Fleksibel
Sembilan anak dengan kekurangan fisik atau mental bersiap untuk pertandingan lari cepat 100 meter dalam Seattle Special Olympics. Begitu tanda mulai berbunyi, mereka berlari dengan penuh semangat. Tiba-tiba, seorang kontestan -- anak laki-laki usia 8 tahun -- tersandung, terjungkal, dan menangis. Tangisannya begitu keras hingga delapan kontestan yang lain berhenti berlari dan menoleh. Tanpa ragu, mereka berbalik, mendekati anak yang jatuh, dan menolongnya berdiri. Lalu, kesembilan anak itu berangkulan dan berjalan menuju garis finis bersama-sama. Sembilan anak ini memberi pelajaran penting: Jika sesuatu yang buruk terjadi, bersikap fleksibel -- memperlambat langkah pribadi dan mengubah rencana -- bisa membuahkan hasil terbaik.
Sesaat setelah orang Majus beranjak pulang, Yusuf mendapatkan mimpi dari malaikat. Ia diminta untuk tidak terus tinggal di tempat, dan membawa Maria serta bayinya ke Mesir. Sesegera mungkin. Yusuf dengan sigap mengubah rencananya sendiri dan menaati Tuhan. Dan, benar, tak lama kemudian, Herodes memerintahkan pembunuhan anak bayi di bawah usia 2 tahun di Betlehem dan sekitarnya. Adapun di Mesir, karena ada banyak orang Yahudi, kehadiran satu keluarga kecil ini tidak begitu menarik perhatian.
Mungkin ada hal yang tidak berjalan sesuai dengan rencana kita. Namun, bisa saja terjadi hal yang lebih baik saat kita fleksibel untuk berubah. Mintalah pertolongan Tuhan agar kita menguasai diri dan bersabar, dan menemukan yang terbaik dalam perubahan itu. -- Agustina Wijayani
DIA PASTI TAHU ADA HAL YANG LEBIH BAIK
DI DEPAN SANA.
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | SABDA.org |
Alamat situs | : | http://sabda.org/publikasi/e-rh/2013/12/26 |
Judul asli artikel | : | Fleksibel |
Penulis | : | Agustina Wijayani |
Tanggal akses | : | 30 November 2018 |