Rasul Paulus: Pemimpin Modern yang Sangat Hebat

Ada tiga hal yang membuat kepemimpinan Paulus hebat.

  1. Dia memunyai pencapaian-pencapaiannya yang hebat sebagai seorang pemimpin.
  2. Dia meraih sesuatu dengan mengelola sumber daya dengan bijaksana.
  3. Dia memelihara nilai-nilai dari para pengikut yang dia pimpin.

Barangkali tidak ada tokoh dalam sejarah yang memberikan teladan kepemimpinan yang lebih hebat daripada Rasul Paulus. Kekuatan kepemimpinan rasul Paulus sungguh tidak ada bandingannya.

Paulus biasanya disebut-sebut sebagai arsitek utama kekristenan. Pengaruhnya terhadap peradaban Barat tidak dapat disangkal lagi. Jelas sekali, Paulus tidak akan pernah dapat membayangkan betapa besarnya pencapaian-pencapaiannya. Barangkali dia akan terkejut mengetahui bahwa dia telah memberikan model sempurna tentang kepemimpinan modern kepada para pemimpin abad ke-21. Pada hakikatnya, kepemimpinan Paulus benar-benar luar biasa -- mungkin kepemimpinan terhebat yang pernah ada.

Ada tiga kriteria untuk mengukur kepemimpinan:

  1. Pencapaian.

    Kualitas kepemimpinan dilihat dari pencapaian hal-hal yang hebat.

  2. Penggunaan sumber daya secara efektif.

    Kepemimpinan yang hebat menggunakan sumber daya dengan sangat efektif.

  3. Pemeliharaan nilai-nilai kelompok.

    Nilai-nilai merupakan hal yang penting dalam sebuah kelompok (contohnya, etika, moral, uang). Kepemimpinan yang berkualitas melindungi nilai-nilai kelompok yang dipimpin.

Pemahaman Populer Tentang Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu topik yang luas, dan memang sudah seharusnya demikian, karena kebanyakan pemimpin kita telah membuat kekacauan yang luar biasa: ekonomi, lingkungan, peperangan, perawatan kesehatan, pemerintahan yang stagnan, dll.. Jika kita rindu keluar dari kekacauan yang dibuat oleh pemimpin-pemimpin yang buruk, maka planet ini sangat membutuhkan kepemimpinan yang hebat untuk memperbaiki banyak kegagalan dari pemimpin-pemimpin terdahulu. Akan tetapi, hal ini tidak bisa terwujud kecuali kita mengubah pandangan kita yang kadaluarsa tentang kepemimpinan.

Sepanjang sejarah, kita mencari dan mengagumi pemimpin-pemimpin dengan kepribadian, penampilan, dan keahlian-keahlian sosial tertentu yang dapat menginspirasi kita. Sering kali kita mencari sesosok "pangeran penunggang kuda" seperti dalam cerita-cerita untuk memimpin kita. Hal ini memang manusiawi dan sudah menjadi bagian dari sifat alamiah kita. Akan tetapi, kita tidak dapat mengukur dengan efektif pemimpin-pemimpin kita hanya berdasarkan kepribadian, penampilan luar, dan keahlian-keahlian sosial mereka. Ukuran seperti itu memunyai pengaruh yang sangat buruk bagi kinerja kelompok karena kriteria tersebut sering kali tidak berhubungan dengan kinerja pemimpin.

Saat ini, ada banyak seminar, diskusi, serta sesi-sesi pelatihan kepemimpinan. Semua kegiatan ini memunyai satu persamaan: para pesertanya tidak memiliki pemahaman kepemimpinan yang jelas, benar dan diamini oleh semuanya tentang kepemimpinan.

Inilah saatnya bagi kita untuk mengenali dan mengambil pandangan modern tentang kepemimpinan: definisi kepemimpinan dan hal-hal apa yang membuat seorang pemimpin menjadi hebat. Dan teladan kepemimpinan modern terhebat kita adalah Paulus dari Tarsus.

Kepemimpinan Paulus

  1. Pencapaian

    Paulus melihat bahwa misinya adalah untuk mengabarkan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang telah bangkit dari mati, dan mendirikan gereja-gereja berdasarkan doktrin ini. Para sejarawan sepakat bahwa ketika dia memulai pelayanannya pada sekitar pertengahan abad pertama, kekristenan adalah agama yang masih bayi dengan sedikit pengikut saja. Saat ini lebih dari 2 milyar orang adalah orang Kristen; ini berarti kurang lebih satu dari tiga orang adalah orang Kristen. Tentu saja ada banyak faktor yang menyebabkan kekristenan berkembang, tetapi kepemimpinan Pauluslah yang meletakkan dasar pertumbuhan kekristenan.

  2. Penggunaan Sumber Daya Secara Efektif

    Paulus hampir tidak memunyai sumber daya apa-apa. Dia bahkan sering kali bergantung pada kebaikan orang lain untuk mendapatkan tempat tinggal dan makanan. Hal ini tidak berarti bahwa asisten-asistennya -- Barnabas, Silas, Timotius, dll. -- bukan merupakan sumber daya yang berharga. Akan tetapi, dibandingkan dengan pencapaiannya yang hebat, sumber daya yang dimiliki Paulus relatif sangat sedikit. Pencapaiannya yang luar biasa dengan sumber daya yang sedikit menunjukkan kekuatan dari kepemimpinannya. Paulus membuat malu para pemimpin yang mengelola banyak sumber daya, tetapi hanya mampu mencapai perkembangan yang biasa-biasa saja.

  3. Perlindungan Nilai-Nilai Kelompok

    Setelah penglihatan yang ia terima dalam perjalanannya ke Damaskus, Paulus menjadi seorang pendamai. Dalam hal ini, dia mencerminkan nilai-nilai ajaran Yesus dan ajaran Kristen. Paulus didera, dirajam, dan dipenjarakan, tetapi dia tetap setia dengan ajaran kekristenan mengenai damai. Dia berhasil menyebarkan firman kekristenan tanpa melakukak kompromi terhadap nilai-nilainya.

Bandingkanlah hal ini dengan Paus Urbanus II, orang yang bertanggung jawab atas Perang Salib pertama. "Tumpukan kepala, tangan dan kaki dapat ditemukan di jalanan-jalanan kota" merupakan catatan zaman itu tentang orang-orang Kristen yang mengambil alih Yerusalem pada tahun 1099.

Barangkali, Anda dapat mendebatnya dari perspektif Kristen: merebut kota Yerusalem dan membuka jalan bagi peziarah Kristen ke kota tersebut merupakan pencapaian yang besar. Walaupun demikian, karena cara untuk mencapai hal ini sangat melanggar nilai-nilai yang kita percayai, peristiwa ini dipandang sebagai noda dalam kekristenan; sesuatu yang hingga saat ini masih perlu dibersihkan. Tidak seperti Urbanus, Paulus melindungi pengikut-pengikutnya dari tindakan aib yang meninggalkan perasaan malu yang dalam dan permanen itu.

Pemimpin Modern

Kepemimpinan yang hebat memerlukan keahlian untuk mencapai hal-hal hebat tanpa menyia-nyiakan sumber daya yang ada dan selalu melindungi nilai-nilai orang yang dipimpinnya. Tentu saja Paulus tidak diperlengkapi untuk kepemimpinan abad ke-21, tetapi jika kita lihat, ada terlalu banyak pemimpin-pemimpin bisnis dan pegawai-pegawai pemerintahan yang bahkan lebih tidak diperlengkapi dalam posisi kepemimpinan mereka saat ini.

Entah dalam bisnis, pemerintahan, maupun militer, jika kita ingin membayangkan bagaimana kepemimpinan yang hebat itu, mari kita melihat kembali pada dua milenia lalu dan belajar dari Paulus. Dia memahami dan menerapkan kepemimpinan yang nyata, dan menjadi teladan yang ideal saat ini.(/Uly)

Diterjemahkan dan disunting dari:

Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 

Komentar