Seperti dikatakan Hemingway: "Kehidupan menghancurkan kita semua," tetapi tidak banyak yang lebih menyakitkan dibandingkan kondisi yang sulit dalam rumah tangga. Masalah apa saja yang membuat kita hancur dalam rumah tangga? Pasangan yang tidak setia atau tidak mengasihi, anak-anak yang tidak taat atau pemberontak, selalu bertengkar atau berkelahi, salah paham, masalah keuangan, hidup dengan ipar, atau mertua yang sulit, kelemahan atau sakit, … dsb. Banyak orang, yang meski pun setia pada keluarganya, tersenyum pada dunia, tetapi di dalam hati mereka hancur dan merana. Suatu penelitian yang dilakukan Univesitas Rhode Island (USA) beberapa tahun yang lalu menyimpulkan bahwa salah satu tempat yang paling berbahaya di bumi ini adalah rumah tangga Amerika pada umumnya. Dan, ada bukti bahwa hal ini juga sudah mulai menjalar di Eropa. Agar dapat bertahan menghadapi masalah yang timbul dalam rumah tangga, pertama-tama kita harus yakin akan jati diri kita sebagai pribadi: baru setelah itu kita bisa yakin sebagai suami/istri dan orang tua. Bila kita mendasarkan kehidupan dan kekuatan kita pada orang-orang di sekitar kita yang punya ikatan dengan kita, dan bukan pada Allah, maka saat kesulitan timbul akhirnya kita akan mengalami kejatuhan rohani. Tidak istri, suami, ayah, ibu, atau anak yang dapat memenuhi kebutuhan terdalam jiwa kita; karena mereka saja tidaklah cukup. Allah adalah satu-satunya yang mampu memenuhi kebutuhan kita. Dari Dia sajalah kita memperoleh tenaga dan kekuatan agar dapat berhubungan baik dengan orang lain. Jika kita berusaha mendapatkan tenaga itu dari orang lain dan bukan dari Allah, maka dengan cepat kita kehilangan kemampuan berhubungan baik dengan orang lain. Rahasia agar dapat menangani semua hubungan dengan orang lain. Rahasia agar dapat menangani semua hubungan dengan orang lain adalah dengan mempertahankan hubungan yang dekat, teguh, dan penuh arti dengan Kristus. Hal ini tidak menjamin bahwa orang lain akan berubah, tetapi akan memampukan kita untuk menghadapi apapun masalah yang muncul.
Bapa, aku melihat bahwa Engkau dan hanya Engkau saja yang memiliki semua perlengkapan yang aku butuhkan agar dapat mengatasi masalah kehidupan dan dapat berhubungan baik dengan orang lain. Aku datang kepada-Mu saat ini untuk memohon pertolongan-Mu. Janji-Mu mengatakan jika aku mendekat kepada-Mu. Engkau akan mendekat kepadaku. Kuatkan aku, inilah doaku. Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.