Tuhan, Jadikan Aku Seperti Paulus
Dan, akhirnya hari itu, bagaimana mungkin saya tidak mengucapkan doa singkat tentang kepemimpinan Rasul Paulus? Ketika saya berpikir tentang Paulus, saya berdoa, "Tuhan berikan aku intensitas Paulus."
Penduduk Chicago sangat beruntung jika menyangkut masalah memahami konsep intensitas. Selama bertahun-tahun, kamu bisa duduk di baris paling depan untuk menyaksikan salah satu atlet paling luar biasa sepanjang sejarah olahraga profesional: Michael Jordan. Warisan yang ia tinggalkan untuk Chicago jauh melebihi bakatnya yang luar biasa ataupun semangat keatletannya yang mengagumkan. Yang membedakannya dengan atlet-atlet profesional lainnya adalah intensitas Michael yang menakjubkan -- fokusnya, etika kerjanya, kemampuan bersaingnya, dan semangatnya untuk menang.
Intensitas Michael begitu kuat sehingga mengangkat seluruh rekan satu timnya ke tingkatan yang lebih tinggi. Sering kali, saat pertandingan berjalan, Anda dapat melihat tim lawan mulai layu dan mencair di bawah tekanan semangat Michael yang tanpa henti. Pada akhir putaran keempat, Michael akan mengambil alih. Pesannya jelas: "Aku tidak akan kalah. Tim ini tidak akan menyerah". Biasanya, tim-tim lain bukan hanya kalah, tetapi juga patah semangat.
Rasul Paulus adalah satu-satunya pengikut Kristus yang intensitasnya mengenai Yesus menyamai intensitas Michael Jordan terhadap basket. Jika Anda membaca kisah mengenai Rasul Paulus, intensitas komitmennya begitu jelas:
- "Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah." (Kisah Para Rasul 20:24)
- "Tetapi ini yang kulakukan ... aku mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13,14)
- "Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu." (2 Korintus 12:15)
- "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Filipi 1:21)
- "Dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya." (1 Korintus 9:24)
- Lalu perkataannya yang terkenal menjelang akhir hidupnya, "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7-8)
- "Dan akhirnya, ia menunjukkan perkataannya kepada para pengikut Kristus pada abad-abad yang akan datang: "Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya." (2 Timotius 4:8b)
Berjuanglah! Peliharalah iman! Capailah garis akhir! Ketika saya mendengar perkataan itu dari Paulus, saya hampir tidak dapat menahan emosi saya. Saya menginginkan intensitas seperti itu dalam hidup saya. Di atas kapal, pada hari itu, saya berdoa, "Tuhan, bantulah saya untuk tetap terfokus. Bantulah saya untuk mengarahkan pandangan saya pada hadiah berupa panggilan mulia Allah di dalam Kristus Yesus. Bantulah saya untuk berlari dalam pertandingan terpenting di dunia dengan seluruh tenaga yang dapat saya kerahkan. Bantulah saya untuk memenangkannya bagi kemuliaan Dia yang akan saya sembah di surga selamanya. Bantulah saya untuk tiba di akhir hidup saya dengan menyadari bahwa saya telah berjuang dengan baik dengan seluruh kekuatan yang saya miliki; bahwa saya telah menyelesaikan pelayanan yang dipercayakan kepada saya; bahwa saya memelihara iman saya dan tidak pernah berkompromi."
Hasrat hati saya adalah untuk mengejar mahkota yang abadi dengan intensitas yang sama seperti Michael Jordan mengejar mahkota yang fana. Taruhan kerjaan Allah lebih tinggi daripada taruhan olahraga profesional. Hasil pertandingan kami memiliki dampak yang abadi. Ganjarannya abadi.
Saya pikir sudah waktunya kita semua memohon intensitas yang lebih besar kepada Allah. Saya bukan sedang berbicara tentang kesibukan yang ingar-bingar, tetapi intensitas yang cerdas, memuliakan Kristus seperti yang dimiliki Rasul Paulus. Bagaimana jika sekarang kita menggali diri kita dan mendoakan perkataan Paulus? Ulangi dengan tekad seorang pemimpin. Ucapkan sampai kata-kata itu terpahat dalam pikiran Anda.
- "Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku."
- "Inilah yang kulakukan: Aku berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah di dalam Kristus Yesus."
- "Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk gereja."
- "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan."
- "Dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut terlari, tetapi hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa sehingga kamu memperolehnya."
- "Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."
- "Oh Tuhan, jadikan aku seperti Paulus. Berikan aku intensitasnya supaya aku dapat memiliki kuasa Roh Kudus-Mu, kekuatanmu di tengah-tengah peperangan dan keberanian untuk bertahan."
Semoga doa-doa kita membentuk kita, dan semoga kasih karunia Allah mengangkat kita ke potensi kepemimpinan yang penuh.
Audio Tuhan Jadikan Aku Seperti Paulus
Diambil dari: | ||
Judul asli buku | : | Courageous Leadership |
Judul buku terjemahan | : | Kepemimpinan yang Berani |
Judul bab | : | Doa Seorang Pemimpin |
Judul asli artikel | : | Tuhan, Jadikan Aku Seperti Paulus |
Penulis | : | Bill Hybels |
Penerjemah | : | Anne Natanael, S.E. |
Penerbit | : | Gospel Press, Batam 2004 |
Halaman | : | 257 -- 260 |