Dari waktu ke waktu setiap orang membutuhkan dorongan dan penghiburan. Selama bertahun-tahun saya menjadi konselor - sudah lebih dari empat puluh tahun - hanya sedikit orang yang saya jumpai tidak memberikan tanggapan positif pada kata-kata penghiburan yang dipilih dengan hati-hati dari Alkitab. Beberapa peristiwa yang paling penuh kenangan dalam hidup saya sendiri juga saya alami ketika seseorang datang dan membangkitkan kembali iman saya dengan kata-kata penguatan dari Allah.
Kata Inggris discourage berarti 'kehilangan keberanian, berkecil hati, terhalang". Hampir setiap hari kita menghadapi kondisi dan situasi yang membuat kita merasa kecil hati: penolakan dari seseorang, perkataan yang mencela, rencana yang gagal, kesepian, kesedihan, kegagalan, keraguan, dan lain-lain. Sebaliknya, kata encourage berarti: "mengilhami dengan kepercayaan dan keberanian yang baru, memberikan semangat atau pengharapan, membesarkan hati, mendorong, memberi pertolongan". Suatu ketika seorang Kristen berkata kepadaku: "Aku dapat menjalani satu bulan penuh hanya dengan satu kata pendorong dan penghibur."
Tidakkah kita akan bahagia jika ketika sedang berkecil hati seorang sahabat datang dan mengatakan sesuatu (atau melakukan sesuatu) yang memberikan semangat, tetapi, apa yang akan kita lakukan jika tidak memiliki sahabat seperti itu?
Daud, tokoh Alkitab yang sangat terkenal, pernah mnegalami situasi seperti itu. Kisahnya dicatat dalam 1 Samuel pasal 27, 29, dan 30. ketika dia lari untuk menyelamatkan dirinya dari kejaran raja Saul, Daud beserta 600 pengikutnya memberikan diri, kepada raja Akhis, seorang raja Filistin. Raja itu menerima tawaran Daud serta memberikan kepada Daud dan pasukannya, dan seluruh keluarga mereka menetap disana.
Suatu hari raja Akhis membawa pasukannya bergabung bersama raja Filistin yang lain untuk menyerang bangsa Israel, dan herannya, Daud dan pasukannya berangkat bersama mereka untuk memerangi bangsanya senidiri. Tetapi, raja-raja yang lain tidak percaya bahwa Daud dan orang-orangnya mau memerangi bangsanya sendiri. Karenanya mereka memutuskan menyuruh Daud dan pasukannya kembali ke Ziklag. Namun, pada waktu Daud dan pasukannya tiba di Ziklag, mereka melihta bahwa segerombolan perampok gurun pasir yang disebut orang Amalek telah membakar habis kota itu dan telah menawan setiap orang yang mereka jumpai. Daud dan orang-orangya, "menangis dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis" (
Malangnya lagi, orang-orang Daud berbalik melawan dia dan menyalahkan dia untuk kemalangan itu. Bahkan mereka bersepakat untuk melempari Daud dengan batu: "seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan" (
Bagaimana cara Daud melakukan hal itu? Tentu saja dia sudah berdoa saat itu, dan ini memang salah satu langkah terpenting apabila mengalami patah semangat. Tetapi, menurut saya, dia melakukan tindakan yang lebih lagi - dia merenungkan apa yang diketahuinya tentang Allah, dan dia memikirkan apa yang telah dikenalnya tentang Yang Mahakuasa ketika sebagai seorang gembala muda dia merenungkan tentang Allah di bukit-bukit Yudea.
Menurut Jim Packer, seorang teolog terkenal: "Rahasia untuk mendapatkan kembali keteguhan rohani terletak pada kata merenungkan". Jelas dari situlah Daud memulai: dia membuat dirinya mengingat apa yang diketahuinya tentang Allah dan dia menerapkan pada situasinya saat itu. Kaum Puritan biasa menamakannya "berkotbah pada diri sendiri". Setiap kali kita mengalami patah semangat, setiap kali kita terhuyung-huyung karena pukulan pengalaman yang traumatis, setiap kali perasaan kita berteriak dalam kesakitan, kita harus mengatasi perasaan-perasaan itu dengan iman kita. Kita tidak dapat menunggu sampai perasaan kita yang tidak enak dan tidak menyenangkan ini hilang; kita harus menguasai perasaan kita yang bergejolak itu dengan mengingatkan kepada diri kita sendiri apa yang kita ketahui tentang Allah.
Saya pikir pastilah Daud sudah mengingatkan dirinya sendiri akan fakta-fakta berikut ini: Allah itu berdaulat, Allah itu kasih, Allah itu pengampun, Allah itu setia, Allah itu konsisten, Allah itu pemurah, dan sebagainya. Merenungkan akan hal-hal seperti ini tentu memberikan dorongan dan penghiburan yang besar kepada Daud. Akibatnya, dia mendapat tuntunan yang diperlukannya untuk memulihkan keadaannya kembali. Anda dapat membaca cerita ini dalam 1 Samuel 30.
Setiap orang Kristen harus bertindak seperti Daud, dan buku ini dapat membantu Anda untuk bertindak seperti Daud. Sahabat-sahabat memang baik (terima kasih Tuhan untuk mereka), tetapi kita harus tahu sendiri cara berpikir yang berlandaskan Alkitab tentang masalah kehidupan, untuk memberi tahu kepada diri kita fakta-fakta iman dan kemudian menemukan ayat Alkitab yang berkaitan dengan masalah kita.
Sepatutnya kita tahu bagian Alkitab yang harus kita buka jika mengalami pencobaan, dan tahu cara memotivasi diri sendiri agar kembali merasa optimis dan beriman teguh. Hal-hal yang kita kata-kata pada diri sendiri sangat mempengaruhi perasaan kita dan itulah sebabnya kita harus belajar memenuhi pikiran kita dengan kebenaran Firman Allah yang kekal dan tidak berubah.Saya perlu menekankan bahwa perkataan negatif yang kita katakan pada diri sendirilah yang sering menjadi penyebab kita merasa sedih. Kita berkata kepada diri kita sehingga merasa sedih dengan mengulang-ulang pernyataan yang memperkecil atau memperbesar fakta yang sebenarnya. Seperti halnya kita dapat memberi tahu diri kita hal-hal yang akan menyebabkan kita merasa terpuruk, kita juga dapat memberi tahu diri sendiri untuk keluar dari kesedihan. Selama bertahun-tahun terlibat dalam konseling kristiani, saya seringkali bertanya kepada orang-orang: Apa yang menyebabkan Anda patah semangat? Saya telah menerima ratusan jawaban dan menyimpulkan ada empat puluh hal yang paling sering menjadi penyebabnya. Jika masalah anda tidak termasuk dalam kategori yang ada ini, carilah kategori yang paling mendekati masalah Anda. Saya merasa yakin Anda akan menemukan sesuatu yang akan membangkitkan, menyegarkan, dan melayani roh Anda. Buku ini dapat dipakai dengan dua cara. Pertama, untuk membantu diri Anda sendiri menemukan ayat-ayat dan perenungan yang sesuai yang perlu Anda renungkan ketika patah semangat. Kedua, sebagai sarana untuk melayani orang lain yang membutuhkan dorongan dan penghiburan.
Tidak perlu dikatakan lagi bahwa kuasa buku ini terletak oada ayat-ayat Alkitab yang ditunjukkan dan ditekankan. Saya juga memberikan sedikit ulasan dan pernyataan saya sendiri beserta doa yang dapat dipakai pada akhir perenungan. Kalau doa itu kurang menolong Anda, susunlah doa Anda sendiri. Saya rasa tidak perlu diragukan lagi bahwa komentar saya jauh tidak bernilai dibandingkan dengan Firman Alkitab. Tetapi saya mendasarkan nasehat saya itu pada Alkitab dan dibangun sekitar tema-tema besar seperti kedaulatan, kuasa, kemurahan hati, pengampunan Allah. Ini kebenaran-kebenaran yang sama yang sudah Daud renungkan pada masa sulit di Ziklag. Pikiran dan gagasan yang dicatat disini telah dipakai dalam berbagai situasi konseling selama bertahun-tahun. Banyak orang yang mengatakan bahwa mereka merasa tertolong sekali. Saya harap Anda juga akan merasakan hal yang sama. Satu hal yang penting, "mendorong dan menghibur" janganlah dianggap sebagai sesuatu yang sentimental belaka. Kita perlu menyadari bahwa Alkitab itu tetap menolong kita ketika ayat-ayat dalam Alkitab itu sepertinya mengkonfrontasi dan menantang kita, sama halnya seperti ketika kita dihibur dan ditenangkan. Dihadapkan pada tantangan ketika kita terluka mungkin bukanlah yang kita harapkan, tetapi mungkin justru hal itulah yang paling kita perlukan. Suku Afrika mengatakan ada obat yang rasanya tidak enak, tetapi berkhasiat baik: "Obat yang menyakiti lebih baik" (Lebih baik meminum obat yang rasanya tidak enak itu daripada tetap merasakan sakit yang jauh lebih tidak enak). Ingatlah selalu bahwa pada saat Allah memberikan tantangan kepada kita, sesungguhnya Dia sedang membawa kita ke tempat di mana kita bergantung sepenuhnya kepad Dia, kepada ketergantungan yang lebih bulat dan sepenuhnya pada Allah. Allah tidak saja menaikkan standar ke tingkat yang jauh lebih tinggi, tetapi juga memberikan kuasa untuk mencapai standar itu.
Secara pribadi, saya terhibur bahwa Allah begitu peduli kepada saya sehingga Dia tidak membiarkan saya bebas melakukan hal-hal yang akan menghambat potensi saya dan menghalangi keefektifan saya bagi-Nya. Dia mengasihi saya apa adanya, sehingga Dia tidak membiarkan saya seperti apa adanya. Jadi, ingatlah bahwa meskipun firman-Nya menyudutkan dan menyerang kita, hal itu tetap merupakan pelayanan penghiburan dari Allah. Jadi, ingatlah bahwa Allah tetap memberikan pelayanan penghiburan kepada kita meskipun Firman-Nya berbicara untuk menantang dan mengkonfrontasi kita. Lihatlah hal ini sebagai "teguran kasih" Tuhan, karena memang itu maksudnya. Hendaklah Anda, seperti halnya Daud di Ziklag, belajar kemampuan mendorong dan menghibur diri sendiri di dalam Tuhan Allahmu.