Pentingnya Kepemimpinan Kristen yang Visioner (II)
Red.: Dalam e-Leadership 114 telah dibahas hal pertama mengenai pentingnya visi bagi pemimpin, yaitu visi menggerakkan organisasi/gereja yang dipimpin. Berikut ini adalah pembahasan bagian berikutnya.
2. Visi Menentukan Tujuan, dan Tujuan Menyatakan Arah dan Sasaran Sebuah Organisasi
Bob Gordon mengatakan, "Ketiadaan visi akan membawa orang-orang hanyut dalam keberadaan yang tanpa arti, tanpa tujuan, dan tidak efektif". Oleh sebab itu, visi sangat penting untuk memberi petunjuk -- memungkinkan kita mengetahui ke mana kita akan melangkah dan apa yang hendak kita capai. Wafford, mengungkapkan bahwa visi seumpama "gyros" (semacam kompas) yang akan menentukan suatu arah yang benar bagi organisasi. Dengan visi yang jelas, maka ke sanalah segala usaha diberdayakan dan difokuskan.
Visi memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi. Sebuah visi memproyeksikan keunikan dari suatu kondisi masa depan. Arah yang spesifik dan yang dapat dikenali, tidak berubah atau berbelok secara tak terduga, mempermudah dalam pencapaian sasaran. Sebuah visi memiliki cara yang unik untuk mengarahkan gerakan organisasi secara positif. Visi memberikan gambaran mental yang sesuai buat kita, dan membuat orang-orang tetap memiliki "gambaran besar". Visi menentukan peta perjalanan untuk menuntun dan mengarahkan kita. Kita tidak akan pernah tahu ke mana kita harus melanjutkan perjalanan, jika kita tidak tahu ke mana kita akan pergi. Visi menentukan arah perginya sebuah organisasi.
Visi itu ibarat sebuah magnet, artinya bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh suatu organisasi mendapat arahan dari visi. Visi menegaskan aksi seseorang atau suatu organisasi, dan visi menjadi inti (core) sasaran yang hendak dicapai. Arah gerak organisasi menjadi terarah karena dikendalikan oleh visi yang ada, dan arah yang dicapai tidak lain adalah mewujudkan visi itu dalam kenyataan yang sesungguhnya.
Itu sebabnya, seorang pemimpin visioner harus bisa tampil di depan dan mendeklarasikan visi organisasi itu, memimpin, mendorong, mengarahkan setiap anggota, dengan tetap bersandarkan pada visi yang diyakini bersama.
3. Visi Memberi Motivasi dan Harapan bagi Organisasi
Kesatuan sebuah grup yang dihadirkan dalam sebuah ide di dalam visi, bukan hanya disebabkan oleh karisma seorang pemimpin atau loyalitas suatu organisasi. Kekuatan dari visi adalah visi menghadirkan pemahaman umum dari realitas dan masa depan, serta memersuasi suatu grup untuk beraksi. Visi bisa menjadi sumber motivasi yang kuat, menyatukan, dan memengaruhi organisasi jika para anggota menerima dan mau berkomitmen pada visi tersebut. Itu artinya, visi harus bisa dikomunikasikan dengan baik, sehingga mampu menggugah dan memotivasi untuk dilakukannya tindakan nyata secara bersama-sama. Visi yang baik akan menggugah imajinasi orang. Hal itu sangat tergantung pada sejauh mana para pemimpin itu sendiri tergugah oleh sasaran itu. Jika imajinasi mereka tidak menyala-nyala, mereka tidak akan membakar imajinasi orang lain. Apa yang harus terjadi pada masa yang akan datang, yang hanya dapat dilihat oleh para pemimpin, sekarang disampaikan di depan mata, sehingga orang lain dapat melihatnya dan termotivasi untuk ambil bagian dalam visi itu. Visi yang baik akan menantang orang untuk berpartisipasi, dan secara pribadi mereka tertantang untuk mewujudkan tujuan itu.
Brian Tracy, mengatakan bahwa di antara 3000-an penelitian yang pernah dia baca, ia menyimpulkan dengan menempatkan visi pada tempat teratas dari daftar kualitas kepemimpinan pada umumnya. Visi, menurut Tracy, memunculkan harapan, dan harapan adalah motivator yang ampuh. Visi bisa mengubah pikiran dan hati seseorang apabila mereka menerima visi tersebut sebagai visi mereka sendiri. Visi yang mengubahkan adalah visi yang mengilhami pengikutnya, yang mendorong mereka memberikan pengabdian dan bertindak. Visi yang memotivasi memungkinkan pengikut visi itu hidup, seakan-akan hari ini adalah hari yang pertama dan yang terakhir dalam kehidupan kita, dan bukan untuk menyetir kita melainkan untuk memberi kita tujuan. Visi memberikan kita suatu keyakinan dan memberi tahu apa yang harus kita lakukan. Visi memotivasi kita karena hal itu memusatkan perhatian kita pada masa depan, dan mendorong kita untuk mengambil tindakan ke arah perwujudannya.
Sasaran-sasaran visi yang telah tercapai juga menolong orang-orang mencapai kepuasan karena mereka melihat adanya hasil. Hal tersebut memotivasi mereka untuk maju terus. Oleh karena itu, visi yang jelas dapat dipandang sebagai titik-titik keberhasilan di sepanjang hidup seseorang, membesarkan hati untuk melihat bahwa kita sudah mencapai satu sasaran lagi dan siap untuk mencapai sasaran selanjutnya. Seorang pemimpin visioner harus memiliki visi sebagai kriteria terpenting dan harus memotivasi orang lain demi terwujudnya visi, sebab keberhasilan mencapai visi tertentu sangat menentukan tingkat motivasi dan pengharapan kelanjutan dari sebuah visi itu bagi organisasi.
Kesimpulan
Visi adalah sesuatu yang penting untuk kelangsungan hidup suatu organisasi. Visi merupakan pemberian Allah dan lahir dari adanya iman, ditopang oleh pengharapan, diarahkan oleh imajinasi, dan diperkuat oleh semangat. Visi mencakup pandangan yang luas, yang berada di luar batas-batas pemikiran, kepastian, dan sangkaan. Visi itu mutlak penting. Itulah sebabnya, Charlew Swindoll mengatakan demikian, "tanpa visi, tidak mengherankan bila tamatlah riwayat kita!" Seorang pemimpin harus memiliki visi sebagai salah satu faktor penting yang menentukan kelayakannya memimpin suatu organisasi. Visi itu penting karena dengan visi yang baik, akan menggerakkan suatu organisasi ke masa depan, menggerakkan dengan tujuan dan arah yang jelas, serta anggota organisasi termotivasi dan berpengharapan karena mereka memiliki tujuan yang baik ke depan yang ingin direalisasikan secara bersama-sama.
Namun, hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pemimpin visioner adalah visi itu janganlah hanya terbatas pada ide yang mengkristal dan aktualisasi dalam gagasan-gagasan yang indah, melainkan harus sampai pada tindakan yang dilakukan. Tom Marshall berpendapat, "Adalah tidak memadai untuk sekadar memperoleh sebuah visi atau bahkan mengonseptualisasikan visi itu pada sasaran yang digambarkan dengan baik dan jelas. Kalau Anda tidak bisa mendapatkan orang yang mengikuti Anda untuk mencapai visi itu, Anda bukan pemimpin." John C. Bowling menegaskan, "Agar bisa menjadi pemimpin yang efektif, Anda perlu visi. Tetapi, Anda perlu juga mengomunikasikan visi itu kepada orang lain dengan langkah-langkah yang secara emosional dan mental membuat mereka dengan sukarela bersedia mewujudkan visi itu menjadi kenyataan. Visi tidak akan ada artinya jika tidak diterjemahkan ke dalam tindakan." Akhirnya, Heriyanto menyimpulkan, "Kepemimpinan berjalan dengan efektif saat pemimpin mampu menemukan orang-orang yang mampu menerjemahkan visinya, dan merekrut orang-orang yang berani tampil merintis visi menjadi tindakan." Jadi, visi yang baik pasti memberi dampak besar bagi kepemimpinan, dan baru membuahkan hasil apabila mampu dimengerti dan mampu dilakukan atau diwujudkan oleh semua anggota organisasi.
Diambil dari:
Nama situs | : | GKT Lampung |
Alamat URL | : | http://www.gktlampung.org/ |
Judul artikel | : | Pentingnya Kepemimpinan Kristen yang Visioner |
Penulis | : | Darianus Mendrofa |
Tanggal akses | : | 1 Desember 2011 |