MOTIVASI DAN KEPEMIMPINAN
Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai
tujuan tertentu. Memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat
orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama
dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk
memengaruhi orang adalah hal yang penting.
Prinsip Dasar Motivasi
Penelitian Kenneth Gangel, dalam bukunya "Competent to Lead",
menunjukkan bahwa orang tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik,
karena dia mendapat gaji yang lebih tinggi atau tunjangan yang lebih
banyak.
Motivasi adalah suatu fenomena psikologis, sehingga kita perlu
mengetahui pendapat dari para psikolog. Mungo Miller, pimpinan
Affiliated Psychological Services, mencetuskan enam prinsip umum
motivasi sebagaimana di bawah ini.
- Motivasi adalah proses psikologis, atau lebih tepatnya proses
emosional, bukan logis.
- Motivasi pada dasarnya adalah proses yang tidak kita sadari.
Tindakan yang kita atau orang lain lakukan mungkin saja tampak
tidak logis, namun bagi orang yang melakukannya, tindakannya
tampak wajar dan masuk akal.
- Motivasi bersifat individual. Tingkah laku seseorang bersumber
dari dirinya sendiri.
- Motivasi tiap orang berbeda, begitu juga setiap individu
bervariasi dari waktu ke waktu.
- Motivasi adalah proses sosial. Tak dapat diingkari, bahwa
terpenuhi atau tidaknya kebutuhan kita tergantung dari orang
lain.
- Dalam tindakan sehari-hari, kita dipandu oleh kebiasaan yang
bersumber dari motivasional di masa lalu.
Pendorong Motivasi
Motivasi seseorang sering kali dipengaruhi oleh dua hal berikut.
- Seberapa mendesaknya suatu kebutuhan.
Misalnya, kita merasa lapar, namun harus menyelesaikan satu tugas
dengan segera. Kalau kita merasa sangat lapar, kita akan makan.
Tapi bila kita hanya sedikit merasa lapar, kita akan memilih
untuk menyelesaikan tugas.
- Anggapan bahwa suatu tindakan akan memenuhi suatu kebutuhan.
Misalnya, ada dua kebutuhan yang mendesak -- keinginan untuk
menyelesaikan tugas atau makan. Persepsi tentang bagaimana kita
memandang dua kebutuhan tersebut sangat menentukan mana yang
akan diprioritaskan. Kalau kita berpikir bahwa kita bisa dipecat
karena tugas tidak selesai, kita akan mengorbankan waktu makan
siang untuk mengerjakannya. Sebaliknya, jika kita merasa tidak
akan mendapat masalah walaupun pekerjaan itu tidak selesai, kita
akan pergi untuk makan siang.
Orang dapat termotivasi karena kepercayaan, nilai, minat, rasa
takut, dan sebagainya. Diantaranya adalah faktor internal
seperti kebutuhan, minat, dan kepercayaan. Faktor lainnya adalah
faktor eksternal, misalnya bahaya, lingkungan, atau tekanan dari
orang yang dikasihi. Tak ada proses yang mudah dalam motivasi --
kita harus selalu terbuka dalam memandang orang lain.
Menjadi Motivator yang Baik
Adalah penting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui bagaimana cara
memotivasi karyawannya. MM Feinberg menjabarkan beberapa tindakan
yang tidak memotivasi orang lain.
- Meremehkan bawahan. Tindakan ini bisa membunuh rasa percaya diri
dan inisiatif karyawan.
- Mengkritik karyawan di depan karyawan lain. Tindakan ini pun bisa
merusak hubungan yang sudah terbina baik.
- Memberi perhatian setengah-setengah atau tidak memerhatikan
karyawan. Kalau seorang pemimpin tidak memedulikan karyawannya,
maka rasa percaya dirinya akan luntur.
- Memerhatikan diri sendiri. Pemimpin yang seperti ini dianggap
egois dan hanya memanipulasi karyawan untuk kepentingannya
sendiri.
- Menganak emaskan seorang karyawan. Tindakan ini sebaiknya juga
tidak dilakukan, karena bisa merusak moral karyawan lain.
- Tidak mendorong karyawan untuk berkembang. Kalau karyawan merasa
bahwa bos juga ikut berjuang bersama, mereka akan sangat
termotivasi. Informasikan kesempatan yang ada dan jangan pernah
mengekang minat para karyawan.
- Tidak memedulikan hal-hal kecil. Apa yang nampaknya kecil bagi
Anda, mungkin saja sangat penting untuk karyawan.
- Merendahkan karyawan yang kurang terampil. Seorang pemimpin
memang wajib menolerir ketidakmampuan karyawannya, namun harus
hati-hati dalam menangani permasalahan yang ditimbulkan agar
tidak sampai mempermalukan karyawannya.
- Ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Atasan yang ragu-ragu
mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi.
Sesungguhnya, cara yang paling baik untuk memotivasi karyawan adalah
melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Saran,
rekomendasi, dan kritik adalah pendorong yang paling efektif dan
sangat memotivasi organisasi yang berani menerapkannya.