akan menjadi barokah bagi semua bangsa di bumi."

Maka Allah berjanji bahwa dari garis keturunan Nabi Ibrahim akan datang satu orang yang akan mengalahkan Iblis. Tetapi yang aneh adalah Nabi Ibrahim berumur 75 tahun ketika ia dipanggil Allah. Sarah, istrinya, sudah berumur 65 tahun, dan mereka belum mempunyai anak. Nabi Ibrahim berangkat dari Haran dan pergi ke Tanah Kanaan bersama-sama dengan Sarah. Mereka membawa segala harta benda beserta pelayan-pelayannya. Sesudah menempuh perjalanan yang panjang, mereka sampai di negeri Kanaan. Di Kanaan, Allah menampakkan diri kepada Nabi Ibrahim dan berkata kepadanya, "Inilah negeri yang akan Kuberikan kepada keturunanmu." Lalu Nabi Ibrahim mendirikan tempat ibadah di situ dan sholat untuk menyembah Allah.

Ketika Allah berjanji kepada Nabi Ibrahim bahwa dia akan diberi banyak keturunan, sebanyak bintang-bintang di langit, Nabi Ibrahim sudah berumur 75 tahun. Istrinya, Sarah, sudah berumur 65 tahun. Akan tetapi mereka belum mempunyai seorang anak pun. Sebetulnya mereka sudah terlalu tua untuk memperoleh seorang bayi. Bagaimana janji Allah akan digenapi? Walaupun mereka sudah tua sekali, mereka percaya kepada janji Allah. Oleh sebab itu, mereka dikenan oleh Allah dan meninggalkan negerinya untuk menaati perintah Allah.

Setelah 10 tahun Nabi Adam dan Sarah masih belum ada anak. Pada waktu itu Sarah menawarkan hambanya, Hagar, kepada Nabi Ibrahim supaya melalui Hagar melahirkan seorang anak. Dengan demikian lahir seorang anak laki-laki bernama Ismail. Setelah kelahiran Ismail, hilang kerukunan keluarga Nabi Ibrahim. Hagar menjadi sombong, dan Sarah menjadi iri hati. Allah menampakkan diri lagi kepada Nabi Ibrahim. Allah menjelaskan kepada Nabi Ibrahim bahwa Dia akan memberkati Nabi Ismail, tetapi janji itu tentang seorang Penyelamat akan digenapi melalui keturunan Nabi Ibrahim dan Ibu Sarah yang akan mempunyai anaknya sendiri.

Pertanyaan:

1. Siapakah yang dipilih Allah untuk menjadi satu bangsa yang baru dan besar?

2. Mengapa Nabi Ibrahim sekeluarga meninggalkan negerinya?

3. Apa janji Allah kepada Nabi Ibrahim dan Ibu Sarah?

Nabi Ibrahim Menyerahkan Isyak - Kejadian 21-22

Nabi Ibrahim sudah berumur 100 tahun dan Sarah, istrinya, 90 tahun. Mereka sudah terlalu tua untuk memperoleh keturunan, tetapi Allah sudah berjanji kepada mereka bahwa mereka akan mempunyai banyak keturunan. Allah selalu menepati janji-Nya. Sarah pun hamil walau masa melahirkan bagi Sarah sudah lewat. Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Sarah melahirkan seorang anak laki-laki.

Anak itu diberi nama Isyak. Arti nama Isyak ialah tertawa. Sarah ingat bahwa ia tertawa ketika Allah memberitahukan kabar itu kepada suaminya, Nabi Ibrahim. Isyak disunat waktu masih bayi. Ia terus bertumbuh menjadi besar. Nabi Ibrahim dan Sarah sangat mengasihi anaknya yang tunggal itu. Mereka mengajarkan hal-hal ketauhidan kepada Isyak. Keluarga Nabi Ibrahim berbahagia dan diberkati oleh Allah.

Isyak sudah menjadi seorang pemuda ketika Allah ingin menguji iman Nabi Ibrahim. Allah memanggil, "Ibrahim!" Lalu Nabi Ibrahim menjawab, "Di sinilah aku hamba-Mu, ya Allah, ya Tuhanku." Kata Allah, "Pergilah ke tanah Moria dengan Isyak, anakmu yang tunggal, yang sangat kaukasihi. Di situ persembahkanlah anakmu sebagai kurban bakaran kepada-Ku."

Keesokan harinya, Nabi Ibrahim membelah kayu untuk kurban bakaran dan mengikatkan kayu itu di atas keledainya. Ia berangkat dengan Isyak ke Gunung Moria. Sesudah tiga hari perjalanan, Nabi meletakkan kayu bakar untuk kurban itu pada pundak Isyak. Ia membawa pisau dan bara api untuk membakar kayu. Sambil berjalan bersama-sama, lalu Isyak berkata, "Ayah!" Nabi Ibrahim menjawab, "Ada apa, anakku?" Isyak bertanya, "Kita sudah membawa api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk kurban itu?" Nabi Ibrahim menjawab, "Allah sendiri akan menyediakan anak domba itu." Lalu keduanya berjalan terus.

Ketika mereka sampai di tempat yang dikatakan Allah kepada Nabi Ibrahim, ia mendirikan sebuah tempat pengurbanan dan menyusun kayu bakar itu di atasnya. Lalu ia mengikat Isyak dan membaringkannya di tempat pengurbanan, di atas kayu bakar itu. Nabi Ibrahim mengambil pisau, hendak menyembelih anaknya. Tetapi malaikat Allah berseru kepadanya dari langit, "Ibrahim, Ibrahim!" Jawab Nabi Ibrahim, "Ya Allah, Ya Tuhan." Kata Allah melalui malaikat itu, "Jangan membunuh Isyak! Sekarang Aku tahu bahwa engkau bertaqwa kepada-Ku, karena engkau tidak menolak untuk menyerahkan anakmu yang tunggal itu kepada-Ku."

Lalu Nabi Ibrahim melihat ada seekor domba jantan. Tanduknya tersangkut dalam semak-semak. Allah menyuruh Nabi Ibrahim mengambil domba itu, lalu ia mempersembahkannya kepada Allah sebagai kurban pengganti Nabi Isyak, anaknya. Allah menyediakan domba itu untuk dikurbankan. Nabi Ibrahim mengambil domba itu dan menyembelihnya sebagai domba kurban. Itu menjadi tanda ketaatannya kepada Allah.

Pertanyaan:

1. Apakah janji Allah kepada Nabi Ibrahim dan Sarah?

2. Mengapa manusia mempersembahkan kurban kepada Allah?

3. Sebagai ujian, apakah yang Allah perintahkan untuk dilakukan?

4. Apa yang Allah sediakan sebagai pengganti Nabi Isyak?

Nabi Yakub Dan Tangga Dari Surga - Kejadian 25-28

Ribka, isteri Nabi Isyak, dahulu mandul. Tetapi, setelah Nabi Isyak berdoa kepada Allah, isterinya menjadi hamil. Karena masa kehamilan isterinya begitu sulit, maka Nabi Isyak minta petunjuk dari Allah. Allah berkata bahwa di rahim Ribka ada dua bangsa. Dan ternyata pada saat dia melahirkan memang ada anak kembar dalam kandungannya; anak yang dilahirkan terakhir (kedua) adalah Nabi Yakub.

Janji Allah kepada Nabi Ibrahim bahwa dari garis keturunan-nya akan datang seseorang yang akan mengalahkan Iblis, seharusnya diwariskan kepada kakak dari Nabi Yakub, yaitu Esau. Tetapi iman kepercayaan Esau kepada Allah tidak seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Isyak. Dia lebih memilih hidup untuk dirinya sendiri dan kesenangan di dunia. Suatu hari pulang berburu, Esau lapar sekali. Nabi Yakub yang saat itu sedang memasak menawarkan makanan kepada Esau, tetapi dia harus bersedia menjual hak kesulungannya kepada Nabi Yakub. Demi perutnya, Esau menyetujui syarat tersebut. Ini berarti Esau tidak menghargai janji Allah terhadap dirinya.

Sebaliknya, Nabi Yakub hidup dengan tenang, suka tinggal di kemah dan menggembalakan domba-domba milik bapaknya, yaitu Nabi Isyak. Dia sungguh menghargai janji Allah. Jadi ketika Esau akan menerima berkat terakhir dari Nabi Isyak, Nabi Yakub menipu bapaknya sehingga bukannya Esau tetapi Nabi Yakublah yang diberkati oleh Nabi Isyak. Setelah Nabi Yakub menipu bapaknya dan menerima berkat yang terakhir, Esau menjadi sangat membenci Nabi Yakub dan bahkan mengancam untuk membunuh Nabi Yakub. Maka Nabi Yakub terpaksa melarikan diri dari perkemahan Nabi Isyak tanpa membawa apa-apa dan kembali kepada tanah Nabi Ibrahim di Haran. Perjalanannya sangat jauh. Setiap malam Nabi Yakub harus tidur di pegunungan.

Satu hari setelah matahari terbenam, Nabi Yakub mengambil sebuah batu untuk dijadikan bantal dan membaringkan diri. Lalu dia bermimpi. Dalam mimpinya, Nabi Yakub melihat sebuah tangga yang berdiri di bumi yang ujungnya sampai ke surga. Para malaikat turun naik tangga itu. Di samping tangga itu Allah berdiri dan berfirman "Akulah Tuhan, Allah Ibra-him, nenekmu, dan Isyak, bapakmu; olehmu dan keturunan-mu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."

Ketika Nabi Yakub bangun, ia berkata, "Sesungguhnya Tuhan ada di tempat ini dan aku tidak mengetahuinya. Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari Baitullah, ini pintu gerbang sorga." Batu yang Nabi Yakub gunakan sebagai bantal dipakai untuk mendirikan tugu dan tempat itu dinamai Betel. Nabi Yakub sekarang yakin bawa janji Allah telah menjadi milik dia. Dia tahu bahwa hanya Allah saja yang dapat menjembatani manusia dengan sorga. Allah akan memberikan seseorang dari keturunan Nabi Yakub yang akan mengalahkan Iblis dan menjadi jalan yang lurus ke sorga untuk semua orang yang percaya kepadanya.

Pertanyaan:

1. Siapakah yang menghargai janji Allah?

2. Dengan cara apa Nabi Yakub menerima berkat terakhir?

3. Mengapakah Nabi Yakub harus melarikan diri?

4. Ketika Nabi Yakub mau istirahat, apa yang terjadi?

5. Apakah Allah selalu menepati janjinya?

6. Siapakah yang menyediakan jalan ke surga?

Penderitaan Nabi Yusuf dalam Rencana Allah - Kejadian 35, 37-46

Nabi Yakub, putra Nabi Isyak, adalah seorang pemimpin keluarga yang dipilih oleh Allah. Nabi Yakub mempunyai 12 anak laki-laki. Nabi Yusuf adalah anaknya yang ke-11. Dari antara semua anaknya yang lain, Nabi Yakub paling sayang kepada Nabi Yusuf. Sebagai tanda kasihnya, Nabi Yakub memberikan sebuah jubah yang mewah dan bagus kepada Nabi Yusuf. Setelah kakak-kakak Nabi Yusuf melihat jubah, mereka membenci Nabi Yusuf. Selain masalah pilih kasih itu, Allah memberi mimpi-mimpi kepada Nabi Yusuf yang berarti ia akan menjadi pemimpin keluarganya. Kakak-kakaknya menjadi lebih marah lagi terhadap adiknya.

Pada suatu hari, kakak-kakak Nabi Yakub menangkap dia dan menjualnya para kafilah untuk dijadikan budak. Lalu mereka mengambil jubah Yusuf dan mencelupkannya ke dalam darah kambing. Jubah berdarah itu dibawa pulang dan ditunjukkan kepada ayah mereka. Kata Nabi Yakub, "Ini jubah anakku! Yusuf sudah mati dimakan binatang buas!" Sebenarnya, Nabi Yusuf dijual kepada seorang perwira raja Mesir yang mempunyai seorang istri yang cantik. Wanita itu tertarik kepada Nabi Yusuf dan ingin tidur bersamanya. Nabi Yusuf tetap menolaknya. Wanita itu menjadi jengkel, sehingga berkata kepada suaminya bahwa Yusuf mencoba memperkosa dia. Akibatnya, Nabi Yusuf dipenjarakan.

Di dalam penjara itu ada dua pejabat tinggi dari istana Firaun, raja Mesir. Pada suatu malam, kedua orang itu masing-masing bermimpi. Allah menerangkan arti mimpi kepada Nabi Yusuf. Pada saat kemudian, raja Mesir bermimpi juga. Tidak ada seorang pun yang dapat menerangkan artinya. Pada saat itu kabar tentang Nabi Yusuf disampaikan kepadanya. Maka sang raja memanggil Nabi Yusuf untuk menerangkan artinya. Sekali lagi Allah memberikan penjelasannya. Kata Nabi Yusuf kepada Firaun, "Allah telah memberitahu Tuan apa yang akan dilakukan-Nya. Setelah tujuh tahun kemakmuran akan datang tujuh tahun kelaparan. Sebaiknya Tuanku memilih seseorang yang cerdas dan bijaksana. Berilah kuasa kepadanya untuk mengatur negeri ini. Selama tujuh tahun kemakmuran, simpanlah gandum-gandum di kota-kota, dan jagalah. Dengan demikian, rakyat tidak akan mati kelaparan pada tujuh tahun kekeringan."

Raja memilih Nabi Yusuf sendiri menjadi guburnur seluruh Mesir. Pada tujuh tahun kelaparan kakak-kakak Nabi Yusuf datang ke Mesir untuk mendapatkan makanan. Bayangkan perasaan mereka setelah bertemu dengan Nabi Yusuf sebagai orang yang mengurus Mesir! Mereka takut Nabi Yusuf akan membalas dendam, tetapi Yusuf sadar bahwa Allah menggunakan penderitaannya demi kese-lamatan banyak orang. Nabi Yusuf memaafkan mereka.

Pertanyaan:

1. Apakah Allah dapat menggunakan penderitaan untuk sesuatu tujuan yang baik?

2. Bagaimana kita lihat bahwa Allah berdaulat dalam riwayat Nabi Yusuf?

3. Apakah membalas kewajiban manusia atau Allah?

4. Apakah mudah untuk Yusuf tetap ingat mimpi bahwa dia akan menjadi pemimpin pada saat di berada di dalam penjara?

Allah Melepaskan Bani Ibrahim dari Perbudakan - Keluaran 1-13

Nabi Yakub sempat bertemu lagi dengan anaknya, Nabi Yusuf, di Mesir. Keluarga Nabi Yakub terpaksa pindah dari Tanah Kanaan karena ada kelaparan. Betapa indah bertemu lagi dengan anaknya yang disayangi! Ratusan tahun keturunan Nabi Ibrahim itu memperbanyak, tetapi mereka diperbudak-kan oleh Firaun di Mesir. Lama-kelamaan penderitaan mereka menjadi berat sekali. Namun Allah tetap memperhatikan ketu-runan Nabi Ibrahim dan janji-Nya. Dari keturunan Nabi Yakub, Allah mengutus Nabi Musa untuk menyelematkan mereka.

Nabi Musa pergi menemui Firaun, raja Mesir, dan memberitahu bahwa Allah ingin supaya umat-Nya, yaitu keturunan Nabi Ibrahim, dibebaskan dari perbudakan di Tanah Mesir. Untuk menyatakan kuasa Allah Nabi Musa melakukan berbagai macam keajaiban. Dengan demikian, Allah menyatakan kepada Firaun dan orang-orang Mesir bahwa Allah bani Ibrahim adalah Allah Yang Mahakuasa. Tetapi Firaun tetap berkeras hati. Oleh sebab itulah Allah menimpakan adzab-Nya kepada orang Mesir supaya hati raja Firaun yang keras itu mau menuruti kehendak Allah. Air Sungai Nil menjadi darah, ternak-ternak mati, ada wabah penyakit bisul yang menyakiti semua orang Mesir, turun hujan es yang dahsyat yang merusak panen, dan hama belalang memakan semua pohon dan tumbuhan yang hijau. Setiap kali terjadi bencana, Firaun meminta agar adzab dilenyapkan melalui doa Nabi Musa. Setiap kali Firaun berjanji melepaskan bani Ibrahim dari perbudakan. Tetapi setelah adzab dan bencana itu lewat, ia keras kepala lagi.

Lalu Allah memberitahu Nabi Musa bahwa pada hari yang ditentukan seorang malaikat akan membunuh semua anak sulung orang Mesir. Setiap orang laki-laki umat Allah harus menyembelih seekor anak domba sebagai kurban. Anak domba itu harus jantan, berumur satu tahun, dan tidak bercacat. Pada petang harinya, ketika domba disembelih, darah domba itu harus dioleskan pada tiang dan ambang pintu rumah mereka. Allah mengatakan bahwa jika Ia melihat ada tanda darah pada pintu rumah mereka, Dia akan melewati rumah itu; orang-orang yang di dalamnya akan selamat. Darah itu merupakan bukti bahwa seekor domba sudah disembelih sebagai pengganti anak sulung keluarga itu. Hari itu akan disebut Idul Nahri atau Paskah pada masa depan.

Pada malam itu juga Allah membunuh semua anak laki-laki sulung bangsa Mesir, mulai dari anak raja sampai kepada anak orang tahanan di penjara. Tetapi keturunan Nabi Ibrahim tidak ada seorang pun yang meninggal. Raja Firaun memanggil Nabi Musa. Bani Ibrahim disuruh berangkat keluar dari Mesir. Waktunya sudah tiba bagi mereka untuk kembali ke tanah yang dijanjikan kepada Nabi Ibrahim, Nabi Isyak, dan Nabi Yakub, yaitu Tanah Kanaan. Allah selalu memenuhi janji-Nya.

Pertanyaan:

1. Mengapa Allah mengirim bencana kepada orang Mesir?

2. Apa yang memaksa raja Firaun mengizinkan bani Ibrahim keluar dari negeri Mesir?

3. Apakah syarat-syarat kurban yang dapat disembelih sebagai kurban bagi Allah?

4. Mengapa Allah tidak membunuh anak-anak sulung dari bani Ibrahim?

5. Apa yang akan terjadi jika umat Allah tidak mengoleskan darah pada tiang dan ambang pintu rumah mereka?

Sepuluh Syariat Allah - Kej 19-20, 32; Ul 18:14-20

Keturunan Nabi Yakub, yang sekarang disebut kaum Israil, berjalan dari Mesir dan akhirnya tiba di Jabal Tsur (Gunung Sinai). Allah memimpin Nabi Musa sampai mereka dapat beribadah di gunung itu. Di situ Allah berkata kepada Nabi Musa, "Sekarang kalau kalian bertaqwa kepada-Ku dan setia kepada perjanjian-Ku, kalian akan Kujadikan umat-Ku sendiri." Lalu Allah memberi sepuluh syariat.

1. Jangan menyembah tuhan-tuhan lain; sembahlah Allah Yang Maha Esa saja.

2. Jangan membuat patung.

3. Jangan menyebut nama Allah dengan sembarangan.

4. Hormatilah hari Sabat. Enam hari cukuplah untuk bekerja.

5. Hormatilah ayah dan ibumu.

6. Tidak boleh membunuh.

7. Tidak boleh berzinah.

8. Jangan mencuri.

9. Jangan berbohong. Kita harus selalu berkata yang benar.

10. Jangan iri hati. Kita tidak boleh mengingini barang atau milik orang lain.

Nabi Musa menceritakan kepada bani Ibrahim semua yang dikatakan Allah. Orang banyak itu berkata, "Kami mau melakukan segala sesuatu yang difirmankan Allah." Kemudian Nabi Musa kembali ke puncak Jabal Tsur untuk menerima Taurat dengan peraturan mengenai kurban, penyucian, dan kaidah-kaidah untuk umat Allah. Selama 40 hari 40 malam Nabi Musa berada disana bersama dengan Allah.

Anehnya umat itu mulai gelisah. Mereka mengira Nabi Musa tidak akan kembali kepada mereka. Lalu mereka membuat sebuah patung seekor sapi dari emas. Jemaat Israil menyembah patung itu! Mereka melanggar perintah Allah, padahal mereka telah berjanji akan menaati perintah-Nya. Allah marah kepada umat-Nya dan menyuruh Nabi Musa turun dari gunung. Nabi Musa turun membawa dua lempengan batu yang bertuliskan syariat-syariat Allah. Ketika Nabi Musa melihat patung sapi emas ia melemparkan dua lempengan batu itu ke tanah. Kedua lempengan batu itu pecah sebagai tanda bahwa hubungan di antara kaum Israil dan Allah telah putus.

Nabi Musa memusnahkan sapi emas itu, dan kaum Israil bertobat dari dosa itu. Allah berfirman lagi bahwa bani Ibrahim akan diberkati kalau mereka menuruti petunjuk dan jalan Dia sediakan. Umat Allah itu berminat memenui syariat-syariat Allah, tetapi mereka selalu bersifat pemberontak dan berbuat dosa lagi. Sebagai hukuman, mereka dipaksa putar-putar di padang gurun disana selama 40 tahun sebelum masuk Tanah Kanaan. Sebelum Nabi Musa meninggal dunia, Allah berjanji lagi mengutus seorang Penyelamat dari keturunan Nabi Yakub. Walaupun umat Allah tetap menyeleweng, Allah akan menepati janji-Nya.

Pertanyaan:

1. Di mana Nabi Musa menerima syariat Allah?

2. Coba ingat 10 hukum Allah.

3. Apakah kaum Israil rela melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Allah?

4. Selama Nabi Musa di Jabal Tsur, apa yang orang-orang Israil lakukan?

Keturunan Raja - 1 Samuel 13:14; 2 Samuel 11-12

Setelah bangsa Israil tinggal di Tanah Kanaan, tanah yang Allah janjikan kepada mereka sejak zaman Nabi Ibrahim, mereka ingin mempunyai seorang raja. Jadi, Allah memilih seorang raja bagi mereka. Dia bernama Daud. Daud adalah seorang nabi juga. Sebelum ia menjadi raja, yaitu ketika Nabi Daud masih remaja, dia menggembalakan domba-domba. Waktu dia menjaga domba-domba, Nabi Daud suka bermain kecapi dan bernyanyi. Dia suka mengarang nyanyian-nyanyian kepada Allah. Lagu-lagu ini masih ada di Kitab Suci Zabur (Mazmur). Nabi Daud disebut "orang yang berkenan kepada hati Allah". Allah berjanji kepada Nabi Daud bahwa salah seorang dari keturunan Nabi Daud akan menjadi yang diutus untuk menyelamatkan dunia.

Nabi Daud bersandar pada Allah dalam segala-galanya. Dia memberikan pimpinan yang baik kepada umat Israil, dan Allah membiarkan dia mengalahkan musuh-musuh-nya. Setelah itu, Nabi Daud merasa lebih santai. Pada satu hari dia melihat dari atas istananya ada seorang wanita yang cantik sedang mandi di bawa. Raja Daud menyuruh seorang hamba bertanya tentang perempuan itu. Namanya Batsyeba, istri Uria seorang perwira dalam tentara Israil. Sesudah menerima kabar itu, Nabi Daud menyuruh hamba itu membawa Batsyeba ke istana. Batsyeba datang, mereka tidur bersama-sama, dan dia menjadi hamil. Supaya perzinaan itu tertutup, Nabi Daud menyuruh Uria pulang dari peperangan di Yordania untuk tidur dengan istrinya. Tetapi Uria merasa bersalah kembali ke rumah sementara kawan-kawannya berada di medan peperangan. Karena itu Daud mengirim surat kepada jendralnya agar diatur Uria di bunuh di dalam peperangan. Itulah yang terjadi, dan Uria mati setelah kembali ke Yordania. Kemudian Raja Daud menikah dengan Batsyeba.

Allah marah karena apa yang Nabi Daud lakukan. Allah menyuruh Nabi Natan kepada Raja Daud untuk menegur dia. Dosa itu tidak mungkin ditutupkan. Daud merendahkan dirinya dan bertobat, dan Allah Yang Maha Murah dan Maha Penyayang mengampuninya. Tetapi ada akibat-akibat juga. Anak yang dilahirkan kepada mereka karena dosa mereka mati. Selanjutnya keluarga Nabi Daud tidak berbahagia lagi. Bahkan ada perang bersaudara diantara anak-anak Nabi Daud. Walaupun kesulitan ini, Nabi Daud tetap percaya kepada Allah. Dia tahu bahwa Allah tidak akan melupakan janji-Nya untuk mengutus seorang raja khusus dari keturunan Daud.

Selama ratusan tahun ada raja-raja dari keturunan Nabi Daud, tetapi tidak ada satu pun yang sempurna. Raja-raja itu bukan raja yang dijanjikan kepada Nabi Daud. Akhirnya, karena kejahatan Israil begitu besar, Allah membuang bani Yakub dari Tanah Kanaan ke Babel. Setelah 70 tahun mereka sempat kembali, tetapi keturunan Nabi Daud tidak sebagai raja lagi. Kapan janji Allah mengenai Raja Penyelamat digenapi?

Pertanyaan :

1. Siapakah seorang raja yang juga seorang nabi?

2. Buku apa yang diberikan kepada Nabi Daud?

3. Apakah Nabi Daud tidak pernah berbuat dosa?

4. Apa akibat-akibat dosa Nabi Daud?

5. Janji apa yang Allah berikan kepada Nabi Daud?

Pesan dari Nabi-Nabi mengenai Raja Penyelamat - Yesaya 7, 9, 35, 53 dan Zabur (Mazmur) 2, 22

Pada zaman raja-raja keturunan Nabi Daud, Allah mengutus beberapa nabi yang terus-menerus memberitakan tentang kebenaran. Mereka tidak hanya menegur umat Israil pada waktu mereka berbuat kejahatan, mereka memberi penjelasan tentang orang yang dijanjikan itu dari Allah. Orang yang dinantikan itu disebut Almasih atau Raja Penyelamat. Makin lama makin jelas apa yang dinubuatkan tentang orang itu. Salah satu dari nabi-nabi itu adalah Nabi Yesaya.

Nabi Yesaya tinggal di kota Baitul Maqdis (Yerusalem) diantara tahun-tahun 760-710 sebelum Masehi. Karena dia hidup begitu lama, dia tetap sebagai nabi selama ada empat raja. Pada umumnya, raja-raja itu menghormati Nabi Yesaya dan memperhatikan semua yang ia sampaikan dari Allah. Nabi Yesaya mengarang satu buku yang tercantum dengan Kitab-Kitab Suci Taurat dan Zabur yang masih ada sejak zaman itu. Di dalamnya, Nabi Yesaya memapar semua yang Allah dirfirmankan tentang Raja Adil itu yang dijanjikan.

Nabi Yesaya berkata bahwa orang itu yang terpilih dari Allah akan dilahirkan secara ajaib. Raja itu akan mempunyai ibu tetapi tidak ada ayah! Selain tanda itu, orang itu akan mengadakan banyak mukjizat sebagai bukti bahwa dia berasal dari Allah. Dengan keadilan dan kesucian yang diutus itu akan menjelaskan hukum Allah dan membebaskan tawanan-tawanan kejahatan. Bagian itu menyenangkan hati umat Allah dan cocok dengan apa yang mereka nantikan sejak Allah pertama menjanjikannya kepada Nabi Adam dan Siti Hawa. Soalnya Nabi Yesaya menerima keterangan yang lain dari Allah yang dianggap aneh.

Nabi Yesaya mengatakan bahwa Raja itu akan menderita walaupun dia tidak berbuat kesalahan. Raja itu akan menanggung akibat dosa orang-orang jahat. Raja itu akan mati syahid karena taat kepada Allah, tetapi akan hidup lagi karena Allah berkenan kepada dia. Nubuatannya memang aneh tetapi cocok juga dengan apa yang Allah jelaskan kepada Nabi Daud di dalam Kitab Suci Zabur. Disana juga ada keterangan bahwa dia akan ditolak para pemimpin agama manusia. Dan juga difirmankan bahwa tangan dan kakinya akan ditusuk pada waktu dia dibunuh bersama dengan orang-orang jahat.

Bagi kebanyakan keturunan Nabi Ibrahim, nubuatan-nubuatan yang aneh itu tidak masuk akal. Setelah zaman raja-raja Israil yang berakhir kira-kira 600 tahun sebelum Masehi, Tanah Kanaan dikuasai oleh raja-raja Babel, Persia, Yunani, dan Romawi. Umat Allah tetap menantikan kedatangan Raja Adil dari Allah. Waktu penderitaannya menjadi tajam, pengharapan mereka makin naik. Pasti Allah akan mengabulkan janji-Nya. Tetapi kapan?

Pertanyaan:

1. Siapa nama nabi itu yang menerima banyak keterangan tentang yang dijanjikan?

2. Nabi itu tinggal di mana?

3. Tanda apakah mengenai kelahiran Raja Adil itu disampaikan kepada Nabi Yesaya?

4. Apa yang aneh mengenai Raja itu yang Yesaya jelaskan?

5. Apakah umat Allah tetap menantikan kedatangan yang dijanjikan?

Kelahiran Isa Almasih - Injil, Lukas 1-2

Di Nasira, sebuah kota di daerah Jalil, Israil, ada seorang perawan yang mengasihi Allah bernama Siti Maryam. Siti Maryam sudah bertunangan dengan seorang pemuda yang bernama Yusuf yang juga mengasihi Allah dan patuh (bertaqwa) kepada-Nya. Pada suatu hari, malaikat Jibril menampakkan diri kepada Siti Maryam. Malaikat itu berkata, "Assalamualaikum! Jangan takut, Maryam, sebab engkau berkenan di hati Allah. Engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak yang harus engkau beri nama Yesyua atau Isa." Nama Isa berarti Allah menyelamatkan.

"Tetapi saya belum menikah," kata Siti Maryam kepada Jibril, "bagaimana hal itu bisa terjadi?" Jibril menjawab, "Melalui mukjizat Allah. Itulah sebabnya anak yang akan engkau lahirkan akan disebut Kudus. Tidak ada yang mustahil bagi Allah."

Lalu Siti Maryam menjawab, "Saya ini hamba Allah; biarlah terjadi pada saya seperti yang engkau katakan." Kemudian Jibril pergi meninggalkan Siti Maryam. Karena Siti Maryam sudah hamil, Yusuf berpikir bahwa Siti Maryam sudah berdosa dan bukan perawan lagi. Dia mengambil keputusan untuk diam-diam membatalkan pertunangannya.

Pada waktu itu, seorang malaikat utusan Allah tampak kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, "Yusuf, jangan takut mengambil Siti Maryam sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus." Maka Yusuf bangun dan menaati seruan Allah. Ia menikahi Siti Maryam, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai Siti Maryam melahirkan.

Kemudian Kaisar Agustus, raja seluruh Roma, memerintahkan bahwa semua orang harus pulang ke kampung halamannya untuk sensus. Yusuf dan Maryam kedua-duanya keturunan Nabi Daud berasal dari kota Daud, Bait Lahm. Karena itu, walaupun Siti Maryam masih hamil, mereka terpaksa pergi ke Bait Lahm empat hari perjalanan. Tetapi ketika tiba disana dan mencari penginapan, tak satu pun yang kosong. Siti Maryam sudah siap untuk bersalin. Di manakah mereka harus beristirahat?

Tempat yang ada bagi mereka adalah tempat yang sangat sederhana, sebuah kandang binatang. Di dalam kandang itulah, Isa Almasih dilahirkan. Aneh sekali! Yusuf dan Siti Maryam sudah diberitahu oleh malaikat bahwa bayi yang baru lahir ini adalah Raja Adil atau Penyelamat, yaitu Almasih. Tetapi Dia lahir di kandang! Walaupun begitu, nubuat-nubuat telah digenapi. Keturunan Nabi Daud dilahirkan oleh seorang perawan di Bait Lahm. Tidak pernah ada orang yang dilahirkan oleh seorang perawan seperti itu.

Mengapa Anak Raja dari segala raja, Almasih, dilahirkan di sebuah kandang dan tidak di sebuah istana? Itu adalah tanda tentang kerendahan hati Isa Almasih. Tempat kelahiran-Nya juga mengingatkan dunia ini bahwa nabi-nabi menyebut-Nya "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia". Dia adalah yang datang dari surga untuk tinggal di antara rakyat jelata.

Pertanyaan:

1. Malaikat Jibril menampakkan diri kepada siapa?

2. Bagaimana Siti Maryam menjadi hamil?

3. Isa Almasih lahir di mana? Mengapa Dia tidak lahir di istana seperti raja biasa?

Isa Bertemu dengan Seorang yang Beragama - Injil, Yahya (Yohanes) 3:1-21, 19:39

Sebelum Isa Almasih mulai bertindak sebagai yang dijanjikan, Allah mengutus Nabi Yahya (Yohanes) untuk mengumumkan bahwa saat yang dinantikan telah datang. Nabi Yahya menyuruh orang-orang keturunan Ibrahim agar bertobat dan menyiapkan diri untuk kedatangan Penyelamat. Semua yang rela tunduk pada kehendak Allah disuruh mandi di Sungai Yordan sebagai tanda bahwa mereka menerima penyucian dari Allah.

Pada suatu hari Isa sendiri menampakkan diri-Nya di tempat dimana Nabi Yayha berkhotbah tentang Firman Allah. Saat Nabi Yahya melihat Isa, dia mengatakan dengan suara besar, "Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia!" Walaupun belum jelas bagaimana Raja Adil dapat disebut Domba Allah, banyak orang mulai mengikuti Isa Almasih. Isa mulai mengajar orang tentang kebenaran Allah dan Dia menyembuhkan orang sakit. Isa menjadi sangat terkenal.

Pada suatu malam seorang pemimpin agama bernama Nikodemus datang untuk mengujungi Isa. "Guru", Nikodemus mulai dengan hormat, "tentu engkau datang dari Allah, karena hanya begitu dapat Bapak melakukan semua mukjizat-mukjizat." Barangkali Nikodemus mau berbicara tentang maksud hukum Allah di dalam Taurat.

Isa tidak menjawab dengan basa basi. "Kalau seorang tidak lahir kembali, dia tidak bisa pergi ke Surga." Nikodemus merasa bingung. Dengan cara apa bisa seorang lahir dua kali? Bagaimana mungkin bisa seorang yang sudah tua kembali ke dalam kandungan ibu untuk lahir lagi?

"Masa engkau, seorang guru agama, tidak mengerti sesuatu seperti ini!" menambah Isa. "Kelahiran jasmani adalah satu hal, tetapi seorang harus lahir secara rohani dari Allah juga. Allah mempunyai cara-Nya sendiri untuk menghasilkan hidup baru itu. Seringkali cara Dia tidak seperti apa yang dipikirkan manusia." Nikodemus, seorang yang baik dan beragama, masih terus bingung. Isa belum berkata apa-apa tentang kewajiban manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik sesuai dengan hukum Allah dalam Kitab Suci Taurat.

"Lihatlah", Isa meneruskan, "Allah sungguh mengasihi dunia ini dan semua orang di dalamnya, walaupun manusia selalu berbuat dosa dan kejahatan. Allah membuktikan kasih-Nya karena Dia mengutus yang dijanjikan dari Surga. Orang yang dijanjikan itu akan diangkat untuk menyelematkan dunia ini sebagai domba kurban, tetapi banyak orang tidak akan menerima Jalan Lurus yang disediakan oleh Allah. Orang-orang lebih suka kegelapan daripada terang."

Apakah Nikodemus mengerti apa dimaksudkan Isa? Rupanya dia mengerti karena ada tanda-tanda bahwa dia menjadi pengikut kemudian.

Pertanyaan:

1. Siapa diutus oleh Allah untuk mendahului Isa?

2. Mengapa orang-orang mandi di Sungai Yordan itu?

3. Siapa datang pada malam hari untuk bertemu dengan Isa?

4. Isa mengatakan sesuatu yang membingungkan. Apa itu?

5. Apa yang membuktikan kasih Allah untuk manusia?

Isa Almasih Menyembuhkan Banyak Orang - Injil, Matius 8:1-4; Markus 2:1-12

Di mana pun Isa Almasih pergi, Dia menolong banyak orang. Pada satu hari, ada seseorang yang berpenyakit kulit yang mengerikan datang kepada Isa. Kalau seseorang sakit kusta, ia tidak boleh tinggal di rumahnya. Ia harus tinggal di luar kota dan kalau ia melihat orang lain mendekatinya, ia harus berteriak, "Kotor! Najis!", untuk memperingatkan orang itu bahwa ia berpenyakit kusta. Ia tidak layak sholat kepada Allah di tempat ibadah. Jadi orang ini pasti merasa terhina dan malu.

Tetapi orang yang sakit kusta tadi memberanikan diri. Ia datang kepada Isa Almasih dan berlutut serta berkata, "Junjunganku, kalau Bapak sudi, tolonglah saya."

Isa Almasih merasa kasihan kepada orang itu. Dia tidak mundur karena takut tertular penyakit kusta orang itu. Dia tidak menegur orang itu karena orang itu tidak berteriak, "Kotor! Najis!" Justru Isa mengulurkan tangan-Nya dan menjamah orang itu. Pasti orang itu sudah lama sekali tidak dijamah oleh orang lain. Pasti ia merasa dikasihi oleh Isa Almasih. Dan Isa Almasih berkata kepada orang itu, "Aku mau menyembuhkan kamu, sembuhlah!" Dan ia sembuh.

Beberapa hari kemudian Isa kembali ke Kafr Nahum, suatu kota yang menjadi tempat tinggal-Nya sekarang. Tersebarlah kabar bahwa ia sedang di rumah. Lalu banyak orang datang. Mereka berkerumun di sana sampai tidak ada lagi tempat. Di pintu pun penuh sesak dengan orang. Lalu Isa mengajar mereka tentang kerajaan Allah.

Sementara ia berbicara, masuklah empat orang mengusung seorang yang lumpuh. Mereka hendak membawa orang lumpuh itu ke dekat Isa supaya disembuhkan. Tetapi karena orang-orang terlalu banyak, mereka tidak dapat sampai ke dekat-Nya. Maka mereka naik ke atap dan membongkar atap - tepat di atas Isa. Setelah lobang itu cukup besar, mereka menurunkan orang lumpuh itu bersama tikarnya. Waktu Isa melihat orang itu diturunkan, Dia sadar bahwa teman-teman orang yang lumpuh itu sungguh-sungguh beriman kepada kuasa Allah. Jadi, Dia berkata kepada orang lumpuh itu, "Anakku, dosa-dosamu sudah diampuni." Aneh, ya? Mengapa dia berkata begitu? Mengapa dia tidak berkata, "Sembuhlah!"

Beberapa guru agama yang duduk di situ mulai bertanya-tanya di dalam hati, "Berani benar orang ini bicara begitu! Ia menghina Allah. Siapa yang boleh meng-ampuni dosa, selain Allah sendiri?" Mereka tidak tahu bahwa Isa Almasih adalah Domba Allah yang datang untuk menghapus dosa dunia, termasuk dosa orang lumpuh itu!

Isa tahu pikiran mereka. Ia berkata, "Mengapa kalian bertanya-tanya begitu di dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan, `Dosamu sudah diampuni', atau menga-takan `Bangunlah, angkat tikarmu dan berjalanlah'? Tetapi sekarang aku membuktikan kepadamu bahwa di atas bumi ini aku berkuasa mengampuni dosa." Lalu Isa berkata kepada orang yang lumpuh itu, "Bangunlah, angkat tikarmu dan pulanglah!" Orang itu bangkit, mengambil tikarnya, lalu berjalan keluar.

Pertanyaan:

1. Ketika orang yang sakit kusta mendekati Isa Almasih, apa yang Isa lakukan?

2. Mengapa keempat orang itu membongkar atap rumah itu?

3. Apa yang Isa katakan kepada orang lumpuh itu? Mengapa?

Isa Almasih Mempunyai Kuasa - Injil, Luk 5:1-11; 8:22-25

Pada suatu kali Isa pergi ke pantai Danau Jalil (Galilea) dekat Kafr Nahum. Ada beberapa nelayan yang telah bekerja keras sepanjang malam tanpa mendapatkan seekor ikan pun. Isa naik ke dalam salah satu perahu yang ada disana sambil para nelayan membasuh jalanya. Setelah duduk dia berkata kepada seorang nelayan yang bernama Shafwan (Simon yang dinamakan Petra atau Petrus oleh Isa), "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."

Shafwan merasa capai dan kesal karena bekerja keras tanpa penhasilan apa-apa. Barangkali dia berpikir bahwa seorang nabi lebih tahu tentang agama daripada ikan. Walaupun demikian Shafwan berkata, "Baik, Guru. Aku akan menebarkan jala sekali lagi." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang untuk membantu. Waktu mereka itu datang, kedua-dua perahu diisi dengan ikan hingga hampir tenggelam.

Setelah kejadian itu Shafwan dan beberapa nelayan yang lain menjadi pengikut Isa (Hawariyyin). "Mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia," kata Isa kepada mereka.

Pada suatu hari yang lain ketika sudah sore, Isa Almasih dengan pengikut-pengikutnya naik perahu. "Mari kita pergi ke seberang danau," kata Isa kepada mereka. Lalu mereka berangkat. Mereka pandai mengemudikan perahu; mereka juga senang berlayar di Danau Jalil. Oleh karena Isa Almasih capai sekali, dia tertidur. Dia sudah mengajar dan menolong banyak orang pada siang harinya. Jadi ketika dia naik perahu, ayunan gelombang laut itu membuatnya tidur nyenyak.

Tak lama kemudian tiba-tiba angin ribut melanda danau itu. Gelombang yang besar mulai menghantam perahu dan air mulai masuk ke dalam perahu. Pengikut Isa yang pintar mengemudikan perahu berusaha untuk berlayar sampai ke darat, tetapi mereka tidak berhasil. Mereka mencoba mengeluarkan air yang sudah masuk ke dalam perahu itu, tetapi karena air yang masuk begitu banyak, akhirnya mereka putus asa. Perahu itu hampir penuh dengan air. Pasti mereka akan tenggelam. Di buritan perahu itu, Isa sedang tertidur dengan kepalanya di atas bantal. Mereka membangunkan Isa Almasih dan berkata, "Oh Guru, apakah engkau tidak peduli bahwa kita akan celaka?"

Isa bangun, lalu membentak angin itu, dan berkata kepada danau itu, "Diam, tenanglah!" Angin dan ombak itu pun reda, lalu danau menjadi sangat tenang. Isa Almasih bertanya kepada pengikut-pengikutnya, "Mengapa kalian takut? Mengapa kalian tidak percaya kepadaku?"

Mereka menjadi heran dan takut. Berkatalah mereka kepada satu sama lain, "Siapa sebenarnya orang ini sampai angin dan ombak pun taat kepadanya?"

Pertanyaan:

1. Bagaimana Isa bertemu dengan beberapa dari Hawariyyinnya?

2. Pada waktu Shafwan (Simon) menaati Isa, apa terjadi?

3. Apakah pengikut-pengikut Isa Almasih pintar mengemudikan perahu?

4. Apa terjadi pada waktu mereka menyeberangi Danau Jalil?

5. Bagaimana mereka selamat?

Isa Almasih Mengajar tentang Dinullah (Kerajaan Allah)

Isa pergi ke mana-mana untuk mengajar tentang Kerajaan Allah. Isa Almasih datang ke dunia untuk menghancurkan kerajaan Iblis dan membangun Kerajaan Allah. Allah tidak memaksa seseorang untuk pindah ke dalam Kerajaan-Nya. Dia hanya menyerukan agar setiap orang percaya kepada-Nya dan mengikuti Jalan yang Lurus yang ditunjukkan oleh Isa.

Isa menyempurnakan Hukum Taurat. Dalam Hukum Taurat, ada perintah: "Jangan membunuh". Isa Almasih mengajar bahwa barangsiapa marah kepada orang lain, ia berdosa seperti orang yang membunuh. Juga ada ajaran seperti ini: "Cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu." Tetapi Isa mengajarkan: "Cintailah musuh-musuhmu, dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian."

Isa Almasih juga mengajar bagaimana orang yang sudah pindah ke dalam Dinullah harus sholat, memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa. Dia berkata, "Jangan kalian melakukan kewajiban agama di depan umum supaya dilihat orang." Jadi jangan memberi sedekah supaya orang lain melihat. Juga jangan sholat atau berdoa hanya supaya orang lain melihat dan memuji kita, tetapi berdoalah di kamar sendiri supaya Allah sajalah yang melihat dan mendengar kita. Kalau berpuasa, janganlah bermuka muram, tetapi cucilah muka kita dan sisirlah rambut kita supaya tidak ada yang tahu bahwa kita sedang berpuasa, kecuali Allah yang mahatahu.

Kata Isa Almasih, "Jangan khawatir tentang apa yang akan kalian makan atau apa yang akan kalian pakai, tetapi percayalah kepada Allah. Usahakanlah dahulu supaya Allah benar-benar menjadi penguasa tunggal atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya, maka semua yang lain juga akan diberikan Allah kepadamu."

Saudara-saudara, ada dua pilihan atau dua pintu. Saudara hanya boleh memilih satu saja. Jangan memilih pintu yang besar dan lebar, yaitu memilih yang gampang dan yang duniawi, karena pintu ini menuju ke neraka. Tetapi pilihlah pintu yang sempit dan yang sukar, yang membawa orang kepada hidup yang kekal. Ini adalah pintu dan Jalan yang Lurus, yang ditunjukkan oleh Isa. Orang yang memilih pintu yang sempit hanya sedikit. Mereka harus mematikan nafsu duniawi dan memikirkan orang lain. Mereka selalu ingin melakukan kehendak Allah yang ditunjukkan oleh Firman-Nya.

Isa Almasih memberi kesimpulan tentang ajarannya dalam satu perintah yang mempunyai dua imbauan. "Kasihilah Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, akal, dan kekuatanmu, dan kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi diri sendiri." Isa Almasih juga mengajarkan bahwa orang yang mendengarkan perkataannya dan yang menurutinya sama seperti orang bijak yang membangun rumahnya di atas batu. Tetapi orang yang mengetahui ajarannya dan tidak menurutinya sama seperti orang bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir yang tidak stabil.

Pertanyaan :

1. Kalau kita marah, itu sama dengan dosa apa?

2. Bagaimana kita seharusnya memperlakukan musuh-musuh kita?

3. Bagaimana kita seharusnya sholat, memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa?

4. Mengapa kita tidak perlu khawatir tentang makanan atau pakaian?

Isa Almasih Menyembuhkan Orang yang Kemasukan Roh Jahat - Injil, Markus 5:1-20

Setelah Isa Almasih meredakan angin ribut dan badai di Danau Jalil, pengikut-pengikutnya dapat mengemudikan perahu itu sampai ke seberang danau, di daerah Gerasa, Yordania. Begitu mereka turun dari perahu, datanglah seorang laki-laki, ia keluar dari kuburan. Orang itu sebetulnya orang kota. Sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak mau tinggal di rumah. Orang itu kerasukan roh jahat dan suka tinggal di kuburan-kuburan. Ia sudah tidak dapat diikat lagi; dengan rantai pun tidak. Sudah sering kaki dan tangannya dibelenggu, tetapi rantai-rantai itu selalu diputuskannya; besi pada kakinya pun dipatahkannya. Ia begitu kuat sehingga tidak seorang pun dapat menahannya. Siang malam ia berkeliaran di kuburan, di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan melukai badannya dengan batu.

Dari jauh orang itu melihat Isa. Kemudian ia berlari-lari, lalu sujud di hadapan Isa. Isa Almasih berkata kepadanya, "Roh jahat, keluarlah dari orang ini!" Dengan suara yang keras orang itu berteriak, "Isa, yang berasal dari Allah Yang Mahatinggi! Apa yang akan engkau lakukan terhadap saya? Demi Allah, saya mohon, jangan siksa saya!"

Waktu Isa bertanya tentang namanya, orang itu menjawab, "Nama saya `Ligiun' -- sebab kami ini banyak sekali! Jangan menyuruh kami keluar dari daerah ini!" Ligiun adalah kelompok tentara Roma yang terdiri dari ribuan prajurit. Di dekat tempat itu ada kira-kira 2000 babi yang sedang mencari makan di lereng bukit. Roh-roh jahat itu memohon kepada Isa, "Kalau engkau akan menyuruh kami keluar, suruhlah kami masuk ke dalam babi-babi itu." Isa membiarkan roh-roh jahat itu keluar dari orang itu dan masuk ke dalam babi-babi itu. Seluruh kawanan babi itu lari dan terjun dari pinggir jurang ke dalam danau. Tentu saja kawanan babi itu tenggelam.

Penjaga-penjaga babi itu lari dan menyiarkan kabar itu ke kota dan ke desa di sekitarnya. Lalu orang-orang keluar untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Isa Almasih, lalu melihat orang yang sudah dibebaskan dari roh-roh jahat itu. Orang itu sedang duduk di situ. Ia sudah berpakaian, dan pikirannya juga sudah waras lagi. Semua orang menjadi takut. Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu bercerita kepada yang baru datang dari kota, bagaimana orang itu disembuhkan. Lalu penduduk daerah itu minta supaya Isa meninggalkan daerah itu. Mereka tidak memuji Allah karena mukjizat itu. Mereka hanya mau mengusir Isa dari daerah mereka.

Kalau Isa tidak diterima, ia tidak akan memaksa orang-orang mengikutnya. Jadi, ia pulang naik perahu dengan Hawariyyin-nya. Orang yang tadinya dikuasai roh jahat itu bertanya kepada Isa, "Bolehkah saya ikut? Saya mau mengikut Jun-jungan selama hidupku!" Tetapi Isa berkata bahwa lebih baik pulang dan beritahukan kepada saudaranya apa yang sudah Allah lakukan. Orang itu pun pergi dan mulai bercerita di daerah itu, apa yang telah diperbuat Isa Almasih kepadanya.

Pertanyaan:

1. Ketika Isa Almasih mendarat di seberang danau, siapakah yang menyambut mereka?

2. Apakah orang itu kuat? Bagaimana kita tahu? Apakah artinya namanya?

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 
AttachmentSize
daftar_cerita.doc291 KB

Komentar