Mendengarkan

MENDENGARKAN

Untuk Menyelami Hati Mereka, Bukalah Telinga Anda


Telinga seorang pemimpin harus mampu menangkap suara orang banyak.
Woodrow Wilson, Presiden Amerika

Seorang pemimpin yang baik mendorong para pengikutinya untuk memberitahunya apa yang perlu ia ketahui, bukannya apa yang ingin didengarnya.
John C. Maxwell

WALAUPUN IA BANYAK BICARA, IA LEBIH BANYAK MENDENGARKAN

Siapakah yang menurut Anda termasuk orang yang paling berpengaruh di Amerika Serikat? Yang pasti presiden salah satunya. Begitu juga Alan Greenspan. Michael Jordan mungkin - wajahnya kan paling dikenal di muka bumi. Anda bisa mendebat bahwa Bill Gates juga termasuk. Berhentilah sejenak dan renungkanlah orang yang menurut Anda termasuk. Sekarang saya ingin Anda menambahkan sebuah nama yang mungkin tidak Anda duga: Oprah Winfrey.

Pada tahun 1985, Winfrey boleh dikata belum dikenal. Ia muncul dalam film The Colour Purple karya Steven Spielberg, dan menjadi pembawa acara obrolan pagi setempat, yang telah dibawakannya di Chicago selama satu tahun. Sukses yang dicapainya boleh dikata adalah berkat kemampuannya berbicara. "Dengan berkomunikasi dengan orang lainlah saya selalu mengembangkan harga diri saya", jelas Winfrey. Dan ia mendapatkan pujian di usia dini. "Saya ingat ketika baru berusia dua tahun dan berbicara di gereja serta mendengar orang-orang berkata, "Anak ini pandai bicara ya. Ia memang benar-benar pandai bicara".

Namun Winfrey juga pendengar yang baik. Malah, kemampuannya untuk mendengarkan telah menjadi karakteristik utama dalam hidupnya. Ia adalah pelajar yang jadi kebiasaan, dan kemampuan mendengarkannya dimulai ketika ia menyerap hikmat dari para penulis. Ia suka membaca cerita fiksi dan biografi, mempelajari bagaimana perasaan serta pikiran orang lain - dan dalam prosesnya ia juga belajar tentang diri sendiri.

Kecenderungan untuk mendengarkan itu telah sangat membantunya dalam setiap aspek karirnya. Penerapannya sangat jelas dalam pertunjukan televisinya. Ia terus mengamati serta mendengarkan untuk menemukan berbagai persoalan untuk dibahas di televisi. Dan ketika ia membawa selebriti, penulis, atau para ahli ke pertunjukkannya, dengan tulus ia mendengarkan apa yang mereka ucapkan. Bintang musik, Madonna, mengatakan begini tentang Winfrey, "Ia telah menjadi sorotan publik sedemikian lama, namun ia memiliki simpati yang demikian menakjubkan. Saya tidak tahu bagaimana caranya melakukan itu". Ia melakukannya dengan mendengarkan.

Kemampuan Oprah Winfrey untuk mendengarkan telah diimbali dengan sukses serta pengaruh yang luar biasa. Ia adalah penghibur yang paling tinggi bayarannya di dunia dan memiliki kekayaan sebesar hampir setengah milyar dolar. Setiap minggunya, tiga puluh juta orang di Amerika Serikat saja menonton pertunjukannya.

Terlepas dari sukses pertunjukannya, baru-baru ini ia mempertimbangkan untuk berhenti dari karirnya itu. Namun akhirnya ia malah memutuskan untuk meningkatkannya. Bagaimanakah ia memutuskan, perubahan-perubahan apa yang harus dibuatnya? Ia menanyakan kepada stafnya.

"Perubahan belum tentu berarti susah", katanya kepada mereka. "Mengadakan perubahan dalam pertunjukan ini adalah seperti mengadakan perubahan dalam hidup kita. Bisa menyenangkan. Jadi, yuk kita coba. Apa ya yang dapat kita lakukan untuk menjadikannya lebih menyenangkan?"

Ia sangat meragukan salah satu gagasan yang dilontarkan oleh orang-orangnya. Namun ia juga cukup bijaksana untuk mendengarkannya - dan mencobanya. Gagasannya adalah klub buku. Seperti yang mungkin telah Anda ketahui, suksesnya sungguh fenomenal. Ratusan ribu orang belajar dan bertumbuh lewat membaca, ada yang untuk pertama kalinya. Dan Winfrey pun senang. Sasarannya dalam hidup ini adalah memberikan nilai tambah kepada orang lain. Dan ia sukses karena mendengarkan.

MENGUNGKAPKANNYA

Dalam buku 21 Hukum Kepemimpinan Sejati, saya tunjukkan bahwa seorang pemimpin itu menyentuh hati terlebih dulu sebelum minta tolong. Itulah Hukum Hubungan yang Baik. Namun sebelum seorang pemimpin dapat menyentuh hati seseorang, ia harus mengetahui ada apa di dalam hati orang tersebut. Ia mempelajarinya dengan mendengarkan.

Ketidaksediaan untuk mendengarkan adalah terlalu umum di antara para pemimpin yang payah. Peter Drucker, bapa manajemen Amerika, percaya bahwa 60 persen dari semua persoalan manajemen adalah akibat dari komunikasi yang tidak lancar. Menurut saya, sebagian besar masalah komunikasi adalah akibat dari ketidakmampuan untuk mendengarkan.

Banyak suara di luar sana berusaha merebut perhatian Anda. Sementara Anda merenungkan bagaimana caranya menjadi pendengar yang baik, ingatlah bahwa ada dua tujuan dalam mendengarkan: menjalin hubungan dengan orang lain serta belajar. Karena alasan tersebut, seharusnya Anda membuka telinga terhadap orang-orang ini:

  1. Para Pengikut Anda

    Para pemimpin yang baik, yang menjadi panutan, melakukan lebih dari sekedar bisnis ketika berinteraksi dengan para pengikutnya. Mereka meluangkan waktu untuk menyelami masing-masing pengikutnya. Philip Stanhope, bangsawan dari Chesterfield, percaya bahwa "banyak orang yang lebih suka didengarkan ceritanya ketimbang dipenuhi permintaannya". Jika Anda membiasakan diri untuk mendengarkan hanya fakta-faktanya saja dan bukannya orang yang mengungkapkannya, ubahlah fokus Anda - dan jadilah pendengar yang baik.

  2. Pelanggan Anda

    Ada pepatah yang berbunyi, "Dengarkanlah bisikan-bisikannya, maka Anda tidak perlu mendengar teriakan-teriakannya". Saya takjub dengan para pemimpin yang begitu sibuk dengan gagasannya sendiri sehingga tidak pernah mendegar keprihatinan pelanggan, keluhan, pelanggan, dan saran pelanggan. Dalam bukunya, Business @ the Speed of Thougt, Direktur Utama Microsoft, yaitu Bill Gates, mengatakan, "Para pelanggan yang tidak senang selalu menjadi keprihatinan. Mereka juga merupakan peluang terbesar Anda". Para pemimpin yang baik selalu memprioritaskan untuk mengadakan kontak dengan mereka yang dilayaninya.

  3. Pesaing Anda

    Sam Markewich mengumumkan, "Jika Anda tidak sependapat dengan saya, artinya selama ini Anda tidak mendengarkan". Walaupun jelas ia hanya bergurau, kebenaran yang menyedihkan adalah bahwa jika seorang pemimpin memandang organisasi lain sebagai pesaing, ia fokuskan perhatiannya untuk membangun kasusnya sendiri atau untuk meraih kemenangan dan lupa belajar dari apa yang dikerjakan oleh kelompok lainnya itu.

    Kata Larry King, "Setiap pagi saya mengingatkan diri sendiri: apa pun yang saya katakan hari ini takkan mengajarkan saya apa-apa. Maka kalau saya mau belajar, saya harus belajar mendengarkan". Sebagai pemimpin, janganlah Anda dasarkan tindakan Anda menurut apa yang dilakukan orang lain, namun Anda tetap harus mendengarkan dan mempelajari sebisanya untuk memperbaiki diri sendiri.

  4. Pembimbing Anda

    Tak ada pemimpin yang begitu hebatnya atau berpengalamannya sehingga tidak lagi membutuhkan pembimbing. Saya telah banyak belajar dari para pemimpin yang lebih berpengalaman dari saya, orang-orang seperti Melvin Maxwell (Ayah saya), Elmer Towns, Jack Hayford, Fred Smith, dan J. Oswald Sanders. Jika Anda belum punya pembimbing, carilah segera. Jika Anda tak dapat menemukan seseorang untuk membantu Anda secara pribadi, mulailah prosesnya dengan membaca buku. Dari sanalah saya mulainya. Yang penting adalah segera memulai prosesnya.

MERENUNGKANNYA

Apakah Anda seorang pendengar yang baik? Saya tahu bahwa ketika saya baru mulai dalam kepemimpinan, saya bukanlah pendengar yang baik. Saya terlalu sibuk mengurusi urusan sendiri dan berusaha membuat segalanya menjadi kenyataan. Namun begitu saya lebih memperhatikan apa yang terjadi di sekeliling saya, ternyata kegiatan saya lebih tajam fokusnya dan mencapai hasil lebih banyak.

Kapankah terakhir kalinya Anda benar-benar memberikan perhatian penuh kepada orang-orang serta apa yang mereka katakan? Janganlah sekedar menangkap fakta-faktanya saja. Mulailah mendengarkan tidak saja kata-katanya, melainkan juga perasaannya, maksudnya, dan hal-hal yang tersembunyi di baliknya.

MENERAPKANNYA

Untuk meningkatkan kemampuan Anda dalam mendengarkan, lakukanlah yang berikut:

  • Ubahlah jadwal Anda. Apakah Anda melewatkan waktu untuk mendengarkan para pengikut Anda, pelanggan Anda, pesaing Anda, serta pembimbing Anda? Jika Anda belum menjadwalkan waktu untuk keempat kelompok itu secara teratur, mungkin Anda belum memberikan perhatian yang cukup kepada mereka. Tetapkanlah jadwal bagi masing-masing kelompok itu setiap hari, setiap minggu, atau setiap bulan.

  • Temuilah orang apa adanya. Kunci menjadi pendengar yang baik adalah menemukan kesamaan dengan mereka. Lain kali Anda berjumpa dengan seorang karyawan atau pelanggan, disiplinkanlah diri Anda untuk menanyakan empat lima pertanyaan tentang dirinya sebagai individu. Belajarlah mengenalnya apa adanya, dan carilah kesamaan dengannya untuk membina hubungan lebih baik.

  • Dengarkanlah maksud yang tersembunyi. Sementara Anda berinteraksi dengan orang lain, jelas Anda ingin memperhatikan isi percakapan yang sesungguhnya. Namun janganlah abaikan muatan emosionalnya. Terkadang Anda akan lebih tahu apa yang sesungguhnya terjadi dengan mendengarkan maksud yang tersembunyi. Luangkanlah waktu di hari-hari atau minggu-minggu mendatang untuk mendengarkan dengan hati Anda.

MELATIHNYA SETIAP HARI

Presiden Theodore Roosevelt adalah orang yang selalu bertindak, namun juga seorang pendengar yang baik, dan ia menghargai kualitas orang lain. Suatu kali di suatu pesta besar, ia bosan dengan orang-orang yang membalas komentarnya dengan basa-basi. Maka ia mulai menyambut orang lain dengan senyuman sambil mengatakan, "Tadi pagi saya bunuh nenek saya lho". Kebanyakan orang yang gugup bila berjumpa dengannya, bahkan tidak mendengar apa yang dikatakannya. Namun seorang diplomat mendengarnya. Begitu mendengar komentar sang presiden, ia segera berbisik kepada sang presiden, "Saya yakin itu memang takdirnya ya!" Satu-satunya cara untuk mengetahui apa yang Anda lewatkan adalah dengan mulai mendengarkan.

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 
AttachmentSize
mendengarkan.doc74 KB
mendengarkan.htm10 KB

Komentar