Kepemimpinan Rohani Mungkin Membuat Hati Sedih, tetapi Selalu Penuh Harapan

Setiap kali seorang pendosa yang egois ditugaskan untuk memimpin para pendosa egois lainnya ke arah Allah -- baik dalam keluarga, persahabatan, kelompok kecil, gereja, atau gerakan yang lebih luas -- akan timbul masalah.

Musa, misalnya. Tidak ada pemimpin Perjanjian Lama yang lemah lembut seperti Musa (Bilangan 12:3), memiliki interaksi yang lebih intim dengan Allah (Keluaran 33:11), dan lebih dikritik dengan tidak adil dan keras oleh orang-orang yang dipimpinnya.

Berikut gambaran pengalaman Musa sebagai pemimpin rohani:

Gambar: Musa

  • Pada awalnya orang Israel bersama-sama mendukungnya (Keluaran 4:31), tetapi ketika Firaun mempekerjakan mereka lebih keras, mereka menyerah (Keluaran 5:21).
  • Kemudian, setelah Paskah Musa adalah pahlawan mereka (Keluaran 12:28)! Namun, itu dengan cepat melemah ketika tentara Firaun muncul (Keluaran 14:11).
  • Kemudian, laut terbuka bagi mereka dan tertutup bagi orang Mesir dan Musa adalah pemimpin terbaik yang pernah ada (Keluaran 14:31). Yaitu, sampai mereka tiba di Mara dan mendapatkan air yang pahit (Keluaran 15:24).
  • Akan tetapi, Allah menjadikan air itu manis dan itu luar biasa! Sampai mereka lapar. Kemudian peringkat Musa menurun lagi di mata bangsa Israel (Keluaran 16:2).
  • Kemudian, manna jatuh dan itu luar biasa! Sampai mereka haus lagi. Kemudian mereka ingin melempari Musa dengan batu (Keluaran 17:4).
  • Dalam Keluaran 18, mereka membuat Musa kelelahan dengan perselisihan mereka. Bersyukur ada Yitro!
  • Kemudian, Musa tinggal di Gunung Sinai bersama Allah. Ini membuatnya mendapat suara "tidak dipercaya" dan umat memilih anak lembu emas untuk memimpin mereka (Keluaran 32). Bukan suatu batas atas mayoritas.
  • Kemudian, mereka muak dan bosan makan manna ajaib lama yang membosankan. Maka, Musa berseru kepada Allah: "Aku tidak sanggup menanggung seluruh umat ini sendirian ... jika Engkau memperlakukanku seperti ini, mohon bunuh saja aku" (Bilangan 11:14-15, AYT). Astaga. Allah dengan penuh belas kasihan memberi Musa beberapa penatua.
  • Kemudian, untuk menambahkan patah hati setelah penghinaan, Miriam dan Harun secara terbuka menentang Musa karena pernikahan antar rasnya (Bilangan 12).
  • Selanjutnya, kedua belas pengintai menyajikan Laporan Tanah Perjanjian mereka. Dan, umat pun mengancam akan menggulingkan Musa dan Harun serta melempari Yosua dan Kaleb dengan batu (Bilangan 14).
  • Kemudian, Korah memimpin kudeta dan Allah memusnahkan para pemberontak. Akan tetapi, umat menyalahkan ... ya, Musa (Bilangan 16:41).
  • Kemudian, mereka haus lagi di Meriba. Jadi, mereka menggerutu melawan Musa, yang kehilangan kesabaran dan memukul batu itu. Umat mendapat air, tetapi Musa dilarang masuk Kanaan (Bilangan 20).
  • Sekarang, kita akan mengira mereka sudah belajar dari banyaknya pengalaman, tetapi sekali lagi umat mengeluh kepada Musa tentang makanan dan air. Dan, mereka mendapat ular tedung (Bilangan 21).
  • Dan, setelah semua ini, banyak orang Israel menolak Tuhan dan memilih Baal (Bilangan 25). Mendesah.
Musa adalah pengingat bahwa kepemimpinan rohani itu sulit dan terkadang membuat hati sedih. Seorang nabi mungkin dihormati, tetapi biasanya tidak di antara mereka yang paling mengenalnya (Matius 13:57).

Facebook Twitter WhatsApp Telegram


Musa adalah pengingat bahwa kepemimpinan rohani itu sulit dan terkadang membuat hati sedih. Hal ini disertai dengan kesulitan dan oposisi. Seorang nabi mungkin dihormati, tetapi biasanya tidak di antara mereka yang paling mengenalnya (Matius 13:57).

Jadi, jika kita percaya itu, siapa di dunia ini yang mau menjadi pemimpin Kristen? Hanya seorang hamba (Matius 23:11).

Seorang pemimpin-yang melayani:

  • seperti Yesus, tidak berharap pada penerimaan orang (Yohanes 2:24-25), dia berharap pada Allah (Mazmur 43:5);
  • tidak defensif, tetapi menyerahkan pembenarannya kepada Allah (Yesaya 54:17).
  • seperti Musa, dia dengan setia mengajar dan hidup dengan firman Tuhan (Ulangan 32:47);
  • tidak berharap pada karunianya sendiri, tetapi "pada Allah yang membangkitkan orang mati" (2 Korintus 1:9);
  • percaya bahwa dia adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk pekerjaan baik (Efesus 2:10);
  • percaya bahwa Allah selalu bekerja dalam pekerjaan-Nya (Filipi 2:13);
  • percaya bahwa penanaman dan penyiraman yang rendah hati dan setia (1 Korintus 3:6) dengan mengandalkan Yesus akan menghasilkan buah (Matius 25:21), bahkan di tengah kontroversi dan perlawanan yang tidak menyenangkan;
  • dan akhirnya, dia percaya bahwa salib Yesus -- penolakan, kesulitan, dan pertentangan terburuk yang pernah dihadapi -- dan kemenangan-Nya atas kematian menjamin kita bahwa tidak ada kerja keras di dalam Tuhan yang akan sia-sia (1 Korintus 15:58).

Kepemimpinan rohani mungkin sulit dan membuat hati sedih, tetapi selalu penuh harapan karena di mana harapan itu berlabuh. Upah Musa bukanlah kekaguman umat, dan bahkan Tanah Perjanjian pun tidak. Allah adalah upahnya (Ibrani 11:26). Dan, setiap pemimpin-yang melayani yang upahnya adalah Allah dapat mengatasi badai dengan iman dan sukacita yang bertahan.

Setiap pemimpin yang upahnya adalah sesuatu yang lain tidak akan bertahan lama. (t/Jing-Jing)

Download Audio

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Desiring God
Alamat situs : https://desiringgod.org/articles/spiritual-leadership-may-be-heartbreaking-but-it-is-always-hopeful
Judul asli artikel : Spiritual Leadership May Be Heartbreaking, but It Is Always Hopeful
Penulis artikel : Jon Bloom
Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 

Komentar