Sikap yang sejati dalam mendahulukan orang lain 2 Korintus 8: Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. (ay. 9)
Banyak konselor Kristen yang percaya bahwa akar dari banyak masalah adalah mementingkan diri sendiri dan berpusatkan pada diri sendiri. Janganlah heran sewaktu memeriksa diri sendiri dengan jujur, kita menemukan banyak hal yang kita lakukan itu sesungguhnya demi kepentingan diri kita sendiri? Bukankah reaksi spontan jika terjadi sesuatu dilingkungan kita adalah bertanya kepada diri sendiri: "Apakah akibatnya bagi saya?" kita sering merasa sedih karena masalah kecil yang menimpa kita dibandingkan dengan tragedi besar yang menimpa orang lain. Sikap mementingkan diri sendiri dan berpusatkan pada diri ini begitu alami bagi kita sehingga hanya jika kita mau memaksa diri untuk mengakuinya barulah kita akan terkejut menyadari kondisi kita yang bobrok. Tidak banyak yang dapat kita lakukan sendiri untuk memperbaiki kelemahan sifat ini, sehingga kita harus berpaling kepada Kristus memohon pertolongan. Pikiran Tuhan kita yang pertama-tama bukanlah pada diri-Nya sendiri, dan hanya Dia saja yang mampu menolong kita untuk mengasihi orang lain seperti dia. Kekristenan mengatakan bahwa wajar kalau kita mengasihi diri sendiri selama kita tidak hanya mengasihi orang lain dalam kadar yang sama. Bila kita membaca Injil, kita tidak akan menemukan situasi ketika Tuhan kita dapat dituduh mementingkan diri sendiri. Bahkan, ketika menghadapi penyaliban, pikiran-Nya adalah mengampuni orang-orang yang menyalibkan Dia. dia menyelamatkan Petrus, yang menyangkal tiga kali, dengan memandangnya. Dia juga berhanti sejenak untuk menghibur wanita-wanita di sepanjang jalan ke Golgota dengan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!" (Lukas 23:28). Sikap mementingkan diri sendiri timbul dari rasa tidak aman, perasaan bahwa kita tidak punya sesuatu untuk dibagikan kepada orang lain. Hanya hubungan yang dekat, mendalam, dan terus-menerus dengan Yesuslah yang dapat mengalahkan sifat mementingkan iri sendiri dan mengubah diri kita peduli pada sesama.
Ya Allah tolonglah aku mematahkan kecenderungan memikirkan dan mencari keuntungan diri sendiri. Ketika aku datang menyembah-Mu saat ini, kumohon kalahkanlah sikap mengasihi diriku sendiri dengan kasih kepada orang lain yang berasal dari-Mu. Hancurkan aku, leburkan aku, bentuklah aku, dan penuhi aku dengan kasih dari Golgota. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.