Relasi yang Vital Bersama Allah

Seberapa pentingkah komponen supranatural dalam kepemimpinan, yaitu "peranan Allah"? Melebihi karunia kepemimpinan, melebihi keahlian dan bakat yang dibutuhkan, melebihi pengalaman bertahun-tahun, adakah sesuatu yang lebih penting yang dibutuhkan oleh para pemimpin selain hal itu? Apakah benar-benar penting untuk para pemimpin memiliki persekutuan yang vital bersama Yesus Kristus? Sehubungan dengan pertanyaan ini, pelajaran dari 1 Korintus 13 menyingkapkan sudut pandang yang menarik.

Sekalipun aku menyebarkan visi dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat,

Namun memimpin tanpa kasih Allah,

Aku sama seperti telepon genggam yang berdering, atau yang lebih buruk lagi, jenis yang biasa dipakai di perusahaan.

Sekalipun aku memiliki karunia kepemimpinan dan mampu memberi arah, membangun tim, dan menetapkan tujuan,

Namun gagal memperlihatkan kebaikan Kristus, atau membuat Kristus dipuji karena prestasiku,

Di mata Allah, seluruh prestasiku tidak berarti apa-apa.

Sekalipun aku menyerahkan gajiku kepada kaum miskin, jatah tempat parkirku di gereja, atau tubuhku pada para diaken untuk dibakar,

Namun gagal menjalin relasi dan bekerja dengan cara yang pantas bagi Dia yang nama-Nya kujunjung,

Pada akhirnya, semua itu tidak berarti apa-apa.

Perjalanan yang intim bersama Kristus tidak pernah gagal.

Ia menguatkan hati, Mengarahkan kembali kemauan, membatasi ego, dan memurnikan motif.

Ia tidak pernah gagal. Ketika aku masih muda, tidak bergantung pada siapa pun, dan terlalu sibuk untuk berdoa,

Aku mengacaukan banyak hal dan melukai setiap orang yang kupimpin.

Tetapi sekarang setelah aku dewasa dan meninggalkan sifat kekanak- kanakanku ...

Aku tidak melakukan itu lagi! Dan sekarang tinggallah ketiga hal ini:

Iman untuk mengikut Allah dengan berani, Harapan untuk bertahan sekalipun hatiku hancur, Dan kasih untuk memperkaya hati mereka yang kupimpin.

Namun yang terbesar dari ketiganya adalah kasih -- kasih yang hanya berasal dari relasi yang dekat setiap hari bersama Kristus.

Sumber diedit dari: Judul buku : Kepemimpinan yang Berani (Courageous Leadership) Judul artikel : Jalan Hidup Sang Pemimpin: Relasi yang Vital Bersama Allah. Penulis : Bill Hybels Penerbit : Gospel Press, Batam Centre 2004 Halaman : 261 - 262

File: 

Komentar