Editorial Edisi 81/2010
Shalom,
Tidak adanya kesatuan di antara suku Israel pada zaman para hakim, dan pelaksanaan keagamaan yang saat itu telah tercampur dengan pandangan kepercayaan orang-orang Kanaan mengakibatkan ketidakstabilan dalam pemerintahan di Israel. Dalam ketegangan situasi inilah Allah menunjuk seorang nabi yang memberitakan firman Tuhan sekaligus sebagai seorang imam yang bertugas menyampaikan doa atau kurban kepada Allah. Melalui kompleksitas permasalahan inilah Allah menunjuk Samuel untuk memimpin dan membimbing kembali umat-Nya untuk berbalik kepada Allah.
Otoritas wibawa kepemimpinan dan keteladanan hidupnya sangat memengaruhinya dalam menyampaikan isi hati Allah kepada umat-Nya. Loyalitas memprioritaskan Allah merupakan gaya hidupnya dalam mengemban tugas yang cukup besar ini. Apakah kunci keberhasilan kepemimpinan yang diterapkan oleh Samuel dalam menuntun dan membimbing umat Allah dalam mencapai keberhasilan menjalankan tanggung jawabnya? Anda dapat menemukan jawabannya pada artikel e-Leadership kali ini. Selamat menyimak perjalanan tokoh pemimpin yang menyuarakan pertobatan nasional bangsanya. Tuhan memberkati.
Pimpinan Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
< ryan(at)in-christ.net >
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. (Mazmur 90:12)