Orang-Orang Terlalu Sibuk untuk Melayani? Ajari Mereka untuk Mengelola Waktu Mereka

Staf Lewis Center, Ann A. Michel mengatakan orang-orang yang berpikir mereka terlalu sibuk untuk melayani di gereja harus ditantang untuk memeriksa kembali prioritas mereka dan membuat komitmen buah sulung dari waktu mereka. Membantu orang mengelola karunia waktu yang berharga dari Allah dapat membebaskan mereka dari kesibukan yang tiada henti dan memungkinkan mereka mengalami sukacita melayani.

Saat ini, tampaknya hampir tidak mungkin bagi sebagian orang untuk mengalokasikan waktu dan bakat mereka ke gereja. Mereka berkutat dengan beban kerja yang berat dan tanggung jawab keluarga. Perjalanan pulang pergi dari rumah ke tempat kerja yang panjang dan perjalanan yang sering telah memakan habis jadwal mereka. Mereka berjuang untuk menyempatkan, bahkan sedikit waktu, untuk bersenang-senang atau melakukan olah tubuh. Sangat menggoda bagi para pemimpin gereja untuk hanya menyerah dalam keputusasaan dan berkata, "Begitulah kehidupan hari ini. Bagaimana mungkin kita bisa mengharapkan orang yang terlalu sibuk untuk melakukan lebih banyak lagi?"

orang sibuk

Belajar mengelola waktu kita dapat membebaskan kita dari tirani tekanan waktu masyarakat yang tak ada habisnya, membantu kita menjauh dari pola kesibukan yang tiada henti yang merusak diri sendiri, dan untuk mengalami sukacita melayani Allah dan sesama.

Sebuah pertanyaan tentang prioritas

Akan tetapi, bagaimana Jika Anda meminta seseorang untuk memberikan persembahan uang kepada gereja, dan mereka berkata, "Maaf! saya tidak bisa. Saya sudah menghabiskan semua uang saya?" Anda akan segera menyadari perlunya mendidik orang itu tentang pentingnya menghormati Allah melalui persembahan mereka dan memprioritaskan kemurahan hati. Memberi dengan setia mengharuskan kita menyesuaikan pola pengeluaran kita dan memprioritaskan kembali anggaran kita. Namun, kita jarang menantang orang untuk menerapkan logika yang sama dalam cara mereka menggunakan waktu.

Saya sendiri belajar dari pengalaman bertahun-tahun yang lalu ketika saya akhirnya bergabung dengan kelompok belajar Alkitab mingguan setelah bertahun-tahun berpikir bahwa saya terlalu sibuk untuk komitmen waktu yang begitu berat. Akan tetapi, begitu saya berkomitmen pada kelompok itu, dengan cara tertentu tanggung jawab saya yang lain akhirnya menjadi terorganisir dengan baik. Dan, ketika studi selama setahun selesai, saya siap dan bersemangat untuk bangkit kembali. Ternyata saya benar-benar punya waktu, begitu saya menjadikannya sebagai prioritas.

Buah sulung

Ini, tentu saja, tepatnya bagaimana orang-orang yang merasa tidak mampu memberi menjadi pemberi persembahan atau persepuluhan. Alih-alih memberikan apa yang tersisa setelah semua kemungkinan kebutuhan lain atas sumber daya mereka terpenuhi, mereka memberikan kepada Allah "dari pendapatan kotor" dan menyesuaikan prioritas pengeluaran mereka yang lain berdasarkan komitmen itu.

Ketika kita memprioritaskan memberi -- entah itu waktu kita atau harta kita -- kita belajar untuk menempatkan keinginan dan kebutuhan kita sendiri dalam perspektif yang benar.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Meminta orang untuk membuat komitmen buah sulung dari waktu mereka adalah lebih dari sekadar cara bagi gereja untuk memenuhi kebutuhan sukarelawannya. Ini adalah undangan untuk benar-benar mempertimbangkan bagaimana mereka menggunakan waktu yang telah Allah berikan kepada mereka. Belajar mengelola sumber daya yang berharga ini sama pentingnya dengan belajar mengelola sumber daya materi dan keuangan yang Allah percayakan kepada kita.

Menempatkan hal-hal dalam perspektif yang benar

Ketika kita memprioritaskan memberi -- entah itu waktu kita atau harta kita -- kita belajar untuk menempatkan keinginan dan kebutuhan kita sendiri dalam perspektif yang benar. Ini dapat menuntun kita untuk menemukan bahwa kita sebenarnya tidak perlu menghabiskan $5 atau $6 dolar sehari untuk minuman kedai kopi atau menyerah pada godaan pembelian daring lagi. Dan, kita mungkin juga belajar bahwa kita tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu pergi ke dan dari kedai kopi itu, berbelanja daring, mengamati media sosial, menonton acara olahraga atau berita TV kabel ... atau dari apa pun pencuri waktu tersembunyi lainnya yang merampas hidup Anda.

Orang yang tidak memiliki pengetahuan yang benar mungkin membayangkan bahwa persepuluhan dan pemberian buah sulung hanyalah tipu muslihat yang licik untuk mendanai gereja. Akan tetapi, ketika Anda menerima disiplin ini, Anda menemukan bahwa itu adalah instrumen yang diberikan Allah kepada kita untuk menolak kecenderungan kita menuju keegoisan dan konsumsi berlebihan. Dengan cara yang sama, belajar mengelola waktu kita dapat membebaskan kita dari tirani tekanan waktu masyarakat yang tak ada habisnya. Ketika kita membantu orang menempatkan ke dalam perspektif yang tepat bagaimana mereka menggunakan waktu mereka, kita membantu mereka menjauh dari pola kesibukan yang tiada henti yang merusak diri sendiri dan untuk mengalami sukacita melayani Tuhan dan sesama. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Church Leadership
Alamat situs : https://www.churchleadership.com/author/ann-a-michel/
Judul asli artikel : People Too Busy to Serve? Teach Them to Steward Their Time
Penulis artikel : Ann A. Michel
Kategori Bahan Indo Lead: 
Jenis Bahan Indo Lead: 
File: 

Komentar