Beberapa orang berpendapat bahwa kekristenan menuntut standar tinggi yang mustahil untuk dipenuhi ketika orang percaya disuruh untuk mengampuni semua orang yang telah menyakiti atau melukai mereka. Tetapi, bersama Allah "tidak ada satu pun yang mustahil". Ada tiga alasan utama mengapa kita sulit untuk mengampuni. Pertama, kita tidak menyadari betapa besar kita telah diampuni Allah. Kesalahan orang lain kepada kita tidaklah berarti jika dibandingkan dengan dosa kita terhadap Allah, meskipun demikian Dia mau mengampuni kita. Kedua, mempertahankan rasa amarah atau jengkel terhadap orang lain yang telah menyakiti, membuat kita merasa punya kuasa dan kendali atas orang itu. Jika perasaan itu kita hapus, kita akan merasa tidak berdaya. Namun, kita memang dipanggil untuk merasa tidak berdaya melalui Firman-Nya: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan" (Roma 12:19). Pengampunan meliputi melepaskan kendali atas permasalahan dan mempercayakan penyelesaiannya pada Allah. Alasan ketiga mengapa kita sulit mengampuni disebabkan oleh hal yang kita sebut: "ketergantungan yang salah tempat". Hal ini terjadi jika kita secara keliru percaya bahwa agar merasa sejahtera, kita harus punya hubungan yang baik dengan orang lain. Karena hal itu, kita beralih dari bergantung pada Allah menjadi bergantung pada manusia. Kemudian, ketika orang itu menyakiti kita, - karena kita percaya bahwa kita membutuhkan mereka agar dapat berfungsi dengan baik, - kita merasa mereka telah menghancurkan jiwa kita; hanya Allah yang mampu melakukannya (Matius 10:28). Akan jauh lebih mudah untuk mengampuni jika kita melihat bahwa hidup kita tidak tergantung kepada manusia lain, tetapi kepada Allah. Kita harus ingat, pengampunan bukanlah sekedar perasaan, melainkan suatu keputusan, suatu perwujudan dari kehendak. Anda memutuskan untuk mengampuni, baik anda suka maupun tidak. Andalah yang menyediakan kehendak ini, Allah yang akan memberikan kuasa untuk melaksanakannya.
Ya Bapa, berilah aku kesadaran yang lebih mendalam lagi tentang seberapa besar aku telah Kau ampuni. Dan ampuni aku karena lebih suka mengatur sendiri dan bukan mempercayakan kepada-Mu serta menggantungkan hidupku kepada orang lain bukan kepada-Mu. Engkau telah mengampuni aku. Tolonglah aku untuk mengampuni orang lain. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.