Pengharapan adalah salah satu harta terbesar dari iman Kristen. Kata Rasul Paulus dalam 1 Korintus 13:13 "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih." Sepanjang Perjanjian Baru, pengharapan dinyatakan sebagai suatu sifat yang mendapat tempat tetinggi. Karena itu, sangatlah menyedihkan jika hal mendapat tempat terhormat dalam Kitab Suci ternyata hilang dalam hidup manusia. Namun, kita harus membedakan kata "pengharapan" yang digunakan dalam Perjanjian Baru denga yang biasa kita jumpai dalam percakapan sehari-hari. Kadangkala kita mendengar orang berkata: "Kuharap kondisinya akan membaik", atau "Aku mengharapkan kenaikan gaji", namun kita tidak diberi jaminan dalam Kitab Suci bahwa apa saja yang kita "harapkan" dalam pengertian ini semuanya pasti akan terwujud. Yang dimaksud Alkitab dengan "Pengharapan" adalah kepastian yang dimiliki orang Kristen bahwa rencana-rencana kekal Allah tidak pernah gagal dan semua janji-Nya akan digenapi. Dengan berpegang pada fakta ini kita dapat menghadapi dan menangani semua saat sulit dalam hidup kita meskipun harapan dan ambisi duniawi kita hancur. Hal yang memberikan pengharapan kepada orang Kristen yang oleh penulis Ibrani disebut sebagai pengharapan yang "kuat dan aman" (Ibrani 6:19) adalah fakta bahwa Allah duduk di atas takhta-Nya. Pernahkah anda memperhatikan bahwa katika hamba Allah menghadapi kesulitan, mereka diberi penglihatan tentang takhta yang kekal? Yesaya … Daud … Yehezkiel … Rasul Yohanes. Mengapa takhta? Karena Allah memerintah dari takhta-Nya, dan meskipun dunia sepertinya lepas kendali, sesungguhnya Dia selalu mengatur. Pengharapn (atau kepastian) bahwa rencana kekal Allah tetap berlangsung meskipun rencana pribadi kita gagal akan menjadi jangkar harapan bagi jiwa kita. Kita tidak boleh melupakan hal ini.
Bapa yang terkasih dan Allah yang mahakudus, biarlah harapan yang "kuat dan aman" tetap memegangku dengan selamat dan aman, terutama pada waktu harapan pribadiku tidak tercapai. Biarlah kehendak-Mu yang jadi. Biarlah aku selalu bersukacita karena-Nya. Amin.