Manual

3

PENGEMBANGAN DIRI

Pelatihan bagi Mahasiswa

Merumuskan Visi dan Misi Pribadi

GEREJA KRISTEN INDONESIA

Komisi Perencanaan Kependetaan

ã Jakarta-Surabaya-Jogja

Isi

Penjelasan dasar

Bagian

1

Manual Merumuskan Visi

1. Titik mulai

Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran: Seusai belajar dengan serius, peserta akan memahami apa itu visi dan misi, kegunaannya, dan mampu merumuskan visi serta misi pribadi..

2. Ilustrasi:

Ada dua orang pemimpin. Sebut saja Anwar dan Muksin. Anwar memimpin 500 orang. Demikian juga Muksin. Masing-masing merupakan pemimpin yang baik dan disukai. Anwar, sebagai kepala rumah sakit memimpikan agar ke 500 orang tadi akan menjadi orang-orang yang berjiwa wiraswasta dan bersama menghasilkan sebuah rumah sakit terbaik di negaranya. Muksin juga seorang kepala rumah sakit, bagi Muksin hal yang terpenting adalah agar rumah sakitnya stabil dan berjalan rutin.

Menurut Anda, apakah kualitas kedua pemimpin tadi berbeda?

(Minta peserta sharing pendapat mereka).

Kini tantang mereka dengan pertanyaan: benarkah bahwa walaupun seorang pemimpin tidak mempunyai rumah, kendaraan, atau uang yang cukup, namun selama ia memiliki suatu visi dan misi yang jelas, orang ini masih lebih kaya daripada seseorang yang memiliki semua hal tadi, tetapi tidak memiliki visi apa-apa.

Jawabnya: benar. Contohnya cukup banyak untuk membuktikan hal itu.

Kini fasilitator mulai dengan menanyakan: Pernahkah Anda melihat seorang yang bekerja dengan energi yang besar, terus bergairah dan pantang menyerah bahkan ketika ia sudah beberapa kali mengalami kegagalan berturut-turut? Orang-orang seperti ini seringkali menghasilkan hal-hal yang menakjubkan. Contoh orang-orang seperti ini adalah Marco Polo, sang penjelajah yang berhasil mencapai Cina ketika orang tidak ada yang berani melakukan apa yang ia bayangkan. Contoh lain adalah Tomas Alfa Edison yang memimpikan adanya lampu pijar yang tahan lama. Selain itu ada pula tokoh seperti Madame Curie yang menemukan radium. Di zaman kini, kita mengenal orang-orang seperti Bill Gates, Steve Job, dan para perancang di perusahaan telpon Nokia. Di Indonesia, kita mengenal orang-orang seperti pak Ciputra. Ketika orang hanya melihat Ancol sebagai tempat terpencil dan tepi pantai yang tidak menarik, ia memimpikan suatu taman ria di sana. Kita mengenal juga orang seperti Ali Sadikin yang membuat Jakarta berubah dari kampung besar menjadi kota metropolitan. Juga orang-orang seperti Gus Dur, Mother Teresa, John Robbins, Al Gore, dan sebagainya. Semua orang-orang tadi hidup di zaman yang sama dengan kita. Seperti kita mereka melihat, mendengar, dan mengalami hal-hal yang sama dengan kita. Namun mereka tidak berhenti disana. Mereka melihat ke masa depan. Mereka membayangkan hadirnya sesuatu yang lebih indah, lebih unggul, lebih bermakna dan lebih berguna bagi banyak orang. Dengan kata lain, mereka memiliki visi atau impian. Visi itu membuat mereka dapat memfokuskan impian mereka untuk mewujudkannya. Visi ini membuat mereka terdorong bekerja keras dan pantang undur untuk mengejarnya. Mereka membuat dunia lebih baik, sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang luar biasa.

3. Apakah visi atau impian tadi?

Impian bukanlah suatu fantasi tentang masa depan yang muncul sebagai hasil angan-angan saja. Visi bukanlah suatu impian yang tidak ada dasarnya sama sekali. Contoh impian yang tidak berdasar adalah apa yang dimiliki oleh Budi. Budi memiliki impian untuk menjadi juara dunia gulat mengalahkan Hulk Hogan. Budi yang kini berusia 28 memiliki berat hanya 49 kilogram dengan tinggi badan 158 cm. Hobbynya adalah bermain catur. Kegiatan sehari-harinya adalah surfing di internet, berkuliah di bidang media design dan bermain catur. Budi memiliki visi yang lebih merupakan fantasi karena tidak berdasar pada kenyataan.

Visi adalah suatu gambaran mental tentang apa yang akan hadir di masa depan. Disatu pihak, gambaran tadi berdasarkan pada apa yang merupakan kenyataan pada saat ini, namun sekaligus juga merupakan suatu lompatan. Seorang yang memiliki visi berarti memiliki suatu keyakinan bahwa hal itu dapat terjadi. Ia yakin bahwa sesuatu yang lebih indah, lebih bermutu dan lebih sempurna akan hadir di masa depan, dan ia dapat memainkan suatu peran untuk membuat hal itu terwujud.

Contoh hal itu adalah ketika Lee Kuan Yew mengajak rakyat Singapore untuk memimpikan suatu Singapore yang modern. Pada waktu itu keadaan masyarakat sedang guncang dan morat-marit karena pisahnya Malaya dari kesatuan Singapore - Malaya. Ia mengajak seluruh anak bangsanya untuk bekerja keras mewujudkan impian tadi, dan mereka berhasil. Dalam 20 tahun hasilnya sangat kentara. Impian Lee Kuan Yew memang menggemakan impian dari rakyatnya. Karena adanya impian tadi, maka rakyat bekerja keras dan bersedia mengurbankan banyak kenyamanan kelompok atau pribadi. Ketika Ir. Cacuk mengambil alih pimpinan Telkom, ia memimpikan Telkom yang bermutu dan profesional. Pada waktu itu, layanan Telkom sangat buruk. Ir. Cacuk bekerja keras dengan teamnya, dan sebagai hasilnya Telkom menjadi BUMN yang menguntungkan dan merupakan gudang orang bermutu. Tanpa Telkom seperti sekarang maka industri warnet, wartel dan berbagai koneksi tidak akan hadir.

4. Fasilitator menanyakan hal ini: "Apa beda antara visi dan misi?"

(biarkan peserta berdiskusi berdua-dua).

Penjelasan: Pertama, visi adalah gambaran mental. Kedua, visi juga adalah sesuatu yang ada di masa depan. Karena kedua aspek itu, maka visi seringkali bersifat abstrak, arah umum dan cenderung abstrak. Misi adalah perwujudan dari visi tadi. Bila visi adalah impian, maka misi adalah wujud atau bentuk dari impian tadi. Misalnya, impian Anda adalah memiliki sebuah pusat pembelajaran yang ikut membangun bangsa serta mensejahterakan banyak orang. Maka misi Anda mungkin mewujudkan suatu lembaga pelatihan kewiraswastaan. Dapat juga misi Anda adalah mewujudkan suatu universitas yang khusus mendidik orang untuk menjadi manager profesional yang baik. Misi juga dapat merupakan rumusan apa yang secara nyata Anda akan lakukan untuk menghasilkan impian tadi.

5. Peran Visi dan misi

Jadi, visi dan misi membuat pemiliknya terdorong untuk memfokuskan hidup mereka. Visi dan misi yang tajam bahkan dapat ditawarkan untuk menjadi visi dan misi bersama (shared-vision). Dengan visi bersama, maka semakin banyak orang yang berpartisipasi untuk mencurahkan energinya untuk mewujudkan hal tadi. Fantasi tidak akan memiliki kekuatan untuk menggerakkan orang serupa itu karena fantasi tidak dimulai dari kenyataan yang diterima bersama melainkan kenyataan yang dihayati secara pribadi saja.

6. Respon terhadap visi

Setelah menyadari makna visi dan misi tadi, maka perlu kita kenali bahwa sekurangnya ada lima jenis manusia dalam berurusan dengan visi dan misi.

Pertama adalah adanya orang yang tidak mengetahui bahwa visi dan misi adalah penting. Mereka menyibukkan diri dengan tugas dan kegiatan rutin sehingga hidupnya merupakan rangkaian dari suatu aktifitas ke aktifitas lain tanpa didasari kejelasan arah. Mereka hidup dan bekerja tanpa desain dasar. Jadi, mereka adalah bagaikan tukang bangunan yang sibuk mendirikan rumah tanpa kejelasan gambaran rumah yang ingin dihasilkannya. Mereka adalah bagaikan sepasukan tentara yang terus-menerus terjun ke suatu wilayah tanpa mempertimbangkan bahwa bila mereka memiliki suatu landasan pesawat terbang, mereka dapat berada disana tanpa terlalu sulit.

Jenis manusia kedua adalah manusia yang mengetahui bahwa visi dan misi adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sukses. Namun mereka tidak kunjung menyediakan waktu untuk memikirkan dan merumuskan visi serta misi pribadi bahkan juga tidak merumuskan visi dan misi organisasinya. Hanya bila segala sesuatunya dirasakan berjalan ke arah yang tak menentu baru mereka mempercakapkan perlunya kehadiran visi dan misi tadi.

Jenis manusia yang ketiga adalah orang yang menyadari pentingnya visi dan misi, telah berusaha menyusun rumusannya, namun karena metodenya keliru dan pemahamannya terbatas, maka visi dan misi tadi kekurangan suatu aspek penting. Visi dan misi tadi tidak menghasilkan hal yang bermanfaat bagi orang banyak.

Jenis manusia yang keempat adalah manusia yang lebih bermutu. Mereka menyadari, mengupayakannya, serta memiliki metode yang benar sehingga memiliki rumusan visi dan misi yang baik. Namun mereka belum memiliki bekal yang cukup dan cocok untuk menggapai visi tadi.

Jenis manusia yang kelima adalah manusia yang berhasil mewujudkan visi dan misinya setelah mengumpulkan bekal yang diperlukannya setelah mereka menjadi manusia yang keempat.

Fasilitator: carilah contoh-contoh nyata dari organisasi atau pribadi untuk tiap kategori di atas.

7. Berapa pentingkah adanya visi dan misi tadi untuk diri kita, untuk keluarga dan untuk organisasi kita?

Pertama, visi dan misi akan menolong kita untuk menyusun cara mencapai atau strategi menggapainya.

Contohnya:

Kedua, visi dan misi kita akan menolong merumuskan prioritas bahkan menghindarkan kita melakukan apa yang tidak berguna bagi pencapaiannya. Dengan demikian kita hidup dengan efektif dan efisien. Berbagai godaan dan pilihan yang menyimpangkan kita dari arah kita dapat ditolak karena kita memiliki kriteria yang jelas.

Ketiga, adanya visi dan misi yang jelas akan mempermudah kita menginspirasikan orang yang ada bersama kita untuk mengejar dan mewujudkannya. Mereka memiliki kepastian kemana kita pergi dan kemana kita tidak akan berjalan.

Keempat, adanya visi dan misi menolong kita untuk mengevaluasi diri apakah kita sudah mendekati atau menjauhi visi dan misi tadi. Kita dapat juga mengevaluasi kecepatan gerak kita ke arah yang kita tuju. Hal ini sama seperti ketika seorang penjelajah kutub utara yang dapat mengukur berapa jauh ia sudah berjalan menuju kutub.

8. Bagaimana mulai menyusun visi dan misi pribadi?

Membuat atau menyusun visi dan misi dimulai dengan memandang realita yang ada secara objektif. Orang mau menyusun visi dan misi ini mulai dengan mempertanyakan dirinya beberapa hal yang penting seperti: "Siapakah aku ini, dari mana aku datang, bagaimana riwayat atau masa laluku, apakah hal-hal yang paling bermakna bagiku, dan hal-hal apa yang orang anggap aku lakukan dengan baik." Kemudian ia juga mempertanyakan lebih lanjut apa yang menjadi kelebihan dan kelemahan-kelemahannya. Selanjutnya, barulah ia mempertanyakan apa yang ia yakin dapat dan patut hadir di masa depannya, berdasarkan dengan kenyataan yang kini ia miliki.

Untuk itu daftarkanlah lima hal yang menurut kamu terjadi dan bagaimana masing-masing seharusnya ada.

9. Contoh sebuah visi

Contoh yang menarik adalah adanya suatu upaya nyata untuk menolong muda-mudi yang terlantar. Contoh misi untuk visi itu adalah, menciptakan suatu program rumah singgah dan program pendampingan bagi anak-anak SMU yang senang berkelahi.

Orang-orang yang memiliki misi yang tajam adalah orang yang mampu merumuskan dengan konkrit wujud dari impiannya.

10. Ciri-ciri Visi dan Misi yang baik

Karena itu, sebelum membuat rumusan visi, maka kita harus mengenali ciri-ciri visi dan misi yang baik. Dengan visi dan misi seharusnya akan menjadi dasar inspirasi bagi banyak orang, maka visi dan misi ini harus

11. Contoh

Contoh-contoh visi yang baik bagi suatu organisasi adalah sebagai berikut: Asia Week Magazine, Youth Empowerment Station, Apple, Konimex, dll.

12. Langkah

Perlu kita sadari bahwa suatu visi tidak dapat dirumuskan dalam satu hari. Semakin luhur dan besar suatu visi dibutuhkan proses yang panjang untuk menyusunnya. Semakin kita mengenal realitas diri kita, semakin hal itu mempermudah kita untuk merumuskan visi yang tajam

Hal yang amat penting adalah bahwa hambatan untuk membuat suatu visi yang baik dan berguna bagi banyak orang sering berakar pada gambar diri kita yang buruk, pemaknaan hidup yang keliru atau prasangka-prasangka tentang manusia dan dunia.

Secara teknis kegagalan membuat suatu visi yang tajam sering disebabkan karena terlalu banyak hal yang kita inginkan. Dengan kata lain kita tidak dapat memfokuskan diri dan hidup kita untuk suatu hal yang paling bernilai di dalam hidup ini

13. Titik berangkat

Beberapa hal dapat menjadi titik berangkat kita di dalam menggali dan merumuskan visi kita:

14. Perlunya mengenal diri sendiri dengan akurat

Tahap pertama: Menjawab pertanyaan penting ini mulailah dengan bertanya pada diri sendiri, apakah nama yang Anda akan pilih bila nama Anda hari ini perlu diganti dan tidak boleh dipergunakan lagi. Kemudian jelaskan pada diri Anda mengapa nama baru itu terasa cocok dan Anda pilih?

Tahap kedua: sediakanlah waktu 10 menit untuk mendaftarkan apa yang orang katakan Anda biasa lakukan dengan baik.

Tahap ketiga: Kini renungkanlah apa yang merupakan hal yang bernilai bagi Anda dan menjadi kesukaan pikiran Anda?

Tahap keempat: kini rumuskan apa yang menjadi kekhasan diri Anda. Berupayalah jujur di dalam menjawab hal ini.

15. Memeriksa Riwayat Hidup

Kini mulailah menggali isi memori Anda. Seringkali isi memori sesorang tidak dikenalinya. Padahal, seorang psikolog di masa lalu sudah menemukan bahwa apa yang ada di memori bawah sadar justru sangat banyak dan sangat menentukan perilaku serta reaksi-reaksi kita di dalam hidup sehari-hari.

Mulailah dengan mengambil sebuah kertas. Kini Anda perlu membuat sebuah garis lurus melintang di tengah kertas Anda. Di awal garis berikan angka satu dan di akhirnya berikan angka sesuai dengan usia Anda saat ini.

Bagilah garis melintang tersebut ke dalam beberapa bagian untuk mempermudah Anda dan tuliskan tahun-tahun usia Anda di sana. Misalnya, usia Anda adalah 22 tahun, maka di garis tadi akan ada angka 1, 7, 14, 21,dan 22, bila Anda membagi ke dalam 3 bagian besar.

Anda boleh membaginya ke dalam 10 bagian atau bahkan setiap tahun dari usia Anda dituliskan di sana.

Kini buatlah garis tegak lurus di angka satu seperti gambar di atas. Berilah angka 0 di persentuhan antara garis tegak lurus tadi/vertikal dengan garis melintang. Lalu buatlah angka-angka seperti di atas. Anda boleh memberi angka 5 atau 8 atau 6 sesuai selera Anda.

Bila angka yang melintang/horisontal menunjukkan usia Anda, maka angka di garis tegak lurus menunjukkan intensitas emosi yang Anda pernah alami, dari emosi yang paling menyakitkan sampai yang paling menyenangkan. Angka minus 5 di dalam contoh di atas menunjukkan intensitas pengalaman yang paling menyakitkan sedangkan angka plus 5 menunjukkan intensitas emosi yang paling membahagiakan.

Kini galilah ingatan Anda dalam ketenangan. Mulailah dengan mengingat-ingat 5 pengalaman yang paling membahagiakan. Letakkanlah masing-masing pengalaman menurut waktu terjadinya dan intensitasnya seperti di atas.

Setelah usai, masukkan ke dalam memori yang melukai. Hal ini mungkin lebih menyakitkan, Anda dapat menangis dan jadi sedih. Hal ini biasa dan jangan dipusingkan. Wajar saja bahwa kita sudah lama memikul beban emosi dan kini ketika dikenali bahwa beban tadi dapat diangkat, kita terkejut dan mengalami goncangan.

Bagi fasilitator: sangat penting untuk menekankan agar peserta tidak bergurau dan mengejek orang lain pada saat ini.

16. Lanjutan membuat Grafik Riwayat Hidup

Fasilitator mengatakan:

Setelah selesai melakukan hal itu dengan serius dan mungkin Anda merasa lelah secara emosi, kini hubungan semua titik yang menggambarkan pengalaman-pengalaman Anda. Anda harus menghubungkannya sesuai urutan waktu terjadinya. Hubungkanlah juga baik pengalaman yang menyakitkan maupun yang menyenangkan.

(Pada saat ini sangat penting agar peserta mulai mendefinisikan siapa dirinya setelah melihat grafik jalan hidupnya.)

Dapat juga Anda mengenali pola siapa diri Anda sendiri, lalu memberikan nama bagi diri sendiri. Misalnya, Thomas Alfa Edison memiliki pola yang kentara: ia terus-menerus gagal dan bangkit kembali. Ia bersedia menantikan keberhasilan. Orang ini memiliki pola yang nyata dan dapat diberikan nama: pejuang tanpa putus asa. Bunda Teresa dapat digambarkan sebagai orang yang memperhatikan orang yang diabaikan oleh orang lain bila kita mengenali pola hidupnya.

Renungkan dan jawablah pertanyaan ini: masihkah ada peristiwa di masa lalu yang ternyata sampai kini mempengaruhi perilaku, cara pikir, dan pola respons Anda? Hal ini perlu dikenali agar kita tidak membuat sebuat rumusan visi demi "membalas dendam" terhadap kepahitan yang kita alami di masa lalu

Ciri-ciri adanya kepahitan tadi: kurang percaya diri, tidak berani keluar dari ruang nyaman, agresif, senantiasa sinis, membenci diri sendiri, dan tidak mengenali kapasitas diri secara utuh.

Jadi, kegunaan dari alat ini adalah untuk menolong orang mengenali siapa diri kita dari apa pola-polanya. Dari pola-polanya, dapat digali visi yang cocok bagi diri sendiri

17. Mengenali pola dan hasil

Kini minta peserta mendaftarkan kelemahan dan kekuatan mereka sebagai hasil dari peristiwa-peristiwa tadi.

Kenalilah juga modal dan kesulitan yang biasa dihadapinya.

Kini rumuskan visi atau impian.

Mintalah peserta berbicara dengan seorang temannya, dan mintalah bantuannya merumuskan wujud dari visi tadi.

18. Menggali pola dan menyimpulkan riwayat hidup

Kini simpulkan:

Dari grafik kita dapat pelajari bahwa Luka kita dapat menjadi pemberi warna bagi visi dan misi kita. Luka yang tak sembuh akan menghasilkan visi dan misi yang dapat merugikan banyak orang demi kepuasan pribadi.

Juga dapat kita pelajari bahwa keberhasilan-keberhasilan kita merupakan petunjuk dimana kita dapat memberikan kontribusi terbaik ke dalam hidup

Periksalah visi Hitler. Jelaskan riwayat Hitler dan bagaimana visinya muncul karena luka-luka. Akibatnya adalah Hitler merasa puas, namun banyak orang menderita. Tekankan bahwa visi yang baik memiliki ciri: berguna bagi orang banyak dan diri sendiri akan juga mengenyam kebahagiaan.

Paparkan juga cerita tentang seorang di Pakistan yang memiliki visi untuk membuat lembaga simpan pinjam atau micro-financing sehingga ia mendapat anugrah nobel prize.

19. Rekapitulasi dan Acid Test

Kini ajak peserta mengajukan pertanyaan bagi diri mereka sendiri. Hal apakah yang berharga atau bernilai bagi Anda :

Periksalah kalau-kalau rumusan visi dan misi Anda tidak selaras dengan hal ini.

20. Kesimpulan

Mintalah pada peserta untuk merumuskan visi dan misi untuk tiap ranah hidup di bawah ini:

Lalu minta mereka merumuskan visi utama yang merupakan kontribusi terindah mereka bagi hidup.

eof