Bijak Mengambil Keputusan (1 Samuel 20:1-9, 14-17)

Seseorang menuliskan, "Tertawa berisiko memperlihatkan kebodohan. Menangis berisiko memperlihatkan kecengengan. Bertemu orang lain berisiko memperlihatkan keterlibatan. Menunjukkan perasaan berisiko menunjukkan diri Anda yang sebenarnya. Mengemukakan gagasan-gagasan, impian-impian Anda di hadapan umum berisiko kehilangan mereka. Mencintai berisiko untuk tidak dicintai. Hidup berisiko mati. Berharap berisiko putus asa. Mencoba berisiko gagal." Artinya, semua keputusan dan tindakan yang kita ambil dalam hidup ini menghasilkan risiko.

Yonatan adalah pria yang dalam hidupnya berani menanggung risiko dari keputusan-keputusan yang diambilnya. Sebagai seorang calon pemimpin bangsa Israel di masa depan, dia ditantang oleh keadaan untuk memilih: Apakah akan mendukung ayahnya untuk membinasakan Daud atau membangun kerja sama dengan Daud? Jika dia mengikuti kehendak ayahnya untuk membantu membunuh Daud, risikonya dia akan terhitung sebagai musuh Tuhan. Kalau dia bekerja sama agar Daud luput dari Saul dan menjadi raja Israel, risikonya ia bisa dicap sebagai anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya, bahkan kehilangan kesempatan menjadi raja atas Israel.

Yonatan adalah anak yang sangat dekat dengan ayahnya, Alkitab melukiskan kedekatan itu demikian, "Tetapi Yonatan berkata kepadanya: Jauhlah yang demikian itu! Engkau tidak akan mati dibunuh. Ingatlah, ayahku tidak berbuat sesuatu, baik perkara besar maupun perkara kecil, dengan tidak menyatakannya kepadaku. Mengapa ayahku harus menyembunyikan perkara ini kepadaku? Tidak mungkin!"(1 Samuel 20:2). Ketika Yonatan yakin bahwa Saul memang telah membulatkan hati untuk membunuh Daud sahabatnya, pergumulan di dalam hatinya semakin berat. Namun, sikap takut akan Tuhan yang ada padanya, membuat dia mampu mengambil keputusan yang benar: Berpihak kepada kebenaran! Sikap takut akan Tuhan memampukan Yonatan berpikir panjang, hatinya tidak terbawa emosi.

Di sisi yang lain, Yonatan memikirkan masa depan keluarga dan bangsanya. Karena itu, ia memilih untuk membela Daud, karena dalam hal ini Daud sama sekali tidak bersalah. Yonatan menyadari bahwa Daud pasti diangkat Tuhan menjadi raja, karena itu ia memastikan bahwa Daud akan memberikan perlindungan kepada keluarganya, terutama jika ia telah tiada. Dalam ketulusan, Yonatan meminta Daud berjanji untuk setia memelihara keluarganya dan Daud pun menyanggupinya. Sebenarnya ada risiko lain dari keputusannya ini, Daud bisa saja tidak menepati janjinya, tetapi Yonatan yang mengenal Daud mengambil risiko itu.

Dalam hidup ini banyak orang yang tidak berani melangkah karena takut akan risiko. Orang yang tidak berani mengambil risiko, tidak melakukan terobosan apa pun dalam hidupnya. Mintalah hikmat dari Tuhan di saat kita berhadapan dengan pilihan yang berisiko.

Diambil dari:

Nama buku renungan: Manna Sorgawi, 04 Oktober 2011
Judul artikel: Bijak Mengambil Keputusan (1 Samuel 20:1-9, 14-17)
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit: YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan Harian, Jakarta Utara 2011
Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 

Komentar