Bab 1
Homelitik
Pendahuluan
Memberitakan Firman Tuhan adalah salah satu kesempatan terbesar yang
dipercayakan pada manusia. Ini juga merupakan salah
satu tanggung jawab terbesar manusia.
Melalui kebodohan pemberitaan Injil (1 Kor 1:21) Tuhan telah memilih untuk
menyatakan diriNya sendiri pada manusia. Pengenalan
akan Tuhan ini disampaikan melalui pemberitaan Injil, hal ini dapat menuntun manusia menuju
keselamatan kekal melalui iman di dalam Yesus Kristus. Hal ini juga mampu merubah
manusia kepada gambar dan rupa Allah (2 Kor 3:18).
Halaman-halaman buku ini memuat prinsip-prinsip dasar yang sederhana untuk
memberitakan Injil. Isi buku ini diarahkan khususnya
pada ribuan pemimpin gereja yang oleh karena situasi yang dihadapinya tidak bisa mendapatkan
latihan cukup untuk mengembangkan keahlian-keahlian mereka yang tak nampak.
Catatan-catatan ini sebenarnya diperuntukkan bagi murid-murid "Sekolah Pelatihan
Kristen Afrika" di Harare, Zimbabwe.
Saya juga ingin berterima kasih atas pengertian dan ilham yang saya dapatkan dari
membaca "Catatan tentang Homelitik" oleh Aaron
Linford (Inggris).
Pelayanan selama tujuh tahun di Afrika telah membuat saya berhubungan dengan
ribuan pendeta dan pimpinan gereja dimana kebanyakkan mereka tidak pernah memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan
formal dalam seni berkhotbah dan pengajaran.
Mereka tidak dapat mempelajari prinsip-prinsip berkhotbah; dan akibatnya, kemampuan dan
keahlian mereka sebagian besar tidak berkembang. Keterbatasan mereka itu membuat miskin
rohani jemaat-jemaat yang dipimpinnya. Pelayanan pemberitaan Injil yang mencukupi sangat
penting untuk pertumbuhan dan pembangunan rohani jemaat. Latihan-latihan sederhana ini
dengan penuh kasih dipersembahkan bagi para pemimpin gereja tersebut.
Seni berkhotbah disebut "HOMELITIK", yang diambil dari kata-kata bahasa Yunani,
homileo dan homilia, yang artinya "ditemani
oleh, yaitu, berbicara dan berkomunikasi".
Kisah Para Rasul 20:11 didasarkan atas homileo. Perhatikan bagaimana hal ini
diterjemahkan ke dalam Alkitab versi The Living Bible
: "Setelah kembali di ruang atas, Paulus
memecah-mecahkan roti lalu makan; seusai makan, masih lagi menyampaikan (homileo)
Firman, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat!".
Homelitik berhubungan dengan semua studi tentang hal-hal yang berhubungan dengan
seni berkhotbah. Khotbah yang baik (komunikasi) dilahirkan dari kebersamaan-persahabatan
dan persekutuan yang baik.
Ada 2 aspek berbeda yang terlibat di dalam penyampaian Firman :
Pertama, keIlahian; yang kedua adalah Kemanusiaan!
A. BAGAIMANA MENJADI EFEKTIF
Pemberitaan Firman adalah suatu seni mengkomunikasikan kebenaran ilahi
melalui kepribadian manusia. Seorang pemberita Firman pada intinya adalah seorang komunikator.
Dia menerima kebenaran dari Tuhan dan mengkomunikasikannya secara efektif
kepada manusia.
Allah memberikan wahyu; manusia menyiapkan penyajiannya.
Untuk melakukan hal ini secara efektif, seorang pemberita Firman harus memperlajari
beberapa hal dengan baik.
1. Menantikan Tuhan
Pertama-tama, seorang pemberita Firman harus menanti Allah. Si pemberita Firman
harus belajar bagaimana berdiam diri di hadirat Tuhan, dan membedakan antara suara
Tuhan dengan suara rohnya sendiri (lihat bagian
A2.1 dan A2.2 sebagai instruksi tambahan untuk hal ini). Setiap berita Firman yang berharga,
berasal dari hati dan pikiran Tuhan, yaitu sumber
segala kebenaran. Tuhanlah sumber pancaran segala pengetahun. Tugas efektif pertama
seorang pemberita Firman adalah belajar menerima
pikiran-pikiran Tuhan. Sangat jarang seorang pemberita Firman dapat mendengar
suara Tuhan secara langsung (dengan suara yang dapat ditangkap dengan telinga).
Kebenaran ilahi akan turun secara lembut di dalam roh pemberita Firman seperti
turunnya embun di pagi hari. Seorang pemberita
Firman yang prospektif harus dengan sabar menanti
di dalam hadirat Tuhan. Di sanalah ia akan menerima pikiran-pikiran dan
kebenaran-kebenaran yang sangat berharga yang akan diberikan
oleh Tuhan dengan limpahnya bagi orang yang dengan tekun mencari Dia.
Menghabiskan waktu di dalam hadirat Tuhan akan menjadi suatu kebiasaan yang
sangat baik. Sediakan beberapa waktu tertentu
setiap hari untuk memasuki hadirat Tuhan dan nantikan Dia dengan tekun. Anda akan segera
mengetahui bagaimana menerima suara Tuhan yang berbicara dengan lembutnya di dalam
roh anda.
Kita tidak seharusnya memasuki hadirat Tuhan semata-mata hanya untuk
"mendapatkan bahan khotbah". Kita butuh untuk masuk
dalam hadirat Tuhan pertama-tama agar kita memberikan diri untuk terus menerus diperiksa
dan dinasihati oleh Tuhan.
Dengan tergesa-gesa masuk dalam hadirat Tuhan karena ada tujuan tertentu seperti
"membutuhkan bahan khotbah esok hari" adalah
sebuah sikap yang salah, sehingga mustahil kebenaran Allah yang ajaib bisa diterima.
Pertama-tama kita harus berusaha untuk mengijinkan
kebenaran Allah itu mempengaruhi hidup kita terlebih dahulu, sebelum kita membagikan
pada orang lain.
2. Pelajari Alkitab
Idealnya, seorang pemberita firman Allah harus membawa Alkitabnya ketika ia datang
di hadapan Tuhan. Adakan waktu duduk dengan tenang dan sabar di hadapan Tuhan dengan
Alkitab tersedia di tangan. Minta pada Tuhan agar menerangkan firman dan memberikan
wahyu dari firmanNya.
Berdoalah sungguh-sungguh untuk mencari bimbingan, hikmat dan petunjuk-petunjuk
dari Tuhan di dalam FirmanNya. Bukalah Alkitab di hadapan anda dan bacalah di hadapan
hadiratNya.
Sangat baik apabila kadangkala kita mengikuti suatu pola dalam membaca firman
Tuhan secara rutin, mulailah membaca ayat yang belum terbaca sehari sebelumnya. Hal ini
membantu kita untuk membaca Alkitab secara menyeluruh dan konsisten, daripada membaca
dengan mengambil ayat sana-sini serta mengabaikan porsi keseluruhan Alkitab.
Di lain waktu, melalui ilham Roh Kudus kita dapat mencari ayat di mana kita harus
membacanya. Dengan cara ini kita tidak akan
terjebak dalam kegiatan rutin yang membosankan.
3. Sediakan Sebuah Catatan
Sangatlah penting membuat catatan untuk menuangkan pemikiran-pemikiran
dan ide-ide yang datang pada saat kita bersaat teduh.
Karena kita akan terheran-heran jika mengetahui betapa seseorang ternyata dapat
dengan mudah cepat lupa kebenaran-kebenaran yang sangat indah, jika tidak secepatnya
menuangkan pikiran-pikiran/ide selagi masih segar
dalam ingatan kita.
Berlatihlah menulis setiap kali datang pemikiran-pemikiran penting disaat anda
sedang membaca firman dengan penuh doa. Bila ada satu tema muncul dalam ingatan anda,
terus kembangkan tema itu sejauh kemampuan anda dan catatlah segala sesuatu yang dapat anda
tuangkan ke dalam tema itu. Maka dengan cara demikian suatu bahan khotbah dapat cepat
dikembangkan dengan baik.
Bacalah buku catatan itu seluruhnya sekali waktu. Isi catatan yang ada di dalamnya
akan berkembang di dalam hati anda. Anda akan mengalami bahwa beberapa dari tema-tema
itu akan memenuhi pikiran anda selama berminggu-minggu, secara terus-menerus dan
berkembang bila anda merenungkannya.
Biasakan bercakap-cakap dengan Tuhan tentang firmanNya. Bila ada hal-hal yang
tidak saudara mengerti, mintalah Roh Kudus untuk membukakan artinya pada anda. Mintalah
Roh wahyu bagi anda (Ef 1:17).
Kemudian belajarlah menanti dengan tenang dan sabar dihadapan Allah. Selama
Tuhan dengan lemah lembut mengarahkan jawaban-jawaban ke dalam roh anda. Catatlah
jawaban-jawaban itu ketika datang pada anda.
Masukkan kebenaran itu ke dalam catatan anda.
Jangan mempercayakan kebenaran itu pada ingatan anda saja. Ingatan yang paling kuat sekalipun
harus di dukung oleh catatan.
4. Di Sucikan oleh Firman
Berusahalah untuk menghindari sikap yang mencari apa yang dikatakan Tuhan supaya
bisa dikhotbahkan pada hari Minggu pagi. Jangan selalu mencari peluru rohani supaya dapat
ditembakkan ke orang lain. Kenalilah kebutuhan pokok hati anda. Biarkan Tuhan berurusan
dengan hatimu melalui firman dan RohNya. Biarlah firman mencuci dan membersihkan
anda terlebih dahulu.
Salah satu cara memberitakan firman yang paling baik adalah membagikan apa yang
sudah Tuhan katakan pada anda tentang cara Tuhan membersihkan dan menegur anda.
Memberi makan jiwa anda sendiri adalah sangat penting. Banyak pemberita Firman
jatuh ke dalam jebakan karena mereka sangat bersungguh-sungguh mencari makanan bagi
jemaatnya padahal kesehatan rohani mereka sendiri terabaikan.
Inilah salah satu resiko di dalam pelayanan, yang diekspresikan di dalam Kidung Agung
1:6 " ... aku dijadikan mereka penjaga
kebun-kebun anggur; kebun anggurku sendiri tak
kujaga".
Kadang-kadang seorang gembala sidang begitu giat memelihara kemakmuran rohani
domba-dombanya. Sementara dia mengabaikan kehidupan rohaninya sendiri. Hal ini adalah
salah satu alasan utama yang menyebabkan hamba-hamba Tuhan mengalami kejatuhan.
Seorang hamba Tuhan tidak boleh mengabaikan kehidupan rohaninya sendiri.
Biarlah firman Allah berakar di dalam hati dan roh anda sendiri. Biarlah ia bertumbuh
dengan kuat di dalam kehidupan dan pengalaman pribadi anda, sehingga bila anda
memberitakan firman, anda akan melayaninya dengan
dasar pengalaman pribadi anda sendiri. Anda tidak akan berkata-kata teori saja, tetapi
membagikan sesuatu yang telah anda mengerti dan alami
sendiri secara utuh.
Ayat berikut ini mengajarkan kita hal tersebut.
"Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil
usahanya" (2 Tim 2:6 nkjv).
Apa yang anda tanam dan tuai (dalam pengertian rohani) - anda harus mengambil
bagian di dalamnya (mengalaminya) sebelum memberi makan orang lain. Anda tidak boleh
memberi makan orang lain dengan makanan yang anda belum pernah makan terlebih dahulu.
Anda tidak boleh mencoba menuntun orang lain pada satu jalan dan jalur yang belum anda
tempuh sebelumnya.
Sementara firman Allah mewujudkan dirinya (tinggal di dalam anda), anda sendiri
akan menjadi sebuah pesan dari Allah. Anda tidak seharusnya menjadi orang yang sekedar
menyampaikan khotbah hafalan, tetapi sebagai seorang yang kehidupan dan gaya hidupnya
sebagai hamba Allah, akan memberkati dan menguatkan orang-orang yang mengenal dan
mendengar anda.
B. DUA IDE YANG SALAH TENTANG HOMELITIK
Paling sedikit ada dua kesalahan umum yang cenderung dilakukan orang
sehubungan dengan homeletik.
1. "Tidak Perlu Persiapan"
Ide salah yang pertama adalah anggapan bahwa persiapan itu tidak perlu dan hal itu
menandakan kurangnya iman. Orang-orang yang mempunyai pandangan seperti ini
cenderung menganggap bahwa iman yang sesungguhnya tak begitu memerlukan persiapan pikiran,
lalu berdiri begitu saja dihadapan jemaat -
percaya bahwa Tuhan anak mensuplai kata-kata untuk dikhotbahkan.
Ayat kitab suci favorit bagi orang-orang semacam ini adalah Mazmur 81:11
"... bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan
membuatnya penuh". Konteks Mazmur secara
keseluruhan menunjukkan bahwa ayat ini tidak ada hubungannya dengan pemberitaan firman
sama sekali! Kecenderungan untuk mengabaikan konteks alkitabiah dari kitab suci biasanya
dilakukan oleh orang yang berpandangan demikian (tidak perlu persiapan). Ia menolak
dikatakan sebagai orang yang tidak bertanggung
jawab dan bersikap kurang matang. Orang tipe ini
suka berbicara omong kosong. Kita tidak seharusnya menyalahkan Tuhan karena
firman-firmanNya.
Memang tidak disangkal ada tempat untuk inspirasi/wahyu dari Tuhan, tetapi harus
juga disediakan tempat yang cukup untuk sebuah persiapan.
2. "Cukup dengan Kemampuan Manusia"
Kesalahan yang kedua ini juga hampir seekstrim yang pertama. Dalam hal ini,
kepercayaan yang sepenuhnya ditekankan pada persiapan dan kemampuan manusia. Di sini
ketergantungan pada Roh Kudus kecil atau tidak
ada sama sekali, tetapi ada rasa percaya diri dari hasil latihan dan pengembangan bakat alami.
Latihan semacam itu memang bisa menghasilkan cara berbicara yang menarik dan
meyakinkan. Bagaimanapun, hanya urapan Roh Kudus dalam berita yang disampaikan yang
dapat melayani orang-orang dengan kehidupan dari Tuhan.
Yang benar adalah bahwa pelayanan yang efektif membutuhkan aspek keilahian dan
kemanusiaan. Tuhan pasti memberkati dan mengurapi bahan-bahan pemikiran yang telah
didoakan secara tekun dan yang telah dipertimbangkan masak-masak.
Biarlah persiapan anda diisi oleh persiapan yang sudah dipikirkan matang-matang dan
disertai doa yang sungguh-sungguh. Pastikan anda akan melakukan yang terbaik dan
semampunya, tapi pastikan juga bahwa kepercayaan
anda ada pada Tuhan, bukan pada diri anda sendiri. Percayakan pada Dia bahwa Ia akan
memberkati dan mengurapi firman yang anda bawakan.
C. EMPAT BAGIAN (DAERAH) HOMELITIK
Ada empat bagian besar mengenai homelitik:
1. Konsep
Ini ada hubungannya dengan bagaimana cara mendapatkan tema inti untuk bahan
khotbah, yang merupakan suatu seni untuk
mengetahui bagaimana menerima berita dari Tuhan. Ini
berhubungan dengan bagaimana mendapatkan ide dan tema yang pertama untuk sebuah khotbah.
Seringkali, benih pikiran disebarkan dalam pikiran, dan dapat tinggal di dalamnya
selama berbulan-bulan selama benih-benih itu
tumbuh pada suatu ukuran dan proporsi yang sesuai
untuk dibagikan pada orang lain. Melalui pengalaman seseorang dapat mengembangkan
kemampuan mengingat-ingat dari satu baris tentang kebenaran itu menjadi suatu khotbah
yang sesuai untuk dibagikan di antara anak-anak Tuhan lainnya. Selagi anda merenungkan
firman, akan muncul suatu aspek tertentu yang bergetar dari dalam diri anda berasal dari
apa yang anda baca, sesuatu seperti bernyala di hadapan anda. Sesuatu yang seakan melompat
dari halaman bukunya.
Lalu akan ada perasaan yang menggelora di dalam diri anda. Sepertinya anda baru
saja menemukan sebuah bongkahan emas yang besar! Anda rasanya hampir-hampir tidak
sabar untuk memecahkannya sampai terbuka dan menyelidiki nilainya lebih lanjut!
2. Komposisi
Dalam menerima ilham atas suatu kebenaran tertentu itu, anda harus mulai
melakukan analisa untuk menemukan semua isi dari
kebe-naran tersebut. Di sinilah catatan anda
berperan penting! Selagi anda merenungkan dengan
penuh doa, tulislah pelan-pelan setiap pikiran yang muncul dalam pikiran anda.
Pada tahap ini, anda dengan mudah dapat membuat sebuah daftar dari setiap ide
yang muncul tentang subyek yang anda kerjakan. Teruslah bertekun dengan subyek (pokok
bahasan) itu sampai anda merasa luber oleh subyek itu dan membuka setiap bagian yang masih
bisa dibuka dari kebenaran yang terkandung dalam subyek anda tersebut.
Jangan mempedulikan urutan dan kerapian pada tahap ini. Anda hanya harus menulis
dengan cepat supaya dapat mengikuti aliran ilham yang anda terima. Pastikan anda mencatat
semuanya di atas. Anda dapat mensortirnya setelah selesai kemudian.
3. Konstruksi (Penyusunan)
Setelah anda lelah mengalanisa bahan subyek anda dan mendaftar setiap aspek
kebenaran yang dapat anda temukan, anda harus mulai
menyusun pikiran-pikiran itu di dalam suatu
urutan yang benar. Hal ini sangat penting supaya
anda dapat mendoakannya lebih lanjut mengenai subyek anda.
Menyusun bahan tersebut ke dalam suatu urutan yang tepat akan sangat membantu
anda. Hal ini juga akan membantu anda dalam menampilkan subyek anda pada orang lain.
Dengan membagikan buah pikiran yang dikembangkan secara berurutan, orang lain dapat
tertolong mengerti dan mengikuti jalannya pembicaraan anda. Apabila pesan firman yang
anda sampaikan campur aduk menjadi satu akan sulit bagi orang lain untuk menyerap berita
yang akan anda sampaikan. Tujuan penyusunan khotbah adalah membuatnya sejelas dan
sesederhana mungkin hingga mudah ditangkap oleh pendengar.
Ini adalah inti pokok sebuah penyusunan khotbah penting sekali bagi setiap
pengkhotbah untuk dapat mengembangkannya.
4. Komunikasi
Akhirnya kita sekarang tiba pada bagian bagaimana cara
membawakan/mempresentasikan khotbah :
- Mengkomunikasikan kebenaran dengan jelas dan efektif.
- Dengan sikap yang bagaimana menampilkan subyek anda sehingga dapat
mencekam (dan menguasai) pikiran pendengar anda.
- Bagaimana memperkembangkan pemikiran anda sedemikian rupa sehingga
pendengar anda dapat mengikuti jalan kebenaran yang ingin anda sampaikan.
- Bagaimana memotivasi pendengar anda agar melakukan Firman dengan tepat,
sebab kita harus menjadi "pelaku Firman dan bukan hanya pendengar saja"
(Yak 1:22).
Konsep-konsep ini memuat aspek-aspek inti dari mempersiapkan sebuah khotbah. Kita
akan mempelajari konsep-konsep ini lebih dalam lagi.
D. TIGA TIPE PERSIAPAN KHOTBAH
1. Khotbah yang Tertulis
Ini adalah sebuah metode yang membutuhkan waktu persiapan yang cukup lama.
Metode ini memerlukan catatan yang sangat banyak. Kadang-kadang, seluruh isi khotbah ditulis
sebelum disampaikan. Pembicaranya tahu persis apa yang harus ia katakan dan bagaimana
cara mengatakannya. Setiap pemikiran yang ada ditulis seluruhnya.
Cara seperti ini sering membutuhkan banyak kertas catatan. Cara ini memberi
perhatian pada hal-hal yang sangat mendetil, yaitu
bagaimana susunan kalimatnya, kata-kata yang
tepat yang akan digunakan. Setiap aspek yang direncanakan ada pada khotbah dipertimbangkan
secara mendetil.
Metode ini memiliki keuntungan-keuntungan dan kelemahan-kelemahan.
Kebaikannya adalah bahwa seluruh bahan khotbah sudah
dikerjakan dengan sedemikian mendetil dan dengan sangat teliti. Karena itu setiap daerah
dari kebenaran yang relevan itu harus mempunyai alasan yang cukup. Tidak ada informasi
sedikitpun yang tertinggal. Dapat dipastikan
bahwa gaya persiapan seperti penyusunan khotbah seperti ini setiap pokok bahasannya
(subyeknya) mendapatkan penanganan yang lengkap
dan menyeluruh/lengkap.
Kelemahan metode ini adalah seringkali saat khotbahnya berlangsung ternyata tidak
menarik dan tidak dapat menguasai perhatian pendengarnya. Khotbah yang dipersiapkan
dengan cara ini seringkali menjadi sangat membosankan.
2. Tipe Catatan Kerangka
Ini adalah metode yang paling sering digunakan dan yang saya rasakan paling efektif.
Catatan dibuat sesingkat mungkin, menyediakan garis-garis besar yang cukup dari khotbah
itu untuk membangkitkan memori dari pengkhotbah.
Catatan-catatan singkat itu akan membentuk suatu "kerangka" dari berita khotbah.
Artinya, catatan-catatan tersebut adalah
tulang-tulang yang dapat memberi bentuk dan susunan
dari khotbah yang ingin disampaikan oleh pengkhotbah. Selagi pengkhotbah itu berbicara,
ia menaruh "daging" pada tulang-tulang
catatan itu dan "tubuh" pada khotbahnya.
Pengkhotbah itu mengembangkan pemikiran-pemikiran
yang dibacanya dari catatan kerangka tersebut.
Metode ini memberi kesempatan pada pengkhotbah untuk bergerak lebih leluasa. Si
pengkhotbah tidak terlalu terikat dengan
catatannya. Dia akan lebih terbuka untuk menerima
ilham yang akan sering datang kepadanya selagi ia berkhotbah.
Penyampaian firman akan lebih spontan dan menarik, tetapi kerangka khotbah tetap
membimbing pikirannya sesuai dengan rencana yang telah disusunnya. Dia akan mampu
memberi cakupan dan alasan-alasan yang cukup yang
telah dipikirkan masak-masak atas subyek yang disampaikannya, tetapi meskipun demikian
penyampaian Firman tidak membosankan untuk didengarkan.
3. Khotbah yang Tidak Direncanakan
Gaya pemberitaan firman semacam ini bersifat spontan dan biasanya pada saat
penyampaiannya tidak disertai catatan apapun.
Subyek yang disampaikan sering dipikirkan masak-masak serta hati-hati sebelum disampaikan,
hati dan pikiran si pembawa firman dipenuhi oleh aspek-aspek vital dari pesan firman yang
akan disampaikannya.
Gaya semacam ini sering diterapkan pada khotbah yang melibatkan lebih banyak
ilham. Firman khotbah penginjilan akan dapat disampaikan dengan lebih efektif lewat cara ini.
Firman yang dibawakan mengalir dari hati dan sering diikuti emosi yang cukup kuat.
Penyampaian firman semacam ini biasanya menarik dan berpengaruh bila disampaikan
oleh pengkhotbah yang ahli dan berpengalaman. Khotbah semacam ini sekaligus
menggetarkan emosi dan membuka pikiran kita.
Ada dua kelemahan yang kuat di dalam gaya ini. Pertama khotbah semacam ini sering
kekurangan arti konteks yang sesungguhnya, lalu roh dan pikiran pendengarnya tidak
terbangun. Kedua, penyampaian firman dapat
disampaikan dengan luapan emosi yang berlebihan,
hingga tidak masuk akal juga tidak memberi keyakinan.
4. Ringkasan
Saya ingin menyarankan pemakaian catatan tipe kerangka itu dikombinasi dengan
hal-hal yang baik yang ada pada 2 gaya yang
lainnya. Catatan-catatan yang dibuat tidaklah perlu
sedemikian berat agar si pemberita firman tidak terikat pada catatan itu. Ada kesempatan
bergerak lebih leluasa dengan pikiran yang terus terbuka bagi masuknya ilham yang segar
walaupun masuknya ilham terjadi pada saat ia
sedang berkhotbah.
Namun di samping itu, pengkhotbah memiliki suatu susunan pemikiran yang teratur di
hadapannya dan ia tidak akan berdiri di depan pendengarnya berbicara secara
acak-acakan mengenai konsep-konsep yang tidak ada
hubungannya satu dengan yang lainnya.
Catatan bentuk kerangka ini cocok dipakai untuk mengajar dan berkhotbah. Bentuk
dan isi catatan yang digunakan untuk mengajar memerlukan penanganan yang lebih penuh
pada tiap subyeknya jadi di sini sangat diperlukan adanya catatan.
Sangatlah sulit bagi seorang guru untuk mencakup semua subyek yang dimilikinya
tanpa bantuan beberapa catatan.
Karena itu saya ingin menganjurkan anda mengkonsentrasikan diri untuk menguasai
catatan tipe kerangka ini. Pakailah metode ini pada saat anda mempelajari sesuatu. Selagi
anda merenungkan isi Alkitab, cobalah membuat catatan singkat yang sederhana dari ilham
dan wahyu yang anda terima.
Cara seperti ini juga akan membantu anda menyusun konstruksi/susunan pesan yang
akan anda sampaikan. Membiasakan diri membuat catatan tipe kerangka akan sangat
menolong khususnya ketika anda berdiri untuk
berkhotbah. Cara ini akan membantu anda melatih
pikiran anda untuk memiliki pola pemikiran yang teratur, serta membantu anda melancarkan
pesan yang anda bawakan, menjadikannya lebih mudah untuk didengar.
E. TUJUH MACAM KHOTBAH
Sekarang saya ingin memperkenalkan kepada anda tujuh macam khotbah yang
berbeda-beda. Saya akan mencoba menjelaskan secara singkat ide di balik setiap jenis dan
bagaimana anda dapat menggunakannya.
Seorang pendeta hendaknya membiasakan diri dengan setiap tipe khotbah tersebut.
Ini akan memberikan tambahan variasi dalam setiap pelayanannya, dan membuat
pelayanannya makin menarik bagi sidang jemaat yang
mendengarnya setiap minggu.
Selang beberapa waktu, hal ini akan membantu untuk menyajikan ulasan yang lebih
luas mengenai kebenaran-kebenaran Alkitab. Pelayanan setiap pemberita firman diperkaya
dengan kepandaian yang beraneka ragam.
1. Tekstual/Berdasarkan Teks
Gaya ini biasanya didasarkan pada suatu ayat Alkitab yang relatif pendek. Pada
kenyataannya, sesuai dengan judulnya, biasanya
khotbah ini didasarkan pada satu "teks" Kitab Suci.
Hal ini melibatkan pemilihan pernyataan yang tepat dari Kitab Suci. Kemudian anda
menyelidikinya, menganalisanya dan menemukan semua kebenaran yang terkandung di
dalamnya.
Kemudian anda menyajikan materi itu dengan susunan rapi dan progresip hingga
memudahkan pendengar untuk mengerti.
2. Topikal/Berdasarkan Topik
Di sini tujuan pengkhotbah adalah untuk menyajikan sebuah topik yang khusus pada
jemaat.
Sebagai contoh, mungkin ia mengambil sebuah pokok bahasan mengenai
"pembenaran" lalu pertama-tama ia akan mencari segala
sesuatu yang dikatakan Alkitab atas pokok
persoalan yang memikat ini.
Kemudian dia akan menyusun semua referensi dari Alkitab dan buah-buah pikiran
yang didapatkannya ke dalam sebuah format yang tersusun rapi. Kemudian dia
mengembangkan temanya dengan sepenuh dan setepat
mungkin. Tujuannya adalah menceritakan kepada pendengarnya segala sesuatu yang harus
mereka ketahui mengenai pokok bahasan yang penting ini.
Tentu saja, dia tidak mungkin dapat melakukannya dalam satu kali mengajar saja; maka
dengan ini dia akan menyiapkan satu seri khotbah atau pengajaran mengenai pokok bahasan
yang sama. Hal ini akan memberikan pengupasan yang lebih lengkap terhadap topik tersebut.
Konkordansi topik seperti di dalam buku The Shepherd's Staff sangat diperlukan
untuk mempersiapkan khotbah semacam ini. Di dalam buku itu orang akan dengan cepat dapat
menemukan referensi Alkitab mengenai topik yang bersangkutan.
Alkitab referensi yang baik juga akan sangat menolong. Hal ini juga akan membantu
anda menyelami tema yang anda dapatkan di seluruh Alkitab.
3. Tipikal/Berdasarkan Tipe
Ini adalah seni mengupas, menggali dan mengkomunikasikan kebenaran yang
tersembunyi dibalik "tipe-tipe" yang ada di dalam
Alkitab.
"Tipe" bisa berarti satu pribadi, obyek
atau kejadian yang merupakan simbul dari seseorang atau sesuatu yang dinubuatkan akan terjadi.
Ada kesamaan karakter dengan orang atau kejadian yang dinubuatkan.
Dalam penerapannya di dalam Alkitab, hal ini mengarah pada tokoh Alkitab atau
kejadian yang mewakili hal-hal yang akan terjadi di
masa depan.
Contohnya, Domba Paskah di kitab Keluaran adalah tipe dari Kristus. Setiap detail
dari Domba Paskah bernubuat tentang peran Kristus sebagai penebus yang akan digenapkan
sebagai "Anak Domba Allah" (Yoh 1:29). Setiap
simbol yang berbentuk nubuatan digenapkan pada waktu Kristus mati bagi dosa dunia.
Tipe-tipe Alkitabiah sering menunjukkan pada
"bayangan sesuatu yang akan
datang" (Ibr 8:5; 10:1). Orang-orang dan
kejadian-kejadian semacam ini adalah seperti seorang
yang berjalan dan matahari berada dibelakangnya. Tubuh mereka membuat bayangan ke
depan. Bayangan di depan mereka menggambarkan sesuatu yang akan datang.
Hukum Taurat Allah adalah bayangan dari segala sesuatu yang baik
di masa mendatang. Hal ini melambangkan bayangan akan
keadaan yang lebih baik di dalam Kristus (Ibr 10:1).
"Hari-hari kudus" di perjanjian lama
juga merupakan bayang-bayang dari hal yang akan datang (Kol 2:17). Hari-hari kudus itu
sendiri tidak mempunyai arti yang lengkap.
Sebagian penggenapan bertujuan untuk memperjelas
nubuatan tentang keadaan yang akan datang.
Tafsiran dan penjelasan terperinci tentang tipe-tipe di dalam Alkitab adalah tugas
khusus; ini perlu kecakapan dan kedewasaan pengetahuan pokok Alkitab.
Mereka yang baru bertobat hendaknya menghindari cara berkhotbah yang terlalu
dalam, sebab tafsiran yang tidak tepat dapat merugikan dan menyebabkan kesalahan.
Pengetahuan akan seluruh Alkitab perlu bagi para pengajar. Mereka harus dilengkapi
dan didasari isi Alkitab secara menyeluruh.
a. Prinsip Penggunaan. Jika pertama kali anda mengajar tipe-tipe Alkitab,
hendaknya mengingat dasar berikut ini dan mengikutinya.
1) Gunakan Tipe yang Lebih Sederhana. Mulailah dengan tipe yang
sederhana, yang bisa dimengerti dengan jelas.
2) Usahakan Tetap Pada Interpretasi yang Umum.
Jangan sekali-kali mencoba untuk menafsirkan setiap detil, tetaplah pada
garis besar kebenaran secara umum.
3) Jangan Terpaku Pada Ajaran Tertentu.
Jangan hanya terpaku pada ajaran tertentu saja.
4) Ilustrasi dari Doktrin Jangan mengajarkan ajaran berdasarkan doktrin anda.
Tipe pelajaran hendaknya menjadi ilustrasi bagi doktrin.
5) Terbukalah untuk Dikoreksi Terimalah dengan besar hati jika ada koreksi
dari mereka yang lebih matang daripada anda.
4. Secara Ekspositori
Dengan metode ini, kita berusaha untuk menguraikan secara terperinci makna dan
kebenaran yang terkandung dalam bacaan tertentu dalam Kitab Suci. Kita mencoba untuk
menunjukkan kebenaran yang sering tersembunyi di antara kata-kata pada halaman tertentu. Ini
merupakan metode yang baik sekali untuk mengajarkan seluruh nasehat Allah (Kis 20:27).
Anda dapat mengambil sebuah topik dari Alkitab, dan menjelaskan maknanya pasal
demi pasal. Mungkin anda dapat mengambil satu pasal setiap minggu - dan terus masuk ayat
demi ayat, menjelaskan kebenaran dan artinya yang penting. Dapat juga dikembangkan menjadi
satu seri pelajaran Alkitab yang lengkap, dibutuhkan waktu berbulan-bulan atau
berminggu-minggu.
Maka selang beberapa tahun, sidang jemaat akan terbiasa dengan setiap bagian dalam
Alkitab, yang didalamnya Allah ingin menyampaikan seluruh kebenaranNya agar umatNya
diperkaya dan dilengkapi secara rohani.
5. Secara Biografis
Biografi adalah kisah hidup seseorang. Metode ini mempelajari hidup dari beberapa
tokoh yang kita temukan dalam Alkitab. Setiap biografi yang dicatat dalam Alkitab memiliki
arti yang penting bagi kita, dan itu penting untuk diajarkan pada kita.
Pelajaran mengenai tokoh-tokoh Alkitab sangat memikat dan menarik. Pilihlah salah
satu tokoh, baca dan pelajarilah setiap bagian
dalam kehidupannya yang terdapat dalam Alkitab. Buatlah catatan jika ada sesuatu yang
terlintas dalam pikiran.
Mulai rangkum secara berurutan. Urutannya sebagai berikut :
- Pelajari kelahiran orang itu.
- Pikirkan keadaan ketika mereka dibesarkan.
- Hubungan dengan Tuhan dalam kehidupan mereka, menjadi pusat perhatian.
- Bagaimana reaksi/tanggapan hubungan mereka dengan Tuhan?
- Hikmah apa yang dapat dipelajari?
- Apa yang menyebabkan mereka hidup dalam keberhasilan?
- Dimana letak kesalahannya, jika akhir
hidup mereka gagal?
- Apa yang dapat kita pelajari dari
kehidupan mereka.
Semua ini merupakan hal yang menarik dan informatif yang dapat kita pelajari dari
beraneka ragam kehidupan orang-orang yang ada
dalam Alkitab.
6. Secara Analitis
Tipe khotbah ini berkaitan dengan analisa yang mendetail dan menarik kebenaran
sebanyak-banyaknya mengenai sebuah subyek. Dari kebenaran ini, dapat diajarkan pokok yang
mendasar.
7. Secara Analogis
Sebagian besar isi Alkitab ditulis dalam bentuk analogi. Suatu bentuk yang
mengajarkan kebenaran lewat sebuah kasus. Para penulis
sering menggunakan sebuah subyek alamiah untuk mengajarkan kebenaran rohani. Hal ini
memaparkan kesamaan dan membandingkan hal-hal yang berfungsi sama.
Khotbah secara analogis berusaha untuk mendapat kebenaran yang ada dalam
sebuah analogi.
Bab 2
Khotbah Tekstual
Marilah kita kini memeriksa persiapan khotbah tipe tekstual secara lebih terperinci.
Sebelumnya saya telah memberikan definisi metode ini sebagai analisa dan penjelasan dari
sebuah bagian yang singkat dari kitab suci,
biasanya satu ayat tunggal atau teks.
A. KEUNTUNGAN MEMILIKI SEBUAH TEKS
1. Merebut Perhatian
Pembacaan sebuah teks yang menarik segera akan merebut perhatian hadirin, dengan cara
demikian kita akan mempunyai jemaat yang penuh perhatian. Mereka akan tergoda untuk
melihat bagaimana kita akan menguraikannya. Mereka ingin mengetahui ide-ide dan pengertian
apa yang akan kita bawakan dari teks itu. Pikiran pendengar dirangsang dengan penuh
harapan untuk mendengar dan ini akan membuat
jemaat menjadi tertarik.
2. Mencegah untuk Melantur
Sebuah catatan khusus dapat membantu mencegah pengkhotbah melantur keluar dari
pokok bahasannya. Adalah suatu hal yang sulit bagi para pendengar untuk tetap aktif bertahan
dalam memperhatikan seorang pembicara yang menyimpang/melantur dalam presentasinya.
Dengan memiliki sebuah catatan khusus dan sebuah konteks darimana kita telah
mengambil pokok permasalahan, hal ini akan membantu kita dan menghindarkan
penyimpangan. Bahkan dapat mempertahankan perhatian
aktif pendengar.
3. Mempertahankan Khotbah Tetap Alkitabiah
Memusatkan khotbah pada bagian tertentu dari kitab suci membantu pengkhotbah tetap
alkitabiah. Dengan menyajikan ayat langsung dari Alkitab, khotbah kita pasti mempunyai dasar
alkitabiah. Perkuatlah tema anda dengan bagian lain yang berkaitan dalam Alkitab.
Sebaliknya bila topik yang kita sampaikan tidak berdasarkan Alkitab, namun
berdasarkan budaya, sosial, psikologi, dan lain-lain,
maka isinya juga tidak akan berbeda dengan sumber-sumber itu. Hal ini tidak baik. Padahal kita
diperintahkan untuk - "Beritakan
Firman!" (2 Tim 4:2).
4. Menambah Keberanian
Berkhotbahlah langsung dari sumber Alkitab. Hal ini dapat menambah keberanian dan
wibawa dalam berkhotbah, apalagi bila secara tegas firman Tuhan itu diberitakan, akan ada
urapan Roh Kudus di atas kita. Tuhan mengurapi firmanNya.
Pernyataan-pernyataan yang langsung diambil dari Alkitab dapat disajikan dengan
perasaan yang lapang dan penuh keyakinan. Hal ini karena kita tidak menyajikan ide kita
sendiri, melainkan memberitakan sesuatu yang
Tuhan kehendaki untuk disampaikan.
Hal ini membawa penekanan dan wibawa ketika kita menyatakan, `Alkitab Berkata!'
dan kemudian baca atau bukakan ayatnya dan berikan artinya.
Di suatu kesempatan murid-murid pergi "memberitakan firman" dimana Tuhan
bekerja bersama mereka, meneguhkan firman dengan tanda-tanda yang menyertai. Tuhan "bekerja
dengan firmanNya" (Mrk 16:20).
5. Membantu Mengingat Firman
Sebuah catatan yang baik membantu untuk menanamkan firman di pikiran pendengar.
Mereka akan mengingatnya setelah jangka waktu yang lama. Pada saat mereka mengingat
firman yang pernah kita bawakan, maka ayat-ayat
yang telah kita pakai sebagai dasar dari khotbah
akan menjadi sangat hidup di ingatan mereka.
B. MEMILIH SEBUAH TEKS
1. Baca Alkitab Secara Teratur
Bila ingin menjadi seorang pengkhotbah yang cakap dan efektif, kita harus membaca
Alkitab secara teratur. Tetap tingkatkan
kebiasaan baik dalam membaca Alkitab dan adakan
waktu setiap hari untuk membaca Alkitab. Bawalah
sebuah Alkitab kecil, agar kapan saja ada waktu luang, kita dapat mengisi dengan membacanya.
2. Pelajari Alkitab
Jangan membaca Alkitab hanya bagian luarnya saja. Tetapi galilah juga apa yang
terdapat di dalamnya, renungkanlah baik-baik apa
yang kita baca dan tanamkan dalam pikiran -
lihatlah dari setiap sudut pandang. Cobalah
menganalisa apa yang kita pelajari dan susunlah kembali.
Belajarlah "memamah biak" yang
artinya "mengunyah makanan". Ketika seekor sapi
makan rumput, ia mengunyah - menelan dan membawanya kembali dari perut ke mulut untuk
dikunyah kembali.
Jadi bila kita mengenang firman Tuhan itu dalam pikiran, bawalah pemikiran itu - pikirkan,
renungkan, pertimbangkan lebih lanjut dan lebih dalam.
Jika pikiran kita makin dipenuhi dengan firman dan renungan alkitabiah, maka kita
semakin dapat menggunakan tatkala kita berdiri
melayani firman Tuhan di mimbar. "Roh Kudus
mengingatkan engkau segala sesuatu" (Yoh 14:26).
3. Selalu Bawa Catatan
Setiap kali kita membaca Alkitab, biasakan menyediakan ballpoint dan kertas catatan.
Jadikan hal itu suatu kebiasaan baik dengan membuat catatan singkat untuk setiap inspirasi
yang kita dapatkan. Hindarilah menulis di atas lembaran-lembaran kertas lepas, sebab akan
mudah hilang.
Bila kita memakai notes, itu akan menjadi seperti buku harian rohani. Setelah
beberapa bulan, kita dapat melihat kembali
catatan-catatan itu sehingga mendapat inspirasi yang
segar. Makin kita merenungkannya, semakin banyak wahyu yang akan kita dapatkan. Hal ini
akan memberikan satu rangkaian pemikiran yang baru tentang banyak pokok bahasan lagi,
sehingga kita dapat mempersiapkan beberapa khotbah pada waktu tertentu.
4. Peliharalah Sikap Doa
Ini bukan berarati kita harus berlutut setiap saat. Yang saya maksudkan adalah sikap
hati, bukan sikap badan.
Secara ideal, doa adalah percakapan rohani dengan Tuhan. Ini adalah percakapan dua
arah. Anda berbicara pada Tuhan, dan Dia juga akan berbicara dengan anda. Bila kita belajar
mengenali suaraNya, kita akan menemukan inspirasi yang mengalir secara terus menerus.
Tuhan rindu menyatakan kebenaranNya. Dia menunggu hati yang rindu dan lapar.
Dia memperhatikan mereka yang mampu mengenali dan membedakan suaraNya, bahkan Dia
ingin membagikan rahasiaNya dengan kita.
5. Carilah Cahaya Roh Kudus
Berilah penghargaan dan prioritas utama pada terang Roh Kudus dalam penyampaian
firman Tuhan. Roh Kudus adalah pribadi yang sensitif (peka) yang dapat berduka dan dapat
merasa diabaikan.
Berusahalah agar roh kita berada dalam ketenangan, kerendahan hati dan kepekaan.
Karena dengan hati yang demikian itulah yang Roh Kudus suka berdiam/bergabung. Bila
hubungan kita dengan Roh Kudus meningkat, Dia akan memperkenalkan kebenaran-kebenaran
baru yang indah yang akan memperkaya hidup dan pelayanan kita.
6. Catatan Kita Seharusnya :
a. Mengandung Wibawa Secara Alkitabiah. Catatan harus sesuai dengan pelajaran
Alkitab. Mungkin bisa juga mengambil sebuah ayat di luar dari konteksnya, dan mengambil
pelajaran dari ayat itu. Namun untuk hal ini ada perkataan "sebuah teks tanpa sebuah
konteks hanyalah sebuah imbuhan belaka".
Pelajarilah selalu teks yang sesuai dengan penerangan intinya. Jangan sekali-kali
membuat catatan dan membicarakan tanpa peneguhan
dari ayat-ayat Firman Tuhan. Berusahalah selalu menerangkan teks dalam terang pengajaran
Alkitab mengenai pokok yang sedang dibahas.
b. Lengkap. Catatan kita hendaknya
selalu membentuk sebuah pernyataan kebenaran secara lengkap. Beberapa pengkhotbah hanya
mengambil sebuah kata dari satu ayat lalu menggunakannya tanpa memperhatikan konteksnya.
Ini tidak benar! Hal ini disebut "memalsukan
firman Allah (2 Kor 4:2). Hal ini mutlak harus dihindari! Ini menyebabkan ketidakjujuran
dan catatan kita menjadi tidak alkitabiah lagi.
Akibatnya, kita akan disesatkan dan menyesatkan pendengar juga.
c. Singkat dan Masuk Akal. Sebuah catatan khotbah hendaknya didasarkan pada
sesuatu yang masuk akal, sebagai pernyataan
singkat dari Alkitab.
d. Dapat Dimengerti. Walaupun singkat, catatan kita hendaknya juga mencakup
banyak segi dan sebagai ringkasan yang memadai
dengan apa yang hendak kita sampaikan.
Ketika kita membaca teks itu bagi sidang jemaat, seharusnya apa yang kita sajikan
bagi mereka merupakan kebenaran yang masuk akal. Kita hendaknya tetap berada di antara
batasan-batasan yang telah kita tulis dalam catatan.
C. PENDEKATAN PADA CATATAN
1. Cerna Sepenuhnya Kata-katanya
Bacalah teks itu berulang-ulang. Simpan dalam hati, renungkan, hafalkan. Ucapkan
untuk diri sendiri, agar kata-kata itu tidak asing
lagi bagi kita.
2. Tentukan Bahasannya
Apakah yang hendak dibahas itu secara harafiah, atau kata-kata itu cenderung berarti
kiasan?
3. Analisa Pesannya
Ini akan sangat membantu dalam pemotongan ayat. Pisahkan menjadi tiga atau empat
bagian penting, dan ketahuilah secara tepat
berapa bagian ayat dan apa yang harus diajarkan
pada ayat-ayat tersebut.
4. Selidikilah Kata-katanya
Tentukan bahasan apa yang hendak disampaikan. Kemudian selidiki berita dan arti
apa yang sebenarnya terkandung dari tiap
kata-kata yang digunakan dalam Alkitab.
Bila kita memiliki kamus Yunani atau Ibrani, bisa kita lihat arti katanya. Mungkin ada
alasan tertentu yang hendak disampaikan oleh
penulis dengan penggunaan kata-kata yang memiliki
arti khusus didalamnya, sehingga kita bisa mengerti pelajaran - penerapan khusus apa
yang sebenarnya hendak penulis sampaikan.
5. Ketahui Perkembangannya
Perlu diketahui apa yang hendak penulis kembangkan dan pesan akhir apa yang
hendak disampaikan. Hendaknya kita juga mengikuti petunjuknya dan kembangkan dengan
gaya yang sama.
6. Pertimbangkan Konteksnya
a. Konteks Alkitabiah. Ayat apa yang mendahului dan mengikutinya. Kita perlu
merenungkan ayat itu secara menyeluruh dengan ayat-ayat lain dalam pasal dimana ayat itu
berasal. Kita dapat mempertimbangkan ayat tersebut lewat terang dari ke empat Injil dan
suratan-suratan yang terdapat dalam Alkitab,
sehingga seluruh kebenaran itu saling meneguhkan.
Betapa perlunya kita mempelajari maksud dasar dari isi kitab itu.
b. Konteks Budaya. Apakah penulis dipengaruhi budaya saat itu? Pada saat tulisan
itu ditulis, pandangan akan orang-orang pada saat itu sudah berlainan dengan kita saat ini. Jika
demikian, persamaan penting apa yang kita dapat.
c. Konteks Sejarah. Kapan pernyataan
itu ditulis? Apakah keadaan saat itu mempengaruhi tulisan tersebut? Apakah
peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu memiliki sangkut
paut yang khusus dengan tulisan itu.
d. Konteks Geografi. Di manakah penulis ketika menulis kata-kata itu? Di manakah
orang-orang yang dituju oleh penulis? Apakah letak geografis mempunyai sangkut paut
dengan apa yang dikatakan?
e. Konteks Mutlak Alkitabiah. "Segala
tulisan diilhamkan oleh Allah" (2 Tim 3:16).
Setiap bagian harus diuraikan - diterjemahkan secara tepat sesuai dengan keseluruhannya.
Jangan menghilangkan tulisan dari konteksnya, tiap ayat hendaknya diterangkan
seperti apa yang diajarkan lewat pewahyuan kitab
suci secara keseluruhan. Tulisan yang satu harus
didukung dengan tulisan yang lain, dan penjelasan kita mengenai satu teks harus selalu
sesuai dengan apa yang diajarkan Alkitab secara
keseluruhan.
D. PENYUSUNAN MATERI
Penyusunan materi yang teratur sangat besar manfaatnya bagi pengkhotbah dan juga
bagi pendengarnya. Bagi pengkhotbah, hal itu akan merupakan pegangan yang jelas atas pokok
bahasan serta membuat pikirannya tidak bercampur dan bingung.
Hal ini juga membantu pengkhotbah menyampaikan pokok bahasannya dengan
baik. Sedangkan untuk pendengar, susunan materi yang baik dan jelas akan membantu mereka
menangkap dan mengerti khotbah yang didengar.
1. Kegunaan Sebuah Ringkasan
Membuat ringkasan adalah cara sederhana dan baik dalam menyiapkan sebuah khotbah.
a. Ringkasan membuat kita berhati-hati dalam menganalisa pokok
bahasan dan kumpulan materi yang telah kita siapkan.
Dalam membuat ringkasan hendaknya dipilih materi yang terbaik.
b. Dapat menunjukkan
kekurangan-kelemahan kita dalam mendalami dan
mengembangkan pokok bahasan khotbah.
c. Ringkasan membuat kita mampu menampilkan
materi yang terbaik dan relevan bahkan pokok yang paling penting saja.
d. Memudahkan kita dalam mengingat apa yang hendak kita
katakan. Kita dapat membawakan khotbah dengan cara
progresif dan berurutan tanpa tergantung/terpancang
pada ringkasan catatan.
e. Membuat pendengar lebih mudah
mengikuti perkembangan khotbah yang kita sampaikan. Karena itu hendaknya kita
menyampaikan secara urut dan logis.
2. Membuat Catatan
a. Buatlah Sesingkat Mungkin. Biasakan diri menggunakan catatan "tipe kerangka"
yang dapat dilihat sekilas saja.
b. Susunlah Secara Berurutan. Dapat mengikuti catatan itu setiap kali diperlukan
dan sangat banyak menolong.
c. Buatlah Catatan yang mencakup Keseluruhan.
Berusahalah untuk mencakup semua aspek yang ada mengenai pokok bahasan
yang akan kita bawakan.
d. Konsentrasikan Gagasan-gagasan Anda. Tuangkan pikiran kita dalam
kalimat-kalimat singkat, belajar mengintisarikan
gagasan-gagasan itu dalam pikiran dan nyatakan dalam kalimat-kalimat. Berlatihlah juga
meringkas dan mengekspresikan sebuah konsep dalam satu kalimat.
e. Buatlah Catatan Secara Singkat dan
Padat. Ingatlah akan kegunaan catatan-catatan itu untuk merangsang ingatan kita. Buatlah
sepraktis mungkin walaupun hanya satu kata, tetapi dapat mengingatkan akan bahan yang
hendak kita bawakan dan bagikan pada pendengar.
f. Buatlah Agar Catatan itu Mudah
Dibaca. Jika kita memiliki mesin tik, akan
lebih mudah bagi kita untuk membaca catatan yang diketik. Jika kita tidak memilikinya,
hendaknya dibuat catatan sejelas dan sebersih
mungkin. Janganlah membuat catatan yang penuh
coretan sehingga harus mengolah ingatan apa yang
sudah kita catat sebelumnya di atas mimbar.
E. STRUKTUR KHOTBAH TEKSTUAL
Garis besar khotbah biasanya akan memuat 3 elemen besar :
- Pendahuluan
- Pernyataan Utama Tentang Kebenaran
- Kesimpulan Dan Penerapan
Marilah kita mempelajarinya dengan lebih terperinci
1. Pendahuluan
Pendahuluan itu dapat menjadi bagian utama dari seluruh pesan yang hendak kita
bawakan, jika pada bagian awal ini kita tidak
dapat menarik perhatian pendengar, kemungkinan untuk pesan-pesan selanjutnya mereka
tidak akan begitu memperhatikan.
Pendahuluan biasanya berbentuk ringkasan dari pokok bahasan yang akan kita
bawakan. Beritahukan pada pendengar secara singkat
tentang bagian-bagian mana yang akan kita sampaikan secara mendalam.
Kita juga dapat menjelaskan bagaimana kita akan mengembangkan pokok khotbah itu.
Hal ini dapat merangsang keinginan mereka untuk mendengar pesan-pesan selanjutnya.
a. Apa yang Seharusnya Disampaikan dalam Pendahuluan adalah :
1) Menarik Perhatian. Pendahuluan itu seharusnya dapat menarik perhatian dan
imajinasi pendengar.
2) Membangun Hubungan yang Harmonis. Harus ada hubungan yang harmonis
antara anda dan pendengar.
3) Mengusahakan Agar Anda Diterima. Pendahuluan harus membuat anda
diterima oleh pendengar, anda harus mendapat
perhatian, kepercayaan, penghargaan dari pendengar.
4) Memberi Informasi. Pendahuluan harus memberi informasi tentang pokok
apa yang hendak dibawakan dan bagaimana cara mengupasnya.
5) Meyakinkan. Pendahuluan harus meyakinkan dan memikat perhatian
pendengar, bagaimana pentingnya topik yang hendak
dibawakan.
Jangan sekali-kali membuka pendahuluan dengan perkataan minta maaf. Jangan
pernah mengatakan "sayang sekali saya tidak
mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan khotbah saya, dan saya kuatir bahwa khotbah
saya bukanlah khotbah yang baik!".
Jika demikian keadaannya, pendengar dengan cepat akan merasa malang dan
menyayangkan kehadirannya. Oleh karena itu mereka tidak perlu diberitahu dan permintaan maaf
semacam itu hanya akan mengurangi rasa percaya diri mengenai kemampuan anda sendiri, dan
hal itu jelas akan mengurangi kepercayaan pendengar terhadap anda.
b. Ciri-ciri Pendahuluan yang Baik :
1) Tidak muluk-muluk menjanjikan lebih daripada apa yang dapat kita
bawakan! Kadang-kadang seorang pengkhotbah dapat mendramatisir khotbahnya. Dia
menarik perhatian pendengar ke arah yang akan
ditujunya, dengan menjanjikan cerita-cerita yang ajaib dan menarik.
Tetapi jika khotbahnya tidak dapat mencapai tingkat yang sudah dijanjikan, maka
khotbah itu akan menjadi anti klimaks, tidak bisa memuncak. Pendengar akan merasa
kecewa dan pengkhotbah akan kehilangan kepercayaan dari pendengar.
2) Jangan Terlalu Sensasionil. Jangan membuat suatu langkah yang tidak dapat
anda pertahankan. Lebih baik pendahuluan itu sederhana, dan pendengar akan dengan senang
hati dikejutkan dengan isi khotbah yang jauh lebih menarik daripada yang mereka harapkan
sebelumnya.
3) Tidak Terlalu Panjang. Ingatlah bahwa bagian ini hanyalah pendahuluan,
bukanlah inti dari khotbah.
4) Harus Membuat Hubungan yang Jelas dengan Tema.
Pendahuluan ini harus mengarah pada tema anda, jadi pendahuluan
ini mutlak harus berhubungan dengan pokok bahasan. Pendahuluan ini dapat berbentuk
ringkasan dari materi yang akan disampaikan. Pendahuluan ini mungkin juga dapat berupa
suatu cerita yang mengilustrasikan kebenaran yang akan anda sampaikan.
5) Harus Dipersiapkan dengan Sungguh-sungguh.
Karena pendahuluan ini sangat berpengaruh dalam mendapatkan
perhatian pendengar, maka tentu saja pendahuluan ini
harus dipikirkan dan disiapkan dengan hati-hati.
Cobalah menempatkan diri anda sebagai pendengar. Bertanyalah pada diri sendiri :
Hal apa yang dapat menarik perhatianku? Dari semua yang ingin kusampaikan, bagian
tertentu yang mana dapat benar-benar menarik
perhatianku? Dengan menggunakan imajinasi seperti ini, anda dapat menentukan gaya
penyampaian pendahuluan mana yang paling cocok.
6) Harus Menyediakan Peralihan yang Alami Ke Dalam Tema.
Bila penyampaian itu benar, maka sebuah pendahuluan
seharusnya dapat menunjukkan pada pendengar dimana pendahuluan itu diakhiri dan
dimana khotbah yang sesungguhnya dimulai.
Cara ini dapat diterapkan pada semua bagian pesan anda. Suatu khotbah sebaiknya
dibagi dalam beberapa bagian atau poin yang
penting dan seluruh poin tersebut harus mempunyai
hubungan dengan tema pokok atau teks secara keseluruhan.
2. Bagian Utama Khotbah Anda
Saya usul agar anda membagi bagian utama dari pokok bahasan yang hendak dibawakan,
ke dalam 3 bagian besar.
Bagian-bagian ini tidak perlu sama besar, tetapi harus ada perkembangan yang logis,
masuk akal dan lancar untuk menuju pada satu
bagian ke bagian lain.
Pembagian ini tidaklah perlu terlalu jelas dalam penyampaian nantinya.
Kadang-kadang akan sangat menolong bila kita berkata :
"Sekarang, poin yang ketiga adalah ..."
Bagian-bagian tersebut dapat berbentuk seperti ini :
A. NYATAKAN KEBENARAN
- Deklarasikan.
- Terangkan.
- Jelaskan.
B. PERKUAT KEBENARAN ITU
- Kembangkan
- Tuliskan hal-hal yang mendukung kebenaran itu.
- Buktikan.
C. KLIMAKS
- Berikan kesimpulan anda.
- Apa yang dapat kita pelajari dari sini?
- Bagaimana kita menerapkan dengan praktis?
3. Kesimpulan
Rangsanglah pikiran, kemauan pendengar. Ringkaslah perkataan anda dan nyatakan
sekali lagi dengan singkat. Cobalah untuk
mempengaruhi pendengar dengan merangsang emosi mereka, dan memotivasi mereka.
F. BAGAIMANA MENYIAPKAN KHOTBAH ANDA
1. Siapkan Rencana Garis Besarnya Lebih Dahulu.
Rencana garis besar merupakan bagian paling efektif untuk mengolah materi anda
dengan tepat. Sekali anda dapat menguasai cara membuat rencana garis besar dengan baik, akan
jauh lebih mudah dan praktis untuk nantinya mengatur pembicaraan.
2. Pilihlah Gagasan-gagasan Utama.
Akan menjadi lebih mudah untuk menemukan 3 pikiran utama seperti ini.
- Tiga pernyataan paling penting mana yang ada di dalam catatan tadi?
Urutkanlah ketiganya secara logis.
- Pernyataan mana yang harus disampaikan lebih dahulu.
- Pernyataan dasar yang manakah yang harus diletakkan? Buatlah pernyataan
itu menjadi judul utama nomer satu, TULISKANLAH PERNYATAAN
TERSEBUT DENGAN HURUF BESAR DAN GARIS BAWAHI!
Sekarang bertanyalah pada diri sendiri : "Pernyataan mana yang dapat mengikuti
pernyataan pertama tadi?" Buatlah pernyataan
itu menjadi judul utama yang nomer dua. Sekarang sebagai kesimpulan dari materi
anda, hanya ada satu pernyataan saja.
Pernyataan terakhir ini akan menjadi judul utama yang nomer tiga.
Buatlah pada sehelai kertas seperti ini :
A. JUDUL UTAMA NOMER SATU
B. JUDUL UTAMA NOMER DUA
C. JUDUL UTAMA NOMER TIGA
Sekarang anda dapat mulai mengolah materi dengan menggunakan rencana garis besar
tersebut. Masukkan gagasan-gagasan anda ke dalam ketiga tema besar yang sudah
ditentukan tadi.
Setiap tema utama diberi tanda A,B,C, dan setiap pemikiran yang timbul kemudian
akan menjadi subtema dan kita beri tanda 1,2,3, dst.
Sekarang semua gagasan dan materi khotbah telah teratur rapih. Dengan begitu akan
lebih mudah mempelajari pokok bahasan itu lebih jauh.
3. Contoh-contoh Khotbah
a. Contoh 1. Ijinkan saya mengilustrasikan metode ini dari salah satu ayat-ayat yang
paling dikenal dalam Alkitab, Yohanes 3:16
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal".
PENDAHULUAN
Dunia mengenal banyak tokoh yang disebut sebagai kekasih-kekasih yang hebat. Tetapi
saya ingin menyebutkan seseorang yang tidak diragukan lagi adalah kekasih yang paling
hebat, Dialah ALLAH sendiri!
Dialah satu-satunya yang dapat mengasihi begitu banyak manusia, dengan kasih
berkualitas tinggi, yang mendorong Dia melakukan
pengorbanan terbesar yang hanya mungkin dilakukan olehNya.
A. KASIH ALLAH YANG BEGITU BESAR BAGI SELURUH DUNIA
- Dia menciptakan dunia dan seluruh umat manusia.
- Dia mengasihi tiap pribadi di dunia ini dengan kasih yang sama
besarnya.
- Dia menginginkan setiap orang mendapat hidup kekal.
B. KASIHLAH YANG MENYEBABKAN ALLAH MEMBERIKAN
ANAK TUNGGAL YANG DIKASIHINYA
- Betapa berharganya Anak itu bagi Allah Bapa. Tidak ada seorang
ayah pun di dunia ini dapat mengasihi anaknya seperti itu.
- Betapa besar pengorbanan Tuhan!
- Allah memberikan Yesus dengan cuma-cuma bagi siapapun
(setiap orang di dunia).
- Dia memberikan anakNya mati membayar hukuman bagi dosa
dan kesalahan kita.
C. BARANGSIAPA MENERIMA KRISTUS TIDAK AKAN BINASA
- Penawaran yang indah ini berlaku bagi setiap orang.
- Allah mengasihi manusia yang paling jahat dan buruk sekalipun.
- Keselamatan diberikan cuma-cuma melalui iman di dalam Yesus.
KESIMPULAN
Allah menawarkan suatu pemberian terbesar yang dapat anda terima ... kehidupan
kekal dalam Kristus! Betapa bodohnya anda bila
menolak atau mengabaikan pemberian seindah itu, terimalah Kristus sekarang juga, jangan
tunda lagi!
b. Contoh 2. Sekarang kita akan
mengupas cerita singkat dari Injil. Di dalam Lukas
8:41-48, kita menemukan sebuah cerita mengenai seorang wanita yang setelah 12 tahun
mengalami penyakit kronis, lalu datang pada Kristus
dan disembuhkan seketika itu.
Wanita itu pergi dengan damai yang begitu dalam di hati dan pikirannya.
Teks kita nantinya bisa merupakan sebuah kalimat dari ayat 48 : "PERGILAH
DENGAN SELAMAT (DAMAI)". Ini juga bisa
menjadi judul khotbah anda!
PENDAHULUAN
Tentulah setiap orang ingin memiliki damai di hati dan rasa tentram. Banyak faktor di
dalam hidup ini yang telah merampas damai dari
hati kita, salah satunya adalah penyakit.
Sangat sulit untuk mempertahankan damai itu ketika seseorang diserang penyakit yang
berat. Pikirannya akan dipenuhi ketidakpastian dan keputusasaan.
Ini adalah contoh mengenai tipe orang yang dimaksud. Ada seorang yang sudah sakit
selama 12 tahun. Meskipun ia sudah berobat pada banyak tabib, tidak ada seorangpun yang
dapat menolongnya. Pada kenyataan, keadaannya malah memburuk.
Pada suatu hari yang indah, dia bertemu dengan Yesus Kristus melalui pertemuan
yang ajaib. Dia segera disembuhkan dari
penyakitnya yang menahun. Dia juga diberkati dengan
rasa damai di hati yang begitu mendalam.
Yesus yang sama itu akan memberkati hidup kita hari ini. Marilah kita lihat cerita
ini dan kita lihat bagaimana wanita itu menerima kesembuhannya - juga kita lihat bagaimana
anda juga disembuhkan!
A. WANITA INI TIDAK MEMILIKI DAMAI
- Dia sudah sakit terus-menerus selama 12 tahun.
- Dia sudah menghabiskan seluruh uangnya. Sekarang dia tidak memiliki
sesenpun!
- Dia dikecewakan dan frustasi.
- Dia tergoda untuk menjadi putus asa, karena tak seorangpun yang dapat
menolong dia. Betapa miripnya dia dengan kehidupan orang-orang saat ini yang
sebatang kara, frustasi dan tanpa damai.
B. BAGAIMANA IA DATANG PADA KRISTUS
- Wanita itu mendengar apa yang sudah diperbuat Yesus bagi orang lain.
- Dia memutuskan bahwa dia juga akan mencari kesembuhan itu.
- Wanita tersebut mendorong dirinya untuk memiliki iman, dia berkata
pada dirinya sendiri : "Asal ku jamah saja jubahNya, aku akan
sembuh" (Mrk 5:28)
- Wanita itu menembus berbagai rintangan
- Wanita itu datang pada Kristus.
- Dia menjamah Yesus dengan iman.
- Kehidupan Yesus mengalir di dalam kehidupan wanita dalam
seketika wanita itu dipulihkan!
C. KESELAMATAN WANITA ITU
- Murid-murid tidak dapat menolong wanita itu, mereka bahkan tidak
mengerti kebutuhannya. Ada waktu-waktu dimana manusia tidak
dapat menolong kita. Hanya Tuhanlah yang dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan kita yang terdalam.
- Kristus membutuhkan pangakuan wanita itu :
"Siapa yang menjamah Ku?" Yesus sudah mengetahui
siapa yang menjamah Dia, tetapi Yesus ingin wanita itu mengakuinya di
depan umum.
- Roma 10:10
mengatakan: "Karena dengan hati
orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan."
- Kristus menyebutnya
"anakKu" Yesus menerimanya sebagai
anggota keluarga Allah.
- Yesus berkata padanya,
"Pergilah dengan damai sejahtera". Mulai
saat itu, wanita itu mengenal damai yang sesungguhnya. Ketidakpastian
dan kekuatiran hilang lenyap, kasih Allah memenuhi hati dan pikirannya.
- Imannyalah yang memulihkan wanita itu (Luk 8:48).
Tuhan ingin setiap orang menjadi utuh sepenuhnya : sehat rohani, jiwa dan
tubuhnya.
KESIMPULAN
Wanita itu pergi sebagai orang yang sudah dirubah. Anda juga dapat dirubah jika
datang pada Kristus dengan iman!
4. Rangkuman
Berlatihlah memilah dan menganalisa kejadian-kejadian dari Alkitab. Cobalah untuk
menemukan 3 gagasan atau bagian-bagian utama dari suatu cerita.
Sekali anda menentukan tiga gagasan utama, mulailah menganalisa satu persatu
secara terpisah, dan perincilah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
Kemungkinan terdapat empat atau lima kebenaran yang lebih kecil diantara setiap
pernyataan utamanya. Analisa bagian-bagian yang
beraneka ragam tersebut, dan aturlah dalam suatu rangkaian yang berurutan. Kemudian
susunlah secara bertahap.
Ini merupakan latihan yang baik bagi anda. Mungkin pada mulanya tidak mudah, tetapi
bertekunlah. Pastilah untuk menguasainya. Selang beberapa saat, akan menjadi mudah bagi anda.
Saya sering menyamakan susunan khotbah dengan bangunan sebuah rumah :
- Pendahuluannya seperti jalan kecil yang menuju ke rumah. Ini akan membawa
anda dari gerbang depan ke pintu tempat anda masuk.
- Setiap judul utama seperti sebuah
ruangan di rumah.
- Judul-judul kecil merupakan perabot di setiap ruangan.
- Ilustrasi adalah jendela yang berada di tiap ruangan untuk menyampaikan
sinar ke perabot di ruangan itu. (Ilustrasi adalah contoh sederhana yang membantu
kita mengerti kebenaran yang lebih dalam).
Simpanlah analogi ini dalam pikiran anda saat anda menyiapkan khotbah-khotbah anda.
Bab 3
Khotbah Penjelasan
Di sini, kita berbicara mengenai seni menguraikan satu bacaan dari Kitab Suci.
Menguraikan berarti memberi pengertian dan
menerangkan; mengajukan sesuatu masalah secara mendetail.
Contohnya, anda dapat memutuskan membahas Injil Yohanes, pasal demi pasal.
Mulai dengan pasal pertama, anda akan berusaha menterjemahkan dan menerangkan maknanya
dan artinya, ayat demi ayat.
Anda dapat menyelesaikan satu pasal setiap minggu - dengan demikian, setelah
beberapa minggu, akhirnya selesai satu buku.
A. KEGUNAAN-KEGUNAAN KHOTBAH PENJELASAN
Ini merupakan metode pengajaran Alkitab yang sangat baik. Metode ini memiliki
keuntungan-keuntungan yang jelas, dan merupakan gaya yang baik untuk dikelola. Berikut ini
keuntungan yang nyata dari metode ini :
1. Merupakan Metode Alkitabiah
Yesus sendiri sering menggunakan metode ini. Dia mengambil sebagian dari Perjanjian
Lama dan menerjemahkan maknanya bagi para pendengarNya.
Petrus juga menggunakan metode ini saat hari Pentakosta. Dia mengambil beberapa
bagian Kitab Suci Perjanjian Lama tentang Raja Daud dan menerangkan arti yang
sebenarnya kepada banyak orang. Dengan seksama Dia menunjukkan pengertian-pengertian
nubuatan itu yang kemudian memusat pada Kristus,
dan membuktikan Kristus adalah Mesias.
Lagi, kita temukan Stefanus menggunakan metode khotbah penjelasan yang sama ini
di Kisah Para Rasul 7.
Alkitab secara harfiah dipenuhi contoh-contoh yang baik mengenai khotbah penjelasan.
2. Menghasilkan Pengkhotbah-pengkhotbah Alkitab dan Jemaat yang
Berpusat pada Alkitab
Dengan selalu menonjolkan ayat-ayat Kitab Suci, akan menjamin banyaknya isi Alkitab
memenuhi pelayanan anda. Saat anda mulai dengan satu pasal, ayat demi ayat, jemaat
anda dipenuhi dengan firman Tuhan.
3. Mengundang Kuasa Roh Kudus
Roh Allah selalu mendukung firman Allah (1 Yoh 5:7). Maka dari itu, makin kita
mengkhotbahkan isi Alkitab, urapan Roh Kudus makin mengurapi khotbah anda. Kesenangan
Roh Kudus adalah meneguhkan firman Tuhan. Dia sering melakukan hal itu lewat tanda-tanda
dan mujizat (Mrk 16:20).
4. Memberi Minat yang Lebih Mendalam pada Alkitab
Makin anda membagikan isi Alkitab pada orang lain, semakin mereka akan
merindukannya. Segera mereka akan mempelajarinya
sendiri secara lebih dalam. Hidup mereka akan diubahkan. Mereka akan dikuatkan dan
diteguhkan oleh Firman. Anda akan memiliki gereja
yang berpusat pada Alkitab.
B. PROSEDUR YANG DISARANKAN
1. Hati-hati Memilih Satu Bacaan yang Tepat dari Kitab Suci
Pastikan bacaannya yang dipakai, adalah yang dapat melayani hidup dan merupakan
kekuatan bagi pendengar anda. Jangan memilih sebuah subyek hanya karena menarik
atau membangkitkan minat saudara. Jangan sekali-sekali memilih sebuah subyek yang
menyebabkan perselisihan, perpecahan dan pertengkaran.
Anda diharapkan menjadi saluran bagi Allah, saat Dia memberikan firmanNya
pada umatNya melalui anda. Maka dari itu anda bertanggung jawab untuk mengerti pikiran
Allah bagi umat yang diberikan Tuhan sebagai tanggung jawab anda. Pelayanan ini merupakan
salah satu kesempatan terbesar yang diberikan pada manusia yang fana. Ini juga merupakan
satu dari tanggung jawab yang sangat mengagumkan.
2. Cari Sebuah Tema yang Sesuai dengan Situasi pada Saat Itu
Tuhan selalu memiliki "kebenaran masa kini" yang Dia ingin sampaikan pada
umatNya (2 Ptr 1:12). Ada kemajuan dan
perkembangan yang konstan dari tujuan Allah di antara
umatNya. Dia memiliki tujuan tertentu untuk
setiap orang yang percaya.
Setiap jemaat harus bergerak maju di dalam tujuan khusus yang telah ditentukan Allah
bagi mereka. Untuk menyempurnakannya, adalah penting bila Firman kebenaran diberikan
kepada mereka secara konsisten.
Kadang merupakan sebuah latihan yang berguna untuk bertanya pada diri anda
sendiri: "bila ini adalah kesempatan terakhir bagiku
berbicara pada orang-orang ini, apa yang paling penting yang mereka harus dengar?"
Berkhotbah dengan pikiran semacam ini dapat membantu anda. Ini menjamin topik
anda relevan dan penting bagi perkembangan dan pendewasaan orang-orang dalam
tujuan-tujuan yang Tuhan miliki bagi mereka.
3. Pelajaran Bacaan Secara Seksama dari Setiap Sudutnya
Bacalah sampai beberapa kali sampai anda mulai menjadi sangat terbiasa dengannya.
Kemudian pelajarilah secara seksama, ayat demi ayat. Bilamana terdapat rangkaian yang
nyata dengan bacaan lain dari Kitab Suci, baca
juga bagian itu.
Bila anda memiliki buku-buku referensi, baca seluruh artinya. Tetapi di atas semuanya,
tetaplah memberi kesempatan dalam pikiran anda pada Roh Kudus dan peka terhadapNya,
untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit segala wahyu yang ingin Dia bagikan pada kita.
4. Usahakan Mengerti Tema Anda Secara Teliti
Berusahalah selalu untuk menemukan tema yang digaris bawahi dalam bacaan tersebut.
Apa yang Roh Kudus ingin sampaikan ketika Dia mengilhami bacaan itu? Apa yang paling
utama dari ajaran ini? Apa yang Tuhan ingin
katakan pada umatNya melalui ini?
5. Memiliki Satu Tujuan yang Tepat
dalam Pikiran
Tujuan anda harus selaras dengan tujuan Allah. Setelah menemukan apa yang
menurut anda ingin Dia nyatakan lewat Kitab Suci
ini, tugas anda adalah sedapat mungkin setia
kepada tujuan Allah itu. Jadi anda hendaknya
menenggelamkan diri anda pada pesan itu.
Tidaklah cukup untuk mengerti di dalam hati apa yang Tuhan katakan. Anda perlu
untuk merasakan apa yang Dia rasakan. Dia ingin memberitahukan isi hatiNya demikian juga
pikiranNya. Jadi firmanNya harus mengalir dalam hati anda dan juga dalam pikiran anda.
Anda harus menjadi alat Allah untuk menyampaikan pesanNya secara meyakinkan
kepada umatNya, anda adalah mulutNya!
Anda tidak dipanggil untuk membagikan pikiran ANDA pada orang-orang. Anda
dipanggil untuk membagi pikiranNYA dengan mereka. Kesadaran ini harus menjadi faktor
motivasi anda. Ini harus menjadi alasan yang
mendorong bagi khotbah anda.
6. Bicaralah dari Pengalaman Anda Sendiri
Agar anda memberitakan kebenaran secara efektif, pertama haruslah ada sesuatu yang
telah Tuhan kerjakan dalam hidup anda.
Banyak pengkhotbah menyajikan teori. Mereka mengkhotbahkan perkataan yang sering
dipakai kadang kala secara praktis tidak relevan. Tak seorangpun dapat berkhotbah dengan
meyakinkan mengenai "pengalaman lahir baru"
jika dia belum mengalaminya sendiri.
Anda harus mengalami secara nyata di dalam hidup anda sendiri sebelum
membagikannya kepada orang lain secara efektif.
Pengkhotbah disebut sebagai surat hidup. Dia tidak
hanya diminta untuk berkhotbah tentang kebenaran; Dia juga diminta untuk berlatih dan
mendemonstrasikannya. Dia adalah contoh yang
hidup dari semua yang dikhotbahkannya.
7. Buatlah Menjadi Penuh Arti
Penafsiran berarti "menyatakan arti yang
sebenarnya". Anda bertanggung jawab
menjamin, dengan segala kemampuan terbaik anda,
bahwa makna yang benar dan arti dari Kitab Suci
menjadi jelas bagi pendengar anda.
Selalu usahakan membuat subyek anda sederhana. Ini adalah jelas seperti yang Yesus
lakukan. Dan ini adalah alasan yang penting mengapa pelayananNya sangat berkuasa dan
efektif. Dia mengambil pokok-pokok persoalan yang rumit dan membuatnya sangat sederhana.
Banyak pengkhotbah modern melakukan hal yang sangat berlawanan. Mereka
mengambil subyek yang paling sederhana dan
membuatnya sangat mendalam dan rumit yang menyebabkan mereka hanya mengerti sedikit dari
apa yang mereka dengar. Ingat ini, makin sederhana, makin baik!
8. Buatlah yang Praktis
Selalu usahakan untuk menunjukkan secara jelas penerapan praktis dari khotbah anda
pada orang-orang. Satu bahaya yang gawat diantara orang Kristen adalah seringnya : "terlalu
banyak pengetahuan, tapi terlalu sedikit penerapannya".
Banyak orang kristen telah mendengarkan khotbah bertahun-tahun. Namun hanya
sedikit perubahan dalam hidup mereka atau
pernyataan praktis dari pengajaran tersebut.
Jangan puas dengan hanya berbicara kepada orang-orang. Buatlah ringkasan anda
dengan sangat jelas. Usahakan membuat saran-saran praktis mengenai bagaimana orang-orang
menanggapi Tuhan dengan penuh arti.
Ikuti khotbah anda dengan program-program praktis sehingga orang-orang dapat
menjadi pelaku-pelaku Firman dan bukan hanya pendengar!
C. KUMPULKAN MATERI YANG RELEVAN
Di samping mempelajari bacaaan dari Kitab Suci, bagaimana kita mengumpulkan
materi tambahan yang relevan? Berikut ini beberapa pertanyaan untuk menanyai diri anda sendiri :
1. Apakah Saya Pernah Mendengar atau Membaca Tentang Subyek Tersebut?
Berusahalah mengingat-ingat, mungkin anda pernah membaca sebuah buku yang baik
mengenai subyek ini. Buku yang bagaimana? apa yang dikatakan buku itu mengenai subyek
tersebut? Berpikirlah sekeras mungkin hingga anda dapat mengingat pikiran-pikiran mengenai
subyek tersebut.
Mungkin anda pernah mendengar seseorang berkhotbah tentang subyek tersebut. Apa
yang mereka katakan? Bagaimana mereka menyajikannya? Seringkali apa yang mereka
katakan menjadi benih gagasan dalam pikiran anda.
Dari sana akan muncul sebuah kereta penuh dengan pikiran baru.
2. Apa yang Pernah Roh Kudus Tunjukkan Kepada Saya Mengenai Subyek Ini?
Di sinilah keuntungan dari menyimpan catatan. Kadang berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun sebelumnya, Tuhan telah memberi anda beberapa ide menarik dan pengertian
yang mendalam mengenai tema tersebut. Bila anda tidak menulis ide tersebut, akan sulit untuk
mengingatnya kembali.
Tetapi bila anda punya sebuah buku catatan dimana ide rohani anda dicatat, anda dapat
melihatnya kembali untuk menyegarkan ingatan mengenai apa yang telah Roh Kudus
nyatakan sebelumnya.
Bila anda belum juga memiliki buku semacam itu, pergilah ke suatu tempat yang
sunyi agar pikiran anda dapat terpusat pada subyek tersebut tanpa ada gangguan. Perenungan
(meditasi) akan membantu anda mengingat kembali hal-hal yang telah diajarkan Roh Kudus
kepada anda.
3. Apa yang Pernah Saya Selidiki yang
Berkaitan dengan Tema Ini?
Seringkali, kita pernah menyelidiki hal-hal yang ada kaitannya dengan subyek yang
sedang kita pikirkan. Kita dapat mengingat
kejadian-kejadian dari pengalaman pribadi yang
menggambarkan beberapa aspek mengenai kebenaran yang sedang kita pikirkan.
Terkadang sesuatu yang kita pelajari lewat alam dapat juga menegaskan sebuah
prinsip yang sedang kita pelajari dalam Firman Tuhan.
Ilustrasi-ilustrasi dari alam sering membawa penjelasan terang yang ajaib mengenai
sebuah ayat. Pengkhotbah-pengkhotbah Afrika biasanya sangat ahli dalam hal ini. Saya sering
berdebar saat mendengarkan seorang pengkhotbah Afrika mengilustrasikan kebenaran Alkitab
dari hal-hal yang telah ia pelajari mengenai alam. Tuhan alam semesta adalah juga Tuhan
dari Alkitab!
4. Gagasan Apa yang Pernah Saya Miliki Mengenai Subyek Ini?
Banyak gagasan pernah muncul sebelumnya mengenai subyek yang sedang kita olah
sekarang telah terkubur di pikiran bawah sadar. Bahan-bahan pikiran itu harus dibawa ke
permukaan lagi. Hal ini dapat dilakukan lewat
saat meditasi yang khusuk.
Saat kita duduk dengan tenang, memusatkan pikiran pada Alkitab, pikiran-pikiran yang
terkubur akan muncul kepermukaan lagi. Saya sering mengatakan pada murid-murid saya :
"Paksakan pikiranmu, biarkan dia bekerja -
aktifkan kembali bahkan buatlah lebih maju". Anda
sama sekali tak perlu takut untuk melakukannya.
Duduk, berkonsentrasi, berusahalah untuk mengingat kembali pikiran yang pernah
anda miliki. Segarkan ingatan anda.
5. Siapa atau Apa yang Dapat Saya
Perbincangkan Mengenai Subyek Ini?
Mendiskusikan sebuah topik alkitabiah dengan sesama pengkhotbah selalu
membangkitkan semangat dan merupakan pengalaman
yang berharga. Bila anda memiliki kesempatan untuk melakukannya, gunakan kesempatan itu!
Sebab hal itu akan membangun dan memberikan pemahaman lebih mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan subyek itu.
Kegiatan semacam ini harus diadakan setiap kali para pengkhotbah berkumpul. Terlibat
dalam diskusi pengupasan subyek-subyek Alkitab akan menghasilkan persekutuan dan
kesatuan yang benar dan sangat indah. Saya sangat
sedih karena banyak rekan hamba Tuhan tidak memiliki buku-buku referensi. Bahkan seandainya
anda tidak memiliki buku referensi, hal itu bukan halangan. Karena anda dapat saling
membagi lewat sesama rekan pengkhotbah yang memiliki.
Bagikan pengetahuan dan pengalaman anda satu dengan yang lain. Sampaikan
pengetahuan Alkitab dalam diskusi dan percakapan yang
baik sesering mungkin. Jangan sia-siakan kesempatan emas tersebut saat anda berkumpul.
D. PERSIAPAN MATERI ANDA
Menemukan sebuah bacaan yang cocok, relevan, memerlukan hal-hal berikut ini :
1. Terbuka
Kesampingkan semua praduga yang mungkin telah ada sebelumnya mengenai subyek
tersebut. Biarkan pikiran anda terbuka dan tanpa prasangka menerima dan mempelajari
sesuatu yang baru.
Seseorang mengatakan bahwa bila kita benar-benar ingin bertumbuh secara rohani,
maka kita harus membaca semua bagian Alkitab yang sebelumnya TIDAK PERNAH kita utamakan.
Sering, kita berpegang pada konsep-konsep pribadi dengan kuat dan cenderung hanya
melihat hal-hal yang memperkuat apa yang telah
kita percayai. Seharusnya kita menyelidiki firman Tuhan dengan keterbukaan dan kejujuran.
Jangan meniadakan atau membuat firman Tuhan "tanpa efek" karena pada anda telah ada
tradisi keagamaan yang menutup pikiran anda
terhadap hal di luar, apa yang telah anda yakini
sekarang (lihat Mrk 7:13).
Sebenarnya anda tidak memiliki keseluruhan pengetahun yang Tuhan ingin bagikan
pada anda. Bersiap-siaplah mempelajari semua kebenaran yang Tuhan ingin bagikan kepada
anda, bahkan jika kebenaran itu sesuatu yang baru.
2. Selidikilah dengan Seksama
Analisa bacaan tersebut dan periksalah. Pilah-pilah dan pelajari dengan seksama.
Lakukan dengan pikiran yang terbuka pada Roh
Kudus. Harapkan ide segar dan wahyu dari Allah.
Harapkanlah untuk melihat kebenaran yang tidak pernah anda ketahui sebelumnya.
Firman Tuhan bagaikan terowongan tambang. Makin dalam anda masuk, makin
berharga biji besi yang anda termukan! Banyak orang
cukup puas hanya dengan menggali sekitar permukaannya saja. Kesimpulan mereka selalu
dangkal. Mereka hanya dapat membagikan apa yang telah diketahui oleh orang lain.
Rahasia dari pengajaran yang efektif adalah menyelidiki daerah kebenaran yang belum
dinyatakan kepada jemaat sebelumnya. Dengan cara ini, anda dapat membagikan
kebenaran yang segar dan menyegarkan bagi mereka.
3. Buatlah Suatu Gagasan Asli
Jangan biarkan pikiran anda terpancang pada kebiasaan yang anda ciptakan. Percayakan
kepada Roh Kudus untuk menerangi pikiran anda. Saya yakin Dia akan berbagi sesuatu dengan
anda yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Periksalah dalam Alkitab. Tidak mungkin ada "kebenaran" yang bertentangan dengan
keseluruhan kebenaran yang ditampilkan dalam Alkitab. Periksalah juga, dengan seksama
pengkhotbah yang lebih menguasai Alkitab daripada anda, dan bukan orang yang selalu setuju
dengan anda.
Jangan takut memiliki beberapa gagasan asli. Biarkan angin Roh Kudus meniup
bagian-bagian yang tak berguna dari pikiran anda.
4. Lakukan Pendekatan yang Kreatif
Tuhan adalah Pencipta. FirmanNya adalah Perkataan yang mencipta. Segala sesuatu
yang dibuat oleh Allah, Dia ciptakan dengan firmanNya! Firman Tuhan tidak pasif. Firman
tetap merupakan perkataan yang mencipta dan penuh kuasa. Saat Firman masuk dalam hati yang
dimerdekakan, Dia akan mencipta dan mengubah.
Sadarlah selalu akan potensi untuk mencipta dari firman Allah. Bersikaplah penuh iman
dan pengharapan terhadap fakta ini. Sadarilah
bahwa Firman dipenuhi dengan kemampuan kreatif daya cipta.
Firman Allah memiliki kekuatan dan kemampuan yang jauh melebihi apa yang
pernah dapat anda pahami. Bahkan akan selalu mampu menghasilkan lebih dari apa yang dapat
anda bayangkan.
Ingat, firman adalah perkataan mujizat. Allah ada di dalam fimanNya. Kesanggupan
daya ciptaNya berada di dalamNya. Pelayanan kita seharusnya juga melepaskan kuasa
pencitaan itu pada kehidupan pendengar.
5. Perlakukan dengan Cara Membangun
Ingatlah bahwa anda adalah seorang pekerja bersama Allah. Anda terlibat dalam
MEMBANGUN sesuatu, bukan menghancurkan. Tugas anda adalah membangun Tubuh
Kristus, maka setiap khotbah hendaknya membangun bukan malah menghancurkan.
Kadang penekanan anda mungkin sangat tajam dan mengena, bahkan perkataan yang
anda sampaikan sangat mengena pendengar, sehingga ada pertobatan. Mereka mungkin
hatinya hancur dan penuh tangis air mata, tetapi
mereka jangan ditinggalkan begitu saja.
Ingat Ezra dan Nehemia (Neh 8:5-12). Tuhan memberikan perkataan yang sangat
keras bagi orang-orang buangan yang kembali. Saat mereka mendengar penjelasan
Hukum Taurat, mereka menyadari betapa jauhnya mereka dari Taurat tersebut selama
bertahun-tahun selama di pembuangan.
Hal tersebut membuat mereka menangis, menundukkan wajah mereka ke tanah dan
bertobat. Nabi-nabi mengijinkan mereka untuk melakukannya sebentar, namun kemudian
mereka harus menghentikan tangisan dan perkabungan mereka dan mengharuskan mereka
bangkit kembali.
Mereka berkata "... pergilah ...
minumlah... dan minumlah ... jangan kamu bersusah
hati, sebab suka cita karena Tuhan itulah perlindunganmu!"
(ayat 11).
Jangan langsung membawa orang dalam penghukuman. Tujuan terakhir adalah
melihat mereka dibangun, dikuatkan, dan
diperbaiki. Untuk menjadi sempurna, anda harus
melayani dengan cara membangun.
6. Pelajari dengan Perhitungan
Ayat-ayat Alkitab harus dibandingkan dengan satu dan yang lain, saling berkaitan.
Dan harus selalu diartikan/ditafsirkan di dalam
konteks isi keseluruhan Alkitab. Ini menuntut
kedewasaan pengertian mengenai seluruh Alkitab.
Anda harus mempelajari Alkitab dengan konsisten
"usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja
yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu"
(2 Tim 2:15).
7. Simpulkan dengan Praktis
Semua khotbah dan pengajaran Alkitab yang efektif harus memiliki sebuah
kesimpulan dan penerapan yang praktis. Pelayanan
tidak hanya memberi informasi pada pikiran, tetapi lebih dari itu yaitu kehidupan. Anda harus
selalu memiliki kesimpulan yang praktis untuk
dikerjakan.
Sarankan para pendengar untuk memberikan tanggapan. Mereka seharusnya bereaksi
terhadap khotbah yang anda bawakan.
E. PENYAMPAIAN KHOTBAH DENGAN PENJELASAN YANG TERPERINCI
1. Dengan Bacaan
Ajak mereka membaca bacaan yang cocok di dalam Alkitab.
2. Membaca dengan Keras
Bila anda hendak menguraikan pasal tertentu secara terperinci, bacalah dengan keras
bagi para pendengar. Bisa juga jemaat membaca bergantian dengan anda, setiap orang membaca
satu atau dua ayat.
3. Perkenalkan Tema Anda
Jelaskan maksud dan tujuan anda membawakan tema tersebut, agar jemaat dapat
bekerja sama dengan anda. Sehingga mereka akan mengerti dan mengikuti seterusnya maksud anda.
4. Baca Lagi dengan Keras
Anda dapat mengulang pasal tersebut dengan cara membaca ayat demi ayat, dan
memberi komentar yang tepat pada setiap ayat.
F. TUJUH ASAS
Dalam bagian ini, saya akan memperkenalkan kepada anda tujuh asas utama,
mengenai khotbah (expositori). Ingat ke tujuh asas
tersebut, dan usahakan untuk memenuhinya setiap kali menguraikan firman Tuhan.
1. Kemurnian
Yakinlah bahwa uraian yang anda sampaikan mudah dimengerti. Jangan mencoba
terlalu dalam dan misterius. Tujuan dari khotbah
dengan penjelasan yang efektif, agar bagian yang terkait dapat dijelaskan secara jelas dan
mudah untuk dimengerti.
Jangan berlagak pintar dan memamerkan pengetahuan anda. Cobalah untuk
memecahkan Roti Hidup sedemikian rupa sehingga
jemaat dapat dengan mudah mengikuti penekanan-penekanan yang sedang dikemukakan.
2. Kemantapan
Jagalah agar komentar anda cocok dengan tema yang dikemukakan. Berhati-hatilah
untuk tidak melantur jauh, walaupun timbul pemikiran-pemikiran baru yang muncul dalam
benak anda. Dengan tetap pada subyek yang telah digariskan, maka dengan mudah khotbah
yang disampaikan dapat masuk dalam pikiran jemaat.
Jangan segan untuk mengulang kembali. Karena dengan cara mengulang dalam batas
tertentu adalah penting untuk menanamkan kebenaran ke dalam hati jemaat yang mendengar.
3. Hubungan
"Perhubungan" berarti saling
berpegangan. Hendaknya pikiran anda juga memiliki
kesatuan hubungan yang jelas. Karena jika
seseorang berbicara tanpa ada hubungan antara satu
kalimat dengan kalimat yang lain, dia adalah
orang yang kemampuan bicaranya kurang. Sehingga akan gagal membawa para pendengar
pada maksud dan tujuannya.
Hendaknya ekspresi pikiran-pikiran anda saling mempunyai hubungan yang jelas.
Jangan berpindah-pindah dari pemikiran yang satu
ke yang lain, tetapi usahakan untuk menyampaikan dengan jelas dan singkat. Pastikan
pemikiran anda memiliki perpaduan yang saling
terkait, saling mendukung dan melengkapi.
4. Kelancaran Membawakan
Harus ada kelancaran penyampaian dari suatu pemikiran ke pemikiran yang lain.
Pernyataan anda harus terus menggiring jemaat
kepada sasaran yang telah ditetapkan. Setiap pokok bahasan harus mengikuti pokok bahasan
sebelumnya dalam kaitan yang jelas.
Komentar-komentar anda harus mengalir dengan bebas, tetapi tetap pada satu
kesatuan. Tetaplah maju dan terus sampaikan hingga
pada tujuan akhir.
5. Singkat
Usahakan singkat saja. Lebih baik jemaat yang mengharapkan anda terus
meneruskan, daripada mereka mengharapkan anda
mengakhiri 20 menit sebelumnya.
Jangan berbicara terus karena anda senang berbicara. Jangan terbiasa untuk bertele-tele,
sebab hal itu hanya akan membingungkan jemaat. Sebuah nasehat pernah ditujukan kepada
para pengkhotbah dalam bentuk ini :
BERDIRI! BERBICARA! DIAM!
6. Luas
Bagian ini tampaknya berlawanan dengan sebelumnya dimana dianjurkan untuk
singkat. Luas berarti mengungkapkan subyek itu
sebanyak mungkin, tetapi tidak ada kontradiksi.
Adalah suatu yang sangat perlu untuk menggali sebuah subyek secara luas, namun singkat.
Luas bukan berarti harus berbicara panjang lebar sehingga jemaat jenuh dengan suara
anda. Usahakan untuk membuat keduanya seimbang.
7. Meyakinkan
Ini merupakan hal yang terpenting. Apa kesimpulan dari semua yang telah anda
katakan? Apa hasil akhirnya? Apa yang akan dicapai
oleh penyampaian anda?
Kesimpulan yang diinginkan hendaknya sejak semula menguasai pikiran anda. Anda
harus tanpa lelah menuju sasaran ini. Layani
dengan iman, Tuhan mewujudkan tujuan yang Dia inginkan.
Ingat bukanlah tanggung jawab anda untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Itu
adalah tugas Tuhan. Anda harus tetap memandang
Dia, bukan pada jemaat. Harapkan Dia dengan yakin bahwa Dia yang akan meningkatkan.
Bab 5
Pengkhotbah
Saya telah mengatakan sebelumnya bahwa khotbah yang efektif sebagian besar terdiri
dari 2 faktor, pertama adalah ilahi dan yang lain
adalah manusiawi. Keduanya diperlukan bahwa "tanpa manusia, Tuhan tidak akan bekerja,
dan tanpa Tuhan, manusia tidak dapat berbuat apa-apa". Manusiawi inilah yang terutama akan
kita bahas dalam pelajaran ini.
A. GARIS PEDOMAN KEPRIBADIAN
Seorang pengkhotbah senior ditanyai oleh sekelompok pelayan-pelayan muda:
"Faktor apakah yang paling penting berkenaan
dengan aspek manusiawi dalam berkhotbah ?"
Jawabnya cepat : "Kepribadian!" "Tetapi katakan
kepada kami," tanya mereka selanjutnya ,
"apa itu kepribadian ?" "Ah", dia berkata,
"seandainya saya tahu !"
Berkhotbah adalah penyampaian kebenaran ilahi melalui kepribadian yang tepat adalah
faktor penting.
Seseorang telah menganalisa pidato yang efektif di depan umum (saya memakai
berpidato di depan umum sebagai contoh untuk membedakannya dari berkhotbah) dengan cara :
Pidato yang efektif terdiri dari:
- 50 % pokok persoalan
- 20 % pendekatan psikologis dan kesimpulan
- 20 % penyampaian yang efektif
- 10 % kepribadian
Namun 10 % tersebut dapat
"mengakhiri" seluruh pidato! Hal itu dapat membuat
perbedaan antara pembicaraan yang membosankan dan pidato yang menarik. Maka sebab itu,
saya merasa sangat perlu untuk menyediakan tempat untuk membahas kepribadian
pengkhotbah. Berikut ini beberapa garis pedoman sederhana.
1. Jadilah Diri Anda Sendiri
Bersikaplah tenang, apa adanya dan tidak dibuat-buat. Salah satu bantuan terpenting
dalam berkhotbah adalah bersikap tenang.
Ketegangan menyebabkan kegugupan. Saat tegang, pikiran tidak berfungsi dengan
baik. perkataan tidak mengalir lancar. Kegugupan
anda akan mempengaruhi jemaat, dan mereka juga akan merasa tegang.
Cara yang terbaik untuk dapat tenang adalah kaitkan kotbah anda dengan Tuhan.
Perbuatlah yang terbaik semampu anda dan serahkan
hasilnya kepada Tuhan.
2. Usahakan Tidak Meniru Orang Lain
Tuhan memilih ANDA sebab Dia ingin memakai ANDA. Anda memiliki beberapa
keistimewaan tersendiri yang hanya dimiliki oleh
anda, dan Tuhan memiliki rencana atasnya.
Mencoba untuk meniru pengkhotbah lainnya, adalah suatu kesalahan besar. Tidak
peduli betapa efektifnya orang tersebut, bila anda
mencoba meniru dia hal itu tidak akan meningkatkan pelayanan anda. Sama halnya seperti
Daud yang mencoba untuk memakai jubah perang Saul. Dan sebab tidak pas untuknya, maka
jubahnya tersebut hanya lebih merupakan halangan daripada sebuah pertolongan (lihat 1
Sam 17:38,39).
Bila anda berusaha meniru atau mencontoh seseorang, pendengar anda akan cepat
mengetahuinya. Mereka akan menyadari bahwa
khotbah anda tidak sepenuhnya murni dan bersungguh-sungguh, dan hanya dapat berkomunikasi
secara dangkal saja.
Anda tidak akan pernah benar-benar merasa tenang dan tentram, bila anda tidak menjadi
diri anda sendiri. Pelayanan anda akan kaku dan seperti dibuat-buat karena itu jadilah diri
anda sendiri dan jadilah yang terbaik semampu anda.
3. Jujurlah Pada Diri Sendiri
Ketulusan hati dan kejujuran sangatlah penting bagi seorang pengkhotbah. Anda
adalah saluran bagi Allah - seorang juru bicara
dimana melalui anda Allah berbicara pada umat manusia. Karena itu Ia menghendaki sebuah
bejana yang jujur, bebas dari kemunafikan dan tipu muslihat.
4. Jadilah Bejana yang Bersih
Sangat kecil kemungkinan bahwa pendengar anda memiliki kerohanian yang
lebih tinggi dari anda. Jika kehidupan anda
berpolusi maka anda akan menjadi polusi bagi
pendengar anda. Jika ada kepahitan di dalam roh anda,
maka kepahitan itu akan ditularkan pada pendengar anda.
Jika anda kritis, maka juga akan mempengaruhi khotbah anda, dan jemaat anda akan
menjadi kritis juga. Jika anda membiarkan diri
anda dikuasai sikap yang negatif, jemaat anda juga akan bersikap negatif.
Anda akan menghasilkan sama seperti yang anda lakukan (Kej 1:12,21). Anda akan
memiliki tanggung jawab yang mutlak untuk MENJADI seseorang yang Tuhan ingin ciptakan.
Hasil pelayanan anda akan beraneka ragam.
5. Bersikaplah Tulus
Ketulusan berarti bebas dari kepura-puraan dan ketidakjujuran. Hal ini akan berarti
penampilan anda sama dengan pribadi anda yang sesungguhnya. Janganlah penampilan anda
berbeda dengan pribadi anda. Bersikaplah apa adanya, jujur dan tulus.
Banyak pengkhotbah menanamkan kesan yang lain mengenai kepribadian mereka
terhadap publik. Mereka menggunakan hal-hal rohani sebagai kedoknya. Hindarilah hal
semacam ini. Itu adalah kemunafikan rohani dan
sangat dibenci oleh Tuhan. Tuhan dengan jelas
tidak menyukai hal-hal yang palsu seperti itu
bahkan orang-orang akan dengan cepat sekali menyadari kepalsuan itu.
6. Milikilah Rencana dan Sasaran yang Jelas
Suatu kepribadian akan terbentuk dengan benar dan berkembang apabila pribadi itu
memiliki suatu sasaran yang nyata dalam hidupnya jika hidup anda benar-benar didedikasikan
untuk menjadi pembawa Firman Tuhan, maka kepribadian anda akan berkembang sampai
mencapai tujuan tersebut. Pada akhirnya akan terbentuk kepribadian yang baik, yang cocok
untuk mengkomunikasikan kebenaran.
Dedikasi semacam ini akan mempercepat perkembangan kepribadian anda kedalam
bentuk yang paling sesuai untuk menjadi juru bicara Allah.
Jangan sampai berkhotbah merupakan hobi anda, sebab khotbah sebenarnya adalah
panggilan tertinggi dari Allah yang pernah
disediakan bagi manusia. Jika Allah telah
memanggil anda untuk memproklamirkan kebenaranNya yang mulia, abadikan diri anda dengan
sepenuh hati untuk mengejar perkembangan yang
paling tinggi di dalam perkembangan tersebut.
Inilah yang paling penting janganlah membuat panggilan itu menjadi hal sekunder dalam
hidup anda.
7. Bersikaplah Sepenuh Hati
Tidak ada hal baik yang dapat dicapai oleh orang yang setengah-setengah dalam
mengerjakan segala sesuatu. Tidak ada sesuatu
yang berharga dapat tercapai tanpa membayar. Serahkan diri anda sepenuh hati kepada
tugas membawakan Firman yang luar biasa itu.
Biarlah tujuan itu menjadi puncak pikiran anda. Pelajarilah segala sesuatunya sebisa
anda dalam mengupas suatu pokok khotbah. Biarlah pokok subyek itu menyerap perhatian dan
motivasi anda. Buatlah hal tersebut hal
terpenting dalam hidup anda, tetapkanlah untuk segala
sesuatu yang layak menerima panggilan tertinggi yang sudah Tuhan percayakan pada anda.
B. KETERLIBATAN KEPRIBADIAN DALAM PENYAMPAIAN FIRMAN
1. Keluwesan
Bersikaplah santai dan jadilah diri anda sendiri. Allah ingin menggunakan kepribadian
ANDA sebagai saluran untuk mengkomunikasikan firmanNya. Karena itulah alasan
mengapa Ia memilih dan memanggil ANDA. Jangan merasa rendah diri, terimalah diri anda apa
adanya sebab Allah sudah menerima anda. Tidak ada seorangpun yang dapat menjadi ANDA
sebaik yang ANDA lakukan!
2. Keaslian
Biarlah pesan dan sikap yang anda bawakan merupakan hasil keunikan pribadi anda
sendiri. Tuhan menciptakan kita berbeda satu sama lainnya. Dia menikmati perbedaan dan
variasi kepribadian di antara kita umat manusia.
Gunakan kepribadian unik yang sudah Tuhan berikan pada anda dan biarkanlah
Ia mengekspresikan pikiranNya melalui hidup anda dengan jalan yang khusus dan unik
seperti yang Dia inginkan.
3. Kesederhanaan
Ada sesuatu yang sangat menarik dan menyenangkan mengenai kesederhanaan.
Jangan berusaha untuk bersikap rumit dan mendalam. Anda tidak perlu mencari perhatian mereka
demi perhatian dan pujian manusia. Anda ada di sana untuk melayani mereka bukan untuk
dipuji dan diperhatikan.
4. Sikap yang Menarik
Saya diyakinkan bahwa pribadi yang paling berpengaruh dan menarik yang pernah
dijumpai di dunia ini adalah Yesus Kristus!
Yang saya maksud bukan penampilan jasmaniah, Yesaya mengatakan :
"Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga
kita memandang Dia, dan rupapun tidak, sehingga kita
menginginkanNya" (Yes 53:2).
Daya tarik Kristus tidak berasal dari penampilan jasmaniNya, tetapi sifat dan
kepribadianNya yang sangat menawan.
Masyarakat jelata pada zaman Yesus menyambut Dia dengan antusias. Alkitab
mengatakan : "... Orang banyak yang besar
jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh
minat" (Mrk 12:37).
Mereka mengikuti Yesus, bagaikan baja yang melekat pada sebuah magnet.
PadaNya ada kemurahan-pengampunan yang indah yang merupakan daya tarik bagiNya dan sangat
menawan hati orang banyak. Itulah salah satu sebab banyak orang mengikuti Dia
kemanapun Yesus pergi. Roh Kudus dapat memberikan
daya tarik yang sama di dalam anda!!
5. Spontanitas
Jangan bertindak tidak wajar. Bertindaklah dengan bebas dan tanpa ada rintangan,
lakukan segala sesuatu secara wajar. Spontanitas
berarti segala sesuatu terjadi secara mudah tanpa
tekanan atau dipaksakan. Jangan mempertahankan gaya religius yang memberatkan dan tidak
wajar. Biarkan gaya komunikatif anda mengalir dengan bebas dan alami. Jangan biarkan
diri anda diikat dan dibatasi.
6. Penyesuaian/Adaptasi
Pengkhotbah yang baik harus belajar untuk fleksibel dan beradaptasi dengan keadaan
yang berbeda-beda.
Gaya khotbah anda di setiap pertemuan akan berbeda dari yang lainnya. Anda harus
dapat membedakan dalam setiap situasi apa yang ingin Roh Kudus kerjakan.
Tuhan memiliki tujuan khusus yang ingin dicapai dalam setiap perkumpulan
orang-orang percaya. Sang pengkhotbah adalah kunci
terpenting bagi pemenuhan tujuan tersebut.
Usahakan untuk tidak terlalu kaku atau ortodoks dalam pendekatan mental anda pada
suatu kesempatan berkhotbah. Usahakan pikiran anda fleksibel dan terbuka. Belajarlah untuk
selalu menantikan Allah di dalam roh anda. Bukalah roh anda untuk suaraNya sekecil apapun.
Hal ini membuat perbedaan antara gereja yang biasa-biasa saja dan ibadah yang
dinamis dengan Allah melalui firmanNya.
Roh Kudus mampu menciptakan banyak macam suasana hati di dalam
pertemuan-pertemuan. Kadang-kadang mereka bergembira
dan bersemangat di lain waktu mereka akan tenang dan hikmat. Kemampuan untuk dapat
mengenali keinginan Roh Kudus, dan menggunakan situasi yang unik yang diciptakan oleh Roh
Kudus, dapat memampukan anda mencapai hasil yang diinginkan oleh Allah.
Kunci keberhasilan dalam pelayanan Kristen adalah "melihat cara Tuhan bergerak,
dan bergerak bersama Dia".
7. Gerakan Roh
Ada suatu gerakan Roh yang unik dan dahsyat di dalam penyampaian firman, yaitu
pernyataan dinamis dari otoritas Roh Kudus yang dapat merupakan kesaksian luar biasa.
Petrus merupakan contoh dari gerakan Roh yang sangat luar biasa, yang terjadi pada
Hari Pantekosta (Kis 2). Sebelumnya, dia adalah seorang penakut dan penuh ketakutan.
Penyangkalannya yang pengecut terhadap Kristus
telah membuktikan hal tersebut. Penolakannya untuk mengenal Kristus bahkan di hadapan
seorang pembantu wanita, menampakkan sifat ketakutannya dan perasaan tidak aman.
Tetapi dia diubahkan pada hari Pantekosta. Kita melihat Petrus yang sangat berbeda,
ketika ia berdiri menyampaikan firman pada hari
itu. Ada sesuatu yang agung saat melihat Petrus menyampaikan firman tanpa rasa takut pada
orang banyak.
Ada suatu keagungan yang menggetarkan jiwa saat kita menyaksikan pengkhotbah
seperti itu dalam aksinya. Siapa yang dapat
menjelaskan apa yang menyebabkan semua ini?
Saya ingat dengan jelas beberapa saat dimana saya mendapatkan kesempatan
mendengarkan Dr. Billy Graham. Ada suatu kekuatan
dan kuasa yang mengalir melalui khotbahnya! Ini merupakan perpaduan antara kuasa Allah
dan kerjasama dari manusia. Dia adalah sebuah contoh dari bagaimana indahnya seorang
manusia dapat menjadi saluran bagi hikmat dan
nasehat Allah untuk dibawakan bagi manusia.
Benar, menyampaikan firman adalah tugas yang tinggi dan suci. Seseorang yang
terpanggil untuk pekerjaan ini seharusnya
merasakannya sebagai suatu kehormatan. Setiap orang
yang dipanggil untuk memenuhi tugas ini harus sungguh-sungguh mengabdikan dirinya sepenuh
hati untuk menjamin tingkat efektifitas yang setinggi mungkin.
C. PERANGKAT YANG PENTING
Sekarang saya ingin berbicara kepada anda mengenai 3 hal yang penting untuk
mengefektifkan penyampaian Firman : VISI, PERBENDAHARAAN KATA DAN SUARA!
1. Visi
Setiap pembaca firman memerlukan sebuah visi. Visi yang saya maksudkan di sini
adalah sebuah konsep mengenai hasil apa yang dapat dicapai didalam Tuhan melalui pelayanannya.
Visi kita adalah konsep pencapaian hasil tertinggi dimana dengan hasil tersebut kita
berjalan melalui hidup ini.
Anda juga dapat menyebutnya sebagai mimpi bagaimana anda dapat menjadi
sesuatu bagi Tuhan dan dapat berfungsi bagiNya
untuk memuliakan Dia.
Setiap pembawa Firman memerlukan sebuah visi semacam ini untuk memotivasi
dirinya. Dia memerlukan tujuan akhir yang pasti - sesuatu yang digumulkan, sesuatu yang
akan dicapai, sesuatu yang membutuhkan pengorbanan; suatu tujuan yang akan
mendatangkan kemampuan terbaiknya.
Sejumlah besar pembawa firman menghadapi bermacam-macam keputusasaan.
Mereka memerlukan sesuatu yang dapat mengimbanginya dan yang pada akhirnya membuat
segala sesuatunya bermanfaat. Bila anda tidak memiliki kepekaan rohani mengenai tujuan Allah
terhadap anda, anda akan dikalahkan oleh keputus asaan dan gagal mencapai tujuan ilahi
yang telah Tuhan tentukan bagi kita.
2. Perbendaharaan Kata
Perbendaharaan kata seorang pembawa firman merupakan rangkaian beberapa kata
yang dia ketahui dan yang biasa ia gunakan. Tak pelak lagi, kata-kata adalah peralatan
seorang pembawa Firman yang digunakannya untuk bekerja memenuhi panggilannya.
Makin banyak kata-kata yang anda ketahui dan mengerti, anda dapat makin fasih
berkata-kata untuk mengemukakan perasaan anda.
Kata-kata bagi pembawa Firman sama halnya kuas dan cat bagi seorang seniman.
Seorang pembawa firman dapat membuat gambaran yang hidup dengan kata-kata. Saat dia
menggambarkan suatu keadaan, jemaatnya mampu melihat apa yang dia gambarkan.
Kata-kata sangatlah penting bagi seseorang untuk
berkomunikasi secara efektif. Seorang pembawa Firman tanpa kata-kata bagaikan seorang
pedagang tanpa barang dagangan.
Sebagai seorang pengkhotbah, anda harus menarik dalam kata-kata. Usahakan
banyak membaca, sebab dengan membaca bacaan yang baik dapat memperkaya perbedaharaan
kata anda. Setiap kali anda menjumpai sebuah kata yang anda tidak mengerti, selidikilah dan
carilah tahu apa artinya. Dan tambahkan kata baru itu pada perbendaharaan kata anda. Mulai
gunakan kata tersebut dalam konteks dan penggunaan yang benar.
Kembangkan perbendaharaan kata anda, akan makin fasih bila anda
melakukannya. Orang akan lebih tertarik mendengarkan
anda, bila anda dapat membicarakan topik yang anda bawakan dengan baik.
D. PRINSIP-PRINSIP DARI BERBICARA/PIDATO DI DEPAN UMUM
Berikut ini beberapa prinsip yang harus disadari oleh pembicara yang berbicara di
depan umum :
1. Pernapasan
Pernapasan yang benar sangatlah penting bagi seorang pembicara.
Tenggorokan (kotak suara) akan menyentuh langit-langit mulut anda. Langit-langit
mulut bertindak sebagai pemantul suara. Saat anda menyuarakan suara ke langit-langit mulut,
akan menghasilkan ekstra resonansi. Jika hal ini
dipraktekkan benar akan memperkuat pita suara anda.
2. Artikulasi
Artikulasi adalah seni pengungkapan kata secara jelas.
Seorang yang pandai memberikan penekanan arti dalam berbicara dengan jelas, akan
mudah untuk dimengerti sebab pengucapannya sangat baik.
Setiap pembawa firman harus sampai pada tahap mahir dalam hal ini sehingga jemaat
dapat dengan mudah mendengarnya. Untuk dapat mendengarkannya tidak perlu sampai
memaksakan diri hingga terasa tegang; seharusnya
itu merupakan suatu kesenangan. Bahkan di dalam percakapan sehari-hari, berlatihlah
berbicara dengan jelas.
3. Nada Suara
Nada suara saat berbicara berkaitan dengan tekanan dalam suara anda.
Suara manusia memiliki beraneka ragam nada. Bila anda berbicara dengan tekanan
yang sama dan monoton setiap saat, suara anda akan terdengar sangat membosankan. Anda
harus mengembangkan kemampuan mengatur suara anda.
Seperti seorang penyanyi dapat menaikkan dan menurunkan nada - menyajikan
beragam nada yang indah - demikian juga dengan
pembicara yang berbicara di depan umum.
Bila suara anda secara alami lebih cenderung bernada tinggi, berlatihlah berbicara
dalam nada yang lebih rendah.
Kembangkan nada yang beragam dalam suara anda.
4. Kecepatan Berbicara
Beberapa orang cenderung untuk berbicara dalam kecepatan yang sama. Hal ini juga
dapat membosankan. Saat anda berbicara usahakan kecepatannya tidak sama. Hendaknya
khotbah anda disampaikan dengan kecepatan yang cukup sehingga mudah didengar. Bagaimana
pun juga dari waktu ke waktu anda harus mempercepat atau memperlambat pengucapan
untuk memberi variasi dan memberi penekanan pada khotbah anda.
5. Volume Suara
Volume suara merupakan faktor penting lainnya. Memberi variasi pada volume suara
dapat memberi penekanan pada suatu pokok yang anda ingin tekankan.
Sebagian khotbah anda hendaknya disampaikan dengan volume suara seperti orang
yang sedang bercakap-cakap. Hal ini untuk memastikan bahwa suara anda cukup keras untuk
didengar oleh semuanya, walaupun tidak terlalu keras sehingga memekakkan telinga jemaat
anda.
Beberapa pembawa firman merasa penting untuk berkhotbah sangat keras sampai
telinga pendengar mereka menjadi sakit. Hindarilah
hal semacam itu.
Bila semua khotbah anda disampaikan dengan suara yang keras, akan menyulitkan
pemberian penekanan pada bagian yang paling penting.
Bila kadang-kadang anda menurunkan suara anda, anda dapat memberi penekanan
khusus. Maka jemaat anda akan memberi perhatian
khusus saat anda menurunkan suara anda. Mereka akan berusaha untuk memperhatikan setiap
kata.
6. Sela Waktu Berbicara
Jangan takut untuk sekali-kali berhenti sebentar. Hal ini juga akan memberi
tambahan penekanan pada beberapa pokok.
Beberapa pembawa firman takut bila ada saat-saat dimana dia diam - berhenti.
Padahal cara penyampaian yang mengalir seperti
sungai tanpa ada sela sedikitpun, akan menyebabkan orang kesulitan untuk menyerap
pembicaraan anda.
Jangan tergesa-gesa saat berkhotbah atau bertahan dengan tempo waktu yang cepat
karena anda akan mendapat kesulitan berhenti
untuk mengambil nafas.
Jemaat butuh waktu untuk memikirkan dan merenungkan apa yang telah anda katakan.
Hal ini akan membantu pendengar untuk benar-benar dapat menyerap kebenaran dalam
khotbah anda.
Anda harus dapat melihat dan melibatkan emosi pendengar. Karena pikiran pendengar
hanya dapat menyerap segala sesuatu dengan kecepatan yang tetap, maka jika anda
berbicara terlalu cepat tanpa waktu sela yang
memadai, jemaat akan tertinggal.
7. Pengulangan
Pengulangan pembicaraan dalam jumlah tertentu akan sangat baik hasilnya. Hal ini
menolong pendengar menangkap pesan anda di dalam pikirannya, sehingga memperjelas
tekanan pesan anda. Penekanan macam ini diberikan
secara sengaja dan terencana karena anda mempunyai alasan yang baik untuk itu.
Cobalah mengemukakan suatu pesan dengan cara yang bervariasi. Jika anda ingin
agar kebenaran tersebut menjadi bagian dalam pikiran dan tindakan pendengar. Maka untuk
memenuhi tujuan itu pendengar harus benar-benar dipenuhi dan diyakinkan tentang kebenaran
tersebut.
E. TIP SEDERHANA BAGI PEMBAWA FIRMAN
1. Jadilah Diri Sendiri
Jangan sekali-kali menampilkan kepribadian yang lain yang bukan anda.
Satu-satunya cara menenangkan diri di atas mimbar
adalah menjadi diri sendiri. Bila anda mencoba
meniru untuk menjadi pengkhotbah lain, maka kesan tersebut akan ditangkap dan dirasakan oleh
pendengar sebagai hal yang kurang wajar/asli dari kepribadian anda.
Jadilah diri sendiri dan usahakan untuk menjadi yang terbaik dan bersikap wajar.
2. Lupakan Kepentingan Diri Sendiri!
Memperhatikan diri sendiri merupakan kendala dalam berbicara di depan umum, sebab
hal itu menghasilkan kebimbangan dan ketidak pastian.
Sikap yang terlalu mencemaskan diri sendiri akan membuat lidah kelu, tidak lancar
berkata-kata, juga akan mempengaruhi sikap anda.
Persiapkan diri anda dalam berbagai cara dengan seksama.
Berilah perhatian pada tiap bagian dari persiapan khotbah yang hendak disampaikan.
Tetapi begitu saudara berdiri di mimbar, kesampingkan untuk memberi perhatian pada diri
sendiri, tetapi pusatkan sepenuhnya pada apa
yang hendak disampaikan. Karena para pendengar adalah lebih penting dari diri anda sendiri.
Anda adalah saluran Firman Allah. Serahkanlah diri sepenuhnya padaNya, pusatkan
perhatian anda sepenuh pada Tuhan, juga jemaat yang sedang mendengar perkataan Tuhan
melalui anda.
3. Jangan Berkhotbah dengan Suara yang Dibuat-buat
Beberapa pengkhotbah melakukan hal itu, padahal sangat membingungkan. Suara
mereka di mimbar sangat berbeda dengan suaranya yang normal.
Ini dapat menimbulkan kesan tidak jujur, seolah-olah orang ini tidak wajar dan
pandai berakting. Hal demikian dapat membuat jarak antara anda dengan jemaat, bahkan
cenderung memandang anda sebagai makhluk asing. Sepertinya anda berasal dari planet lain dan
membuat mereka asing terhadap anda.
Berlatihlah menyampaikan firman dengan suara yang normal - baik aksen dan nada
berbicara seperti yang anda gunakan setiap hari
di dalam percakapan. Maka hal ini memberi kesan wajar dan ketulusan.
4. Jangan Berbicara Terlalu Pelan
Pastikan bahwa semua jemaat dapat dengan jelas mendengar anda. Jangan membuat
mereka menjadi tegang pada waktu mendengar setiap perkataan yang anda sampaikan. Jika perlu
bertanyalah pada jemaat: apakah semua bisa mendengar suara saya?
Percuma saja meneruskan khotbah bila sebagian jemaat tidak dapat mendengar
dengan baik dan mengikuti khotbah yang anda sampaikan. Hal ini hanya membuang waktu
mereka dan juga waktu anda.
5. Jangan Berteriak
Usahakan berbicara dengan nada bicara dan volume yang normal. Kita juga dapat
menyesuaikan dengan banyaknya orang yang hadir dan ada atau tidaknya peralatan pengeras suara.
6. Ingatlah untuk Mengatur Kecepatan
dan Nada Berbicara Anda - agar tidak Monoton
7. Usahakan Jemaat Menerima Anda
Buatlah jemaat yakin terhadap anda. Bila jemaat tidak menerima anda, mereka
mungkin juga tidak menerima pesan yang anda sampaikan.
8. Berpakaian yang Pantas
Penampilan anda sebaiknya tidak mengurangi kemampuan anda berbicara pada
jemaat. Idealnya anda berpakaian dengan pantas dan sederhana. Juga gaya dan sikap anda jangan
seakan-akan menyerang seseorang.
Jangan menyebabkan jemaat menjadi tidak senang dengan cara anda berpakaian.
Karena tujuan kita adalah memenangkan dan mempengaruhi pendengar, bukan malah
membuat mereka tidak senang.
Jangan berpakaian yang tidak pantas, sehingga menarik perhatian jemaat. Jika
mungkin, usahakan berpakaian yang rapi, pantas
dan sederhana. Dan perlu diingat hendaknya cara berpakaian anda tidak berlawanan dengan
budaya jemaat.
9. Belajar Berdiri dengan Baik
Di setiap kesempatan sepantasnya berdiri menghadap ke hadirin, berdirilah tegak,
tepat di atas dua kaki - hal ini membuat cara anda berdiri dengan baik.
Berdirilah dengan tegak menghadap jemaat, jangan bersandar pada apapun juga. Bila
ada mimbar, gunakan mimbar tersebut untuk meletakkan Alkitab dan catatan, jangan
menggunakan untuk bersandar. Dengan berdiri tegak
akan membantu bernafas. Juga hal ini akan menimbulkan perasaan tenang dan percaya diri di
saat menghadapi jemaat.
10. Belajar Bergerak Secara Wajar
Tubuh anda juga dapat menyampaikan suatu pesan sama seperti yang disampaikan
melalui suara anda. Adalah penting bagaimana sikap anda saat berbicara.
Kunci untuk gerakan yang tepat ialah dengan wajar bergerak dan membiarkan
secara alami. Hindarilah gerakan tubuh yang tidak penting. Jika anda hendak menggambarkan
sesuatu secara lisan, dapat juga disampaikan ide tersebut dengan tangan anda.
Biarlah cara semacam itu berlangsung secara wajar dan spontan. Anda dapat
menekankan sebuah poin yang sangat penting dengan tangan, dan biarlah semua gerakan tangan
itu sesuai dengan apa yang perlu di tekankan.
11. Pertahankan Kontak Mata dengan Jemaat Anda
Mata juga dapat menyampaikan suatu pesan! Mata anda jangan memandang di
antara kepala atau di atas kepala pendengar. Lihat langsung ke arah orang yang anda tuju.
Biarkan pandangan anda menjelajahi seluruh jemaat, maka setiap orang/jemaat akan
juga merasakan bahwa anda sedang berbicara kepada MEREKA. Dengan demikian akan ada
hubungan dan kontak yang baik dengan jemaat.
12. Ingat Bahwa Ekspresi Wajah Juga Penting!
Ekspresi di wajah anda juga dapat menyampaikan suatu pesan. Hindarilah ekspresi
wajah yang `keras' bila tidak sedang menyampaikan poin tertentu. Tetapi biarkan ekspresi wajah
anda wajar serta sesuai dengan tema dan topik yang sedang disampaikan. Bergembiralah
dan penuh percaya diri, bila pokok topik yang disampaikan bukan masalah yang sedih atau
serius.
Usulan ini dibuat dengan pandangan seni alamiah dalam berbicara di depan umum.
Jelas, faktor yang terpenting dalam menyampaikan Firman adalah KEHADIRAN
dan URAPAN Tuhan dalam kehidupan anda.
Bagaimanapun juga, Tuhan dapat memberkati dan mengurapi seseorang yang siap
dan memiliki pengertian mengenai prinsip-prinsip berkomunikasi.
Jangan pernah meremehkan kemampuan semacam itu. Tetapi di lain pihak, juga
jangan bergantung pada kemampuan itu.
Pada akhirnya, hanya Tuhan yang mampu menyempurnakan apa yang anda cari
dalam mencapai sesuatu melalui khotbah anda.
Biarkan keyakinan anda diletakkan di dalam Dia. Ketahuilah bahwa satu-satunya
perkembangan yang bermanfaat di saat menyampaikan firman Allah adalah karya Tuhan sendiri
yang disempurnakan.
Pada saat membaca dan mempelajari bagian yang akan datang, BAGAIMANA YESUS
MEMBANGUN GEREJANYA, anda mungkin ingin melihat diagran ini.
Bagaimana YESUS membangun gerejaNya |
Pelayan Para Anggota | Kepada TUHAN | Kepada seorang dengan yang lain | Kepada Dunia |
Para Pemimpin Gereja | Karakter | Kuasa | Panggilan |
Rencana Allah | Diwahyukan | Dihancurkan | Dipuluhkan |