Bagian D1
MENERIMA BAPTISAN DAN
KARUNIA ROH KUDUS

Oleh Gerald Rowlands, Australia

ISI DARI BAGIAN INI
D1.1 - Roh Kudus
D1.2 -
Roh Kudus Dan Orang Beriman
D1.3 -
Karunia Dari Roh Kudus

Bab 1
Roh Kudus

A. SIAPAKAH ROH KUDUS ITU?

Barangkali Roh Kudus adalah anggota dari ketiga Pribadi Allah yang paling tidak dikenal. Sungguh menyedihkan, karena di dalam gereja pun pengetahuan tentang Dia sangat kurang sekali.

Mengapa hal itu seharusnya tidak boleh sampai terjadi demikian, ada tiga alasan yang kuat :

1. Roh Kudus adalah Allah

Sebagai Pribadi ketiga dari Trinitas, Ia setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Karena itu sesungguhnya bagi Dia pun selayaknya diberikan penghormatan, penghargaan dan kemuliaan yang sama.

Kita tidak seharusnya memperlakukan Dia sebagai Pribadi yang lebih rendah. Kita seharusnya mengenal Dia sebagaimana kita mengenal ke dua pribadi Allah yang lain.

Roh Kudus bukan saja suatu PRIBADI; Ia adalah suatu PRIBADI YANG ILAHI. Dia adalah ALLAH.

a. Alkitab MenyebutNya Allah. " ... mengapa hatimu dikuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus ... ? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah" (Kis 5:3,4).

b. Ia memiliki sifat-sifat Yang Hanya Dimiliki Allah Sendiri.

  1. Ia memiliki keadaan yang kekal (Ibr 9:14)
  2. Ia MAHAHADIR (Mzm 139:7-10). Ia sanggup berada dimana-mana pada satu ketika, saat yang sama.
  3. Ia MAHATAHU (1 Kor 2:10,11). Ia mengetahui SEGALA sesuatu.
  4. Ia MAHAKUASA (Luk 1:35). Ia memiliki kuasa untuk melakukan segala sesuatu.

c. Ia Dihubungkan dengan Bapa dan Anak dengan Status yang Sama. "Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat 28:19).

d. Alkitab Seringkali Membicarakan tentang Roh Kudus. Semua kitab dalam Perjanjian Baru menceritakan tentang Roh Kudus kecuali surat Yohanes yang kedua dan ketiga.

e. Ia Terutama Aktif dalam Rencana Penyelamatan Allah. "Ia menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman" (Yoh 16:8).

Anak-anak sejati Allah yang benar "dilahirkan dari Roh" (Yoh 3:5,6).

2. Roh Kudus adalah Suatu Pribadi

Banyak orang Kristen beranggapan bahwa Roh Kudus itu hanyalah kekuatan tak berwujud/suatu pengaruh dan bukan suatu pribadi. Mereka memerlukan Roh Kudus sepertinya Roh Kudus itu hanya semacam kekuatan listrik atau bentuk kekuatan yang lain, sehingga mereka dapat mematikan dan menyalakannya sesuka mereka.

Konsep ini salah sama sekali. Roh Kudus adalah Pribadi. Ia adalah Satu Pribadi yang memiliki otoritas (wibawa) dan Kuasa yang besar (possesses great), tapi Ia sendiri jauh lebih besar dari kekuatan yang dimilikiNya. Ia jelas layak menerima penghargaan dan hormat yang kita berikan pada Allah Yang Mahakuasa.

a. Kata Ganti Orang Dipakai BagiNya. "IA menyertai kamu selama-lamanya" (Yoh 14: 16). "IA menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu" (Yoh 14:17). "IA akan bersaksi tentang Aku" (Yoh 15:26).

"Tetapi apabila IA datang, yaitu Roh Kebenaran, IA akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNYA SENDIRI, tetapi segala sesuatu yang didengarNYA, itulah yang akan dikatakanNYA, dan IA akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang" (Yoh 16:13, 14).

b. Ia Memiliki Sifat-sifat Dasar dari Suatu Kepribadian.

  1. Intelektualitas : kemampuan untuk berpikir dan mencari alasan.
  2. Kepekaan : kemampuan untuk merasa.
  3. Kemampuan : Kapasitas untuk memilih dan memutuskan.

c. Pernyataan-pernyataan Dari KepribadianNya. Suatu kuasa atau pengaruh, tak sanggup untuk merasakan hal-hal yang Roh Kudus dapat rasakan.

Contohnya, kita diperingatkan untuk tidak "mendukacitakan" Roh Kudus (Ef 4:30). Ananias dan Safira "mendustai Roh Kudus" (Kis 5: 3,4).

Suatu kuasa atau kekuatan tidak dapat didukacitakan. Anda tidak dapat mendukacitakan atau menyakiti kekuatan daya listrik misalnya, hal itu tidak mempengaruhi jika menipu ataupun mencobainya. Suatu wujud kuasa/kekuatan bukan merupakan satu pribadi yang dapat merasakan hal-hal seperti itu.

Tetapi seseorang atau satu pribadi dapat didukacitakan, disakiti, didustai dan dicobai.

Perhatikanlah pernyataan-pernyataan tentang kepribadian Roh Kudus i bawah ini :

  1. Ia dapat merasa (Ef 4:30)
  2. Ia dapat menghibur (Kis 9:31)
  3. Ia dapat berpikir (Rm 8:5)
  4. Ia dapat berbicara (Kis 13:2)
  5. Ia dapat berdoa (Rm 8:26)
  6. Ia dapat mengajar (Yoh 14:26)
  7. Ia dapat mengerjakan seperti yang dikehendakiNya (1 Kor 12:11)
  8. Ia dapat melarang (mencegah) (Kis 16:6)
  9. Ia dapat melakukan mujizat-mujizat (Kis 19:6)

d. Ia Bukannya Sesuatu yang Tidak Punya Wujud Pribadi. Semua hal yang disebutkan di atas adalah pernyataan-pernyataan dari suatu kepribadian, yang tidak dimiliki oleh wujud satu kuasa, karena kuasa tidak mempunyai kepribadian.

Satu dari banyak penyebab mengapa banyak orang memandang Dia hanya sebagai sebuah kuasa atau kekuatan belaka, oleh karena nama-nama yang dipakai dalam Alkitab untuk menggambarkan Dia, sebenarnya bermaksud untuk melambangkan pelayananNya. Ia disebut Angin, Hujan, Minyak, Api, Pakaian dll. Semua itu melambangkan bermacam-macam pelayanan yang Ia lakukan; namun Dia sendiri adalah Pribadi yang jauh lebih besar daripada semua pelayanan yang Ia lakukan.

3. Saat Ini Adalah Zaman Dari Roh Kudus

Ia adalah Penolong "yang lain" itu, yang telah mengganti tempat Yesus. Zaman periode sejarah saat ini adalah zaman hujan akhir (Za 10:1) atau saat Roh Kudus berkarya besar-besaran dari yang pernah diketahui oleh Gereja. Karena itu kita harus mengetahui tentang Roh Kudus sebanyak mungkin.

B. PENCURAHAN DARI ROH KUDUS TELAH DINUBUATKAN

Di dalam Perjanjian Lama, kami membaca bahwa Roh Kudus berada di atas ataupun di dalam orang-orang tertentu.

Orang-orang ini tampaknya dianggap merupakan pengecualian lain dari yang lain. Namun, Allah melalui para nabiNya menubuatkan bahwa suatu hari yang baru akan datang.

1. RohNya Akan Berada di Dalam dan di Atas SEMUA bangsanya.

"Kemudian daripada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan kucurahkan RohKu pada hari-hari itu" (Yl 2: 28,29).

"RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya" (Yeh 36:27).

"Sebab Aku akan mencurahkan air ke tanah yang haus dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan RohKu ke atas turunanmu" (Yes 44:3).

2. Mesias yang Dijanjikan Allah Merupakan Seorang Yang Penuh dengan Roh Kudus dan Diberi Kuasa Berkuasa

"Lihat itu hambaKu yang Kupegang, orang pilihanKu, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh RohKu ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa" (Yes 42:1).

"Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara" (Yes 61: 1). (Ini dipenuhkan dalam Luk 4:18).

3. Beberapa Istilah untuk "Kepenuhan Roh Kudus"

Pengalaman kepenuhan Roh Kudus digambarkan dalam beberapa cara dalam Alkitab. Marilah kita melihat cara-cara tersebut secara singkat.

a. Menerima Roh Kudus. Hadiah atau karunia didefinisikan sebagai "sebuah penawaran dan penerimaan (tindakan untuk menerima) tanpa pamrih". Sebuah pemberian (karunia/hadiah) belum bisa disebut `hadiah/karunia' sampai ada seseorang menerima apa yang ditawarkan secara cuma-cuma itu.

Ini adalah ungkapan yang paling sering digunakan di dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan pengalaman yang sedang kita bahas.

"Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya" (Yoh 7:39).

"Terimalah Roh Kudus" (Yoh 20:22)

"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu" (Kis 1:8).

"Maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kis 2:38).

"Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus" (Kis 8:15).

"Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" (Kis 10:47).

"Katanya kepada mereka, Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?" (Kis 19:2)

b. Diurapi dengan Roh Kudus. "Pengurapan" adalah istilah yang sangat kita kenal, karena pemakaiannya di dalam Perjanjian Lama (Kel 28:41; 29:29; Mzm 2:2; 92:10). Ada tiga macam pengurapan: Pengurapan orang yang sakit kusta; Pengurapan Imam; dan Pengurapan Raja. (Lihat dalam bagian A2.9 untuk keterangan yang lebih terperinci).

Minyak urapan dicurahkan pada orang yang diurapi (1 Sam 10:1). Begitulah Roh Kudus "dicurahkan" pada orang beriman.

Ungkapan yang sama juga digunakan untuk menggambarkan bagaimana Roh Kudus turun atas Yesus Kristus. Kata KRISTUS berarti: YANG DIURAPI (atau Yang di Kristenkan). "Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis, sebab Allah menyertai Dia" (Kis 10:38).

c. Dipenuhkan dengan Roh Kudus. Ungkapan ini menggambarkan akibat yang ditimbulkan karena Roh Kudus berada di dalam orang-orang yang percaya/beriman. Mereka "dipenuhkan" dengan Roh Kudus! Hal itu terjadi pada hari Pantekosta. "Maka penuhlah mereka semua dengan Roh Kudus lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4).

Proses dipenuhi dengan Roh Kudus dimulai dengan tanda kepenuhan. Kemudian diikuti oleh pengalaman-pengalaman berkesinambungan. Jadi proses itu adalah proses yang terus berlanjut.

Paulus membicarakan tentang hal itu dalam Efesus 5:18, dengan memakai kalimat yang pengertiannya sedang berlangsung: "Hendaklah kamu setiap saat, terus menerus dipenuhkan oleh Roh Kudus" (terjemahan secara harfiah). Untuk memelihara penuhnya Roh Kudus di dalam kita, kita perlu setiap hari minum dari sumbernya.

d. Dibaptiskan dalam Roh Kudus. Ungkapan ini tampaknya bertentangan, namun mempunyai dasar yang kuat dalam Alkitab.

Istilah ini disebutkan empat kali dalam Kitab Injil dan dua kali dalam Buku Kisah Para Rasul (Mat 3:11; Mrk 1:8; Luk 3:16; Yoh 1:33; Kis 1:5; 11:16).

Membaptiskan berarti "memasukkan sama sekali" atau mencelupkan ke dalam. Membaptiskan bahkan mempunyai arti yang lebih dalam lagi, yaitu "Mencelupkan ke dalam sebuah elemen yang mempunyai kuasa untuk mengubah apa yang diliputinya itu".

Contoh yang baik adalah bagaimana seseorang mewarnai sebuah baju (mewenter), yakni dengan cara mencelupkan seluruh bahan ke dalam elemen yang kemudian secara radikal mengubah warna dari baju tersebut. Karena itu dibaptis dengan Roh Kudus, berarti direndam, dicelup, dikubur, sama sekali dilingkupi, dibungkus seluruhnya oleh Roh Kudus.

e. Pembebasan oleh Roh. Istilah ini sebenarnya tidak secara langsung digunakan dalam Perjanjian Baru, tapi secara tidak langsung berarti demikian. Diterangkan bahwa pembebasan roh manusia terjadi ketika roh manusia itu dihidupkan oleh Roh Kudus: "Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan/pembebasan" (2 Kor 3:17).

Hal ini berarti pembebasan kepribadian seseorang dari perhambaan kepada kemerdekaan dari kekeringan menjadi sungai-sungai dari air kehidupan, dari kemandulan menjadi berbuah-buah. Ini tentu juga menggambarkan pembebasan aliran sungai kehidupan dari dalam roh yang percaya. "Seperti dikatakan oleh Kitab Suci: dari dalam rohnya akan mengalir aliran-aliran air hidup" (Yoh 7:38 tlb).

Hal ini dapat merupakan gambaran yang paling cermat mengenai apa yang sedang terjadi saat ini di antara begitu banyak orang-orang beriman. Apalagi konsep ini ternyata semakin diterima di dalam Gereja.

C. BAPTISAN DI DALAM ROH KUDUS

1. Kejadian atau Tanda-tanda Awal dari Baptisan Roh.

Kita mungkin kini bertanya-tanya : "Apakah yang merupakan tanda awal bahwa seseorang telah menerima kepenuhan dari Roh Kudus?"

Ada tiga hal yang harus kita perhatikan.

a. Tanda Awal. Pada pokok ini kita bahas tentang tanda yang PERTAMA. Memang ada banyak tanda-tanda dan kenyataan-kenyataan lain yang mengikuti kepenuhan Roh Kudus itu.

Namun apa yang kita amati saat ini adalah peristiwa yang merupakan tanda bahwa seseorang telah memasuki dimensi baru dari Kuasa Roh ini.

b. Tanda Alkitabiah. Karena apa yang kita amati adalah tanda yang Alkitabiah, kita tidak akan berpegang pada pengalaman pribadi seseorang ataupun pada tradisi yang ada.

Karena itu kita mencari tanda apa yang dinyatakan Alkitab merupakan petunjuk umum dari mereka yang mengalami baptisan Roh Kudus pada zaman Alkitab.

c. Pengalaman Alkitabiah. Apa yang menarik kita adalah pada PENGALAMAN ALKITABIAH mengenai Baptisan Roh Kudus, dan bukan lagi gagasan manusia mengenai apa sebenarnya baptisan Roh Kudus itu.

Ada banyak pengalaman rohani yang secara sembrono seringkali disebut sebagai `Baptisan dalam Roh'. Didalamnya termasuk apa yang disebut : Berkat Yang Kedua, Penyucian Total, Pengalaman Kekudusan dll.

Mungkin semua itu memang terjadi dan merupakan pengalaman yang Alkitabiah, yang tak seharusnya kita anggap remeh atau tak berharga. Namun apa yang akan kita bicarakan saat ini adalah karya Roh Kudus seperti apa yang diterangkan Alkitab sebagai Baptisan dalam Roh Kudus.

2. Kejadian-kejadian tentang Baptisan Roh Kudus yang Tertulis dalam Alkitab

Sumber Utama mengenai hal ini tertulis dalam Kisah Para Rasul, dimana tercatat ada lima peristiwa saat orang percaya/murid menerima kepenuhan Roh Kudus.

a. Terjadi Pada Hari Raya Pentakosta (Kis 2:1-4). Ini merupakan keterangan terlengkap dalam Alkitab. Tepat limapuluh hari setelah kebangkitan Kristus, janji tentang kedatangan Roh Kudus dipenuhi. Roh Kudus datang untuk para murid yang sedang menunggu di Yerusalem. Saat itu merupakan saat yang pertama/cikal-bakal dari seluruh pekerjaan Roh Kudus dalam cara yang baru seperti yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Ada beberapa kejadian yang mengikuti datangnya Roh Kudus pada mereka.

1) Angin dari Sorga : Ada angin dari Sorga, angin yang kuat dan keras. Dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Yunani, kata "roh" juga berarti "angin". Karena itu penting sekali adanya angin keras itu sebagai pendahulu tibanya Roh Kudus. Angin berbicara tentang kehidupan, kekuatan, pergerakan dan kuasa yang semua merupakan ciri/tanda dari Roh Kudus.

2) Lidah-Lidah Api : Simbol api ini juga amat penting. Yohanes Pembaptis telah menubuatkan bahwa Yesus akan membaptis dengan "Roh Kudus dan Api". Api melambangkan pembersihan, pemurnian, penyucian, pembakaran kotoran dan sekam.

Kedua faktor ini tampak SEBELUM para murid dikatakan penuh dengan Roh Kudus. Sehingga hal-hal itu tak bisa dikatakan sebagai peristiwa dipenuhkan dengan Roh Kudus.

3) Berbicara dalam Bahasa Asing, sebagaimana yang Roh Kudus diberikan kepada mereka untuk diucapkan.

Kejadian yang segera terjadi setelah murid-murid dipenuhkan oleh Roh Kudus adalah : "... lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4 weym).

Saat itu ada 120 murid di kamar loteng itu. Dan dengan jelas tertulis bahwa mereka SEMUA dipenuhkan dengan Roh Kudus dan SEMUA mulai berkata-kata dalam bahasa asing.

Bahwa apa yang terjadi pada murid-murid saat itu jelas adalah kemampuan supraalami untuk berbicara bahasa-bahasa yang belum pernah mereka pelajari sebelumnya.

Dari ketiga manifestasi yang tampak pada hari Pantekosta itu, hanya satu yang selalu tampak terulang pada saat-saat terjadi kepenuhan Roh Kudus, yaitu berbicara dalam bahasa-bahasa asing.

b. Di Rumah Cornelius (Kis 10:44-48). Secara supraalami Petrus diperintahkan untuk mengunjungi rumah seorang asing - bukan Yahudi yaitu Cornelius, seorang perwira Romawi.

Petrus mengatakan, bahwa ia pergi semata karena "Roh Kudus menyuruh saya untuk pergi ...." (Kis 11:12 rsv). Petrus saat itu masih meyakini bahwa berkat-berkat Allah hanyalah untuk orang-orang Yahudi. Namun akhirnya ia harus berhadapan dengan sekelompok orang `asing' yang sangat berkeinginan untuk mendengar "... semua sudah hadir di sini dihadapan Allah untuk mendengarkan segala sesuatu apa yang telah diperintahkan Allah kepadanya" (Kis 10:33).

Petrus mulai berbicara tentang Tuhan Yesus Kristus kepada mereka (Kis 10:34-43). Ketika ia sedang berbicara, Roh Kudus memenuhi semua yang sedang mendengarkan Firman.

Teman-teman Yahudi Petrus mula-mula tidak mau mempercayai bagaimana hal ini dapat terjadi pada bangsa asing (Kis 10:45).

Tapi mereka semua akhirnya diyakinkan karena "mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah" (ayat 46).

Tanda ini juga mendorong Petrus untuk berkata: "Bolehkah orang mencegah untuk membaptiskan orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" (atau dalam "cara dan model yang sama seperti saat kita menerima Dia") (Kis 10:47).

Ketika Petrus kembali ke Yerusalem, ia dipanggil untuk mempertanggung-jawabkan apa yang telah terjadi di Kaisaria. Para pemimpin sebenarnya marah padanya (Kis 11:2).

Ia kemudian membela diri dengan menerangkan bahwa : "Ketika aku mulai berbicara turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita" (Kis 11:15).

Ia kemudian menegaskan : "Jadi jika Allah memberikan kepada mereka sama seperti pemberian yang sama, yang Ia berikan pada kita pertama kali" (Kis 11:17).

Alasannya adalah bahwa Allah telah memberkati bangsa kafir dengan karunia Roh lewat cara yang persis sama seperti saat Dia memberkati orang-orang Yahudi yang percaya pada Hari Raya Pentakosta.

Alasan utama dari keyakinan Petrus adalah bahwa orang-orang asing itu juga berbicara dalam bahasa lidah. "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah" (Kis 11:18).

c. Paulus di Efesus (Kis 19:1-7). Di sini kita melihat kejadian ketiga yang sangat jelas. Dalam perjalanannya Paulus tiba di kota Yunani-Efesus dimana ia berjumpa dengan beberapa murid Yohanes Pembaptis.

Menanggapi pertanyaannya : "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?" Mereka menjawab : "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus".

Paulus kemudian menerangkan Injil mengenai Kristus secara lebih jelas pada mereka, sesudah itu mereka dibaptis dengan air, Paulus kemudian meletakkan tangan atas mereka, dan "Roh Kudus turun atas mereka dan mereka mulai berbicara bahasa lidah dan bernubuat".

Lewat tiga kejadian ini kita dapat melihat bahwa dibaptis dalam Roh Kudus itu terjadi dengan cepat, pasti dan langsung.

Di dalam tiap kejadian itu, satu hal yang selalu terjadi, ialah bahwa SEMUA yang menerima Roh Kudus itu dalam SETIAP kejadian itu selalu dikatakan bahwa mereka berkata-kata dalam bahasa lidah sebagai akibat langsung (tanda) dari dipenuhi dengan Roh Kudus.

Oleh sebab itu kami berpendapat bahwa berbicara dalam bahasa lidah adalah tanda pertama yang murni dan dapat dipercaya pada saat dipenuhi oleh Roh Kudus.

Didalam Kisah Para Rasul dituliskan juga dua kejadian yang lain ketika orang percaya menerima Roh Kudus. Marilah kita memeriksanya juga.

d. Kebangunan Rohani di Samaria (Kis 8). Dalam kejadian ini tidak terperinci dinyatakan bahwa mereka yang dipenuhi dengan Roh Kudus berkata-kata dalam bahasa lidah. Namun dari apa yang terjadi di sekitar cerita ini, menunjukkan bahwa tanda penuhnya mereka dengan Roh Kudus pasti telah juga terjadi.

Pertama-tama, adalah tanggapan yang murni oleh khotbah Filipus, yang mereka tunjukkan secara langsung : "Mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakan Filipus" (8:6) ; "Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu" (8:8) ; "Mereka percaya ... dan memberi diri mereka dibaptiskan ... " (8:12); ".... sebab Roh Kudus belum turun ke atas seorangpun di antara mereka" (8:16).

Kedua, ketika Petrus dan Yohanes meletakkan tangan ke atas mereka, mereka menerima Roh Kudus. Simon, seorang tukang sihir melihat sesuatu yang terjadi sebagai akibat langsung pada saat mereka menerima Roh Kudus.

Bagaimanapun kejadiannya, hal itu telah terjadi dengan tiba-tiba, dengan dramatis dan dengan cara yang sangat nyata.

Simon ingin memiliki kemampuan itu terjadi padanya juga. Telah banyak diperkirakan dan dituliskan apa yang sebenarnya telah dilihat oleh Simon.

Tak seorangpun dapat mengatakannya dengan pasti. Tapi bukankah beralasan kalau dikatakan bahwa Simon telah melihat tanda yang sama dengan apa yang pernah terlihat pada Hari Pentakosta? Jika tidak, tentu para rasul Yahudi ini tidak akan begitu menyaksikan untuk percaya bahwa orang-orang Samaria adalah orang-orang yang sungguh beriman.

Kemungkinan besar orang-orang Samaria menerima Roh Kudus adalah dengan cara yang sama seperti semua orang percaya lain, ketika para rasul menerimanya pada zaman Alkitab.

e. Saulus dari Tarsus (Kis 9). Setelah pertobatan Saulus yang dramatis, Tuhan mengirim Ananias untuk mengunjunginya. Ananias berkata : "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu ... telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus" (9:17). Kita tahu bahwa akhirnya ia mendapat kembali penglihatannya. Alkitab mencatat : "Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis" (9:18).

Kita dapat memastikan bahwa satu lagi janji yang diberikan oleh Ananias juga terpenuhi. Saul juga tentu dipenuhi dengan Roh Kudus.

Tidak diceritakan bahwa Paulus berkata-kata dalam bahasa lidah pada saat Ananias meletakkan tangan ke atasnya, tapi kita tahu kemudian bahwa dia juga berbahasa lidah. Ketika menulis pada sidang di Korintus untuk mengoreksi penyalahgunaan karunia bahasa lidah itu Paulus mengakui : "Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berbahasa roh lebih daripada kamu semua" (1 Kor 14:18).

Di dalam fatsal yang sama itu ia juga menyatakan : "Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dalam bahasa roh" (1 Kor 14:5 niv); dan akhirnya: "janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh" (1 Kor 14:39).

Berdasarkan kejadian-kejadian terdahulu yang merupakan pengalaman Alkitabiah itu, dengan rendah hati kami meneguhkan bahwa berbahasa lidah merupakan satu-satunya kenyataan Alkitabiah yang konsisten mengenai kepenuhan Roh Kudus.

Kami juga meneguhkan bahwa selain tanda pertama ini masih terdapat banyak tanda-tanda lain yang mengikutinya, yang merupakan kelengkapan dari peristiwa kepenuhan Roh Kudus ini.

Kesimpulan ini bukan untuk merendahkan atau meragukan pengalaman yang mungkin telah anda dapatkan, itu tidak benar - terutama bila pengalaman itu merupakan akibat dari pernyataan kuasa pertolongan Roh Kudus dalam kehidupan anda. Bahkan saya ingin memberikan dorongan pada anda : "Peganglah apa yang ada padamu ..." (Why 3:11).

Bukalah selalu hati anda dan mintalah selalu pada Tuhan karunia bahasa lidah yang indah ini, karena inilah karunia bahasa doa. Karunia ini dapat sangat memperkaya pelayanan anda. Ingatlah :

"... apalagi Bapamu yang di Sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya" (Luk 11:13).

Bab 2
Roh Kudus Dan
Orang Beriman

A. ROH KUDUS MENOLONG ORANG BERIMAN

Keselamatan (dilahirkan kembali) adalah karya pertama dari Roh Kudus di dalam hidup kita. Kuasa untuk hidup kudus dan melayani adalah tujuan kedua dari kehadiran Roh Kudus di dalam kita.

1. Untuk Membawa Kita Pada Keselamatan

a. Ia Membawa Keinsyafan (Yoh 16:8-11). Aspek penting dari Roh Kudus adalah untuk menginsyafkan, menunjukkan membuktikan kesalahan dan meyakinkan orang-orang yang belum bertobat mengenai dosa, kebenaran dan penghakiman.

Tanpa karya Roh Kudus untuk menginsyafkan kita, kita akan tetap bermasa bodoh terhadap keadaan kita yang penuh dosa dan terhilang.

Ia membuat kita sadar betapa berdosanya keadaan kita, dan betapa kurangnya kita dalam ukuran kebenaran Allah dan betapa mengerikan penghakiman yang menanti orang-orang berdosa.

b. Roh Kudus Membawa Pertobatan dan Kelahiran Baru. Kelahiran baru berarti dilahirkan kembali secara rohani, perbaikan dan restorasi secara rohani.

" ... bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus" (Tit 3:5).

"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu" (Ef.2:1) (Terjemahan bebas : "Dan kamu yang dahulu mati karena pelanggaran dan dosa-dosamu, kini dihidupkan"). "Rohlah yang memberi hidup" (Yoh 6:63).

c. Ia Membebaskan Kita dari Kuasa Dosa dan Kematian, Sehingga Kita Dapat Menjadi Suci. "Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut" (Rm 8:2).

Sebab hukum Roh yang memberi hidup kepada Kristus telah membebaskan dari hukum dosa dan hukum maut.

d. Ia Memberi di dalam Kita Jaminan Kepastian akan Keselamatan. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Rm 8:16).

"Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran" (1 Yoh 5:6).

"Ada tiga yang memberi kesaksian ... Roh, Air dan Darah dan ketiganya adalah satu" (1 Yoh 5:8).

2. Untuk Memberi Kita Kuasa Agar Dapat Hidup Kudus

a. Ia Memimpin Kita Pada Kebenaran. "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang" (Yoh. 16:13).

Ia Mengajar Kita Segala Sesuatu.

"Tetapi Penghibur yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:26)

"Sebab di dalam kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima daripadaNya, karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapanNya mengajar kamu tentang segala sesuatu dan pengajaranNya itu benar, tidak dusta - dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikian hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia" (1 Yoh 2:27).

c. Ia Memberi Kehidupan bagi Tubuh Jasmani Kita. "Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya yang diam di dalam kamu" (Rm 8:11).

Kata "fana" berarti "terikat dengan kematian" dan itu menunjukkan tubuh jasmani kita. Roh memberi kehidupan. Karena itu janji Firman Tuhan adalah : Apabila Roh itu diam di dalam kita, Ia akan memberi kehidupan, kekuatan, kesehatan, dan kegairahan di dalam tubuh kita. Hidup di dalam Roh adalah latihan untuk meningkatkan kesehatan. Keadaan itu akan menambah kekuatan tubuh kita, juga menambah panjangnya umur kita.

d. Ia Memberikan Kita Kekuatan untuk Melayani. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksiKu ..." (Kis 1:8).

Yesus menggunakan kata Yunani "dunamis" (diterjemahkan "kekuatan"), dari kata tersebut kita kemudian mendapatkan kata dinamo. Dinamo adalah sebuah mesin yang dapat memberikan kekuatan secara tetap dan terus-menerus.

Seperti itu juga kuasa Roh Kudus yang di dalam kita memberikan kekuatan untuk membuat kita mampu untuk menjadi saksi-saksi (martir) bagi Kristus. Kita bukan saja membawa kesaksian-kesaksian tentang Yesus, tapi sebenarnya kita akan menjadi saksi-saksi bagi Dia.

e. Ia Memperkuat Doa-doa Kita. " ... Berdoalah di dalam Roh Kudus" (Yud 20).

" ... Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya ... " (Ef 6:18).

"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus" (Rm 8:26,27 niv).

f. Roh Kudus Memberikan Inspirasi Pujian dan Penyembahan kepada Allah. "... kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah" (Kis 2:11).

"Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah" (Kis 10:46).

"Karena kitalah ... yang beribadah oleh Roh Allah ..." (Flp 3:3 niv).

"Hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-kata seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani" (Ef 5:18,19).

"Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran" (Yoh 4:24).

g. Ia Menghasilkan Buah-buah Roh di dalam Kehidupan Orang-orang Beriman. "Tapi buah Roh ialah : Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu" (Gal 5:22,23).

Buah-buah Roh tak dapat dihasilkan oleh manusia biasa betapa pun halus budi pekertinya atau pun tinggi pendidikannya.

Sifat-sifat Allah hanya akan tampak di dalam kita apabila Roh Allah ada di dalam kita yang percaya padaNya.

B. MENERIMA ROH KUDUS

1. Anda Harus Menerima Kristus Sebagai Juruselamat.

Persyaratan pertama untuk menjadi calon mendapatkan Baptisan dari Roh Kudus adalah bahwa anda harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat anda. Apabila anda menjadi anak-anak Allah, maka anda dapat menerima Karunia dari Roh Kudus itu.

2. Anda Harus Merindukan Berkat Itu

Persyaratan yang kedua adalah bahwa anda harus sangat merindukan berkat itu. Yesus menekankannya sebagai berikut : "Barangsiapa HAUS, baiklah ia datang kepadaKu dan minum" (Yoh 7:37). Adakah anda merasa haus akan air dari Roh itu? Jika memang benar, datanglah pada Yesus dan minumlah. Sangat sederhana sekali.

Ingatlah bahwa untuk itu anda tidak perlu membayar apa-apa. Dan apabila anda ingin membelinya, maka Roh Kudus itu bukan lagi merupakan "karunia/hadiah" (Kis 2:38). Roh Kudus tidak pernah merupakan hasil jerih payah atau upah, karena itu anda tidak dapat berusaha ataupun harus berusaha untuk mendapatkan berkat yang indah itu, Roh Kudus adalah karunia yang kita dapat dengan cuma-cuma.

3. Empat Kata yang Sederhana

Saya ingin memberikan empat kata yang sederhana agar anda dapat menerima berkat yang sangat berharga itu.

Kata-kata itu adalah TOLAK (RENOUNCE), SANTAI (RELAX), TERIMA (RECEIVE), TANGGAP (RESPOND). Marilah kita sekarang memeriksanya satu persatu.

a. Tolak. Paulus menulis pada orang-orang yang bertobat di kota Korintus yang penuh kejahatan: "Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan ... " (2 Kor 4:2).

Kata Yunani apeipomen, diterjemahkan sebagai menolak, yang berarti "tidak lagi memiliki, semasekali memisahkan diri dan meninggalkan"

"Tetapi telah menolak segala perbuatan tersembunyi (yang ditutupi, yang pribadi, di dalam, yang dirahasiakan) ..."

"Tetapi telah menolak segala perbuatan yang memalukan (ketidak jujuran, menjijikkan) ... "

Untuk menerangkan hal di atas, kita harus telah benar-benar bertobat (berbalik) dari semua dosa yang kita kenal - terutama dosa-dosa yang berkaitan dengan ilmu gaib/sihir, penyembahan nenek moyang, penyembahan berhala, kartu-kartu nujum, sihir, kartu-kartu tenung, daun teh (untuk nujum), ramalan-ramalan, (tukang ramal), kekuatan gaib, penolak bala, jimat-jimat dan lain-lain yang serupa dengan itu.

Alkitab mengatakan bahwa Allah telah memberikan " Roh Kudus ... bagi mereka yang mentaatiNya" (Kis 5:32). Allah memerintahkan kita untuk menolak dan memisahkan diri sama sekali dari hal-hal yang tertutup, yang rahasia, yang tidak jujur dan yang memalukan itu apabila kita menginginkan ROH KUDUSNYA.

"Banyak juga di antara mereka, yang telah menjadi percaya, datang dan mengakui di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. Banyak juga diantara mereka yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang" (Kis 19:18,19 tlb). Ini adalah langkah pertama yang penting.

Ucapkan doa ini kepada Tuhan: "Tuhan, saya menolak (sebutkan kata-kata di bawah ini, dan apa saja yang telah anda lakukan dalam hidup anda) kuasa dukun, penyembahan berhala, pemujaan leluhur, kartu-kartu nujum, sihir, nujum dengan daun teh, ramalan-ramalan (atau tukang ramal), kekuatan gaib, jimat-jimat dan lain-lain yang serupa."

b. Santai/rileks. Seringkali pada saat kita mencari kepenuhan Roh Kudus, kita merasa tegang. Sebenarnya tidak perlu demikian. Hal itu justru akan menghalang-halangi kita untuk mendapatkanNya.

Karena itu, pertama-tama saya menyarankan anda untuk santai saja. Dengan melemaskan badan, hal ini akan membantu anda untuk santai secara rohani dan emosional. Mengapa tidak dengan santai di suatu tempat. Murid-murid Tuhan pun sedang duduk ketika mereka menerima Roh Kudus pada Hari Pantekosta (Kis 2:2). Karena itu duduk adalah sikap yang baik untuk menerima Roh Kudus. Duduklah dengan nyaman dan lemaskan badan. Anda sedang berada dalam keadaan yang baik, dalam tangan Yesus. Dialah Sang Pembaptis dengan Roh Kudus.

c. Terima. Saat ini adalah saat yang baik dan tepat bagi anda untuk meminta Yesus membaptiskan anda dengan Roh Kudus. Alkitab mengatakan : " ... Bapamu yang di Sorga akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya" (Luk 11:13).

Mintalah, dengan tenang dan dalam iman.

Janganlah memulai dengan mengemis atau merengek. Anda tidak perlu berteriak ataupun mengerang. Namun apabila Roh Kudus sendiri yang menekan anda untuk melakukan hal itu, tentu tidak ada larangan untuk itu. Sesungguhnya kebiasaan untuk memaksa dengan teriakan dan keluhan justru akan merupakan penghalang bagi kita. Yesus berada bersama dengan anda. Ia akan membaptiskan anda dengan Roh Kudus apabila anda dapat bersikap rileks dan mempersilahkan/membiarkan Dia melakukanNya. Ia dapat mendengar doa anda.

Apabila anda rela dengan tenang meminta Dia untuk memenuhi anda dengan Roh KudusNya, maka anda harus juga percaya dalam iman bahwa Ia telah menjawab doa anda dan TERIMALAH ROH KUDUS DENGAN IMAN.

Ingatlah bahwa kata Yunani untuk roh adalah nafas. Karena itu bukalah mulut anda, ambil nafas dalam dan hiruplah Roh Kudus.

Inilah yang dimaksud Yesus sebagai "minum" (air dari) Roh Kudus. Sama seperti anda membuka mulut untuk minum, bukalah mulut anda untuk meneguk Roh Kudus ini. Bukalah mulut dan tarik nafas dalam-dalam; dan saat anda melakukan hal ini, percayalah bahwa Roh Kudus sedang masuk di dalam kehidupan anda dengan cara yang baru.

Lakukanlah dengan iman. " ... Apa saja yang kamu minta dan doakan; percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu" (Mrk 11:24). Anda sedang melakukannya dengan iman ....

Ingat, ini bukanlah sekedar perasaan. Jangan memberi tanggapan secara emosionil. Pengalaman ini bukanlah suatu pengalaman yang emosionil, pengalaman ini adalah pengalaman rohani. Dapat saja terjadi pengalaman ini mempengaruhi emosi anda. Bila timbul juga perasaan emosionil itu, tetaplah rileks dan nikmatilah. Tapi jika tidak, jangan kuatir. Emosi itu sering kali salah dan tidak dapat dipercaya.

Yang penting, bukanlah apa yang anda rasakan, tetapi apa yang anda yakini. Yakinlah bahwa anda telah menerima Roh Kudus. Ini adalah langkah yang pertama, kemudian "hiruplah" Roh Kudus.

Ketika anda melakukan hal ini, mulailah untuk mengucap syukur pada Allah dengan sukacita dan dengan pujian karena Roh Kudus yang memenuhi anda. Biarlah hati anda menghampiri Allah dengan pujian, dan teruslah minum makin lama makin mendalam dalam Roh.

d. Tanggapi. Kemudian datang pada langkah keempat. Tanggapan anda terhadap Roh Kudus yang mulai memenuhi seluruh keadaan anda.

Setelah anda menarik napas, anda juga harus berkata-kata. Anda telah menghirup; sekarang anda harus mengatakan puji-pujian itu pada Allah, di dalam iman, untuk semua berkat-berkatNya.

Pada saat anda melakukan hal ini, jangan berbicara dalam bahasa anda sendiri. Pujilah Allah, tapi percayalah bahwa Roh Kudus akan memampukan anda untuk melakukannya dengan bahasa baru yang akan diberikan Roh Kudus kepada anda.

Alkitab mengatakan, "Mereka semua mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4). Perhatikan, yang pertama adalah : "Mereka ... mulai berkata-kata ..." MEREKA yang melakukan kegiatan berkata-kata itu. Inilah bagian yang harus kita lakukan. Suara itu adalah suara mereka. Keluar dari pita suara mereka, dengan menggunakan bibir dan mulut MEREKA. Kemudian yang kedua, perhatikanlah : "Roh itu memberikan mereka kata-kata untuk mengatakannya". Ini adalah bagian yang dilakukan oleh Roh Kudus. Apabila Roh Kudus melakukan bagianNya, kita harus menanggapiNya dengan melakukan bagian kita.

Berkata-kata dalam bahasa lidah adalah suatu mujizat. Kata-kata itu diberikan oleh Roh Kudus kepada kita secara supranatural. Tidak berarti bahwa hal itu adalah hal yang sukar untuk kita lakukan. Artinya sederhana saja, kita harus bekerja sama dengan Allah dan mengucapkan kata-kata yang diberikan Roh Kudus kepada kita untuk kita ucapkan.

Ini dapat digambarkan dengan kisah Petrus berjalan di atas air (Mat 14:29). Saat itu Yesus memanggil Petrus : "Datanglah!" Kemudian kita membaca : "Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus".

Ketika Petrus berjalan di atas air, ia tidak menyadari bahwa ia sedang melakukan sesuatu yang supranatural. Yang ia rasakan ialah ia berjalan sebagaimana biasanya bila melangkah di atas tanah yang padat. Mujizat itu bukan terletak pada berjalannya Petrus, tapi pada kenyataan bahwa ia tidak tenggelam!.

Sama saja dengan saat kita mulai berbicara dalam bahasa lidah. Seperti Petrus menggunakan kaki dan otot-ototnya untuk berjalan, kita gunakan lidah dan bibir kita untuk berkata-kata sebagaimana biasa kalau kita berbicara.

Mujizat bukan terletak pada kegiatan kita dalam berkata-kata, mujizat itu terletak pada bahasa yang diberikan pada kita untuk diucapkan. Dengan perkataan lain, bukan BAGAIMANA anda mengucapkannya, tapi APA yang anda ucapkan, itulah mujizatnya.

Berkata-kata seperti juga halnya dengan berjalan, adalah hal yang biasa saja. Ketika anda mengucapkan kata-kata dalam bahasa yang lain, organ-organ suara anda bekerja seperti biasa pada saat anda berbicara dalam bahasa anda.

Mujizat tampak ketika Roh Kudus memberi anda bahasa yang belum pernah anda pelajari bahkan belum pernah anda dengar sebelumnya.

Saya harus menekankan kemudahan berbicara bahasa lidah ini. Ketika anak-anak menerima pelajaran ini, mereka dapat melakukannya dengan sangat mudah. Namun orang-orang dewasa justru mengalami kesulitan. Mereka sendiri yang membuat hal ini menjadi sulit, karena mereka meyakini bahwa hal itu terlalu sulit untuk mereka lakukan. Beberapa dari mereka bahkan tidak bisa rileks, tapi malah menjadi tegang.

Banyak orang begitu merindukan bahwa hal itu "seharusnya bukan dari mereka sendiri tapi dari Allah". Ingatlah bahwa anda yang berkata-kata dan Roh Kudus adalah pemberi kata-katanya. Jangan duduk termangu saja seperti patung kayu, menunggu Allah mengambil alih pita suara, lalu berkata-kata melalui bibir anda. Lakukanlah bagian anda.

Perhatikan lagi apa yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:4 : "Mereka" (Para murid) adalah pokok subyek kalimat dalam kalimat itu. Itu sebabnya para muridlah yang dipenuhkan dengan Roh Kudus dan merekalah yang "mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya". Mereka kemudian mulai berkata-kata.

Apabila anda mulai berbicara dalam bahasa lidah, ANDALAH yang memulainya. ANDALAH yang harus mengucapkannya. Tapi Roh Kuduslah yang memberikan kata-kata itu pada anda. Roh Kudus akan melengkapi anda dengan suara-suara, kata-kata, pilahan kata di dalam pikiran anda.

Mungkin kedengarannya sangat aneh bagi anda. Karena bahasa itu belum pernah anda dengar sebelumnya - mungkin sekali bahasa itu adalah bahasa malaikat atau bahasa sorgawi yang bunyinya sangat berbeda dengan bahasa manapun yang pernah anda dengar di dunia ini.

Apabila Roh Kudus memberi kata-kata tersebut di dalam pikiran anda, ucapkanlah. Ucapkan kata tersebut dengan lantang dan berani, jangan merasa takut. Pada permulaan mungkin anda hanya mempunyai satu atau dua kata. Mungkin anda merasa mengulang-ulang kata-kata tersebut.

Lakukanlah terus. Anda adalah seperti bayi yang baru belajar untuk berkata-kata bahasa sorgawi yang diberikan oleh Bapa kita yang di sorga.

Bahkan nabi Yesaya telah menggambarkan proses ini : "Sungguh, oleh sebab dengan logat yang ganjil dan dalam bahasa asing dia akan berkata-kata kepada bangsa ini ..." (Yes 28:11). Kita mungkin mulai berkata-kata dengan terbata-bata, tapi lama kelamaan lebih banyak kata akan keluar. Kita akan berbicara lebih baik apabila kita berlatih terus, sama seperti anak-anak.

Apabila anda mengucapkannya dengan berani dalam iman, Roh Kudus akan menambah perbendaharaan kata anda. Kelancaran aliran kata itu akan bertambah hingga menjadi seperti sungai yang mengalir keluar dari dalam jati diri anda (Yoh 7:38).

Karena itu ambillah ketetapan bahwa ketika anda menghirup Roh Kudus itu, anda melanjutkannya dengan mengucapkan pujian bagi Allah.

Tetapkanlah bahwa anda akan melakukannya dengan suara anda, tapi tidak dengan bahasa anda sendiri. Harapkan Roh Kudus memberi bahasa yang baru, setiap saat. Kemudian mulailah untuk menyuarakan bahasa baru itu dalam iman.

Ucapkanlah dengan lantang, apapun yang diberikan oleh Roh Kudus dalam pikiran anda. Anda mungkin merasa bibir anda mulai bergetar, dan merasa bahwa mulut anda penuh dengan suara-suara yang aneh. Ucapkanlah dengan keras. Sekali anda mulai mengucapkannya, lakukanlah terus.

Jangan berhenti. Biarkan bahasa itu terus mengalir keluar. Makin mengalir, anda makin merasa bebas berkata. Jangan risaukan seperti apa suara yang keluar itu; itu adalah urusan Roh Kudus. Ia akan memberi anda bahasa tertentu, bahasa yang Ia ingin anda dapatkan. Kemudian, Ia akan memberi anda bahasa-bahasa yang lain - karena hal ini disebut sebagai karunia-karunia lidah (dalam bahasa asing ditulis dalam bentuk jamak - berarti lebih dari satu). Dan apabila anda terus melatih diri dalam Karunia Lidah ini, anda akan berbicara dari satu bahasa ke bahasa yang lain, karena ada bermacam-macam karunia bahasa lidah (1 Kor 12:10).

Sekali anda berbahasa lidah, anda dapat melatihnya kapan saja anda mau. Tergantung dari keputusan dan kehendak anda.

Paulus berkata : "Jadi apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku" (1 Kor 14:15).

Apakah dengan akal budi ataukah dengan Roh, anda dapat berdoa kapan saja ANDA SUKA.

Latihlah kemampuan ini setiap hari dan beberapa kali sehari. Setiap kali anda melakukannya, maka hal itu akan membawa kekuatan dan berkat bagi anda, seperti apa yang dikatakan rasul Paulus :

"Siapa yang berkata-kata dalam bahasa Roh, ia membangun dirinya sendiri ..." (1 Kor 14:4 rsv). Setiap kali anda berbicara dan berdoa dalam bahasa roh, anda sedang membangun diri anda sendiri secara rohani.

Ini adalah satu-satunya Karunia Roh yang satu ini, membangun orang yang mempraktekannya. Sedangkan semua manifestasi yang lain dari Roh Kudus adalah untuk membangun (memperlengkapi) orang lain. Berdoa dengan bahasa lidah memampukan anda untuk "membangun diri sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci" (Yud 20).

C. MENGAPA BERBICARA DALAM BAHASA LIDAH?

Apa tujuannya atau apa faedah berbicara dalam bahasa yang tidak dipahami ?

Berikut ini adalah daftar singkat keuntungan-keuntungan berkomunikasi dengan Allah dalam bahasa yang diberikan Roh.

1. Ini Merupakan Bukti Pertama Yang Alkitabiah dan Yang Konsisten dari Baptisan Roh Kudus

"Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk diucapkan" (Kis 2:4).

"Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa Roh dan memuliakan Allah" (Kis 10:46).

"Roh Kudus turun ke atas mereka dan mereka mulai berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat" (Kis 19:6).

2. Ini Merupakan Kehendak Allah Atas Kita

Allah berkata (melalui Paulus) : "Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dalam bahasa roh" (1 Kor 14:5). Paulus juga berkata : "Aku mengucap syukur pada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua" (1 Kor 14:18).

Perhatikanlah penekanan yang menunjukkan keeratan hubungan ini : "Aku mengucap syukur pada Allahku ... ". Bercakap dengan Allah dalam bahasa lidah menambah dan menguatkan kesadaran seseorang akan hubungan yang lebih pribadi dan persekutuan dengan Allah. Paulus mengucap syukur pada Allah karena :

KEMAMPUANNYA untuk berbahasa Roh, karena hal ini hanya dapat diberikan oleh Allah melalui RohNya.

PELUANG untuk kehormatan/kebanggaan mengucapkan bahasa yang begitu suci dan mengandung kedalaman rahasia yang sangat pribadi.

KETERSEDIAAN di dalam berkat besar ini, sehingga saat apapun, di manapun, dalam keadaan apapun, seseorang dapat secara intim berhubungan dengan Allah. Mungkin kita berdoa, bernyanyi mengucap syukur atau memuliakan Allah di dalam Roh. Saat itu saya dapat merasa rileks, disegarkan dan dibangun oleh latihan rohani ini.

3. Ini Merupakan Cara Pengobatan dari Pembasuhan dan Pembebasan

Dalam Roma 8:26, Paulus menyatakan bahwa salah satu kelemahan seseorang ialah kita tidak selalu tahu bagaimana seharusnya kita berdoa.

Kadang-kadang kita menyadari bahwa kita membutuhkan bantuan dan pertolongan, tapi kita tidak mengerti apa yang salah dan bagaimana seharusnya kita berdoa mengenai hal tersebut.

Namun Roh Kudus dapat mengatasi kesenjangan ini. Ia menyelidiki hati kita dan menemukan keberadaan kita serta apa yang kurang dalam diri kita. Ia pun mengerti apa "Pikiran Roh" itu - yaitu kehendak Allah untuk kita.

"Ia kemudian mulai berdoa bagi kita "sesuai dengan kehendak Allah", sehingga membawa kita kepada kesesuaian dengan kehendak itu. Ia berdoa mengenai ketimpangan, kegalauan, kebingungan kita, serta pikiran-pikiran yang negatif yang telah menghalang-halangi kita dan Ia berdoa untuk tujuan Allah yang positif, yang kuat, dan yang menguntungkan bagi kehidupan kita.

Doa semacam ini adalah cara doa yang paling berkuasa untuk "memperbaharui pola pikiran kita".

4. Hal Itu adalah Sumber dari Pembangunan Secara Pribadi

"Siapa yang berkata-kata dalam bahasa roh membangun dirinya sendiri ... " ( 1 Kor 14:4 ). Kata "membangun" berasal dari kata "bangunan", atau suatu gedung. Jadi "membangun" berarti mendirikan bangunan (gedung).

Kapan saja kita berkata-kata dalam bahasa lidah, walaupun kata-kata yang kita ucapkan itu sama sekali tidak kita pahami dengan pikiran, kita sedang membangun diri sendiri secara rohani. Kita tumbuh makin lama makin kuat setiap kali kita melatihnya.

5. Ini Merupakan Suatu Sarana/Wadah Hubungan yang Intim dalam Persekutuan dengan Allah

Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia ( 1 Kor 14:4 ). Tujuan utama dari latihan berkata-kata dalam manusia, tapi bahwa kita berbicara dengan Allah.

Persekutuan dengan Allah lewat cara ini, membebaskan kita dari keterbatasan dan ketentuan-ketentuan pikiran manusiawi kita. Kita tidak dibatasi untuk hanya mengucapkan sesuatu yang telah kita pelajari dengan intelektualitas kita.

Kita dibebaskan untuk mengatakan juga hal-hal yang diajarkan Roh Kudus pada kita secara intuisif (lihat 1 Kor 2). Kita dapat berhubungan dengan Allah mengenai hal-hal yang sangat mendalam, yang tetap merupakan rahasia bagi pikiran kita.

Inilah kedalaman hubungan yang dimaksud Daud saat mengatakan : "Samudera raya berpanggil-panggilan ..." (terjemahan bebas: "Dari kedalaman memanggil ke kedalaman .. ") (Mzm 42:8). Kedalaman rohani manusia kita berhubungan dengan kedalaman keadaan Allah, timbal-balik.

6. Hal Ini Membuat Kita Sadar Akan Kehadiran Roh Kudus Di dalam Kita

Kapan saja kita berkata-kata dalam bahasa lidah, kita segera sadar akan adanya pergerakan dan aktivitas Roh Kudus yang berdiam di dalam kita. Kesadaran akan eratnya kita dengan Roh Kudus yang ada di dalam kita akan bertambah apabila kita bersekutu dengan Allah dengan kata-kata yang diberikan/diucapkan Roh Kudus lewat kita. Kita adalah saluran atau sarana yang digunakan Roh Kudus untuk menyatakan pujian dan penyembahan pada Bapa.

7. Hal Ini Menolong Kita Untuk Mempercayai Allah Secara Utuh / Lebih Sempurna

Mengembangkan kehidupan dalam Roh adalah suatu langkah iman saat setiap pernyataan dalam bahasa lidah merupakan tindakan iman. Allah mulai membawa kita dari suasana membangun diri sendiri pada tingkat membangun Tubuh Kristus, (1 Kor 14:6), setiap fase baru adalah langkah yang segar dalam iman.

8. Hal Ini Merupakan Pelepasan Dari Emosi Yang Positif

Baptisan dalam Roh Kudus bukanlah pengalaman emosionil; namun suatu pengalaman yang rohani.

Namun demikian, emosi kita berpeluang memberi tanggapan pada pengalaman ini dan turut terlibat di dalamnya. Seringkali emosi kita digetarkan oleh Roh Kudus dan kita mengungkapkan isi hati kita sesuai dengan yang digerakkan oleh Roh Kudus.

Ini bukanlah hal yang negatif ataupun membahayakan, tapi sebaliknya memberikan kesehatan dan keuntungan bagi kita.

Sangat banyak orang Kristen, sama sekali menolak atau menekan emosi mereka, seolah-olah pernyataan emosional merupakan sesuatu yang jahat atau dosa. Sebenarnya tidaklah harus demikian. Kita adalah makhluk yang emosional. Allah telah menjadikan kita begitu, agar kita dapat berfungsi seutuhnya, maka harus ada pernyataan/ekspresi emosional dari waktu ke waktu.

Apabila emosi itu dipengaruhi dan didorong oleh Roh Kudus yang ada di dalam kita, kita tentu dapat memastikan bahwa pernyataan emosional kita akan merupakan hal yang paling sehat dan paling indah.

Hal tersebut akan membasuh dan melepaskan kita. Juga menguatkan dan membangun kita. Jangan kita merasa takut. Berilah kebebasan pada emosi untuk mengeluarkan pernyataannya. Anda akan menjadi lebih sehat dan lebih bahagia semakin anda melatihnya.

9. Hal Itu Merupakan Kesempatan Bagi Kita Untuk "Mengucap Syukur" Pada Allah Yang Menyenangkan Hati Allah

Pernahkah anda merasa tidak mampu atau tidak cukup kata-kata untuk menyatakan rasa syukur dan terima kasih kita, rasa pemujaan kita pada Allah ? Pernahkan anda merasa bahwa perbendaharaan kata-kata anda begitu kurang untuk menyatakan rasa terima kasih yang menumpuk di dalam hati kita? Inilah cara untuk menyatakan perasaan itu.

Paulus mengatakan bahwa kita dapat : "mengucap syukur dengan sangat baik" (1 Kor 14:17) dengan berterima kasih kepadaNya dalam Roh, dalam bahasa yang Ia berikan pada kita. Mengucap syukur dengan cara ini, menggunakan Karunia Lidah, merupakan sesuatu yang lebih tinggi daripada apapun yang dapat dipikirkan atau dikatakan seseorang. Sikap tersebut merupakan suatu penerobosan terhadap keterbatasan kita dan melayani Tuhan di dalam Roh KudusNya (Yoh 4:24).

10. Ini Memampukan Seseorang Untuk Berdoa "Dalam Roh"

"Jadi apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku" (1 Kor 14:15).

"Tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu yaitu bahwa Ia sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus" (Rm 8:26,27).

"Akan tetapi saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus" (Yud 20).

11. Ini adalah Sumber Dari Perhentian Dan Penyegaran

"Sungguh oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini. Dia yang telah berfirman kepada mereka `Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan' tetapi mereka tidak mau mendengarkan" (Yes 28:11,12).

Bersekutu dengan Allah dalam bahasa lidah adalah pengalaman yang paling menyegarkan. Tubuh dan pikiran dapat merasa rileks sepenuhnya. Kita tidak perlu memikirkan apa yang harus kita ucapkan atau bagaimana harus kita ucapkan. Roh Kudus itu mengalir terus dari dalam kita dalam hubungan yang sempurna dengan Bapa, dan kita menerima keuntungan dari keindahan hubungan itu. Hal itu sama seperti obat kuat bagi roh, jiwa dan tubuh.

12. Ini Suatu Pelayanan Puji-pujian Dan Penyembahan Bagi Allah

" ... Kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah" (Kis 2:1).

"Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah" (Kis 10:46).

"Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain, dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani (nyanyian yang diberikan oleh Roh Kudus). Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati" (Ef 5:19).

Seringkali saat kita berkata-kata dalam bahasa lidah, Roh Kudus itu menyembah, memuji dan memuliakan Allah. Roh Kudus memuliakan (menyatakan kebesaran) pekerjaan Allah melalui kita. Bukankah hal itu merupakan suatu kehormatan dan sukacita yang besar, bahwa Ia mau memakai bibir kita untuk menyuarakan pujian yang begitu mulia bagi Allah!

13. Menyanyi Dalam Roh

"Aku akan berdoa, menyanyi dengan rohku, tetapi aku akan berdoa menyanyi juga dengan akal budiku" (1 Kor 14:15).

" ..... nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu" (Ef 5:19 lihat juga Kol 3:16).

14.Cara Alkitabiah Untuk Menjaga Kepenuhan Roh Kudus

"Hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani ... " (Ef 5:18,19). Melayani Tuhan dengan menggunakan bahasa lidah adalah cara yang tepat untuk memelihara penuhnya kita dengan Roh Kudus. Karena itu kita seharusnya melakukan hal ini setiap hari, bahkan banyak kali dalam sehari.

15.Bila Disertai Dengan Penafsirannya Akan Menguatkan Orang Lain

"Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dalam bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga mentafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun" (1 Kor 14:5b).

Dalam kita sendiri, bahasa ibadah atau bahasa doa pribadi seseorang yang kita pakai untuk menyembah dengan bahasa lidah adalah untuk menguatkan/memperlengkapi mereka yang mempraktekkannya. Jika kita mempergunakannya, kita sendiri yang dibangun oleh bahasa itu. Namun bahasa lidah ini akan menjadi berkat bagi orang lain kalau bahasa itu ditafsirkan bagi mereka. Karena itu seseorang yang berdoa dalam bahasa lidah haruslah berdoa agar ia juga dapat menafsirkannya sehingga orang percaya lainnya dapat dibangunkan juga (1 Kor 14:12, 13).

16.Bahasa Lidah Adalah Kunci Untuk Membawa Pikiran Kristus Ke dalam Pikiran Kita (Yak 1:26, 3:1a)

Yakobus mengajar kita bahwa lidah adalah "pusat kendali dari seseorang. Lidah adalah seperti kemudi kapal dan seperti kekang pada mulut kuda" (Yak 1:26, 3:1-18). Apabila kita menyerahkan pusat kendali itu pada Roh Kudus, Roh itu akan membawa semua percakapan kita di bawah kontrol (kendali) dari Kristus.

Penyerahan diri kita pada Roh Kudus lewat karunia lidah menyebabkan dari dalam kita akan mengalir air kehidupan yang manis, yaitu Firman Tuhan. Dengan menggunakan karunia setiap hari secara teratur, kita akan mendapat kekuatan untuk melawan pembicaraan yang negatip dan kritis - seperti yang dikatakan Yakobus sebagai "air pahit" (Yak 3:11).

Inilah caranya untuk menghasilkan pikiran Kristus di dalam kita, sehingga kita hanya mengucapkan hal-hal yang berguna untuk membangun diri kita sendiri dan membangun sesama kita (Ef 4:29). Berkata-kata dalam bahasa lidah menyucikan dan membaharui pikiran kita yang merupakan sumber dari percakapan dari jalan hidup kita.

Bab 3
Karunia Roh Kudus

A. KETERANGAN/GAMBARAN TENTANG KARUNIA-KARUNIA

Kebangunan Rohani besar-besaran yang sedang melanda dunia pada saat ini sering disebut "Pergerakan Karismatik".

Ungkapan ini telah dipakai untuk menggambarkan suatu aspek yang sangat penting dari kegerakan ini. Karunia-karunia (dalam bahasa Yunaninya = charisma) Roh sedang dipulihkan di dalam gereja. Dan ini menghasilkan manifestasi-manifestasi yang begitu penuh kuasa dalam gereja Perjanjian Baru.

Manifestasi-manifestasi atau Karunia-karunia Roh ini, (secara jelas) telah hilang sama sekali dari Gereja selama berabad-abad. Dalam lima puluh tahun terakhir, Allah telah memulihkan karunia-karunia tersebut dan karya pemulihan dari Allah ini makin lama makin besar dalam 20 tahun terakhir.

Pembaharuan Karismatik telah menembusi setiap bagian dari Gereja Kristen, dengan membawa kehidupan dan kuasa yang baru pada Tubuh Kristus. Pemulihan dari berkat-berkat ini menyebabkan adanya kebutuhan yang besar akan pengajaran tentang pokok-pokok bahasan yang penting ini.

Paulus mengatakan pada sidang di Korintus: "Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya" (1 Kor 12:1). Tentunya Allah pun tidak menghendaki bahwa orang-orang yang beriman saat ini tidak mengetahui kebenaran menyangkut hal tersebut.

1. Macam/Jenis dari Karunia-Karunia

Ada banyak karunia-karunia Karismatik yang disebutkan dalam Alkitab. Ayat-ayat referensinya terutama terdapat dalam : Roma 12:3-8 ; 1 Korintus 12:8-10, 28-30 ; Efesus 4:11.

Demi tujuan pelajaran yang singkat ini, kita akan membatasi diri untuk hanya membahas sembilan pernyataan (manifestasi) yang terdapat dalam 1 Korintus 12:8-10.

Untuk menyederhanakan studi kita tentang karunia-karunia tersebut, kita akan membagikan dalam tiga golongan :

  1. Karunia Ucapan
    1. Karunia Bahasa Lidah, Roh
    2. Karunia Menafsirkan Bahasa Roh
    3. Nubuat
  2. Karunia-Karunia Pewahyuan
    1. Karunia Hikmat
    2. Karunia Pengetahuan
    3. Karunia Membedakan Bermacam-macam roh
  3. Karunia-Karunia Kemampuan
    1. Karunia Iman
    2. Karunia Kesembuhan
    3. Karunia Mujizat

2. Siapa Yang Akan Dipakai Roh Kudus Untuk Melaksanakan Karunia-Karunia Tersebut?

a. Setiap Anggota Tubuh Kristus dapat dipakai (1 Kor 12:7,11; 14:26,31). Janganlah ada anggota yang kurang dalam hal menggunakannya (1 Kor 1:7).

b. Kita seharusnya dipenuhkan dengan Roh Kudus (Ef 5:18).

c. Kita seharusnya Mempunyai Kerinduan Untuk Dipakai dengan cara sedemikian. (1 Kor 12:31).

d. Kita Tak Boleh Mengabaikan pemakaian karunia-karunia ini (1 Kor 12:1).

e. Kita Seharusnya Merindukan Karunia-Karunia Roh Ini (1 Kor 14:1-6).

f. Kita Seharusnya Dimotivasi Oleh Kasih Yang Sejati pada Tubuh Kristus (1 Kor 13), dan oleh hasrat yang tulus untuk membangun Tubuh Kristus (1 Kor 14:12).

g. Kita Harus Berusaha Mempergunakan Karunia-Karunia Roh Kudus. (1 Kor 14:12).

3. Karunia-Karunia Bahasa Lidah (1 Kor 12:10)

a. Dua Fungsi. Manifestasi Roh Kudus yang satu ini mempunyai dua fungsi :

Pertama, sebagai "bahasa lidah", yang tujuannya adalah untuk membangun orang yang menggunakannya.

Kedua, sebagai Karunia Lidah yang dipakai berkaitan dengan Karunia menafsirkan bahasa Roh, tujuannya untuk membangun seluruh sidang jemaat juga untuk pengertian masing-masing orang, selain untuk dipahami sendiri.

b. Garis Besar pemakaian Karunia Lidah Di dalam Pertemuan Jemaat

  1. Harus dimotivasi dengan Kasih (1 Kor 13:1)
  2. Harus Disertai Tafsiran (1 Kor 14: 5,13,28)
  3. Dalam Pertemuan Besar, harus dibatasi paling banyak tiga orang. (terj. bebas 1 Kor 14:27).
    (terj. LAI : "Jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua, atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi seorang ...")

Setiap orang beriman yang telah pernah berkata-kata dalam bahasa lidah, dapat membangun sidang dengan mengucapkan bahasa lidah itu. Karena itu bersiaplah untuk melakukannya setiap saat.

Berusahalah untuk selalu berserah pada Roh Kudus. Tenangkanlah pikiran anda dan terbukalah bagi Roh Kudus. Tingkatkanlah kepekaan akan apa yang ingin dilakukan atau ingin dikatakan oleh Roh Kudus dalam pertemuan.

Apabila Roh Kudus ingin memberikan ucapanNya lewat anda, biasanya lebih dulu ada kesadaran di dalam anda mengenai hal itu sebelum anda mengucapkannya. Seringkali berupa suatu getaran lembut dalam roh anda, suatu sukacita dan pengharapan yang terus bertumbuh.

Ini akan terus berkembang hingga mencapai suatu kesadaran yang mendalam bahwa Roh Kudus akan memberikan anda kata-kata untuk diucapkan dalam pertemuan itu, dan bahwa ucapan-ucapan itu berada bersama dengan anda.

Anda TIDAK perlu mengucapkannya dengan segera. Roh yang ada dalam nabi tunduk pada (berada dibawah kendali dari) nabi itu (1 Kor 14:32). Anda dapat menunggu dengan tenang hingga tiba saat yang tepat untuk mengucapkannya. Roh Kudus akan memberikan anda aba-aba dengan jelas pada saat itu.

Roh Kudus tidak akan mengganggu apa yang sedang berlangsung dalam kebaktian. Ia tidak pernah akan menimbulkan kekacauan, karena Ia bukanlah pencipta kekacauan (1Kor 14:33).

Tetaplah tinggal tenang dan santai; dan apabila Roh itu telah memberi anda aba-aba, berbicaralah dengan suara yang normal dan dapat didengar. Anda tak perlu berteriak-teriak. Anda dapat berbicara dengan suara yang biasa, cukup terdengar dan jangan tergesa-gesa, sambil terus berusaha untuk dengan tenangnya mengalir bersama dengan Roh Kudus yang memberi anda kata-kata untuk diucapkan.

Apabila berita itu telah selesai, anda harus menunggu Allah untuk pentafsirannya. Berdoalah agar anda dapat menafsirkannya (1 Kor 14: 13).

Kadang-kadang orang lain akan memberikan tafsirannya. Namun bila hal ini tidak terjadi, maka orang yang berbicara dalam bahasa lidah itu harus tinggal diam dan tidak berbicara lagi apabila tak seorangpun mendapatkan tafsirannya (1 Kor 14:1-33) .

4. Tafsiran Bahasa Lidah (1Kor 12:10)

Karunia ini merupakan pasangan dengan karunia bahasa lidah dan penggunaannya selalu ada hubungannya dengan bahasa lidah itu. Karunia ini adalah kemampuan supraalami yang berasal dari Roh Kudus untuk menafsirkan bahasa lidah ke dalam bahasa yang dikenal oleh sidang jemaat, oleh Roh Kudus. Karunia ini BUKAN karunia menterjemahkan. Pentafsir itu tidak mengerti bahasa lidah yang digunakan oleh orang yang berbahasa lidah itu.

Baik tafsirannya, maupun bahasa lidahnya, kedua-duanya dilakukan secara supraalami. Namun demikian, oleh Karunia Lidah ini kita telah dimungkinkan untuk mendengar arti dari ucapan-ucapan bahasa lidah itu. Dan dengan cara ini jemaat dapat mengerti dan dibangun. Mereka dapat menerima dan dibangunkan.

a. Siapa Yang Dapat Menggunakan Karunia Ini? Penafsiran bahasa lidah ini diberikan `Seperti yang dikehendaki oleh Roh Kudus' (1 Kor 12:11). Setiap orang beriman yang penuh Roh Kudus dapat dipilih dan diurapi oleh Roh Kudus untuk menyatakan karunia ini. Semua yang berbicara dalam bahasa lidah diberitahu : "Karena itu siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya" (1 Kor 14:13). Lagi di sini kita diajarkan untuk berusaha mengembangkan kepekaan kita terhadap Roh Kudus.

Sementara anda menyembah Allah bersama-sama dengan orang-orang yang beriman lainnya, tetaplah membuka roh dan pikiran anda pada Roh Kudus. Seringkali anda akan merasa sebelumnya bahwa seseorang akan berbicara dalam bahasa lidah dan Allah memberi anda yang harus menafsirkannya.

Apabila orang tersebut telah mulai berbicara, tunggulah hingga ia menyelesaikannya. Ketika anda mulai menafsirkannya, anda mungkin hanya mempunyai kalimat pertama saja dan inti dari kalimat-kalimat selanjutnya. Sebagaimana karunia-karunia yang lainnya, karunia inipun harus dilakukan dengan iman juga.

Ketika anda mulai mengucapkan penafsiran yang diberikan Roh Kudus itu, ucapkanlah dengan suara yang normal, jelas dan dapat didengar. Ingatlah agar kita selalu melakukannya "sesuai dengan iman kita" (Rm 12:6).

Hindarilah agar tak ada pemikiran ataupun perasaan manusia yang memasuki tafsiran itu. Biarkan pikiran anda netral hingga dapat manjadi saluran yang bersih bagi Roh Kudus untuk mengalir keluar.

Apabila tafsiran itu sudah selesai dan anda merasa bahwa Roh Kudus sudah menyelesaikan semua yang ingin di katakanNya, maka berhentilah! Jangan berusaha untuk menafsirkan tafsiran tadi lagi. Dengan perkataan yang lain, jangan mulai untuk mengatakan pada orang-orang apa yang anda "sangka" arti dari tafsiran itu. Biarkanlah Roh Kudus sendiri yang menekan atau menghiburkan orang-orang tersebut.

Selesai memberikan penafsiran, berdiam dirilah dan biarkanlah orang-orang di sekeliling anda menguji ucapan anda itu. Apabila di antara mereka ada orang-orang yang beriman seringkali dipakai dalam karunia ucapan ini, mereka dapat menguji apakah tafsiran itu benar-benar berasal dari Allah atau tidak (1 Kor 14:29).

Standar ukuran untuk menguji serupa dengan yang kita gunakan untuk menguji nubuatan, yang akan kita bahas sebagai pernyataan Roh yang berikutnya.

5. Karunia Nubuat (1 Kor 12:10)

Perkataan Nubuatan secara sederhana diterjemahkan sebagai "Kata-kata wahyu yang diucapkan". Sesuai dengan 1 Korintus 14:31, semua orang beriman dapat melakukan karunia ini pada suatu ketika, sesuai yang dikehendaki oleh Roh Kudus. Setiap orang dapat bernubuat, seorang demi seorang dan tidak lebih dari tiga kali dalam suatu perkumpulan di mana banyak orang yang memiliki karunia dan yang menunggu untuk juga melatih karunia-karunia itu (1 Kor 4:29-33).

a. Tujuannya. Tujuan dari ucapan nubuat itu adalah :

1) Untuk Memperlengkapi. Ini berarti untuk membangunkan dan menguatkan orang-orang yang beriman.

2) Untuk Menasehati. Untuk menggugah orang-orang beriman, menemplak dan menantangnya.

3) Untuk Menghibur. Untuk mengucapkan kata-kata yang membangkitkan semangat dan kata-kata penghiburan.

Seringkali sebuah nubuatan dapat mengandung ketiga elemen tersebut.

b. Tiga Kesalahpahaman Tentang Nubuatan:

1) Janganlah Dikacaukan Dengan Berkhotbah. Banyak orang bersikeras teguh bahwa Karunia Nubuatan adalah juga kemampuan untuk berkhotbah dengan baik. Namun sebenarnya, berkhotbah dan mengajar biasanya merupakan hasil dari doa dan merenungkan Firman Tuhan.

Dengan persiapan yang matang dalam pikiran dan roh, seorang pengkhotbah dapat melayani umat Allah dan mereka mengerti Firman Allah.

Sebaliknya, Karunia Nubuatan bukanlah merupakan hasil dari persiapan dan studi yang matang. Nubuatan biasanya merupakan sesuatu yang tidak pernah direnungkan sebelumnya, tapi yang secara spontan diucapkan oleh dorongan Roh Kudus.

2) Karunia Nubuatan Bukan Merupakan Ramalan Untuk Masa Yang Akan Datang. Karunia ini adalah "ucapan yang terlontar" dan bukan ramalan. Tujuannya adalah untuk membangun, (memperlengkapi) untuk memberi nasehat, (menggugah) dan menghibur (memberi semangat), dan bukan untuk menduga-duga kejadian yang akan datang (lihat 1 Kor 14:3).

Apabila di dalam nubuat itu terkandung pula elemen yang memberitahukan hal-hal yang akan datang, itu disebabkan karena adanya karunia yang lain (Karunia Perkataan Hikmat atau Perkataan Pengetahuan), yang ikut bekerja sama dalam nubuat itu.

3) Karunia Ini Tidak Dimaksudkan Untuk Memberikan Bimbingan Pada Satu Orang Saja. Apabila kita memerlukan bimbingan pribadi, kita harus mengutarakannya pada Yesus sendiri (Yak 1:5).

Kita juga bisa mendapatkan bimbingan itu di dalam lembaran Firman Allah yaitu dalam Alkitab. Apabila ucapan-ucapan nubuat itu datang pada kita dengan perintah-perintah untuk masa yang akan datang, maka harus diteguhkan dengan apa yang Tuhan telah katakan pada kita secara pribadi.

c. Pengajaran Alkitab Mengenai Karunia Nubuatan:

1) Nubuat Merupakan Perkataan Supraalami Pada manusia. (1 Kor 14:3). Nubuat menyatakan pikiran Allah pada Gereja. Nabi berbicara atas nama Allah, pada orang-orang beriman untuk membangun, menasehati dan menghibur mereka.

2) Nubuat Tidak Memerlukan Tafsiran. Karunia bahasa lidah memerlukan tafsiran, sedangkan nubuat tidak.

3) Nubuat Meyakinkan Orang-orang Yang Tidak Terpelajar (1 Kor 14:15,16). Melalui Karunia Nubuat ini orang-orang yang tidak beriman akan :

4) Nubuat Berfungsi Sedemikian Sehingga Orang-Orang Beriman Dapat Belajar (1 Kor 14:31). Ini bukan menunjukkan pada pengajaran yang kita dapat dari Firman Allah melalui pelayanan seorang guru. Namun, belajar tentang kebenaran-kebenaran rohani melalui pengurapan Roh Kudus. Pelajaran-pelajaran seperti itu harus diuji dengan Firman Allah yang tertulis sebelum dicernakan.

Ayat ini juga berarti bahwa orang-orang yang baru percaya beriman kepada Kristus pun dapat belajar tentang bagaimana cara menggunakan Karunia Nubuat ini. Seharusnya ada pertemuan bagi orang-orang yang sedang belajar - sama seperti adanya "sekolah kenabian" yang ada dalam Perjanjian Lama.

5) Setiap Orang Harus Merindukan Dan Menginginkan Karunia Ini (1 Kor 14:1, 39). Dengan demikian, kita dapat dipakai Allah untuk memberi semangat bagi umatNya.

6) Orang Yang Menggunakan Karunia Ini Harus Mempertanggung jawabkan Penggunaan Atau Penyalahgunaannya (1 Kor 14:32).

Nubuat, BUKANLAH suatu ucapan yang tak terkendali. Nabinya pun (orang yang bernubuat) bukan juga seperti orang yang kemasukan roh (kesurupan) hingga ia hilang ingatan. Ia juga tidak melakukan apapun yang bertentangan dengan kehendaknya. Karunia Nubuat itu tunduk pada nabinya. Nabilah yang berkata atas nama Allah; dan nabi itu mempunyai kendali, setiap saat tentang apapun yang ia katakan.

7) Karena Orang Yang Bernubuat Dapat Melakukan Kesalahan, Nubuat Harus Diuji (1 Kor 14:29; lihat Ul 18:20-22; Yer 14:14,15; 23:30). Lihatlah Bagian D2 untuk lebih mempelajari pengajaran yang penting ini.

8) Garis Besar Untuk Menguji Nubuat:

a. Nubuat Tak pernah Berlawanan Dengan Firman Allah. Karena itu tiap ucapan nubuat harus "diuji" oleh Firman Allah, Allah tak mungkin melalui nubuatan mendorong anda melakukan sesuatu yang dilarang oleh Firman Allah.

b. Nubuat Harus Selalu Meninggikan Yesus Kristus Dan Tak Pernah MerendahkanNya.

c. Nubuat Harus Selalu Membangun, Menasehati dan Menghibur Orang-orang beriman. Roh Kudus tak mungkin akan meninggalkan mereka dalam keadaan kacau, tertekan dan tidak pasti.

d. Nubuat Harus Merupakan "Saksi" bersama dengan Mayoritas Orang Beriman Yang Hadir. Terutama orang-orang yang telah matang kerohaniannya, yang juga sering menggunakan karunia ucapan ini.

e. Nubuat Tak Boleh Mematahkan Kuasa Roh dari Kebaktian Walaupun Kemungkinan Bisa Mengubah Susunan Acaranya.

f. Apabila Ada Perkataan Yang Menyatakan Kejadian Masa Yang Akan Datang, Maka Hal Itu Harus Benar-Benar Terjadi.

g. Harus Lolos "Ujian Buah" (Mat 7:16). Ketika berbicara tentang nabi palsu, Yesus menerangkan: "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka". Kita harus menjaga kawanan domba dari seseorang yang menyebut dirinya nabi yang akan datang yang hidupnya dan perbuatannya merupakan tiruan dari apa yang telah dilakukan Kristus.

9) Bagaimana Bernubuat? Bersikaplah santai, jangan tegang.

Nantikanlah Tuhan di dalam Roh dengan tenang. Bukalah pikiran pada suaraNya. Apabila anda merasa ada bisikan dari Roh Kudus di dalam roh anda, serahkan diri segera sebagai sebuah saluran bagiNya. Ingatlah bahwa karunia ini bekerja berdasarkan iman.

Mulailah mengatakan apapun yang Allah berikan pada anda. Tetaplah bersikap sederhana. Sementara anda berkata-kata, tetaplah dengan tenang menunggu berita selanjutnya dari Dia. Janganlah bernubuat melebihi ukuran iman anda (Rm 12:6). Perhatikan, setelah Roh itu berhenti berbicara andapun harus berhenti!

6. Perkataan Pengetahuan (1 Kor 12:8)

DEFINISI : Karunia Perkataan Pengetahuan adalah sebuah gambaran kecil dari pengetahuan Allah, yang diberikan pada seseorang oleh Roh Kudus.

Karunia ini memberikan fakta-fakta dan informasi melalui wahyu yang supraalami oleh Roh Kudus. Informasi atau keterangan ini dulunya tidak diketahui oleh seorang pun dan pengetahuan ini tidak bisa didapatkan secara biasa, tapi secara supraalami.

a. Contoh dari Alkitab:

1) Dalam Pelayanan Yesus. Yesus mengetahui fakta-fakta (Keadaan) Nataniel sebelum Ia berjumpa dengan dia (Yoh 1:47-50). Yesus mengetahui banyak hal-hal (fakta) tentang wanita Samaria, walaupun Dia belum pernah berjumpa dengan wanita itu sebelumnya (Yoh 4:18-20).

Wanita itu sangat tercengang akan ketepatan pengetahuanNya mengenai kehidupan masa lalunya dan kehidupannya pada saat itu. Pemakaian Perkataan Pengetahuan ini akhirnya membawa kebangunan rohani yang besar.

2) Gereja Yang Mula-mula. Ananias menerima informasi dengan sangat mendetil tentang Saulus, yang belum pernah dijumpainya sebelumnya. Ia dengan tepat mengetahui nama jalan dan rumah dimana Saulus tinggal. Ia mengetahui bahwa saat itu Saulus sedang berdoa, dan bahwa apabila ia (Ananias) meletakkan tangan atasnya, Saulus akan menerima penglihatannya kembali (Kis 9:10-20).

3) Perjanjian Lama. Dalam 2 Samuel 12:1-14, Allah membuka pada nabi Natan, fakta-fakta yang mendetil tentang pelanggaran Daud.

b. Perbedaannya. Perkataan Pengetahuan berbeda dengan pengetahuan manusia yang didapatkan dengan cara alami.

Sebuah Perkataan Pengetahuan tak bisa didapatkan dengan mempelajari suatu ilmu. Juga tidak bisa didapatkan dengan mempelajari buku-buku atau mengejar ilmu dalam kursus-kursus akademis di dalam institut atau di universitas. Perkataan Pengetahuan juga bukan merupakan kemampuan untuk mempelajari atau mengerti ataupun untuk menafsirkan Alkitab.

c. Penggunaannya dalam Alkitab :

1) Untuk Menyatakan Dosa (2 Sam 12:1-10; Kis 5:1-11).

2) Untuk Membawa Orang-orang pada Allah (Yoh 1:47-50; 4:18-20).

3) Untuk Memberikan Bimbingan Dan Pengarahan (Kis 9:11).

4) Untuk Memberikan Semangat Pada Masa-masa Yang Sulit (1 Raj 19: 9-18).

5) Untuk Memberi Pengetahuan Tentang Hal-hal Yang Akan Datang (Kis 11:27,28).

6) Untuk Membuka Hal-hal Yang Tersembunyi (1 Sam 10:22)

d. Penerapan Karunia Ini :

1) Sifatnya Adalah Supraalami - tidak bisa didapatkan lewat logika, lewat deduksi, atau berdiskusi atau cara apapun, bukan juga oleh indera-indera alami, tapi oleh wahyu yang supraalami melalui Roh Kudus.

2) Bekerja Berdasarkan Iman. Orang yang menerima wahyu mengerjakannya berdasarkan iman.

3) Wahyu diterima di dalam roh seseorang - tidak di dalam intelektualitas atau di dalam emosi seseorang.

4) Tidak selalu merupakan karunia berkata-kata. Dapat diterima dengan tenang di dalam roh seseorang atau dapat didengar pada suatu ketika (Kis 9:11).

5) Dapat menjadi wahyu yang disuarakan apabila dibagikan dengan lain orang (Yoh 4:4-7; 18)

6) Semua orang Kristen yang penuh dengan Roh yang mau mendengarkan suara Tuhan dapat mengalami karunia ini.

7) Ini merupakan aset yang tak ternilai dalam pelayanan konseling.

8) Tindakan dan tanggapan yang penuh ketaatan sangat diperlukan untuk memantapkan fungsi karunia ini dalam pelayanan seseorang.

9) Acapkali menifestasinya bersamaan dengan Karunia Perkataan Hikmat. Karunia Hikmat ini adalah hikmat yang diberikan secara ilahi untuk mengetahui apa yang harus kita lakukan tentang Perkataan Pengetahuan Hikmat dan bagaimana menerapkannya secara benar dan bijaksana.

7. Karunia Perkataan Hikmat (1 Kor 12:8)

Menurut urutan pentingnya, karunia ini menempati urutan yang pertama. Karunia ini memberi kita kemampuan untuk berbicara dan bertindak dengan hikmat ilahi, dan karena itu menjamin ketepatan penggunaan dan penerapan karunia-karunia yang lain.

Tanpa Karunia Perkataan Hikmat, maka pemakaian karunia-karunia lain bisa salah, hingga dapat menimbulkan kebingungan.

a. Definisi. Perkataan Hikmat adalah sebagian dari hikmat Ilahi yang diberikan oleh Roh Kudus secara supraalami. Karunia ini merupakan hikmat yang diberikan secara tiba-tiba pada seseorang untuk berkata atau melakukan sesuatu pada suatu situasi tertentu.

Allah seringkali memberikan karunia ini bersama-sama dengan Karunia Perkataan Pengetahuan, hingga orang-orang beriman dapat mengerti bagaimana menerapkan Perkataan Pengetahuan secara benar. Allah menyatakan pada Ananias segala sesuatu tentang Saul dan keadaannya saat itu melalui Perkataan Pengetahuan.

Ia lalu menunjukkan juga, melalui Perkataan Hikmat, apa yang harus dilakukan pada saat yang sulit itu.

Catatan: Itu adalah Perkataan (logos) Hikmat, bukannya karunia Hikmat.

b. Ilustrasi. Seseorang mempunyai masalah hukum dan meminta nasehat pada pengacaranya. Pengacara tersebut tidak memberikan kliennya ini semua hikmat dan pengetahuan yang dimilikinya. Ia menarik kata atau sebagian dari ilmu pengetahuannya yang cocok untuk kebutuhan kliennya dan memberikan kata-kata yang dibutuhkan tersebut. Begitu juga Allah, (yang mengetahui segala sesuatu) menarik hal-hal yang penting dari gudang hikmatNya yang tak terhingga itu, sebagian dari hikmatNya yang dibutuhkan oleh seorang dari anak-anakNya. Ia mengirimkanNya dengan perantaraan Roh Kudus.

c. Perbedaan
PERKATAAN HIKMAT :

  1. Bukan merupakan hikmat biasa.
  2. Bukan hikmat yang didapat dari pengetahuan akademis.
  3. Bukan hikmat yang didapat dari pengalaman.
  4. Bahkan bukan juga hikmat untuk mengerti akan isi Alkitab.
  5. Sifatnya supraalami.
  6. Diberikan atas kehendak Roh Kudus (1 Kor 12:11).
  7. Diberikan pada suatu situasi atau kebutuhan khusus, saat dibutuhkan.
  8. Bukan merupakan karunia hikmat, tapi perkataan hikmat.

d. Beberapa contoh dalam Alkitab

1) Lukas 4;1-13, Yesus, dicobai di padang gurun. Jawaban-jawaban yang diberikan Yesus pada setan adalah perkataan hikmat yang diberikan oleh Roh Kudus.

2) Lukas 20:22-26. Ahli-ahli Taurat berusaha untuk menjebak Yesus; tapi Perkataan Hikmat yang diberikan oleh Roh Kudus membungkamkan mereka semua.

3) Yohanes 8:3-11. Lagi sekali para ahli taurat dan orang-orang Parisi mencari cara untuk menjebak Yesus, tapi perkataan hikmat dan caraNya menangani situasi saat itu telah mengalahkan semua musuh-musuhNya.

4) Kisah Para Rasul 6:1-5. Memberi hikmat dalam pengaturan administrasi di gereja.

5) Kisah Para Rasul 15:28. Memberi jalan keluar krisis di gereja.

6) Kisah Para Rasul 27:23-24. Memberi Paulus kemampuan untuk mengendalikan situasi saat itu hingga menghasilkan pertobatan dari banyak orang.

e. Catatan. Perkataan hikmat dijanjikan bagi semua murid Kristus "Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikir lebih dahulu pembelaanmu. Sebab aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu" (Luk 21:14,15).

f. Pengamatan. Perkataan Hikmat tidak selamanya merupakan karunia yang disuarakan, tapi lebih merupakan karunia pembukaan (wahyu): Wahyu tersebut diterima dengan tenang di dalam jiwa dan pikiran seseorang. Seringkali diberikan ketika kita memberikan konseling, saat kita berkhotbah atau bernubuat, atau ketika kita menerima perintah Allah, hingga kita mengetahui bagaimana kita harus menanggapi perintah tersebut.

8. Membedakan Bermacam-macam Roh (1 Kor 12:10)

Membedakan bermacam-macam roh ternyata lebih penting dari yang umumnya kita duga. Andaikan karunia ini dipakai lebih sering untuk mengusir setan, maka kita akan banyak mengurangi masalah-masalah yang harus kita hadapi.

Membedakan bermacam-macam roh adalah karunia wahyu yang ketiga (Perkataan Hikmat dan perkataan Pengetahuan adalah dua yang lain). Karunia ini diberikan oleh Roh Kudus sehingga di dalam alam roh kita dapat membedakan antara roh setan (roh-roh jahat), Roh Allah dan roh manusia. Dengan karunia ini kita pun dapat menelusuri asal mula dari suatu tindakan, pengajaran, keadaan sekitar yang tertentu, dan lain-lain yang telah diilhami oleh roh-roh.

Karunia ini lebih terbatas dibanding dengan kedua karunia wahyu yang lainnya. Karunia wahyu yang satu ini terbatas hanya pada asal mula suatu tindakan yang dipertanyakan. Namun demikian, penerapan Karunia Membedakan Roh juga bersifat supraalami seperti karunia-karunia yang lainnya. Karunia ini dapat memberi kita pengertian-pengertian yang tidak didapatkan oleh karunia-karunia yang lain.

a. Fungsi dari Karunia ini. Karunia Membedakan Roh ini, memberi seseorang pengertian secara supraalami tentang sifat dan kegiatan dari roh-roh. Karunia ini juga memberi seseorang kemampuan untuk membedakan asal usul kegiatan suatu roh, apakah itu dari roh yang suci, dari setan atau dari roh manusia, kemudian dapat menunjukkan wujud dari roh-roh itu sendiri.

Sebenarnya tidak mudah untuk membedakan antara pekerjaan roh setan dan Roh Allah: Setan selalu berusaha untuk meniru pekerjaan Roh Kudus. Setan dikenal sebagai penyesat, bapak pembohong dan sebagai ular. Semua ini sebutan menandai tipuan setan yang halus tapi licin yang selalu digunakannya untuk menyebarkan kejahatan kapan pun ia berkesempatan.

Seringkali, tiruan yang dipakai untuk menipu kita sangat mirip tampaknya seperti aslinya. Apabila saat itu hadir seorang yang dikaruniai Karunia Membedakan Roh ini, maka ia akan segera mengetahui bahwa pekerjaan itu adalah pekerjaan setan dan bukan pekerjaan dari Roh Kudus.

Apabila maksud jahat dari setan itu jelas-jelas diikuti dengan kegiatan-kegiatan yang jahat dan kejam, maka tentunya tak akan ada lagi gunanya Karunia Membedakan Roh ini.

Dalam kejadian seorang wanita dengan roh tenung seperti yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 16, Paulus menantang roh itu yang mungkin telah dengan mudahnya menipu banyak hamba Allah.

Wanita ini memberikan suatu pernyataan yang terdengar begitu sempurna kebenarannya ketika ia mengatakan :

"orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan". Tapi ternyata roh yang mengatakan itu adalah roh jahat.

Mengapa roh jahat itu mau mempromosikan para rasul dengan cara sedemikian? Karena banyak orang telah mengikuti para rasul tersebut, dan dengan berlaku demikian, para pengikut Tuhan akan mengira bahwa wanita itu adalah salah satu dari mereka.

b. Cara Kerja dan Pentingnya Karunia Tersebut pada saat-saat ini. Karunia Membedakan Roh saat sedang mengalami kebangunan rohaninya belakangan ini, telah bergerak dan banyak melakukan pekerjaannya. Hal itu dapat kita lihat dalam pelayanan pembaharuan yang dilakukan oleh hamba-hamba Allah hari-hari ini.

Mempergunakan karunia ini sangatlah penting apabila gereja mau menyempurnakan misinya dan mau menghancurkan pekerjaan-pekerjaan setan.

Jumlah roh-roh jahat di dunia ini sama banyak dengan saat ketika Yesus masih hidup di dunia ini, maupun pada zaman gereja mula-mula. Tujuannya masih tetap saja menjurus pada kejahatan.

Karunia supraalami ini terutama dibutuhkan oleh para utusan Injil (misionari) dan para pekerja di negara-negara di mana kegiatan spiritisme, satanisme dan okultisme merajalela.

c. Bagaimana Karunia Membedakan Roh Ini Bekerja. Fungsi utama dan yang paling jelas dari karunia ini adalah untuk menyatakan kehadiran roh-roh jahat dalam kehidupan anggota-anggota sidang jemaat. Namun Karunia ini juga mempunyai fungsi untuk mengevaluasi kemurnian dari berita nubuatan, suatu pengajaran atau suatu manifestasi yang supraalami. Orang yang mempunyai karunia ini akan dapat mengatakan apakah berita atau tindakan itu berasal dari setan, dari Tuhan atau hanya dari manusia.

Apabila berasal dari setan, maka orang yang mempunyai karunia itu harus juga dapat menyatakan :

1) Bentuk Keberadaan ujud dari roh setan itu. Yang berupa apa pekerjaan setan itu, apakah dusta, atau penyebab kelemahan, (seperti, penyakit kanker, kebutaan, bisu-tuli, dsb), perbuatan yang najis, dan yang serupa.

2) Nama dari roh jahat itu. Ini biasanya dinyatakan bersama dengan menyatakan bentuk keberadaan/sifat roh setan itu, walaupun kadangkala dapat pula menyatakan nama dari roh setan itu yang sebenarnya.

3) Jumlah dari roh-roh jahat itu. Ini terjadi pada kisah Legion (Mrk 5:1-9) dan tujuh setan yang diusir keluar oleh Yesus dari dalam Maria Magdalena. (Luk 8:2). Sebenarnya tidak umum tapi dapat saja seseorang dirasuk oleh lebih dari satu roh dalam suatu saat. Ini adalah bagian yang akan diterangkan oleh Karunia Membedakan Roh.

4) Kekuatan Dari Roh-roh Jahat Yang Tertentu. Biasanya dalam menghadapi suatu roh jahat, seseorang yang memiliki Karunia Membedakan Roh ini akan mengetahui melalui wahyu yang dia terima, yang mana dari roh-roh jahat itu yang paling kuat dan yang memiliki kuasa yang besar.

5) Mendapat Berita. Seringkali roh-roh jahat akan memberikan keterangan mengenai diri mereka sendiri secara lisan pada seseorang yang mereka ketahui mempunyai karunia untuk mengetahui kehadiran mereka dan yang mempunyai kuasa untuk mengusir mereka.

Namun demikian, karena roh-roh jahat itu selalu suka menipu, maka hendaknya kita berhati-hati dalam menanggapi keterangan yang mereka berikan, tetaplah waspada. Dan hanya mempercayai pandangan-pandangan dan pengertian-pengertian yang diberikan secara supraalami oleh Roh Kudus.

d. Karunia Membedakan Roh Tidak Selalu Memberi Seseorang Iman untuk Mengusir Roh Jahat. Walaupun karunia Membedakan Roh itu sangat berguna efektif untuk suatu pelayanan pelepasan, tapi hanya dengan karunia tidaklah cukup. Karunia tersebut harus digabungkan dengan Karunia Iman dan Mujizat. Dan hanya orang orang yang mempunyai gabungan karunia itu akan sangat berhasil dalam mengusir keluar roh-roh jahat.

9. Karunia Iman (1 Kor 12:9)

Iman biasanya ada hubungannya dengan masa depan, sesuatu yang tidak tampak dan sesuatu yang secara alamiah tidak mungkin terjadi. Karunia Iman ini adalah keyakinan khusus yang diberikan pada seseorang yang dipanggil Allah untuk melakukan suatu langkah mustahil, karena berdasarkan apa yang telah Allah katakan pada mereka.

Secara supraalami Allah telah mengosongkan kita dari segala keragu-raguan, dan mengisi kita dengan iman yang khusus yang memberi kita, memampukan kita untuk mencapai tujuan Allah walaupun keadaan di sekitar kita menyatakan yang sebaliknya.

Karunia Iman adalah suatu pemberian istimewa yang diberikan Allah pada orang beriman yang penuh dengan Roh Kudus apabila tugas yang Dia berikan pada orang beriman itu memerlukan lebih dari iman yang biasa.

Karunia iman mempunyai fungsi yang jauh melebihi iman yang biasa. Iman yang biasa berasal dan bertumbuh dari benih iman keselamatan yang telah ditanam Allah di dalam hati kita (Rm 12:3).

Tingkat dari iman yang umum (biasa) bervariasi sesuai dengan tingkat pertumbuhan dari orang beriman itu sendiri (ada "iman kecil", "iman besar" dsb. lihat Mat 14:29-31 dan Mrk 7:2-9 sebagai contohnya).

Iman yang biasa, tumbuh sebagai hasil dari makan Firman Tuhan, dengan melatihnya melalui kehidupan sekeliling kita atau yang serupa dengan itu. Iman dapat berkembang hingga pada tingkat yang sangat tinggi. Namun demikian, Karunia iman masih mempunyai fungsi yang melebihi tingkat iman yang sudah berkembang sampai tingkat yang tertinggi sekalipun.

Beberapa penterjemah lebih menyukai untuk menyebut Karunia Iman itu dengan sebutan "Iman Yang Khusus (Yang Istimewa)". Ini menunjukkan iman yang dikaruniakan oleh Roh Kudus untuk memenuhi kebutuhan yang khusus dan meredakan situasi yang buruk. Selanjutnya juga dikemukakan bahwa Karunia iman itu tidak tinggal secara menetap dalam kehidupan orang beriman, tapi bahwa setiap pernyataan dari karunia tersebut merupakan karunia iman yang tersendiri.

Episode dari kehidupan Elia menggambarkan hal ini. Elia mengatakan pada raja Ahab bahwa tidak akan ada hujan hingga ia akan mengatakannya lagi, dan akan ada hujan lagi sesuai dengan apa yang dikatakannya (1 Raj 17:1). Karunia Iman yang ada pada Elia dapat memenuhkan nubuatan ini secara mujizat.

Namun sebaliknya, iman yang besar yang dimiliki Elia itu ternyata menjadi sirna ketika Elia duduk di bawah pohon arar takut, putus asa dan ingin mati (1 Raj 19:4). Pada saat itu karunia iman tidak diperlukan Elia. Imannya sendiri dikuatkan ketika Allah memberitahukan bahwa Ia masih mempunyai 7.000 pengikut yang setia di dalam bangsa Israel.

Allah ingin anda mengetahui bahwa anda dapat melayani dengan penuh keyakinan, karena tahu bahwa apabila anda dihadapkan pada suatu soal yang menuntut sikap khusus, Ia akan memberikan anda iman yang khusus ini secara supraalami sehingga anda mampu untuk memenuhi tujuanNya.

a. Bagaimana Cara Kerja Karunia Iman? Karunia iman tampaknya bekerja dengan pasif, tapi tidak selalu begitu. Perlindungan pada Daniel di dalam lubang singa adalah contoh karunia iman yang pasif ini.

Bandingkan perbedaannya dengan Simson ketika ia membunuh singa, yang merupakan Karunia Mujizat. Karunia Melakukan Mujizat melibatkan keaktifan manusia dalam menyatakan kuasa Allah.

Kesan yang menunjukkan kepasifan dari Karunia Iman adalah disebabkan karena karunia ini sering bekerja sama dengan karunia-karunia lain yang lebih dramatis (misalnya, Karunia Mujizat, Karunia Kesembuhan dll.).

Karunia Iman juga bekerja melalui kata-kata perintah yang diucapkan dan kata-kata iman yang diucapkan : "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata" (2 Kor 4:13). Kata-kata yang diucapkan oleh hamba Allah yang diilhami oleh Roh Kudus ini, didukung Allah sebagai kata-kataNya sendiri.

Akibatnya didapatkan tak selalu langsung terjadi, tetapi pasti akan terjadi. Dan karunia ini dapat berfungsi dalam banyak macam cara (umpamanya untuk memberikan berkat, untuk mengutuk, untuk menciptakan, untuk menghancurkan dll.)

Ada beberapa contoh-contoh yang mencolok dari Karunia Iman melalui ucapan kata-kata ini :

1) Yosua Memerintahkan Matahari dan Bulan Untuk Tinggal Tetap (Yos 10:12-14).

2) Elia Mengatur Cuaca Dengan Kata-katanya. "Sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini kecuali kalau kukatakan ... dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan" (1 Raj 17: 1; Yak 5:17).

3) Paulus menghentikan Elymas: "... engkau menjadi buta beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari" (Kis 13:8-11).

4) Petrus mengucapkan hukuman Allah atas Ananias dan Safira (Kis 5).

Alkitab mengajarkan prinsip dari Kata Iman: " ... ia akan mendapatkan apa yang dikatakannya ..." hubungkan dengan perkataan sebelumnya : "Percayalah kepada Allah" (Mrk 11:22,23) dan "Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu" (Ayb 22:28).

10. Karunia Kesembuhan (1 Kor 12:9)

Ada tiga ayat-ayat referensi untuk karunia ini yaitu dalam 1 Korintus pasal 12 ayat-ayat 9,28 dan 30. Dalam masing-masing ayat ini kata asli yang dipakai untuk menyebut karunia ini adalah : Charismata Iamaton. Kedua kata ini tertulis dalam bentuk jamak, maka sehingga pengertian sebenarnya dari ungkapan adalah kita menyebutkannya "Karunia-karunia Kesembuhan".

Karunia-karunia kesembuhan ini bekerja secara supraalami untuk menyembuhkan penyakit-penyakit dan kelemahan-kelemahan tanpa ada bantuan penyembuhan lainnya dengan cara apapun yang diberikan. Kesembuhan itu datang dari Kuasa Roh Kudus yang datang pada tubuh seseorang, yang menjamah penyakit mereka, menghilangkan segala rasa sakit mereka dan menyembuhkan mereka.

Dengan ditulisnya karunia ini dalam bentuk jamak, menggambarkan adanya bermacam-macam Karunia Kesembuhan untuk penyakit-penyakit yang berbeda. Beberapa orang mempunyai Karunia Kesembuhan yang sangat berhasil dalam penyakit buta; yang lain lagi berhasil dalam penyakit tuli, atau kanker dll.

Yesus mau melepaskan kita dari setiap penyakit, kelemahan, malapetaka, cacad tubuh dan kesengsaraan. Ada bermacam-macam pertanyaan dari karunia ini (1 Kor 12:4-7).

Karunia Kesembuhan ini tidak memberikan kemampuan untuk menyembuhkan semua orang sakit pada setiap saat. Beberapa orang salah mengartikan hal ini, dan bertanya mengapa kami tidak pergi saja ke rumah-rumah sakit dan menyembuhkan semua orang yang sakit di sana.

Yesus sekalipun tidak melakukan hal ini. Ia hanya pergi sekali di tempat di mana terdapat banyak orang yang sakit dan lemah. Ia pergi ke kolam Betesda di mana terdapat banyak sekali orang sakit; di sanapun ia hanya memilih seorang dari semua mereka untuk disembuhkanNya (Yoh 5:1-9).

Seringkali kita membaca bahwa ada banyak kerumunan orang sakit yang datang pada Yesus dan kami membaca bahwa Ia "menyembuhkan mereka semua". Sebuah prinsip yang penting dari kesembuhan ilahi adalah seseorang harus datang pada Yesus sebagai tindakan iman dan melakukan imannya.

a. Tujuan Karunia Kesembuhan :

1) Untuk Melepaskan Orang Yang Sakit dari Penderitaannya dan untuk menghancurkan pekerjaan-pekerjaan setan di dalam tubuh manusia (1 Yoh 3:8; Kis 10:38 dan Luk 13:16).

2) Untuk Membuktikan Kebenaran Kata-kata Yesus Bahwa Ia adalah Anak Allah (1 Yoh 10:36-38).

3) Untuk Meneguhkan Firman Tuhan (Mrk 16:17-20; Kis 4:29,30 dan 33).

4) Untuk Menarik Banyak Orang Pada Suara Penginjilan (Mat 4:23,25).

5) Untuk Membawa Kemuliaan Bagi Allah (Mrk 2:12; Luk 13:13; 18:43; Yoh 9:2,3).

Roh Kudus memberikan Karunia-karunia Kesembuhan ini pada hamba Allah untuk meneruskannya pada siapapun yang Tuhan ingin sembuhkan bagi tujuanNya sendiri.

Seperti halnya karunia-karunia yang lain, Karunia Kesembuhan ini bukan saja harus diberikan, tapi juga harus diterima.

Seperti juga halnya ada sebuah prinsip dari iman mengenai bagaimana cara melayani karunia-karunia ini, maka ada juga prinsip mengenai bagaimana untuk menerimanya.

Hizkia mendapat kesulitan untuk menerima Karunia Kesembuhan yang Allah kirimkan padanya. Imannya harus dibangun sedemikian rupa dengan mujizat yang dicatat dalam Kitab 2 Raja-raja 20:8-11 (Lihat juga 2 Raj 5:10-14).

Naaman juga mengalami kesulitan dalam menerima Karunia Kesembuhan yang Allah kirimkan melalui Elisa.

Kesembuhan seringkali menuntut tindakan ganda dari iman: iman untuk menerima dan untuk menangani Karunia Kesembuhan.

Walaupun ada juga perkecualian untuk ketentuan ini, namun yang jelas, Allah selalu menginginkan kesembuhan kita. Namun kadang-kadang saluran-saluran yang digunakan untuk mengalirkan kesembuhanNya itu tidak bekerja dengan baik. Itulah sebabnya Allah perlu untuk mengirim Karunia yang khusus untuk kesembuhan ini.

Kadang-kadang Tuhan menyalurkan Karunia Kesembuhan ini melalui saluran kesembuhan yang biasa (misalnya dengan tumpang tangan - Mrk 16:18) Di lain kesempatan Ia memakai cara yang tidak lazim, sesuai dengan kehendakNya (misalnya dengan menggunakan bayangan Petrus - Kis 5:15).

11. Pekerjaan Mujizat (1 Kor 12:10)

Sebuah mujizat terjadi apabila Allah mencampuri keadaan alamiah yang umum. Karunia Mujizat datang apabila Allah memberikan kepada kita KuasaNya oleh Roh Kudus untuk melakukan sesuatu yang sama sekali di luar jangkauan kemampuan manusia.

Ia memberi kita karunia tersebut pada saat yang khusus untuk suatu tujuan yang khusus.

Semua karunia Roh merupakan keajaiban, tetapi pemakaian kata mujizat dalam hal ini merupakan suatu tindakan yang penuh dengan kuasa.

a. Mujizat Memberikan Bukti yang Tidak Dapat Dibantah Tentang Kebangkitan. Apabila Yesus tidak dibangkitkan, namaNya tidak akan mempunyai kuasa untuk menyembuhkan orang sakit dan mengadakan mujizat-mujizat.

b. Pekerjaan Mujizat di dalam Nama Yesus Dapat Mencapai Hal-hal Yang Berikut Ini :

1) Memberi Keberanian. Karunia ini memberi keberanian pada orang-orang beriman untuk memberitakan Kristus (Kis 4:29,30). Orang-orang mengenali bahwa mereka adalah orang-orang yang bersama-sama dengan Yesus Sang Pelaku mujizat (Kis 4:13).

2) Memberi Dorongan Untuk Berdoa. Karunia ini membuat orang-orang beriman berdoa untuk lebih mengenal Allah. (Kis 4:29-31).

3) Sadar Akan Dosa. Karunia ini membuat seseorang sadar dan bertobat dari dosa-dosanya (Kis 5:28,33).

4) Menobatkan Lima Ribu Orang. Lima ribu orang bertobat di dalam satu hari melalui mujizat (Kis 4:4; 5:15).

5) Memuliakan Allah. Semua orang memuliakan Allah untuk apa yang telah Ia lakukan (Kis 4:21).

6) Menyebarkan Injil. Injil dengan cepat tersebar karena mujizat (Kis 5:14-16).

Sebelum Yesus memulai pekerjaan mujizatNya, tak seorangpun mengikutiNya. Tentunya Ia telah seringkali berkhotbah di Rumah Allah, karena Lukas 4:16 mengatakan hal itu adalah kebiasaanNya.

Tetapi ketika terjadi mujizat seperti yang tertulis dalam Lukas 4:33-35, maka "tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu" (Luk 4:37).

Sejak saat itu orang banyak itu terus mengikuti Dia untuk mendengar perkataanNya dan untuk melihat mujizat-mujizat yang dilakukanNya : "Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan yang diadakanNya terhadap orang-orang sakit" (Yoh. 6:2).

c. Ke mana Saja Para Murid itu Berkhotbah, Menyembuhkan Penyakit, Mengusir Setan, dan Melakukan Mujizat, Orang Banyak Datang Pada Kristus.

1) Di Samaria. Samaria memberikan perhatiannya pada Filipus, untuk mendengar dan melihat mujizat-mujizat yang diperbuatnya. (Kis 8:6).

2) Di Saron dan Lida. Semua penduduk Saron dan Lida menjadi percaya pada Tuhan ketika Petrus berkata pada Eneas: "Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu, seketika itu juga bangunlah orang itu" (Kis 9:34-35).

3) Di Yope. Banyak orang di Yope percaya ketika Petrus membangkitkan Dorkas dari kematian (Kis 9:42).

4) Di Listra. Orang-orang di Listra mengira bahwa dewa-dewa telah turun di tengah-tengah mereka ketika mereka melihat orang yang lumpuh itu berjalan dan melompat karena perkataan Rasul Paulus (Kis 14:8-18).

"Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda mujizat di antara orang banyak ... dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan."

"Bahkan mereka membawa orang-orang sakit keluar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka."

"Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan" (Kis 5: 12-16).

5) Buku Kisah Rasul. Kitab Kisah Para Rasul ditutup dengan serentetan mujizat-mujizat (Kis 28:8,9). Ketika orang-orang melihat ayah Publius disembuhkan, mereka percaya bahwa apabila Allah menyembuhkan seorang, maka Ia pun akan akan dapat dan mau menyembuhkan setiap orang yang memerlukannya. Apabila seseorang berpikir dan mempercayai apa yang benar tentang Allah, maka mereka akan mendapatkan dari Allah apa yang sangat ingin Ia berikan pada mereka.

d. Mujizat dalam Kehidupan Orang-orang Beriman. Pekerjaan Mujizat adalah kemampuan Roh Kudus. Karunia ini memberi seseorang kemampuan untuk mengadakan mujizat. Ini berlawanan dengan pekerjaan mujizat yang dilakukan Allah di dalam kehidupan seorang yang beriman. Karena itu banyak yang tidak pernah menerima Karunia Mujizat ini akan mengalami mujizat-mujizat yang hebat itu sendiri yang diberikan Allah sebagai gantinya.

1) Pelepasan. Mujizat dari Pelepasan seperti yang disebutkan di dalam Kisah Rasul 5: 17-20 oleh para Rasul, dan juga yang telah dilakukan oleh Petrus di dalam Kisah Para Rasul 12:1-10. Juga oleh Paulus dan Silas di dalam Kisah Para Rasul 16:15-30.

2) Transportasi. Mujizat transportasi (Kis 8:39): "Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan Sida-sida itu tidak melihatnya lagi".

Kejadian-kejadian ini dan berbagai kejadian lain, adalah mujizat yang dilakukan Allah di dalam kehidupan orang-orang beriman, bahkan kadang-kadang tanpa kerjasama dengan orang tersebut. Jadi, kejadian-kejadian ini bukanlah merupakan contoh-contoh dari Karunia Pekerjaan Mujizat (karena yang melakukan adalah Allah) yang sedang terjadi. Sebaliknya 3 contoh di bawah ini adalah contoh-contoh Karunia Mujizat:

e. Mujizat yang Dilakukan oleh Orang-orang Beriman:

1) Kisah 19:11 "Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat yang luar biasa".

2) Kisah 9:40. Petrus membangkitkan Dorkas dari kematian.

3) Kisah 20:9-12. Paulus menghidupkan Etikus.

f. Pekerjaan Praktis Dari Karunia Ini :

1) Pengurapan. Dari Roh Kudus untuk menciptakan keyakinan dan kuasa yang khusus.

2) Perkataan Iman dan Kuasa. Elia mengatakan bahwa Allah yang menjawab dengan api adalah Allah Israel. Api yang turun adalah contoh dari Pekerjaan Mujizat. (Lihat 1 Raj 18:21-39).

3) Tindakan Yang Berani dari Iman.