YOSUA DAN HUKUM PENGARUH
Pemikiran soal kepemimpinan untuk Anda:
Dampak seorang pemimpin meningkat, ketika pengaruhnya meningkat.
Baca: Bilangan 13:1-33; 14:1-38; 27:12-23; Yosua 1:1-18
Ketika Yosua dan Kaleb berdiri di hadapan bangsa Israel dan berusaha
memimpin mereka ke tanah perjanjian, saya rasa mereka berdua sama
sekali tidak tahu apa taruhannya. Yang pasti mereka memiliki visi
Allah bagi umat-Nya untuk memasuki tanah perjanjian. Ketika bangsa
Israel itu menolak seruan mereka, mereka berkata, "Negeri yang kami
lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika Tuhan
berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu
dan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah
susu dan madunya" (Bilangan 14:7-8).
Mereka juga menyadari kuasa Allah untuk mengalahkan musuh-musuh
mereka. Baik Yosua maupun Kaleb hadir ketika Allah menutup Laut
Merah sehingga pasukan Firaun tenggelam. Namun, apakah mereka
sungguh paham bahwa kemampuan mereka (atau mungkin lebih tepatnya,
ketidakmampuan mereka) untuk memimpin bangsa Israel ketika itu akan
menentukan apakah seluruh generasi itu akan menikmati tanah yang
berlimpah susu dan madu itu, yang dijanjikan kepada nenek moyang
mereka - atau mati di padang gurun?
Ketaatan kepada Allah itu penting. Karena Yosua dan Kaleb taat,
hanya mereka berdualah di antara populasi orang dewasa Yahudi, yang
masuk ke tanah perjanjian. Namun bagi pemimpin sejati, ketaatan saja
tidaklah cukup. Kalau mereka tidak dapat mengajak orang lain dalam
perjalanan mereka, mereka gagal melaksanakan misi yang diberikan
Allah itu.
Sifat Kepemimpinan
- Kepemimpinan adalah Pengaruh
Yosua menghadapi sifat kepemimpinan sejati ketika ia gagal
memengaruhi bangsa Israel itu untuk melaksanakan apa yang
seharusnya mereka laksanakan sendiri. Posisinya sebagai pemimpin
suku tidaklah membantunya dalam memengaruhi orang lain.
- Pemimpin Sejati Tidak Memiliki Pengaruh di Setiap Bidang
Menurut Bilangan 13:2, mereka yang terpilih untuk mengintai tanah
perjanjian itu "semuanya pemimpin-pemimpin". Itu artinya Yosua
adalah pemimpin dan memiliki pengaruh. Namun, jelaslah bahwa
pengaruhnya tidak lebih kepada sukunya saja.
- Pengaruh Kita Bisa Positif Bisa Negatif
Kitab Suci tidak menjelaskan suasana hati bangsa Israel sementara
mereka menantikan kembalinya para pengintai dari tanah perjanjian
itu, namun pasti mereka menanti-nanti. Saya percaya kalau saja
semua pengintai itu memberikan laporan yang baik, bangsa Israel
pasti akan menaati Allah dan segera berangkat menuju tanah
perjanjian itu. Namun, pengaruh itu ibarat pedang bermata dua.
Bisa positif, bisa juga negatif. Kesepuluh pemimpin suku yang
tidak setia menggunakan pengaruh mereka untuk membuat bangsa
Israel bingung dan akibatnya adalah bencana, bukan saja bagi para
pemimpin itu sendiri, melainkan juga bagi para pengikut mereka.
- Pemimpin yang Setia Menggunakan Pengaruhnya untuk Memberikan
Nilai Tambah
Orang yang memberikan pengaruh, yang memimpin demi kepentingannya
sendiri, akan memanipulasi orang lain demi keuntungan mereka
sendiri. Itulah yang diperbuat kesepuluh pengintai itu. Mereka
takut dan mereka menggunakan pengaruh mereka untuk menciptakan
ketakutan di antara bangsa Israel. Mereka berbohong kepada bangsa
itu, mengatakan bahwa negeri itu "memakan penduduknya".
Sebaliknya, Yosua dan Kaleb ingin memotivasi bangsa Israel untuk
melakukan apa yang benar demi kepentingan semua orang. Itulah
yang harusnya selalu menjadi agenda pemimpin sejati.
- Pengaruh Selalu Disertai dengan Tanggung Jawab
Mungkin kesepuluh pemimpin suku yang tidak setia itu tidak mau
mengakibatkan timbulnya pemberontakan. Namun, justru itulah yang
terjadi. Setelah laporan mereka yang negatif mengenai tanah
perjanjian itu, bangsa Israel bermaksud menggulingkan Musa dan
Harun serta kembali ke perbudakan di Mesir. Akibatnya, kesepuluh
pemimpin suku yang tidak setia itu meninggal karena wabah
penyakit dan semua pengikut mereka meninggal di padang gurun.
Memengaruhi Orang Lain adalah Suatu Pilihan
Banyak orang yang tidak efektif sebagai pemimpin, menyerah dan tidak
pernah mencoba memimpin lagi. Untungnya bagi bangsa Israel, Yosua
bukanlah tipe orang seperti itu. Ia ingin menjadi pemimpin yang
lebih baik dan kelak ia akan mendapatkan kesempatan kedua.
Sementara itu, ia terus setia terhadap Allah dan belajar sebanyak
mungkin dari Musa, yang menjadi pembimbingnya.
Renungan:
Apakah yang Anda lakukan sekarang ini untuk meningkatkan pengaruh
Anda?
Sumber diedit dari:
Judul buku | : | 21 Menit Paling Bermakna dalam Hari-Hari Pemimpin
Sejati |
| | (The 21 Most Powerful Minutes In a Leader`s Day) |
Penulis | : | John C. Maxwell |
Penerbit | : | Interaksara, Batam Centre 2002 |