Silsilah yang "Cacat"
"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham... Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara - saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, ... Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, ... Daud memperanakkan Salomo dari istri Uria, ... Yosia memperanakkan Yekhonya dan saudara-saudaranya pada waktu pembuangan ke Babel. Sesudah pembuangan ke Babel, Yekhonya memperanakkan Sealtiel, Sealtiel memperanakkan Zerubabel, ... Yakub memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus." (Matius 1:1-16)
Berapa banyak pengkhotbah Kristen yang mengikuti jejak Matius sang penulis Injil pertama - mengawali paparan Injilnya dengan silsilah Yesus Kristus? Saya yakin, selain Ulrich Zwingli - sang pemrakarsa Reformasi Prostestan dari Swiss -, sedikit sekali yang melakukannya!
Mengapa? Mungkin, karena silsilah itu dianggap cuma pelengkap tradisional dari suatu paparan kuno. Fungsinya menginformasikan asal-usul sang tokoh utama. Tidak lebih. Atau, semacam kata pengantar dari sebuah buku, yang biasanya dianggap bisa diabaikan atau dilewatkan begitu saja. Dengan kata lain, tidak ada pesan yang terlalu penting di dalamnya!
Padahal, seperti kata Zwingli, silsilah itu sebenarnya mengandung pokok utama dari Teologi Reformasi: "sola gratia", keselamatan yang bersumber dari anugerah Allah semata. Silsilah itu menunjukkan betapa jauhnya pemahaman Gereja perdana tentang Injil - kabar baik tentang keselamatan bagi para pendosa!
Lihat saja nama-nama yang tercantum dalam silsilah tersebut! Berbagai macam manusia hadir di sana. Mulai dari yang paling saleh sampai yang paling fasik! Dari yang berlatar belakang cerah sampai gelap! Dan, dari yang sangat populer sampai yang ... ssst ... nyaris tak terdengar debutnya!
Siapa yang tidak kenal dengan Abraham, Ishak, Yakub, Daud dan Salomo? Mereka tokoh-tokoh yang sangat populer. Alkitab memberikan ruang cukup besar untuk mengisahkan hidup dan prestasi mereka! Namun, siapa yang mengenal tokoh-tokoh seperti Peres, Hezron, Ram, Aminadab, Nahason, Salmon, Obed, Abihud, Elyakim, Azor, Zadok, Akhim, Eliud, Eleazar, Matan, dan Yakub (ayah Yusuf suami Maria)? Saya yakin, tidak ada, karena memang kisah mereka tidak dicatat sama sekali di dalam Alkitab! Mereka cuma orang-orang biasa dengan prestasi rata-rata!
Siapa yang belum pernah mendengar kesalehan Boas, Hizkia, Yosia, Zerubabel, dan Yusuf suami Maria? Sikap dan perilaku mereka benar-benar patut diteladani! Namun, siapa yang tidak pernah merasa "geregetan" dengan kefasikan Yehuda, yang pernah menjual adiknya sendiri, Yusuf, kepada para pedagang budak? Atau kefasikan para penguasa Kerajaan Yehuda seperti Rehabeam, Yoram, Ahazia, Ahas, Manasye, Amon, dan Yoyakhin? Mereka tidak lebih daripada penyembah-penyembah berhala yang sombong dan politikus-politikus yang kotor! Mereka pendosa-pendosa besar! Gara-gara semua ulah dan kejahatan merekalah Israel kehilangan negeri mereka!
Belum lagi munculnya empat nama wanita dalam silsilah Kristus, yaitu Tamar, Rahab, Rut, dan istri Uria. "Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar" (1:3). "Salmon memperanakkan Boas dari Rahab" (1:5). "Boas memperanakkan Obed dari Rut" (1:5). "Daud memperanakkan Salomo dari istri Uria" (1:5). Pernyataan-pernyataan ini benar-benar mencoreng-moreng silsilah Kristus dan mewarnainya dengan skandal-skandal yang memalukan. Pasalnya, tiga dari empat tokoh wanita tersebut memiliki latar belakang atau catatan hidup yang gelap. Tamar pernah menyaru sebagai pelacur dan bersetubuh dengan mertuanya sendiri, Yehuda (Kejadian 38:12). Rahab merupakan pelacur tulen dari Kanaan (Yosua 2:1b). Dan istri Uria tidak lain dari Batsyeba yang pernah berzinah dengan Daud (2 Samuel 11:3). Memang, Rut tercatat di Alkitab sebagai perempuan baik-baik, namun ia tetap seorang Moab alias kafir (Rut 1:22). Keempatnya memiliki latar belakang atau catatan hidup yang gelap!
Akhirnya, singgungan tentang masa pembuangan ke Babel turut memperparah "cacat"-nya silsilah Kristus. Sejak masa itu, Israel tidak pernah kembali berjaya seperti dulu. Bayangkan, nenek moyang sang Mesias tidak lebih daripada bangsa pecundang!
Mengapa semua "cacat" tersebut dipaparkan penulis Injil pertama? Bukankah semua itu akan menjatuhkan pamor Yesus sebagai Kristus, dengan demikian bersifat kontraproduktif terhadap tujuan penulisannya? Jawabannya: sama sekali tidak! Dengan membeberkan semua "cacat" tersebut, penulis justru bermaksud untuk menyingkapkan suatu kebenaran yang sangat agung tentang Allah dan karya keselamatan-Nya. Allah senantiasa berkarya secara bebas, menurut kehendak-Nya yang rahmani. Ia bebas memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya untuk mengerjakan agenda-Nya. Bukan hanya yang saleh, tapi yang fasik dan kafir pun dilibatkan-Nya dalam pemenuhan rencana keselamatan-Nya bagi umat-Nya. Dengan begitu, silsilah Kristus turut memekikkan pokok teologis: "sola gratia"!
Selain itu, silsilah yang "cacat" ini juga mengantisipasi pemaparan selanjutnya tentang sepak terjang Yesus, sang Kristus. Siapa yang akan dilayani dan diselamatkan-Nya? Bukan orang benar, tapi orang berdosa: pemungut cukai, pelacur, kafir, dan pecundang. Kepada para pemimpin agama yang mempertanyakan, mengapa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa, Yesus menjawab, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa" (Matius 9:12-13). Yesus adalah Kristus, Mesias, Juru Selamat, bagi para pendosa! Silsilahnya, yang penuh dengan nama para pendosa, mengantisipasi dan mengumandangkan kebenaran ini!
Silsilah Yesus memang "cacat". Sangat "cacat"! Garis nenek moyang Yesus penuh dengan nama para pendosa. Namun, itulah yang membuatnya bagian utuh dari Injil -- kabar baik tentang keselamatan bagi para pendosa. Itulah yang membuatnya sangat relevan bagi kita. Karena siapa pun kita, saleh atau fasik, berlatar belakang cerah atau gelap, populer atau tidak, kita akan menemukan diri kita dalam silsilah tersebut ... dalam diri para pendosa yang namanya tercantum di sana!
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul artikel | : | Silsilah yang "Cacat" |
Judul buku | : | Harta Karun Natal |
Penulis | : | Erick Sudharma |
Penerbit | : | Mitra Pustaka dan Perkantas, Bandung 2005 |
Halaman | : | 13 -- 18 |