Apa sebenarnya motivasi itu? Kata motivasi berasal dari akar kata "motive" atau "motiwum" yang berarti 'a moving cause' yang berhubungan dengan 'inner drive, impulse, intension'. Kata "motive" atau "motif" ini bila berkembang menjadi motivasi, artinya menjadi 'sedang digerakkan atau telah digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang menggerakkan itu terwujud dalam tindakan'.
Menyoroti istilah motivasi dari sumber yang memberikan dorongan, maka dapat ditemukan bahwa sumber dorongan itu bisa datang dari dalam atau dari sesuatu yang menggerakkan keinginan dari luar. Sumber penggerak motivasi yang berasal dari dalam cenderung beranjak dari kebiasaan individu (yang telah berkembang secara kompleks), sedangkan motivasi yang sumber penggeraknya datang dari luar selalu disertai oleh persetujuan, kemauan, dan kehendak individu.
Dilihat dari segi etika, motif didefinisikan sebagai pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang menjadi penyebab seseorang melakukan suatu tindakan. Motivasi di sini berarti dorongan yang menggerakkan serta mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan apa yang dikehendakinya, tertuju kepada tujuan yang diinginkannya.
Dengan demikian, motivasi ialah kekuatan yang mendorong untuk bertindak atau dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar (yang dilakukan dengan mendorong atau menarik). Motivasi jelas datang dari pelbagai macam sumber. Motivasi dapat digerakkan oleh kebutuhan (yang kompleks) seseorang, ataupun dorongan dari seorang motivator yang memberi pengaruh motivasi kepada orang lain.
SUMBER MOTIVASI BAGI KETERLIBATAN DALAM TUGAS
Seorang pemimpin dapat melibatkan orang-orang yang dipimpinnya dengan menciptakan kondisi yang mendorong motivasi para karyawan.
DASAR PENGEMBANGAN MOTIVASI
Seorang pemimpin yang bijak dapat mengembangkan motivasi para karyawannya dengan dasar-dasar berikut ini.
Motivasi dalam kepemimpinan dimaksudkan untuk memberikan dorongan bagi setiap karyawan guna terlibat dalam kerja secara maksimal. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun, mendorong, serta mendukung semangat dan moral dengan gaya positif (untuk menghindari manipulasi). Pemimpin perlu memberikan dorongan agar orang-orang yang dipimpinnya belajar menghargai pekerjaan dan bersyukur untuk setiap hasil kerja yang dicapainya. Mereka harus disadarkan, bahwa berprestasi dalam pekerjaan justru menaikkan harga diri mereka. Mereka juga perlu diberi dorongan untuk bekerja aktif yang dilakukan dengan sukacita, sehingga membawa manfaat positif serta nilai lebih bagi diri, pemimpin, organisasi, serta lingkungan kerja.
LIMA KISI MOTIVASI
Pada dasarnya, motivasi dilakukan dengan mengadakan sentuhan-sentuhan manusiawi yang menyentuh personalitas setiap individu. Motivasi dapat dilakukan dengan cara berikut.
Manusia adalah makhluk yang "complex unity", yang meliputi roh, jiwa, dan tubuh. Tubuh sebagai bagian yang riil dari manusia, berhubungan dengan roh serta jiwanya secara integral. Roh serta jiwa manusia dapat dipuaskan dengan jalan sentuhan tubuh. Sentuhan tubuh dapat dilakukan dengan tersenyum, berjabat tangan, menepuk bahu, dsb., yang dilakukan dengan penuh kesopanan serta penghargaan kepada pegawai yang harus dilihat sebagai subyek.
Kebutuhan fisik berhubungan erat dengan kebutuhan roh serta jiwa. Hubungan erat ini menyebabkan adanya hubungan pemenuhan kebutuhan yang utuh. Apabila tubuh diberi sentuhan sebagai tanda hormat, pujian, dan dukungan, maka akan ada respons kepuasan roh serta jiwa. Sentuhan-sentuhan ini dengan sendirinya akan memberi dorongan kuat (motivasi) untuk "menjadi lebih baik", sehingga tergerak untuk lebih aktif dan maju.
Motivasi melalui sentuhan rohani ialah motivasi yang menyentuh kisi moral. Motivasi ini berkaitan dengan pengembangan "integritas serta komitmen". Di sini para pegawai ditolong untuk memberikan tempat kepada faktor rohani, agar mereka memiliki prioritas tinggi dalam motivasi. Kepuasan rohani akan membawa kestabilan moral terhadap integritas terhadap diri, integritas rohani, integritas sosial, integritas ekonomi, dan integritas kerja yang tetap serta ditandai oleh komitmen yang pasti. Sentuhan rohani dapat dilakukan dengan memberikan nasihat/ajaran moral/hikmat, dsb., yang memberi dorongan untuk mempertebal rasa/keinginan moral untuk menjadi lebih baik, lebih setia, lebih jujur, lebih aktif/giat, lebih bertanggung jawab, dsb., dalam melakukan tugas.
Pemimpin dapat membuat gerakan motivasi dengan sentuhan psikologis kepada orang-orang yang dipimpinnya. Sentuhan psikologis dapat berupa pujian (praising} atau teguran (reprimend), sesuai dengan kondisi langsung yang ditemukan pemimpin pada setiap pegawainya. Motivasi psikologis yang diberikan dengan tulus akan memberi dorongan yang kuat bagi para karyawan untuk bergerak maju, memperbaiki diri dan bekerja dengan lebih baik (bekerja semakin efektif, efisien, dalam hubungan manusia/organisasi yang sehat).
Motivasi sukses berhubungan dengan prestasi sosial atau imbalan ekonomi, dsb. Motivasi sukses dapat diwujudkan dalam bentuk kenaikan pangkat/promosi sebagai tanda prestasi, dan imbalan lebih yang dapat menjawab kebutuhan ekonomi serta penghargaan sosial lain. Apabila dilakukan dengan bijak, motivasi sukses ini akan memberi dorongan yang kuat untuk bekerja dengan lebih giat/bersemangat, yang akan membawa hasil lebih dalam bekerja.
Motivasi diri atau "self motivation" adalah upaya membangunkan semangat diri dengan sugesti diri secara positif. Sugesti diri secara positif dapat dikembangkan dengan cara terus-menerus mengembangkan sikap positif, pilihan-pilihan positif, dan keputusan positif yang membangun diri dan orang lain. Motivasi diri bertujuan menjaga kestabilan sikap serta tekad untuk terus maju dan berprestasi. Motivasi diri seperti ini akan meredam gejolak-gejolak negatif dalam diri serta memberi kekuatan ganda menghadapi krisis hidup. Motivasi diri memberi tanda kematangan dan membangun tekad untuk bertahan serta maju/sukses.
MEMASTIKAN MOTIVASI DALAM KEWENANGAN KEPEMIMPINAN
Setiap pemimpin dengan kewenangan kepemimpinan yang ada padanya dapat memastikan bahwa ia dapat memberi motivasi bagi para karyawannya, yaitu dengan memberikan sentuhan serta dorongan yang pasti terhadap setiap karyawannya. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan berikut ini.
TINDAKAN PEMASTIAN BAGI KEBERHASILAN MOTIVASI
Pemimpin yang tegas dan tekun akan memberi motivasi kepada para karyawannya, agar dapat mengambil langkah pemastian keberhasilan motivasi, seperti di bawah ini.
Dengan mengingat kepentingan motivasi seperti telah disinggung di atas, setiap pemimpin yang ingin maju dan berhasil harus belajar serta bersungguh-sungguh menerapkannya dalam kepemimpinan, yang pada akhirnya akan menjamin keberhasilan dirinya sebagai pemimpin.