Orang-Orang Muda Penuh Potensi
Hananya, Misael, dan Azarya termasuk orang-orang yang diangkut ke pembuangan di Babel. Mereka masuk dalam kategori orang-orang muda. Kata Ibrani "yeled" biasanya dipahami sebagai pria yang masih berusia antara 15 sampai 18 tahun. Septuaginta memakai kata Yunani "neaniskos", sebuah kata yang juga dipakai dalam kisah "Orang Muda yang Kaya" (Matius 19:16-26). Di satu sisi, mereka adalah orang-orang yang belum berpengalaman. Di sisi lain, mereka adalah orang-orang yang penuh potensi. Aspesnas tahu akan potensi mereka, ia yakin orang-orang seperti merekalah yang diharapkan oleh Nebukadnezar untuk menjadi kaki tangannya.
Mereka adalah orang-orang muda yang berasal dari keturunan raja dan dari kaum bangsawan. Sebagai orang-orang yang "berdarah biru", tentu mereka pernah mengecap pendidikan yang lebih baik daripada orang muda Israel pada umumnya. Ini sesuai dengan rencana Nebukadnezar yang menginginkan supaya tulisan dan bahasa orang Kasdim diajarkan kepada mereka. Mereka adalah orang-orang muda yang tidak memiliki cela. Cela di sini bisa menunjuk kepada cacat fisik dan cacat moral. Orang-orang yang memiliki cacat fisik dianggap tidak layak berada di istana raja, apalagi jika cacatnya berkaitan dengan kelancaran proses belajar mengajar, seperti mata, telinga, dan tangan. Demikian juga dengan orang-orang yang memiliki cacat moral, tidak mungkin cocok untuk bekerja di istana. Ulangan 32:5 menjelaskan tentang orang-orang yang memiliki cacat moral, "Berlaku busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit." Mereka juga harus berperawakan baik. Memilih orang-orang muda yang berperawakan baik untuk dijadikan pegawai istana adalah kebiasaan di dunia Timur Dekat kuno. Secara intelektual, kualitas mereka tidak perlu diragukan lagi, sebab mereka adalah orang-orang muda yang memahami berbagai-bagai hikmat, yang berpengetahuan banyak, dan yang mempunyai pengertian tentang ilmu. Sudah pasti mereka adalah orang-orang muda yang cerdas dan cerdik.
Ada hal-hal yang tidak mungkin dapat kita tiru dari teman-teman Daniel ini, yaitu mengenai latar belakang keluarga dan perawakan. Mungkin kita bukan orang yang berasal dari keluarga kerajaan, kita bukan seorang raden. Kita juga tidak memiliki perawakan yang baik. Bahkan, mungkin ada cacat dari salah satu anggota tubuh kita. Itu tidak masalah! Karena, persaingan di dunia modern tidak melulu berdasarkan garis keturunan dan keberadaan fisik. Akan tetapi, ada hal lain yang bisa kita teladani dari teman-teman Daniel, yaitu bermoral baik, cerdas, dan cerdik. Untuk bisa dipercaya di mana pun berada, kita harus bermoral baik, yaitu jujur, setia, tulus, dan tunduk bukan memberontak. Kita juga harus berwawasan luas, tidak "gaptek" dan tetap mau belajar. Niscaya, kita akan menjadi orang yang berguna di mana pun kita berada.
Diambil dan disunting dari:
Nama buku renungan | : | Manna Sorgawi, 02 Januari 2013 |
Judul asli artikel | : | Orang-orang Muda Penuh Potensi (Daniel 1:3-4, 6) |
Penulis | : | Tidak dicantumkan |
Penerbit | : | YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan Harian, Jakarta Utara 2013 |