Berapa Seharusnya Usia 'Penatua'?
Akar Ibrani tentang Kepemimpinan Gereja
Siapakah "penatua" itu? Istilah tersebut terdengar asing di telinga modern. Bagi mereka yang tidak dibesarkan di gereja, atau tidak dibesarkan di gereja dengan "penatua", itu bisa menjadi istilah yang membingungkan. Siapa "penatua" yang saya dengar ini? Apakah mereka bertemu secara rahasia?
Bagi yang tidak terbiasa, "penatua" mungkin terdengar semacam sektarian atau bahkan pemujaan. Orang modern merasa bahwa istilah "penatua" itu berlaku pada zaman dahulu, pada zaman yang lebih tradisional. Secara lebih luas, istilah tersebut dapat berkonotasi negatif dalam masyarakat yang semakin menghargai kekuatan dan kemampuan kaum muda lebih daripada kebijaksanaan dan kebajikan kaum usia yang lebih tua. Dan, "penuaan" adalah sesuatu yang kita semua ingin hindari.
Siapakah 'Penatua'?
"Penatua" adalah salah satu dari tiga istilah utama dalam Perjanjian Baru untuk jabatan pemimpin di gereja lokal. Dalam narasi Kisah Para Rasul, ketika kekristenan berkembang dan menyebar di tanah Yahudi, para penatua adalah pluralitas pemimpin formal dalam masing-masing gereja (Kisah Para Rasul 14:23; 20:17). Paulus menulis kepada anak didiknya Timotius tentang pemimpin gereja sebagai "penatua" (1 Timotius 4:14; 5:17, 19; demikian juga dalam Titus 1:5). Baik Yakobus maupun Petrus menyebut para pemimpin gereja lokal sebagai tim "penatua" (Yakobus 5:14; 1 Petrus 5:1, 5). Dalam konteks lain, Paulus menyebut para pemimpin dalam jabatan yang sama ini sebagai "pengawas" (Kisah Para Rasul 20:28; Filipi 1:1; 1 Timotius 3:1-2; Titus 1:7). Yang lebih jarang, tetapi tidak kalah pentingnya, mereka yang berada di jabatan pimpinan yang sama ini juga disebut "gembala" (kata benda dalam Efesus 4:11; kata kerja dalam Kisah Para Rasul 20:28; 1 Petrus 5:2), yang menggunakan tema besar Perjanjian Lama tentang gembala sebagai pemimpin kawanan domba Allah.
"Gembala" adalah istilah yang paling umum saat ini, meskipun muncul paling sedikit dalam Perjanjian Baru. "Pengawas" kemungkinan paling sedikit digunakan saat ini. Dan kemudian, yang paling umum dalam Perjanjian Baru, dan sekarang mengalami kemunculan kembali dalam beberapa kalangan, adalah "penatua".
Mengapa Menyebut Mereka 'Penatua'?
Meski aneh kedengarannya pada hari ini, "penatua" bukanlah istilah asing dalam Israel kuno, dan zaman setelahnya. Setidaknya sejak zaman Musa, dan bahkan sebelum keluar dari Mesir, Israel sudah mengenal para penatua (Keluaran 3:16, 18; 4:29; 12:21). Mesir juga memiliki penatua (Kejadian 50:7). Begitu pula Midian dan Moab (Bilangan 22:4, 7), Gibeon (Yosua 9:11), Gebal (Yehezkiel 27:9), dan negara-negara lain di sekitarnya.
Dalam bahasa Ibrani, kata untuk "penatua" (zaqen) berasal dari kata untuk "jenggot" (zaqan). Penatua, seperti yang bisa diduga, bukanlah pria muda, tetapi mereka yang cukup tua (secara umum) untuk memiliki jenggot penuh. Ini tidak boleh disamakan dengan "lansia." Memiliki jenggot penuh tidak sama dengan memiliki jenggot abu-abu. Dalam pengertian ini, penatua adalah istilah perkiraan di Israel, tidak secara ketat terkait dengan usia tertentu -- meskipun dapat dikatakan minimal 30 tahun. Cornelis Van Dam berkata kita mendapatkan "kesan bahwa usia tiga puluh adalah usia minimum. Akan tetapi, Kitab Suci tidak memberikan usia yang ditentukan secara khusus untuk jabatan ini" ("The Elder", 29).
Van Dam menyebutkan jabatanlah yang penting. "Penatua Israel" bukan hanya semua orang tua Israel, tetapi figur otoritas yang diakui secara resmi, baik yang ditunjuk secara resmi oleh penentuan Tuhan atau dipilih oleh umat (seperti dalam Ulangan 1:13-16).
Mengingat penggunaan istilah yang sudah lama di antara umat perjanjian pertama Allah untuk pejabat yang bukan nabi, imam, atau raja, "penatua" adalah sebutan yang biasa untuk para pemimpin yang diakui secara resmi di gereja-gereja lokal saat mereka pertama kali terbentuk di Yerusalem dan menyebar dari sana.
Apa yang Dilakukan Penatua Ibrani?
Akan tetapi, apa yang dilakukan "penatua Israel" pada abad-abad sebelum kedatangan Kristus? Apa tugas mereka? Ajukan pertanyaan itu kepada semua pembaca Alkitab yang ahli, dan Anda mungkin akan melihat ekspresi bingung di wajah mereka. Perjanjian Lama menyebutkan penatua dengan sering, tetapi apa yang mereka lakukan tidak sejelas yang kita harapkan.
Ingat, ini adalah zaman para nabi seperti Musa dan Samuel, para imam seperti Harun dan Pinehas, negarawan seperti Yosua dan Nehemia, dan raja-raja seperti Daud dan Salomo. Dan, ketika bangsa itu terjerumus ke dalam kebobrokan kerajaan, Allah mengirim nabi-nabi besar dan kecil sebagai juru bicara-Nya, untuk memanggil bangsa itu kembali kepada diri-Nya sendiri. Van Dam merangkum tugas para penatua, pada masa-masa seperti itu, untuk "menjaga dan memelihara kehidupan dalam perjanjian dengan Allah" (8). Itu tidak terlalu spesifik.
Jim Hamilton menambahkan bahwa para penatua bertanggung jawab atas "pengaturan masyarakat secara luas -- mengadili perkara dan menegakkan hukum" ("Shepherding God's Flock", 31). Mereka menjalankan kepemimpinan dan jabatan mereka, khususnya melalui memberikan kebijaksanaan dan nasihat, dan memberikan keputusan atas perselisihan.
Apa yang Penatua Gereja Lakukan?
Akan tetapi, yang lebih penting dari apa yang dilakukan para penatua Ibrani adalah apa yang dilakukan oleh para penatua gereja, dalam kondisi perjanjian baru.
Hamilton bertanya, "Apakah ada hubungan antara struktur kepemimpinan bangsa Israel, sinagoge, dan gereja?" Jawabannya adalah ya dan tidak, tetapi dia menjelaskan: "lebih sedikit ya daripada tidak" (13). Dengan kata lain, bahkan mengingat apa (sedikit) yang kita ketahui tentang tanggung jawab para penatua Israel (di bawah arahan para nabi, imam, dan raja), kita menemukan "lebih banyak diskontinuitas daripada kontinuitas antara para penatua Perjanjian Lama dan Baru" (16). Bahkan, menurut Hamilton, "kesamaan pada dasarnya berakhir dengan fakta kepemimpinan dan penggunaan istilah" (13-14). Benjamin Merkle setuju: jabatan penatua Perjanjian Baru adalah "posisi yang hampir seluruhnya baru" ("The Elder and Overseer", 65).
Apa yang tidak baru adalah bahwa para penatua gereja ditugaskan untuk "memimpin" dan "memerintah," atau "mengurus" (1 Timotius 2:12; 3:4; 5:17; 1 Tesalonika 5:12; Ibrani 13:17). Mereka masih mengadili perselisihan dan memberikan nasihat. Mereka masih "menjaga dan memelihara kehidupan dalam perjanjian dengan Allah." Namun, sekarang, di bawah Kristus, tanpa raja dan nabi duniawi mengepalai mereka, lebih banyak beban pemerintahan berada di pundak para penatua. Akan tetapi, yang paling mencolok dari semuanya adalah bagaimana para penatua perjanjian baru dipahami tanpa adanya, atau tidak dilaksanakannya, keimaman.
Penatua Memimpin dan Memberi Makan
Dalam Perjanjian Lama, para imam secara khusus ditugaskan untuk mengajar bangsa. Allah berbicara kepada Harun, imam besar pertama, "juga ajarkan kepada umat Israel tentang semua hukum yang telah Tuhan firmankan kepada mereka melalui Musa" (Imamat 10:11, AYT). Patut diingat, imam Ezra, sejalan dengan panggilan jabatannya, "menetapkan hatinya untuk meneliti Hukum TUHAN, melakukannya, dan mengajarkan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan-Nya di Israel" (Ezra 7:10, AYT). Adalah Ezra dan rekan-rekan imamnya yang, setelah selesainya pembangunan tembok di bawah pimpinan Nehemia, "membaca kitab itu, yaitu Hukum Taurat Allah, dengan jelas, dan memberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan itu dapat dimengerti" (Nehemia 8:8). Para imam adalah pengajar.
Akan tetapi sekarang, di dalam Kristus, Guru Agung, dan Imam Besar Agung kita, telah datang. Dia tidak hanya mengajarkan firman Allah tetapi juga adalah Firman itu sendiri (Yohanes 1:1-3; Ibrani 1:1-2). Dan, Dia berbicara kepada gereja-Nya hari ini dalam firman yang Dia berikan kepada kita melalui para rasul dan para nabi-Nya -- dan tidak hanya ketika kata itu dibacakan oleh individu tetapi ketika itu diajarkan oleh para penatua, "gembala-pengajar" (Efesus 4:11), dalam kehidupan gereja.
Oleh karena itu, dua perbedaan mendasar antara para penatua Israel dan para penatua gereja adalah (1) konstitusi umat Allah yang dilahirkan kembali, dari semua bangsa, bukan berfokus pada etnis Yahudi dan (2) panggilan para penatua untuk melaksanakan firman Kristus dan "gembalakan domba-domba-Ku," seperti yang Yesus katakan kepada Petrus (Yohanes 21:15-17).
Singkatnya, kata Hamilton, "Ajaran Kitab Suci kepada umat Allah secara khusus dipercayakan kepada para penatua dengan cara yang tidak kita lihat dalam Perjanjian Lama" (25). Meskipun "pengawasan gereja lebih dari sekadar mengajar dan berkhotbah," seperti yang ditulis Don Carson, "sebagian besar fungsi memerintah/pengawasan dilakukan melalui pemberitaan dan pengajaran akan Firman Allah. Di sinilah sebagian besar kepemimpinan terbaik dijalankan."
Apakah 'Penatua' Harus Tua?
Satu pertanyaan terakhir tentang penatua gereja dan hubungan mereka dengan penatua Ibrani adalah, Berapa seharusnya usia seorang pria untuk melayani sebagai penatua di gereja? Singkatnya, dia harus cukup matang untuk kepemimpinan rohani, dengan kedewasaan itu dilihat secara relatif terhadap jemaat, dan dalam konteks kehidupan gereja. Misalnya, tim penatua yang bijak akan melihat kapan mereka menua sebagai majelis dan perlu membawa pria yang lebih muda, dalam kemantapan tim yang berpengalaman, untuk mulai berinvestasi pada generasi pemimpin berikutnya ketika generasi yang lebih tua sudah pergi.
Ingat, bahkan dalam kondisi perjanjian lama, "penatua Israel" adalah sebuah jabatan, baik oleh penentuan Allah atau pilihan umat, bukan sekelompok orang tua yang sederhana, dan usia minimum umum 30 tahun adalah mungkin sangat rendah untuk apa yang kita asumsikan hari ini untuk kata penatua. Sekarang, pada zaman gereja, di antara sekelompok orang kudus yang diperbarui, penekanannya akan lebih sedikit pada usia fisik belaka, meskipun itu tidak relevan karena berkaitan dengan kedewasaan rohani dan emosional seseorang.
Majelis yang bijaksana juga akan mempertimbangkan detail tahap kehidupan calon penatua muda. Meskipun pernikahan tidak diharuskan sebagai syarat untuk menjadi penatua, mungkin bijaksana untuk menunggu satu musim jika pria itu belum menikah dan ingin segera menikah, atau jika dia bertunangan atau pengantin baru. Juga, karena usia rata-rata untuk pernikahan terus meningkat, beberapa pria yang memenuhi syarat mungkin memerlukan lebih banyak waktu untuk mapan dahulu sebagai ayah muda sebelum menambahkan tanggung jawab tambahan sebagai penatua.
Betapa pun penatua perjanjian baru harus berfokus pada kedewasaan rohani, tidak ada yang luput dari kebijaksanaan rata-rata dari lintasan waktu, agar para penatua "jangan terlalu cepat menumpangkan tangan" (1 Timotius 5:22, AYT). Seperti halnya diaken (jabatan pembantu), terlebih lagi dengan gembala-penatua (jabatan utama), "mereka juga harus diuji terlebih dahulu" (1 Timotius 3:10, AYT). Dan, seperti kualifikasi penatua lainnya, kedewasaan rohani akan dievaluasi dalam konteksnya. Jemaat yang lebih muda, mungkin terutama gereja rintisan, akan sering memiliki pemimpin yang lebih muda, untuk alasan yang baik, sementara gereja yang lebih tua dan lebih mapan mungkin memiliki lebih banyak penatua pria yang usianya lebih tua.
Betapa pun anehnya kedengarannya pada telinga modern, "penatua" adalah istilah yang layak dipertahankan, dan layak diajarkan dengan kesabaran dan perhatian, tanpa berasumsi bahwa jemaat kita sudah terbiasa dengan itu. Di samping "gembala" dan "pengawas," ini adalah salah satu (dan yang paling umum) cara Perjanjian Baru menyebutkan pemimpin formal di gereja lokal, dan kita setidaknya ingin jemaat kita membaca Alkitab mereka dengan pemahaman yang lebih baik. Dan mungkin, "penatua" akan memiliki hari baru untuk itu, karena gereja mempelajari kembali bagaimana nenek moyang kita memikirkan dan membicarakan tentang kepemimpinan rohani. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Desiring God |
Alamat situs | : | https://www.desiringgod.org/articles/how-old-should-elders-be |
Judul asli artikel | : | How Old Should 'Elders' Be? The Hebrew Roots of Church Leadership |
Penulis artikel | : | David Mathis |