Leading With Heart - Generosity
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemurahan hati berarti kebaikan hati; sifat kasih dan sayang; kedermawanan. Dengan definisi tersebut, jika ditanya, rasanya hampir semua orang menyetujui bahwa kemurahan hati adalah hal yang baik, tetapi belum tentu kita melakukannya di dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, dalam spotlight kali ini, kita akan membahas mengenai masalah kemurahan hati (generosity) sebagai bagian dari tema besar "Leading with Heart". Kita akan mengupas tentang kemurahan hati dari sudut pandang penghakiman terakhir dalam Matius 25:31-46.
Pada akhir zaman, semua bangsa akan dipisahkan menjadi dua golongan di hadapan Anak Manusia, yaitu golongan kambing dan golongan domba. Salah satu hal yang patut diperhatikan adalah penamaan golongan tersebut adalah kambing dan domba, bukannya serigala dan domba. Tuhan seakan-akan menunjukkan bahwa perbedaan di antara kedua golongan ini tidaklah ekstrim, bukan hitam lawan putih atau kebaikan melawan kejahatan. Perbedaan di antara keduanya tidaklah besar, dan itu ditentukan oleh apa yang mereka lakukan.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah Yesus dengan jelas mengatakan bahwa tanda utama dari orang Kristen yang sejati bukanlah pengetahuan Alkitab, doktrin yang dia percaya, atau aksesoris yang dia kenakan, melainkan perhatian yang ia tunjukkan kepada mereka yang membutuhkan. Demonstrasi kasih adalah bukti akhir. Golongan domba dipuji karena kemurahan hati mereka. Oleh karena itu, pada saat ini, kita akan belajar dari golongan domba tentang kemurahan hati.
1. Untuk menjadi jawaban, kita harus tahu pertanyaannya.
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan .... (Matius 25:35)
Ada motto yang mengatakan bahwa kita (gereja) yang merupakan perwakilan Kristus adalah jawaban bagi dunia. Motto di atas tidak keliru, tetapi kita harus bertanya kepada diri kita sendiri: “Jawaban atas pertanyaan apa?” Golongan domba tahu yang mereka lakukan. Ketika lapar, diberi makan; haus diberi minum; dan seterusnya. Singkatnya, golongan domba tahu secara spesifik apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara memenuhinya. Kemurahan hati bukan berarti memberi secara banyak dan serampangan. Kemurahan hati adalah memberi dengan cerdik, tepat sesuai kebutuhan, sekaligus menjawab kebutuhan tersebut.
2. Kemurahan hati itu berkaitan dengan momentum.
Sebab ketika .... (Matius 25:35)
Penulis Perancis, Jean de La Bruyere, menulis bahwa kemurahan hati itu bukan berarti memberi banyak, tetapi lebih condong ke memberi pada waktu yang tepat. Semua orang membutuhkan air minum, tetapi air minum akan jauh lebih dihargai oleh orang yang haus. Golongan domba bukan hanya tahu apa yang dibutuhkan, melainkan mereka juga mengetahui dengan persis kapan harus membantu.
3. Bermurahhatilah hingga kita “tidak sadar” sedang bermurah hati.
... Tuhan, bilamanakah kami ...? (Matius 25:37)
Ada beberapa penafsir yang menafsirkan bahwa golongan domba itu tidak sadar kalau yang sedang mereka bantu itu adalah Tuhan. Penafsiran tersebut memang benar, tetapi ayat tersebut juga bisa berarti bahwa si golongan domba sama sekali tidak sadar kalau mereka sesungguhnya sedang bermurah hati. Hal ini bisa terjadi ketika kemurahan hati telah menjadi bagian hidup dan budaya. Orang-orang seperti ini bahkan tidak sadar mereka sedang melakukan suatu hal yang istimewa. Sebagaimana tergambar dalam kisah di atas, ketika dipuji mereka malah keheranan karena mereka tidak merasa melakukan suatu hal yang luar biasa. Menolong orang dan bermurah hati adalah hal yang biasa mereka lakukan. Itulah diri mereka apa adanya.
Ketika golongan domba bermurah hati, mereka melakukannya “tanpa disadari”, tidak diingat-ingat, dan tidak mengharapkan pujian; kemurahan hati yang muncul dari cinta kepada Tuhan. Di sepanjang kehidupan golongan domba, iman mereka telah menghasilkan buah pekerjaan baik yang dirasakan banyak orang dan adalah doa kita semua, kita digolongkan ke dalam golongan domba ini. Tuhan Yesus memberkati!
Sumber:
Nama situs: danielyosafat.blogspot
Alamat URL: http://danielyosafat.blogspot.com
Judul artikel: Leading With Heart - Generosity
Penulis: Daniel Yosafat